JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyoroti pentingnya kompetisi aplikasi dalam upaya menumbuhkan ekonomi digital di Indonesia. Terutama dengan merangsang munculnya usaha rintisan digital atau startup yang berkualitas.
Aplikasi yang dihasilkan oleh startup berkualitas bakal banyak dipakai dan membuat berbagai lini kehidupan menjadi lebih praktis. Bahkan bisa jadi penguat ekonomi kecil, misalnya dengan membuat aplikasi yang menghubungkan petani langsung ke pembeli produk taninya.
“Kita perlu 1.000 atau lebih NextDev dan kompetisi yang sejenis ini. Coding juga harus masuk kurikulum. Kalau mau maju harus seperti ini,” ujar Rudiantara di hadapan 20 tim finalis Telkomsel NextDev, di Gedung Kemenkominfo, Jumat (23/10/2015).
“Nanti juga akan ada hackathon untuk membuat aplikasi dalam 24 jam. Pesertanya banyak, sudah sekitar 1.800 orang dan bisa jadi yang terbesar di dunia,” imbuhnya.
Sementara itu Kemenkomifo, menurut Rudiantara, bekerja menyediakan infrastruktur yang mendukung. Salah satunya adalah pembangunan jaringan internet cepat 4G LTE di seluruh Indonesia.
Dia juga mengakui bahwa saat ini, pemerintah belum bisa bergerak selincah negara tetangga dalam hal memberikan dukungan untuk startup. Pendanaan startup di Tanah Air masih berasal dari swasta.
Sementara itu Singapura dan Brunei Darrussalam sudah berani mengucurkan dana untuk menumbuhkan startup.
“Pemerintah Singapura mendukung startup. Kemudian kalau di Brunei, mereka menawarkan 50.000 dollar Brunei (sekitar Rp 490 juta) untuk startup,” terang Chief RA, sapaan akrabnya.
“Saya berharap temen-temen di sini gak berhenti di NextDev, ikuti lagi yang lainnya apapun itu. Pemenang di sini (NextDev) bolehlah coba-coba di Brunei, asal eligible dan bisa dipakai di sana,” pungkasnya.
sumber : kompas.com