Mau Pakai Windows 10 di Ponsel? Siapkan Kapasitas 8 GB

Mau Pakai Windows 10 di Ponsel? Siapkan Kapasitas 8 GB

Jakarta – Dalam waktu dekat Windows 10 versi ponsel bakal hadir. Lantaran sudah beredar informasi soal spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk bisa menjalankan OS terbaru Microsoft itu.

Jadi seperti tertulis di situs resmi Microsoft, ponsel Lumia yang ingin merasakan Windows 10 wajib memiliki kapasitas memori internal minimal sebesar 8 GB. Artinya pengguna ponsel Lumia lawas yang tepatnya berada di kelas entry level terpaksa harus gigit jari.

Tapi bila merujuk pada jajaran ponsel Lumia saat ini sejatinya spesifikasi minimum yang diwajibkan oleh Microsoft itu tak terlalu mengejutkan. Karena seluruh ponsel Lumia yang ditawarkan sekarang kapasitas minimal memori internalnya memang 8 GB.

Seperti detikINET kutip dari Ubergizmo, Rabu (26/8/2015), Windows 10 versi ponsel sendiri sudah direncanakan Microsoft bakal hadir untuk ponsel Lumia dari seri entry level sampai kelas atas. Adapun ponsel Lumia yang akan kebagian pertama kali antara lain adalah Lumia 430, Lumia 435, Lumia 532, Lumia 535, Lumia 540, Lumia 640, Lumia 640 XL, Lumia 735, Lumia 830 dan Lumia 930.

Seperti biasa, update Windows 10 versi ponsel nantinya juga akan hadir melalui jalur Over The Air (OTA). Sayang sampai sekarang Microsoft masih belum membeberkan waktu pasti kehadirannya. Tapi kalau kata spekulasi yang beredar, Windows 10 versi ponsel baru akan hadir pada bulan November mendatang, sesaat setelah Microsoft merilis ponsel Windows 10 pertamanya.

Windows 10 Diadopsi 75 Juta Perangkat

Windows 10 Diadopsi 75 Juta Perangkat

Jakarta – Microsoft tengah tersenyum lebar. Sistem operasi terbarunya berhasil meraup kesuksesan. Sejak diluncurkan 29 Juli 2015 lalu, Windows 10 sudah digunakan oleh 75 juta perangkat.

Informasi tersebut diperoleh dari Yusef Mehdi, Corporate Vice President Microsoft. Ia mengumbar tweet sejumlah keberhasilan yang telah didapat Windows 10 setelah sebulan dirilis.

Dalam akun Twitter-nya, Yusef mengatakan Windows 10 telah digunakan di 192 negara di dunia. Dan sebanyak 90 ribu PC unik dan tablet telah terinstal sistem operasi tersebut. Bahkan beberapa komputer yang dibuat tahun 2007 dapat ter-upgrade ke Windows 10.

Yusef juga men-tweet sebanyak 122 gameplay telah di-streaming dari Xbox One ke perangkat Windows 10. Dan lebih dari 10 juta achievements Microsoft Solitaire Collection dan Minecraft: Windows 10 Edition Beta berhasil ter-unlocked.

Cortana pun makin pintar. Dikatakan Yusef, ketika disodorkan pertanyaan ‘Tell Me a Joke’, asisten digital besutan Microsoft ini telah menjawab dengan setengah juta candaan yang berbeda.

Tak ketinggalan, Yusef turut menginformasikan toko aplikasi Windows. Hingga saat ini koleksi aplikasi di dalamnya terus bertambah. Ia mencatat pengunduhan aplikasi di Wondows Store enam kali lebih banyak ketimbang di Windows 8.

Windows 10 Mobile ‘Rakus’ Storage

Windows 10 Mobile Rakus Storage

Jakarta – Pemilik ponsel Windows low end harus bersiap kecewa. Mereka kemungkinan besar tak bisa mencicipi Windows 10 mobile. Perlu kapasitas penyimpanan yang besar untuk menampung Windows 10 Mobile.

Business Insider, Sabtu (29/8/2015) melansir, Windows 10 mobile memakan kapasitas ruang penyimpanan internal sebesar 8 GB untuk melakukan update dari Windows Phone 8.1.

Isu ini menimpa sejumlah handset Windows Phone dengan spesifikasi rendah berbagai merek, antara lain termasuk Lumia 530 dan HTC 8S. Ponsel ini rata-rata cuma punya kapasitas penyimpanan internal 4 GB.

Windows Insiders, program Microsoft yang khusus menguji sistem operasi terbaru, menemukan bahwa versi awal Windows 10 Mobile memerlukan kapasitas lebih dari 4 GB. Dan sepertinya, kapasitas yang dibutuhkan kini menjadi dua kali lipatnya.

Syarat kapasitas penyimpanan internal sebesar 8 GB memang langkah aneh yang dilakukan Microsoft. Pasalnya, pasar terbesar Microsoft adalah ponsel low end yang rata-rata tidak punya penyimpanan internal cukup untuk Windows 10 Mobile.

Sejumlah pengamat memperingatkan, langkah tersebut berpotensi menciptakan fragmentasi. Sebagian besar pengguna tetap setia memakai Windows Phone 8 sementara segelintir pengguna perangkat high end menggunakan Windows 10 Mobile. Masalah ini juga menimpa OS Android.

Apple sudah belajar dari pengalaman serupa. Saat iOS 8 dirilis, diperlukan 5 GB untuk menginstalnya. Protes pengguna kemudian membuat Apple merampingkan ukurannya menjadi 1,1 GB.

Windows 10 Salip Mac OS X

Windows 10 Salip Mac OS X

Jakarta – Perlahan-lahan Windows 10 makin menguasai pasar. Belum genap sebulan dirilis, sistem operasi ini telah menyalip pangsa pasar Windows 8, Windows Vista bahkan Mac OS X.

Berdasarkan data akses web dari NetMarketShare, Windows 10 telah menembus 5,21% pangsa pasar sistem operasi desktop. Ini menempatkannya pada peringkat keempat di web trafik bulan lalu. Posisinya berada di bawah Windows 8.1, Windows XP dan Windows 7.

Windows 8.1 sendiri menguasai 11,39%, sedangkan Windows XP 12,14%. Sementara Windows 7 masih mendominasi separuh pangsa pasar dengan 57,67%. Diperkirakan tak butuh waktu lama Windows 10 untuk menyalip Windows 8.1.

Sebab, jumlah pengadopsi sistem operasi anyar Microsoft ini terus meningkat. Hingga akhir Agustus lalu, Windows 10 telah terinstal di lebih dari 75 juta perangkat komputer di seluruh dunia.

Sayangnya, prestasi yang diraih Windows 10, tidak dibarengi browser anyarnya Microsoft Edge. Dari data NetMarketShare, Edge mampu meraih 2% dari trafik browser. Sejatinya ini bukanlah hasil yang buruk bagi browser yang memulai debutnya sebulan.

Namun mengingat Edge terseting secara default. Belum lagi proses yang bertahap bila ingin membuat browser lain menjadi deafult, menjadikan nilai tersebut dirasa masih kurang memuaskan.

Windows 10 Versi Mini, Bisa Apa Sih?

Windows 10 Versi Mini, Bisa Apa Sih?

Jakarta – Selain merilis Windows 10 versi penuh untuk PC, ternyata OS anyar milik Microsoft itu juga ada versi mininya, yang diberi nama Windows 10 IoT Core. Sesuai namanya, OS ini diposisikan oleh Microsoft untuk digunakan di perangkat berbasis internet of things (IoT).

Jangan bayangkan OS ini akan sekuat versi penuhnya, yang bisa menjalankan aplikasi semacam Office dan Photoshop. Windows 10 IoT Core hanya bisa dipakai sebagai basis untuk sistem otomatisasi rumah, ataupun robot.

Dan pada saat ini baru bisa dipasangkan dengan dua jenis perangkat, yaitu Raspberry Pi 2 dan MinnowBoard Max, seperti dikutip detikINET dari Ubergizmo, Selasa (11/8/2015).

Keduanya adalah perangkat PC berukuran super mini dan hemat daya. Perbedaannya adalah Raspberry Pi 2 menjalankan prosesor ARM,sementara MinnowBoard Max memakai prosesor Intel.

Kedua PC itu punya target yang serupa, yaitu para developer, pehobi dan pendidik. Di mana Microsoft ingin OS anyarnya itu akan dipakai untuk membuat perangkat-perangkat unik, seperti robot dan sejenisnya.

Microsoft Ingin Pengguna Beralih ke Edge

Microsoft Ingin Pengguna Beralih ke Edge

Jakarta – Microsoft benar-benar ingin agar semakin banyak orang tertarik menggunakan Edge, browser terbarunya yang diperkenalkan berbarengan dengan kemunculan Windows 10.

Banyak pengguna, seperti dilansir Irish Examiner, Selasa (8/9/2015) melaporkan, jika mereka menggunakan Edge saat melakukan pencarian terkait dengan keyword yang menyebut ‘rivalnya’, seperti ‘Chrome’ atau ‘Firefox’, akan muncul pop up.

Isi pop up tersebut menjelaskan alasan mengapa Microsoft merekomendasikan pengguna agar tetap memakai Edge. Contoh pop up adalah seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini.

Microsoft berupaya menginformasikan bahwa menggunakan browser lain akan mendatangkan masalah. Sang raksasa software meyakinkan bahwa Windows 10 dan Edge dirancang untuk dipakai bersama sehingga fungsinya akan berjalan maksimal.

Namun pesan pop up ini sepertinya hanya muncul ketika pengguna melakukan pencarian dengan keyword si ‘rival’ untuk pertama kalinya, dan tidak dialami pengguna di seluruh negara.

Memang sudah menjadi ‘PR’ Microsoft untuk membuat orang agar mau berpaling ke Edge. Saat baru diperkenalkan, Microsoft sesumbar bahwa browsernya jauh lebih bagus ketimbang kompetitor.

Untuk memperkuat klaim tersebut, beberapa waktu lalu mereka pun melakukan pengujian JavaScript. Hasilnya, Edge mempecundangi Chrome, Firefox dan Internet Explorer.

Dalam pengujian ini, Microsoft melakukan dua jenis tes benchmark. Pertama, menggunakan Octane 2.0 yang dikembangkan oleh Google. Pengujian ini untuk melihat angka JavaScript pada browser versi 64 bit. Pengujian kedua, menggunakan Jet Stream besutan Apple.

PC Seukuran Kancing Kelak Saingi Super Komputer

PC Seukuran Kancing Kelak Saingi Super Komputer

Jakarta – Intel belakangan ini rajin memproduksi berbagai PC berukuran kecil. Mulai dari yang seukuran ibu jari hingga kancing pakaian, yaitu Compute Stick, Edison dan Curie.

Curie adalah sebuah platform yang dikembangkan Intel untuk menjadi otak dari perangkat wearable. Dan memang, ukuran Curie hanya sebesar kancing pakaian pada umumnya.

Saat ini kemampuan komputasi Curie memang masih terbatas, sekitar 2 gigaflops. Namun Intel yakin bahwa lima tahun mendatang, kemampuan komputasi Curie akan meningkat drastis.

Kirk Skaugen, Senior Vice President & General Manager Intel Client Computing Group mengungkapkan hal tersebut di sela ajang Computex 2015 yang turut dihadiri detikINET di Taipei, Taiwan.

Menurutnya, Curie bakal punya kemampuan komputasi sebesar 120 gigaflops pada tahun 2020. Itu setara dengan sebuah super komputer yang pernah dibuat pada tahun 1993.

Tak sekadar cuap-cuap, di ajang Computex 2015 Intel juga memamerkan sejumlah penemuan-penemuan unik yang menggunakan Curie sebagai basisnya. Penemunya disebut oleh Intel sebagai Maker, dan mereka adalah peserta dari Intel Maker Workshop.

Salah satu dari penemuan tersebut bernama Pet Health Keeper. Yaitu sebuah alat yang secara otomatis memberi makanan ke hewan peliharaan. Tak sekadar memberikan makanan dalam porsi yang tepat, alat ini juga bisa menjaga suhu dari makanan hewan tersebut.

Lalu yang paling menarik adalah sebuah perangkat bernama BetterMe. Berbentuk seperti sebuah kalung, yang mempunyai mikrofon untuk ‘mendengar’ dan menganalisa suara si penggunanya

Dan dari analisa tersebut, BetterMe bisa mengetahui tingkat emosi dari si pengguna, dan memberikan notifikasi jika tingkat emosinya terlalu tinggi.

Nintendo NX Lebih Gahar dari PS4 & Xbox One?

Nintendo NX Lebih Gahar dari PS4 & Xbox One?
Jakarta – Belakangan, industri game disibukkan dengan spekulasi konsol misterius Nintendo NX. Setelah dikabarkan bakal mengusung konsep console-mobile hybrid, kini NX disebut menjadi mesin gaming terbaru Nintendo yang siap mengalahkan PlayStation 4.

Bicara mengenai persaingan konsol, jelas nama PlayStation 4 yang menempati posisi teratas. Konsolcurrent-gen Sony ini bahkan dengan mudah mengalahkan eksistensi Xbox One.

Lantas bagaimana dengan nasib Nintendo? Sebagai perusahaan yang berkecimpung di industri yang sama, Nintendo sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa. Reputasi perusahaan yang berdiri 125 tahun silam itu kian luntur seiring berjalannya waktu.

Hal ini lantaran Nintendo kerap menggunakan hardware yang kurang mumpuni setiap kali merilis konsol, sebut saja GameCube, Wii, dan Wii U. Dengan akselerasi dan performa yang jauh lebih lemah dibandingkan kompetitor, tak sedikit dari developer third-party yang kemudian meninggalkan Nintendo.

Seolah belajar dari pengalaman pahit, Nintendo pun bangkit. Pembesut Mario Bros ini dirumorkan tengah menyiapkan sebuah konsol yang diklaim powerful, bahkan siap bersaing dengan PlayStation 4.

Dikutip detikINET dari Wii U Daily, Senin (19/10/2015), mengacu dari seorang jurnalis Wall Strett Journal Takashi Mochizuki, Nintendo mengatakan bahwa jeroan NX akan disokong oleh industri chipset terkemuka.

“Industri chipset terkemuka — lebih kuat dari PS atau Xbox? Jawabanku adalah tidak tahu. Tapi itulah yang digambarkan oleh sumber,” kicau Mochizuki di akun Twitternya.

Sayang, informasi yang diberikan masih sebatas misteri. Belum jelas siapa penyokong itu, entah AMD atau Intel. Namun, GamesBeat pernah mendapat kabar bahwa AMD akan menyokong prosesornya untuk konsolnext-gen Nintendo. “Mereka akan segera mengumumkannya dan Anda akan mengetahui bahwa APU AMD yang akan dipakai di produk tersebut,” ujar CFO AMD, Devinder Kumar tahun lalu.

Hingga saat ini informasi soal NX memang masih sangat minim. Nintendo dengan tegas mengatakan tak mau memberi informasi mengenai NX hingga tahun 2016. Ada yang bilang Nintendo sengaja menutupnya rapat-rapat karena takut idenya tercuri oleh pesaing.

Menanti Grand Theft Auto ala EA

Menanti Grand Theft Auto ala EA

Jakarta – Tak dipungkiri, meski sudah dua tahun berjalan, namun Grand Theft Auto (GTA) V masih menjadi game terbaik. Hal inilah yang kemudian mendorong Electronic Arts (EA) berhasrat untuk menggarap game dengan konsep dan genre serupa.

Sebagai salah satu publisher game raksasa, EA dikenal jarang merilis game baru (new IP). Bila diperhatikan, publisher berbasis di Redwood City, Amerika Serikat itu lebih gemar untuk membuat pengulangan pada waralaba lamanya, sebut saja seri game balap Need for Speed atau game shooter macam Battlefield.

Meski semua judul itu masih menjadi yang terbaik saat ini, namun EA tampaknya menginginkan judul game yang lebih besar lagi. Dalam arti, EA menginginkan judul game seperti GTA atau Assassin’s Creed. Game-game yang disebut sebagai ‘holiday killers‘.

Keinginan EA untuk menggarap game serupa dengan GTA dan Assassin’s Creed dikemukakan langsung oleh Executive Vice President of EA Studios Patrick Soderlund.

“Jika Anda melihat segmen terbesar di industri kami, dalam hal ini action, kami tidak punya banyak. EA tidak tahu caranya untuk membuat game action raksasa macam Assassin’s Creed, GTA, Batman, atau tipe game seperti itu yang sangat besar,” ujarnya seperti dilansir Gamespot dari IGN, Senin (19/10/2015).

Lebih lanjut Soderlund mengatakan bahwa strategi yang akan dipakai oleh EA di ke depannya adalah dengan memperluas portfolio perusahaan ke segmen yang dimaksud. “Strategi langsung yang kami tuju adalah perluasan lebih banyak lagi portfolio, untuk melihat apa yang kami bisa sajikan ke gamer yang mungkin belum pernah ada sebelumnya,” pungkasnya.

Dengan rencana Soderlund tadi, setidaknya EA punya dua pilihan, yakni tetap menggarap waralaba yang sudah ada dengan tujuan membuat sebuah game besar atau mulai coba sesuatu yang baru.

sumber : detik.com

Siapa Sangka Saya Bukan Manusia?

Siapa Sangka Saya Bukan Manusia?

Jakarta – Coba perhatikan, apa yang salah dari gambar remaja cantik asal Jepang ini? Sekilas tak ada yang aneh kan, semua tampil seperti biasanya.

Namun tahukah Anda, ternyata gambar itu bukanlah foto nyata seorang manusia, melainkan hasil computer generated imagery (CGI) alias rekayasa komputer.

Saya — demikian gadis tersebut diberi nama. Penciptanya adalah sepasang suami istri yang juga animator handal asal Tokyo, Jepang, Teruyuki dan Yuki Ishikawa.

Seperti dilansir Dailymail, setelah menciptakan gambar ‘Saya’, Teruyuki dan Yuki kemudian coba mencari tahu respons netizen dengan cara memposting gambar ‘Saya’ ke dunia maya.

Sejak saat itu, sudah ada ribuan respons dari pengguna internet yang mencoba untuk menjawab pertanyaan apakah ‘Saya’ benar-benar nyata atau tidak?

Hasilnya, pastinya pro kontra. Ada yang mudah menebak, tetapi tak sedikit pula yang terjebak dan salah mengira, seperti Anda salah satunya.

Namun yang pasti, lewat karya ‘Saya’, kedua animator Negeri Sakura ini ingin memperlihatkan sudah sedemikian canggihnya teknologi grafis komputer. Sehingga ketika diaplikasikan dalam sebuah produksi film, tentu bisa mengelabui mata pentontonnya.

‘Saya’ sendiri disebut akan membintangi film berbasis CGI. Namun nanti, ia tak akan tampil polos sebatas anak sekolah asal Jepang, melainkan juga bakal didandani dengan armour alias pakaian perang.

Yuki menyebut, bagian yang paling sulit adalah saat menciptakan bagian kulit dan menonjolkan kelembutan dari sang karakter ‘Saya’. Proses yang lebih halus pun bakal tetap dilakukan oleh duo animator ini dari sisi kulit dan rambut, sehingga ‘Saya’ dapat lebih hidup saat tampil di layar kaca.