Kisah inspiratif datang dari sebuah keluarga penjual minuman dengan gerobak dorong asal Kendari, Sulawesi Tenggara bernama Laponi dan Ruwaeda. Meskipun memiliki ekonomi pas-pasan, kedua pasangan suami-istri tersebut mampu menyekolahkan hingga ke bangku perguruan tinggi negeri. Dua anak mereka yang kembar, Nassar dan Hafiad diterima di dua perguruan tinggi negeri. Nassar diterima di program studi Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari. Adapun, Hafiad diterima di program studi Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (UGM). Laponi mengingat, dalam kondisi pas-pasan dirinya selalu mengajarkan anak-anaknya untuk selalu semangat meraih cita-citanya. “Mereka penurut, tidak mengeluh. Saya selalu menyuruh mereka belajar saja,” katanya. Selain kedua anaknya itu, Laponi juga memiliki anak bungsu yang baru masuk pendidikan sekolah dasar. Awalnya, Laponi khawatir tidak dapat membiayai ketiga sekolah anaknya itu. Sebab, dari berjualan aneka minuman itu hasilnya tidak banyak. “Sehari nggak tentu, kadang Rp 50 ribu, kadang bisa sampai Rp 150 ribu,” kata Laponi, seperti yang dikutip Dream*co*id dari laman ugm*ac*id, Senin, 12 Oktober 2015. Untungnya, Hafiad yang baru masuk di UGM mendapat bantuan beasiswa Bidikmisi. Artinya, dia dibebaskan dari biaya kuliah selama delapan semester. (Ism, Sumber: ugm*ac*id)