Balon Internet Google, Murah atau Mahal?

Balon Internet Google, Murah atau Mahal?Sergey Brin & Ririek Adriansyah (ash/inet)
Mountain View, California -Loon alias balon internet Google terbang dengan membawa sejumlah harapan. Yakni untuk mewujudkan akses internet di wilayah yang belum tersentuh infrastruktur telekomunikasi.

Namun jika berbicara hitung-hitangan secara bisnis, seberapa besar investasi yang harus dikeluarkan untuk bisa menerbangkan teknologi ini di langit Indonesia?

Baik perwakilan dari Google ataupun petinggi Telkomsel, Indosat dan XL Axiata yang datang ke acara kesepakatan uji teknis Loon di markas Google X, Mountain View, Amerika Serikat, belum ada yang dapat memberi penjelasan secara gamblang soal biaya yang harus dikeluarkan.

Namun Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah memberikan penjelasan, analogi Loon itu sederhananya seperti BTS tambahan, hanya saja ia mengangkasa di langit.

Alhasil, jika ditanya apakah investasi untuk Loon nantinya bakal lebih murah dibandingkan pembangunan BTS secara konvensional, Ririek tak terlalu yakin akan hal itu.

“Kalau lihat secara general, mungkin Loon sendiri lebih mahal daripada BTS konvensional di kondisi yang normal,” ujarnya.

Namun lain halnya jika berbicara untuk remote area — yang biasanya harus di-cover lewat satelit — dimana orang-orangnya tinggal di tempat yang berjauhan.

“Ada yang tinggal di sini, ada yang tinggal sekian kilometer lebih dalam. Dimana kalau kita pakai terestrial itu gak efektif. Misalnya satu BTS hanya meng-cover satu keluarga,” lanjut Ririek. Inilah yang mungkin bisa jadi peluang untuk adopsi balon internet Google.

Kemampuan jangkauan sinyal Loon sendiri bisa mencapai 40 km, sedangkan BTS konvensional cuma 3-5 km. “Bayangkan kalau satu BTS hanya meng-cover satu keluarga, tentu ini costly. Makanya bisa lebih efisien dengan Loon karena jangkauan sinyalnya bisa 40 km, BTS biasa cuma 3-5 km,” Ririek menambahkan.

Telkomsel sendiri rencananya bakal melakukan uji teknis Loon pada awal tahun 2016 dengan menggunakan frekuensi 900 MHz. Pengujian ini akan dilakukan terpisah dari jaringan eksisting yang sedang berjalan. Namun jika dianggap sukses bisa dilakukan hand over.

Adapun biaya untuk melakukan uji teknis ini dilakukan kedua belah pihak sesuai kapasitasnya masing-masing. “Biaya yang dikeluarkan ada. tapi bukan siapa bayar ke siapa. Melainkan ditanggung masing-masing dan untuk Telkomsel relatif kecil, karena kita mengerjakannya di tempat kita,” pungkas Ririek.

Selama uji teknis ini sendiri operator dan Google bakal lebih mengedepankan pengenalan akan teknologi, bukan langsung untuk urusan komersialisasi. Sebab kalau untuk urusan bisnis masih harus menunggu hasil pengujian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: