tentang etnografi

index

Hallo….!!!

Apasih etnografi kenapa etnografi sangat penting dalam disiplin ilmu antropologi… yuk tengok apa itu etnografi?…

  1. Jelaskan pengertian etnografi dan jelaskan apa yang dimaksud dengan etnografi klasik, etnografi modern, dan etnografi baru?

Jawab :

Etnografi merupakan produk dari disiplin ilmu antropologi. Etnografi melukiskan fenomena dalam masyarakat dan kebudayaan, karena fokus kajian dalam disiplin ilmu antropologi adalah kebudayaan.

Ditinjau dari sudut pandang bahasa etnografi terdiri dari dua kata dari bahasa yunani ethnos yang berarti etnis/suku dan graphien yang berarti gambaran/lukisan. Berarti etnografi merupakan lukisan mengenai suku-suku yang ada di bumi.

Etnografi dapat merupakan laporan hasil penelitian, karena dibuat berdasarkan penelitian-penelitian lapangan yang dilakukan oleh para etnografer. Karena tulisan etnografi berusaha untuk melukiskan fenomena dalam masyarakat dan kebudayaan serta membawa pembaca masuk dalam dunia tersebut walaupun tanpa harus datang ke objek. Disisi lain etnografi juga dapat menjadi sebuah metode penelitian karena ciri-ciri yang khas dari metode penelitian lapangan etnografi adalah sifatnya yag holistik-integratif, thick deskription, dan analisa kualitatif dalam rangka mendapatkan native’s poin of view ( James.P.Spradley, 2006:viii ).

Etnografi mengajarkan bagaimana cara memandang, mengamati, menyelidiki, dan menggambarkan berbagai fenomena kebudayaan yang ada dalam masyarakat.

Zaman terus berkembang begitu pula etnografi, ada tiga klasifikasi etnografi sesuai dengan perkembangan zaman yaitu etnografi klasik, etnografi modern, dan etnografi baru.

Etnografi klasik adalah etnografi yang dibuat berdasarkan hasil catatan perjalanan para penjelajah dunia yang juga menyebarkan agama protestan. Dlam etnografi klasik belum ada penelitian-penelitian lapangan yang dilakukan oleh para etnografer secara intensif ( materi kajian etnografi, Gunawan ) . Etnografi klasik dapat pula disebut etnografi dibelakang meja karena para etnografer hanya bekerja di kamar kerja sendiri dan di perpustakaan untuk mengumpulkan literatur-literatur untuk tulisan mereka. Tokoh dalam etnografi klasik ini yaitu E.B Taylor, James Frezer, dan LH.Morgan. merea berusaha membangun tingkat-tingkat perkembangan evolusi budaya manusia dari manusia mula muncul dimuka bumi sampai kemasa manusia kini (James.P.Spradley,2006:ix). Etnografi klasik hanya melukiskan tentang masyarakat diluar Eropa atau yang disebut mereka dengan masyarakat “ primitif” karena mereka memandingkan kebudayaan masyarakat lain dengan kebudayaan masyarakat eropa yang saat itu seudah berkembang. oleh karena itu etnografi klasik masih bersifat eropasentris ( materi kajian etnografi,Gunawan ) . Sehingga muncul kelas kebudayaan yaitu superordinat dan subordinat.

Dalam perkembangannya etnografi menuai kritik dari beberapa tokoh seperti Radclif Brown dan Bronislaw Malinowski. Ciri penting yang membedakan mereka dari para etnografer awal adalah bahwa keduanya tidak terlalu memandang penting hal ihwal yang berhubungan dengans sejarah kebudayaan suatu kelompok masyarakat (James.P.Spradley,2006:x). Metode penellitian dalam etnografi modern adalah dengan melakukan penelitian lapangan. Etnografer secara langsung mencari informasi di lapangan dengan tujuan mendapatkan informasi yang berupa fakta yang ia lihat maupun hasil dari wawancara dengan masyarakat sekitar. Etnografi modern berarti berdasarkan dari sudut pandang peneliti kebudayaan. Hubungan antara kenyataand atau fakta dengan kenyataan atau fakta lain dan kebenaran pernyataan tersebut telah diuji melalui metode dan prosedur terntentu ( materi kajian etnografi : Gunawan ). Tujuan dari enografi modern adala mendikripsikan dan membangun struktur sosial dab budaya masyarakat (the way of life) ( James.P.Spradley,2006:xi).

Setelah berkembanganya entografi modern disusul kemudian etnografi baru. Tujuannya bukan lagi hanya menggmbarkan namun memusatkan perhatiannya pada organisasi internal suatu masayarakat dalam rangka untuk mendapatkan kaidah-kaidah umum tentang masyarakat, bagaimana masyarakat mengorganisasikan budaya mereka dalam pikiran mereka dna kemudian menggunakan budaya tersebut dalam kehidupan (James.P.Spradley,2006:xii). Oleh karena itu asumsi kaum antorpologi kognitif kebudayaan ada didalam pikiran manusia dan perilaku atau apa yang terjadi merupakan hasil dari kudayaan dalam pikiran tersebut. Tokoh pelopor etnografi baru adalah Goodenhoug, charles.O.Frake dan lainnya. Bahasan dalam etnografi baru juga hanya pada satu unsur kebudayaan saja misalnya sistem kekerabatan, maka hanya sistem kekerabatan saja yang dibahas. Dan etnografi baru juga dibuat biasanya untuk mencari jalan keluar atas suatu masalah dalam kebudayaan masyarakat tersebut.

  1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “partial truths” dalam etnografi? Mengapa etnografi bersifat demikian?.

Jawab :

Partial truths dalam etnografi berarti kebenaran sebuah etnografi tidak dapat digeneralisir karena tulisan etnografi tergantung kepentingan seseorang yang menuliskan dan memandang kebudayaan tersebut. Sebuah kebudayaan yang menjadi objek kajian etnografi adalah dimiliki oleh sekelompok orang, bersifat relative antara satu denga yang lain tidak sama, dipelajari, adaptive dan integratif sesuai lingkungannya dan selalu berubah sesuai dengan perkembangan waktu ( GR Lono Lastoro:Jeratbudaya.blogspot.com).

Kebenaran etnografi bersifat bersifat partial, ia benar hanya apabila dipahami berdasarkan motivasi dari pembatas-pembatas yang menentukan pendeskripsian tersebut ( GR Lono Lastoro:Jeratbudaya.blogspot.com). kebenaran sebuah etnografi yang bersifat partial dibatasi oleh teori yang digunakan oleh etnografer.

Ketika membaca sebuah etnografi kita harus bersikap read beetween on the line ( tidak hanya membaca apa yang dituliskan seorang etnografer namun juga memahami apa maksud peneliti yang tidak secara implisit disampaikan dalam tulisan etnografi tersebut). Keobjektifan sebuah etnografi berbeda masing-masing individu. Keobjektifan etnografi diukur dengan kenyataan dan fakta yang diperoleh dalam proses penelitiannya.

  1. Jelaskan apa yang menjadi pokok dalam kajian etnografi visual dan bagaimana cara melakukan analisis terhadap data visual khususnya data yang berupa etnografi?

Jawab :

Etnografi visual merupakan perkembangan metode etnografi yang pernah ada. Peran kamera dan panca indra dalam produk etnografi visual sangat urgen sifatnya. karena untuk mengumpulkan data etnografi visual dengan mengandalkan kekuatan indera penglihatan ( gunawan : Materi Kajian Etnografi ). Objek kajian etnografi visual tentunya adalah hal yang dapat dilihat oleh indera penglihatan seorang peneliti yaitu interaksi masyarakat dan artefak kebudayaan masyarakat yang ( kebudayaan yang bersifat material ). Produk dari etnografi visual diantaranya adalah foto, video, dan film.

Pada pengertian ini foto bisa dikatakan sebagai bentuk dokumentasi yang objektif dan bukti kehadiran sang pemotret pada saat peristiwa yang tercetak diatas selembar foto itu terjadi. “Saya sudah pernah ada di sana”, dan selembar foto jadi buktinya (Muhammad Zamzam F : Jeratbudaya.blogspot.com).

Cara membaca etnografi visual terutama sebuah foto adalah dengan cara punctum menurut bernhes dimana ketika kita melihat sebuah foto kita memperoleh pemahaman diluar foto yang kita lihat. Misalnya ketika kita melihat seorang guru yang sedang mengajar sedang muridnya berpakaian tanpa seragam ketika kita melihat foto itu kita merasakan kesedihan, dan menengok kondisi yang memprihatinkan.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa foto dalam proses pengambilannya sangat dipengaruhi oleh minat sang fotografer. Oleh karena itu untuk menganalisis hasil etnografi lewat foto kita harus menyeleksi lalu mengkombinasikan proses ketersambungan antara foto yang satu dengan foto yang berikutnya atau sebelumnya (sintagmatik). Sedangkan pada proses “seleksi” kami mencoba memilih foto yang bisa saling menggantikan. Dalam proses ini foto yang satu dengan foto yang lain ditempatkan secara vertikal, lewat hubungan asosiatif atau keserupaan (paradigmatik). Berdasarkan hubungan ini foto yang tidak ditempatkan dalam (in absentia) dalam urutan, bisa menggantikan posisi foto yang ada dalam urutan, karena hubungan asosiatif tertentu (Muhammad Zamzam F : Jeratbudaya.blogspot.com).

Maka pada fase pertemuan foto dengan penikmatnya (baik lewat pameran atau pun diluar pameran), foto tidak lagi “objektif” dan tidak pula “subjektif” melainkan “intersubjektif”. Proses pembacaan, pemahaman, dan perdebatan yang melibatkan berbagai macam tafsiran (Muhammad Zamzam F : Jeratbudaya.blogspot.com).

bahwa foto (juga bahasa) bukanlah sebuah “copy” dari kenyataan secara persis, alamiah, dan stabil. Namun, dalam foto (juga bahasa) penuh dengan rekayasa, kontruksi, kecenderungan-kecenderungan, dan intensi. Suatu hal yang tidak bisa dihindari namun harus disadari (Muhammad Zamzam F : Jeratbudaya.blogspot.com). Meskipun hasil etnografi visual dan sangat dibatasi oleh lensa kamera dan indera penglihatan peneliti setidaknya foto atau video mampu menampakan kenyataan sebuah kebudayaan walaupun terkadang tidak sama persis dengan apa yang dilihat si peneliti.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: