Gejala Sosial

https://bem.pefe.ui.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/1-potret-kemiskinan.jpg

Pengertian Gejala Sosial

     Dalam kehidupa sehari-hari, pastinya terdapat gejala-gejala sosial. Gejala-gejala tersebut ada yang sifatnya positif namun juga ada yang negative. Gejala-gejala sosial dalam sosiologi disebut juga dengan fenomena sosial. Munculnya fenomena sosial dimasyarakat diawali karena adanya perubahan sosial dan budaya. Tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan sosial merupakan hal yang pasti terjadi pada masyarakat, meskipun sekecil sekalipun

  Perubahan tersebut memang tidak bisa dihindari, tetapi kita bisa mencegahnya melalui upaya-upaya tertentu.Perubahan sosial ada yang bersifat positif dan ada juga yang bersifat negatif, sehingga kita harus hati-hati dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Misalnya, beberapa fenomena sosial yang terdapat di masyarakat adalah munculnya kesenjangan sosial, demam musik luar (boyband/girlband), pencemaran lingkungan, dan lain sebagainya. Gejala sosial juga diartikan sebagai suatu pristiwa yang sering terjadi pada lapisan masyarakat, baik masyarakat tradisional maupun masyarakat modern.

Faktor-Faktor Penyebab Gejala Sosial

Gejala sosial di masyarakat, tidak terjadi dengan sendirinya, akan tetapi terdapat factor penyebab. Factor-faktor tersebut antara lain:

  1. Faktor kultural merupakan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat/komunitas. Ada beberapa contoh gejala sosial berdasarkan faktor kultural, antara lain kemiskinan, kerja bakti, prilaku menyimpang, dsb.
  2. Faktor struktural merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi struktur, struktur yang dimaksud adalah sesuatu yang disusun oleh pola tertentu. Faktor struktural  dapat dilihat dari pola-pola hubungan antar individu dan kelompok yang terjalin dilingkungan masyarakat. Contoh gejala sosial yang dipengaruhi oleh faktor struktural seperti penyuluhan sosial, interaksi dengan orang lain dsb.

Dampak Gejala Sosial di Masyarakat

Terjadinya perubahan sosial-budaya dimasyarakat merupakan salah satu akibat dari gejala sosial. Dampak gejala sosial ada yang bersifat positif dan negatif.

1     Dampak positif

     Jika kita menyikapi dengan baik, bersikap terbuka, dan mengimbangi perubahan sosial-budaya yang ada. Maka perubahan-perubahan yang terjadi akan memberikan dampak positif.. Misalnya kita bersikap terbuka dan mencoba mengikuti perkembangan kemajuan bidang tekhnologi. seperi telepon, handphone, telegram, email, dsb. Dengan adanya alat komunikasi yang modern tersebut , maka, maka kita dapat melakukan interaksi jarak jauh tanpa harus bertemu secara langsung. Kita juga tidak dikatakan sebagai orang yang ketinggalan jaman, serta kita bisa dengan mudah dan cepat menerima informasi.

2     Dampak negatif

     Seseorang yang tidak dapat menerima perubahan yang terjadi akan mengalami keguncangan culture shock. Ketidak sanggupan seseorang dalam menghadapi gejala sosial akan membawa kearah prilaku menyimpang. Bentuk cultural shock misalnya, seseorang yang merantau dari desa di kota. Karena terbiasa di desa dengan pegangan nilai dan norma yang kuat, ketika berhadapan dengan kehidupan kota yang bebas dan tidak ada larangan, maka orang tersebut tidak dapat beradaptasi dengan baik. Akibatnya orang tersebut merasa khawatir dan galau yang berlebihan yang berakibat pada perilaku menyimpang.

Contoh Gejala Sosial dalam Masyarakat

  1. Kemiskinan

     Kemiskinan diartikan sebagai keadaan seseorang yang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok, dan tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Dalam masyarakat modern, kemiskinan dilihat sebagai keadaan seseorang tidak memiliki harta yang cukup untuk memenuhi standar kehidupan dilingkungannya. Secara sosiologis, masalah kemiskinan ini timbul karena lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi tidak berfungsi dengan baik.

  1. Kejahatan

     Kejahatan terbentuk melalui proses imitasi, pelaksanaan peran sosial, asosiasi diferensial, kompensasi, identifikasi, konsepsi diri, dan kekecewaan yang agresif. Kejahatan juga dapat dipicu oleh pola hidup konsumtif yang tidak diimbangi dengan produktivitas.

  1. Disorganisasi Keluarga

     Adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit karena anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban yang sesuai dengan peran sosialnya. Bentuk-bentuk disorganisasi keluarga adalah keluarga yang tidak lengkap karena hubungan diluar nikah, perceraian, buruknya komunikasi antaranggota keluarga, krisis keluarga karena kepala keluarga meninggalkan keluarga (seperti meninggal, dihukum pidana atau berperang), serta terganggunya mental salah satu anggota keluarga.

  1. Masalah Generasi Muda Masyarakat Modern

     Umumnya ditandai oleh dua ciri yang berlawanan, yaitu keinginan untuk melawan dan sikap apatis. Keinginan untuk melawan antara lain ditunjukan dalam sikap radikalisme. Sementara, sikap apatis misalnya penyesuaian yang membabi buta terhadap ukuran moral generasi tua. Dalam masyarakat yang sedang mengalami masa transisi, generasi muda seolah terjepit antara norma lama dan norma baru (yang kadang belum terbentuk).

  1. Peperangan

Merupakan sebuah bentuk pertentangan antara kelompok atau masyarakat (termasuk Negara) yang umumnya diakhiri dengan akomodasi.

  1. Pelanggaran Terhadap Norma-Norma Masyarakat

Bentuk perilau pelanggaran norma-norma masyarakat seperti pelacuran.kenakalan remaja, alkoholisme dan korupsi.

Masalah Sosial
Masalah sosial sesungguhnya merupakan akibat dari interaksi sosial antar individu, antar individu dengan kelompok, atau antar kelompok. Dalam keadaan normal, interaksi sosial dapat menghasilkan integrasi. Namun, interaksi sosial juga dapat menghasilkan konflik.

Soerjono Soekanto mengatakan bahwa masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Soerjono Soekanto membedakan masalah sosial menjadi empat yaitu sebagai berikut:
a. Masalah sosial dari faktor ekonomis, seperti kemiskinan dan pengangguran
b. Masalah sosial dari faktor biologis, seperti penyakit menular
c. Masalah sosial dari faktor psikologis, seperti penyakit syaraf dan bunuh diri
d. Masalah sosial dari faktor kebudayaan, seperti perceraian dan kenakalan remaja

Dalam menentukan apakah suatu masalah merupakan masalah sosial atau bukan, para sosiolog menggunakan beberapa dasar sebagai ukuran, yaitu:
1. Kriteria umum
Masalah sosial terjadi karena ada perbedaan antara nilai-nilai dalam suatu masyarakat dengan kondisi nyata kehidupan. Artinya, ada ketidakcocokan antara anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dan kenyataan sebenarnya. Kriteria umum masalah sosial pun berbeda-beda di setiap masyarakat, hal ini tergantung pada nilai-nilai yang mereka anut. Contoh, di Indonesia “kumpul kebo” dilihat sebagai sebuah masalah, tetapi tidak demikian di amerika.

2. Sumber masalah sosial
Selain bersumber dari interaksi sosial yang efektif, masalah sosial juga dapat bersumber dari gejala-gejala alam, seperti gempa bumi atau kemarau panjang. Namun tidak semua gejala alam menjadi sumber masalah sosial. Gejala alam menjadi sumber masalah sosial jika gejala tersebut mengakibatkan masalah sosial tertentu. Contohnya, banjir bukanlah masalah sosial. Namun akibat yang ditimbulkanya, seperti kehilangan tempat tinggal atau pencurian merupakan masalah sosial.

3. Pihak yang menetapkan masalah sosial
Dalam masyarakat, umumnya terdapat sekelompok kecil individu yang mempunyai kekuasaan dan wewenang untuk menentukan apakah sesuatu dianggap sebagai masalah sosial atau bukan. Kelompok-kelompok tersebut diantaranya adalah pemerintah, tokoh masyarakat, organisasi sosial, dewan atau musyawarah masyarakat.

4. Masalah sosial nyata dan laten
Masalah sosial nyata adalah masalah sosial yang timbul akibat terjadinya kepincangan yang disebabkan ketidaksesuaian tindakan dengan norma dan nilai masyarakat.  Masalah sosial nyata umumnya berusaha dihilangkan. Masalah sosial laten adalah masalah sosial yang ada dalam masyarakat, tetapi tidak diakui sebagai masalah. Hal ini umumnya disebabkan ketidakberdayaan masyarakat untuk mengatasinya.

5. Perhatian masyarakat dan masalah sosial
Suatu kejadian atau peristiwa berubah menjadi masalah sosial ketika hal tersebut menarik perhatian masyarakat. Masyarakat secara intens membahas dan menggugat peristiwa tersebut. Namun demikian, tidak semua masalah sosial menjadi perhatian masyarakat. Sebaliknya suatu yang menjadi perhatian masyarakat belum tentu merupakan masalah. Contohnya, merebaknya pelanggaran lalu lintas adalah masalah, namun tidak menarik perhatian masyarakat. Sebaliknya sebuah bus yang terbalik dijalan raya bukanlah masalah sosial walaupun menarik perhatian masyarakat.

Sumber

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi 1:Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta. Esis Erlangga

Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE – UI.

Soerjono Soekanto. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

https://sosiologi-sman-1-cibeber-cikotok.blogspot.co.id/2014/10/materi-kelas-xbab-3-ragam-gejala-sosial.html ( diakses pada 23 Desember 2015 pukul 21.40 )