Jakarta – Hacking Team, produsen software pengawasan dan hacking asal Italia, hampir saja dibeli oleh perusahaan Arab Saudi yang dikontrol oleh pemerintah.
Bocornya detail negosiasi yang gagal mencapai kesepakatan ini menjadi ironi, mengingat Hacking Team sebenarnya tidak boleh menjual teknologinya ke Arab Saudi. Ketertarikan Arab Saudi pada teknologi Hacking Team diduga karena mereka memerlukannya untuk melacak teroris fundamentalis Sunni.
Dalam dokumen internal sebesar 400GB yang bocor di internet, disebutkan bahwa negosiasi pertama dimulai pada akhir 2013. Namun proses negosiasi tidak berjalan mulus, sehingga berakhir pada 2014 setelah Pangeran Bandar bin Sultan tak lagi menjabat di jajaran intelijen Arab Saudi.
detikINET kutip dari News Softpedia, Selasa (29/9/2015), perusahaan yang ingin membeli Hacking Team adalah Safinvest, grup investasi yang dikontrol oleh Wafic Said, pebisnis ternama kelahiran Suriah yang tinggal di Inggris dan juga sangat dekat dengan keluarga Kerajaan Arab Saudi.
Dalam email internal, CEO Hacking Team David Vincenzetti semula sangat serius menanggapi tawaran Safinvest, mengingat kekhawatirannya terhadap Wassenaar Arrangement, pakta geo politik yang ditandatangi Italia dan menghalangi perusahaannya mengekspor teknologi.
Dengan menjual perusahaannya ke Safinvest, Vincenzetti berencana merelokasi perusahaannya ke Arab Saudi. Ronald Spogli, mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Italia juga diketahui terlibat dalam kesepakatan ini. Spogli bahkan memegang 10% saham Innogest, perusahaan investasi yang punya porsi 26% di saham Hacking Team.