Mike Casiddy, Vice President Project Loon Google mengungkapkan, balon internet Loon bisa memancarkan sinyal 4G dari ketinggian 20 km di atas permukaan tanah.
Untuk merasakan layanan ini pun pengguna disebut tak butuh mengganti perangkat genggamnya. Sebab sama-sama menggunakan ponsel yang ada di pasaran.
Rencananya, uji jaringan balon internet Google di Indonesia bakal menggandeng tiga operator besar: Telkomsel, Indosat dan XL Axiata. Adapun frekuensi yang digunakan kemungkinan besar di 900 MHz.
Google sejatinya juga berharap pengujian dilakukan pada frekuensi 700 MHz. Hanya saja hal itu sulit dilakukan lantaran frekuensi tersebut masih digunakan untuk TV analog.
“Loon bisa digunakan dengan ponsel 4G yang biasa, dengan menghantarkan kecepatan internet sampai 10 Mbps,” ujar Casiddy, dalam acara penandatanganan kesepakatan dengan Telkomsel, Indosat dan XL di Markas Google X, Mountain View, California, Amerika Serikat.
Casiddy menyebut jika satu unit balon Loon dapat terbang sejauh 500 ribu km. Sejauh ini setidaknya sudah ada tiga operator yang menjalin kolaborasi dengan Google untuk menjajal teknologi balon internet tersebut.
“Telefonica di Brasil, Vodafone di Selandia Baru serta Telstra di Australia,” ungkapnya.
Balon Loon sendiri berfungsi sebagai menara telepon seluler terbang dengan jangkauan sinyal sampai 40 km. Ia mengangkasa dengan angin stratosferik di ketinggian 20 km atau dua kali pesawat komersial, masing-masing balon memancarkan koneksi internet turun ke permukaan dan bila salah satu balon ini keluar jalur maka balon baru akan menggantikannya.
“Loon cocok digunakan untuk wilayah terpencil yang sangat berat untuk pembangunan infrastruktur secara fisik, misalnya dipisahkan oleh lautan dan hutan belantara,” kata Casiddy.
“Beberapa waktu lalu, kami melakukan uji coba di Brasil dan membuka akses internet untuk pertama kalinya bagi sejumlah warga pedesaan di sana. Dan itu menyenangkan,” tandasnya.