Selain “Selfie”, Ada 5 Hal Keren Bisa Dilakukan dengan Kamera Ponsel!

ThinkstockMengenang kembali fenomena selfie, sebenarnya sudah ada sejak masa-masa awal fotografi.

KOMPAS.com – Fenomena selfie sebenarnya sudah ada sejak masa-masa awal fotografi. Namun, fenomena ini semakin meluas saat banyak orang menggunakan media sosial dan gawai berkamera.

Pada dasarnya, eksplorasi kamera ponsel tak hanya dapat diekspresikan dengan selfie. Jika digunakan secara maksimal, kamera ponsel juga dapat memberikan manfaat bagi penggunanya.

Berikut ini beberapa hal selain selfie yang bisa Anda lakukan dengan kamera ponsel:

Memindai dokumen

Kamera yang disematkan pada ponsel pintar memiliki kemampuan untuk memindai dokumen secara praktis. Caranya, mirip saat mengambil gambar. Letakkan dokumen yang ingin dipindai, lalu rekam dengan kamera. Dokumen hasil pindaian dapat disimpan dengan format PDF ataupun JPEG.

Membaca QR-Code

Selain dapat memindai dokumen, kamera ponsel dapat pula digunakan untuk membacabarcode. Dari hasil pindaian tersebut, akan didapat informasi seperti nama dan harga barang, bahkan bisa memunculkan dokumen atau tautan tertentu.

Webcam atau kamera pengaman

Kelebihan lain kamera ponsel adalah dapat digunakan sebagai pengganti webcam di laptop. Namun, fasilitas ini tak termasuk dalam fitur bawaan. Pengguna harus menginstal fasilitas tersebut dari toko aplikasi Android.

Selain dapat menjadi webcam  pengganti, aplikasi tersebut juga dapat memaksimalkan fungsi kamera sebagai kamera pengaman. Cara kerjanya mirip seperti kamera pengintai atau closed circuit television (CCTV).

Mencari rasi bintang

Memakai aplikasi di Android seperti Star Chart dan Google Skymap, pemilik ponsel pintar dapat melihat rasi bintang melalui kamera gawainya. Cukup ikuti arahan kamera pada aplikasi tersebut untuk menemukan rasi bintang tertentu. Rasi yang terekam akan dilengkapi dengan informasi nama-nama bintang.

ThinkstockBerkat aplikasi Android seperti Star Chart dan Google Skymap, pemilik ponsel pintar dapat melihat rasi bintang melalui kamera ponsel.

Merekam momen

Fungsi dasar kamera ponsel adalah merekam gambar. Selain selfie, kamera ponsel dapat dimanfaatkan untuk merekam foto atau video saat dalam perjalanan. Agar video terlihat menarik, cobalah membuat kolase video.

Salah satu ponsel pintar yang memiliki fitur tersebut ialah Samsung Galaxy Note 5. Dengan fitur kolase video, ponsel ini mampu menggabungkan empat video klip dalam satu frame.

Duit Digital Diharap Bikin Pelanggan Telkomsel Tetap Setia

Fatimah Kartini Bohang/ KOMPAS.comDari kiri ke kanan: Excecutive Vice President Telkomsel Area Jabotabek Jabar Venusiana Papasi, Vice President ICT Network Management Area Jabotabek Jabar Juanita Erawati, General Manager Legal and Stakeholder Management Jabotabek Jabar Yossie Hamdeny Mairiza

DENPASAR, KOMPAS.com – Telkomsel tak ingin pelanggannya beralih ke operator lain. Salah satu strategi yang digencarkan adalah “mengikat” pelanggan dengan “T-Cash”.

Layanan pembayaran elektronik tersebut telah diluncurkan pada 2007 dan diperbarui dengan adopsi teknologi Near Field Communication (NFC) pada tahun 2015.

“T-Cash kan sistemnya menyatu dengan kartu SIM. Jadi dengan semua kemudahan yang ditawarkan T-Cash, pengguna jadi nagih dan setia memakai Telkomsel,” kata Executive Vice President Telkomsel Area II Venusiana Papasi, Jumat (24/10/2015) di Warung Mina, Denpasar, Bali.

Apa kemudahan yang dimaksud? Pengguna bisa membayar barang dan menransfer duit tanpa ruwet dengan duit fisik. Pertama-tama, pengguna cukup mendaftarkan layanan T-Cash melalui *800*88#. Lalu, stiker bisa diminta di gerai-gerai Telkomsel.

Stiker itu disematkan di punggung ponsel. Setelah mengaktivasi layanan, pengguna bisa mengisi saldo hingga Rp 5 juta lewat Indomaret atau gerai Telkomsel terdekat.

Duit itu bisa dibelanjakan ke berbagai toko yang telah bekerjasama dengan Telkomsel. Antara lain Indomaret, Wendy’s, McDonald’s, Coffee Bean, 7-Eleven dan Cinema XX1.

Adapula promo potongan harga yang bisa didapatkan pada hari-hari tertentu. Menurut Venusiana, T-Cash tak ubahnya teknologi yang bakal merevolusi cara hidup masyarakat.

“Dulu kalau nggak bawa dompet rasanya kesulitan. Sekarang nggak bawa dompet udah nggak masalah. Duit kembalian juga nggak berceceran,” kata Venusiana.

Mekanisme ini, selain untuk menjaga loyalitas pengguna, juga untuk mendukung program cashless yang dicanangkan pemerintah. Ke depan, Telkomsel juga mengupayakan T-Cash bisa menjadi alat pembayaran untuk angkutan umum.

Saat ini, pengguna T-Cash nasional dilansir mencapai 17 jutaan pengguna. “50 persennya dari Area II,” ujar Venusiana.

Tahun depan, Telkomsel untuk Jabotabek dan Jabar menargetkan jumlah pengguna T-Cash meningkat dua kali lipat.

Lebih Praktis, “Wireless Charging” Makin Meraja!

Oik Yusuf/ Kompas.comSamsung Galaxy Note 5 saat mengisi daya dengan aksesoris wireless charger


KOMPAS.com
– Teknologi wireless charging mulai marak di tanah air. Beberapa produsen mulai menanamkan fitur pengisian daya tanpa kabel tersebut pada produk terbarunya.

Tak hanya itu. Wireless charging station atau alat pengisi daya nirkabel kini juga ada di beberapa jenis furnitur, seperti meja, lampu tidur, atau bahkan lemari hias.

Sebetulnya teknologi pengisian daya nirkabel bukan barang baru. Ilmuwan Amerika Serikat, Nikola Tesla, pada 1891 telah menjadi orang pertama yang mencoba teknologi transmisi energi nirkabel ini. Saat itu, dia sukses menyalakan lampu listrik tanpa kabel.

Kini, sistem tersebut meluas diadopsi karena dinilai lebih aman. Pasalnya, kemungkinan terjadi hubungan arus pendek atau korsleting dipastikan nol. Alat pengisi daya nirkabel juga dianggap lebih tahan lama karena kabel tak mudah rusak. Teknologi ini pun dinilai ramah lingkungan karena bersifat non-radiatif.

Cara kerjanya simpel. Teknologi wireless charging—disebut juga pengisian induksi—memanfaatkan medan elektromagnetik untuk memindahkan energi di antara dua perangkat. Peranti elektronik yang ingin di-charge tinggal diletakkan di atas alat pengisi daya nirkabel.

Saat alat itu dinyalakan, arus listrik menciptakan medan magnet dan menyalurkannya ke kumparan perangkat di atasnya. Kumparan yang terhubung dengan baterai itu kemudian menciptakan arus listrik. Pengisian daya pun dimulai dan akan terhenti ketika perangkat itu diangkat.

Namun, karena membutuhkan kumparan khusus, tak semua alat elektronik kompatibel dengan teknologi ini. Nah, supaya nantinya semua alat elektronik bisa menggunakan teknologi praktis itu, dibutuhkan standardisasi.

Saat ini, ada tiga patokan standar wireless charging, yaitu Qi standar, Power Matters Alliance (PMA), dan Aliance for Wireless Power (A4WP). Standar tersebut diharapkan mampu menciptakan ekosistem yang dapat menyokong pertumbuhan produk-produk berbasis wireless charging.

Aplikasi produk

Sebenarnya, hampir satu dekade lalu, beberapa produsen kendaraan bermotor mulai menjamah pemanfaatan pengisian daya nirkabel. Mobil mengisi daya secara induktif dengan memasukkan tuas charging ke wadah khusus di dalam mobil. Namun, karena membutuhkan banyak daya, pengaplikasian pada produk otomotif secara masif sepertinya masih harus menunggu.

Aplikasi pada produk lain yang lebih umum bisa ditemukan pada sikat gigi elektrik. Beberapa jenis sikat gigi memang masih bergantung pada baterai batangan biasa, tetapi ada juga yang sudah menggunakan pengisi daya nirkabel. Teknologi tersebut lebih aman digunakan karena katup baterai tertutup rapat sehingga tahan air. Cukup meletakkan sikat gigi di atas charger stand, maka baterai akan terisi secara otomatis.

Selain sikat gigi, kini teknologi wireless charging juga menjadi tren baru di dunia telekomunikasi. Beberapa produk smartphone sudah memanfaatkannya untuk mengurangi pemakaian kabel sehingga lebih praktis. Salah satu contohnya adalah Samsung Galaxy Note 5. Peranti ini sudah kompatibel dengan pengisi daya nirkabel jenis standar Qi dan PMA.

Terus tumbuh

Seiring penggunaan wireless charging yang semakin marak, banyak restoran dan kafe mulai menyediakan wireless charging station di gerai mereka. Salah satu restoran cepat saji di Amerika Serikat, misalnya, sudah menempatkan sekitar 600 station di gerainya. Di Inggris, salah satu kedai kopi berbasis waralaba juga sudah memasang 200 station di cabang-cabangnya.

Angka di atas pun dipastikan akan terus tumbuh. Seperti dikutip computerworld.com, penelitian Information Handling Services (IHS) menyebutkan, 80 persen responden yang pernah mereka survei menyatakan butuh wireless charging station di tempat umum. Penjualan peranti pengisian ulang baterai tanpa kabel ini di tataran global juga diyakini bakal sama melejitnya, menjadi 1,7 miliar unit pada 2023 dari 25 juta pada 2013.

Nah, siap menyambut gelombang teknologi wireless charging?

Bos Baru Twitter Minta Maaf

Business InsiderCo Founder sekaligus CEO Twitter Jack Dorsey

KOMPAS.com – Sudah cukup lama Twitter “bermusuhan” dengan pengembang aplikasi (developer) pihak ketiga. Lantaran, perusahaan mikroblogging itu seringkali memblokir aplikasi yang memanfaatkan application programming interface (API) dari Twitter.

Padahal aplikasi-aplikasi yang dibuat developer tersebut memberikan pilihan di luar aplikasi resmi dari Twitter.

Menanggapi adanya “prahara” tersebut, CEO baru Twitter Jack Dorsey telah meminta maaf kepada para pembuat aplikasi . Ia pun ingin hubungan Twitter dan developer dimulai kembali dari awal.

“Hubungan kami dengan developer menjadi sedikit rumit. Hubungan kami dengan developer menjadi membingungkan, tidak bisa diprediksi. Kami datang kepada Anda hari ini dan meminta maaf atas kebingungan tersebut,” ujar Dorsey dalam ajang kumpul konferensi tahunan dengan developer.

Sebagaimana KompasTekno rangkum dari WSJ, Jumat (23/10/2015), ini merupakan upaya damai terbaru yang ditawarkan Twitter setelah tiga tahun, di bawah CEO sebelumnya Dick Costolo, membuat berbagai peraturan yang dianggap menyulitkan developer.

Sebagai wujud permintaan maaf, Twitter dikatakan telah membuat berbagai kebijakan baru. Developer dikatakan dapat lebih mudah dalam membangun aplikasi berdasarkan API Twitter, membuat uang, dan menggunakan konten dari dalam Twitter dengan memanfaatkan kebijakan itu.

Dalam konferensi itu juga, Twitter telah melepas sebuah tools yang dapat membantu developer mempelajari tentang pengguna.

Di awal kehadiran Twitter, developer pihak ketiga banyak membuat fitur sendiri yang akhirnya digunakan, bahkan menjadi fitur inti Twitter. Beberapa di antaranya, fitur mengunggah foto dan memendekkan tautan.

Sayangnya, fitur-fitur menarik tersebut malah membuat pengguna kebingungan. Banyak yang menyangka bahwa fitur yang dibuat oleh pihak ketiga benar-benar fitur asli Twitter, padahal bukan.

Oleh karena itulah, Twitter mulai membuat banyak peraturan yang membatasi, bahkan hingga menutup aplikasi dari pihak ketiga. Beberapa aplikasi yang terdampak peraturan baru itu, seperti Echofon, Twitterific, dan Tweetbot.

Situs jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter, mau tidak mau memang membutuhkan bantuan dari aplikasi pihak ketiga. Pasalnya, aplikasi-aplikasi tersebut bisa saja membantu untuk menumbuhkan jumlah pengguna.

Sumber: WSJ

Fitur Baru Facebook Lahir dari Perilaku Unik Orang Indonesia

Digital TrendsIlustrasi Facebook Mobile

KOMPAS.com — Fungsi Facebook di Indonesia ternyata tidak hanya menjadi sekadar media sosial. Menurut salah satu petinggi, Facebook ternyata banyak digunakan oleh pengguna Facebook di Indonesia sebagai situs “Craigslist”, sebuah layanan iklan baris di AS.

Artinya, banyak pengguna Indonesia yang lebih memanfaatkan Facebook sebagai media jual beli, tidak hanya berhubungan dengan teman-teman.

Pernyataan mengenai besarnya penggunaan Facebook sebagai Craigslist tersebut diungkapkan langsung oleh Chief Product Officer Facebook Chris Cox dalam acara WSJDLive Conference, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Business Insider,Jumat (23/10/2015).

Menurut penjelasan Cox, pengguna di Indonesia kebanyakan menggunakan Group sebagai media untuk menjual produk, termasuk pakaian bayi dan sparepart otomotif.

Uniknya, masih menurut Cox, tujuan Facebook membuat fitur Group bukanlah untuk kegiatan jual beli.

Akan tetapi, saat menyadari bahwa kegiatan itu sudah mulai banyak, Facebook malah ingin membantu proses jual beli semakin mudah digunakan.

Dengan adanya pernyataan seperti itu, bisa disimpulkan pengguna di Indonesia merupakan salah satu faktor pendorong Facebook untuk memasukkan fitur e-commercedi situs media sosialnya.

“Saat kami melihat perilaku unik seperti ini, itu menyarankan kami untuk melakukan (membuat fitur) yang lebih baik,” ujar Cox.

“Contoh di Indonesia ini adalah perilaku paling menarik yang terjadi dalam perdagangan di Facebook. Pengguna benar-benar terhubung satu dengan yang lain untuk bertukar barang,” katanya.

Facebook Shopping

Bukti bakal seriusnya Facebook dalam e-commerce terlihat dengan diujinya fitur bertajuk “Shopping”. Ini merupakan tab baru yang tersemat pada menu “More” di Facebook. Kala menekan tab tersebut, pengguna bakal disuguhkan beragam diskon dan foto-foto produk.

Facebook mengklaim konten yang tertera pada Shopping bakal sesuai dengan ketertarikan pengguna.

Hal ini dimungkinkan karena sebelumnya Facebook telah mencocokkan konten dengan data personal pengguna. Jadi, antara pengguna satu dan lainnya, konten Shopping yang disuguhkan akan berbeda-beda.

Saat ini, fitur teranyar Facebook baru bisa dijajal oleh beberapa pengguna. Belum jelas kapan fitur ini bakal dirilis resmi.

Ini Tujuan Bos Go-Jek Ikut Jokowi ke Silicon Valley

Fatimah Kartini BohangCEO dan pendiri Go-Jek Nadiem Makarim

JAKARTA, KOMPAS.com — Pendiri dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim bakal turut mendampingi Presiden RI Joko Widodo dalam kunjungan resmi ke kawasan Silicon Valley, AS, pada 25 Oktober 2015 mendatang.

Menurut Nadiem, keikutsertaannya ke sana murni untuk membantu negara dalam menumbuhkan ekosistem startup lokal.

“Ini untuk kepentingan negara. Saya bakal bertemu beberapa orang di Washington DC dan Silicon Valley untuk menjelaskan tentang seluk-beluk startup di Indonesia,” kata Nadiem seusai peluncuran Go-Mart, Kamis (22/10/2015), di Restoran D-Letter, Jakarta.

Tak hanya Nadiem, tiga pendiri startup lokal lainnya yang dianggap telah sukses juga bakal diboyong Jokowi ke AS. Mereka adalah CEO dan pendiri Tokopedia Wiliam Tanudjaya, pendiri Kaskus Andrew Darwis, serta CEO dan pendiri Traveloka Ferry Unardi.

Mereka berempat bakal bertemu dengan lima hingga tujuh petinggi capital ventureterkemuka di AS.

“Kami ingin beri tahu bahwa Indonesia adalah pasar potensial untuk investasi startup,bukan cuma India dan China,” kata Nadiem. Hal tersebut adalah upaya untuk membantustartup baru yang masih kecil.

Nadiem mengklaim banyak founder muda Tanah Air yang bermunculan dan menawarkan produk-produk potensial di Indonesia. Namun, mereka perlu dorongan wawasan dan dana agar bisa unjuk gigi.

“Para founder startup yang masih kecil-kecil ini butuh bantuan, baik dari investor lokal maupun asing. Mereka belum diinvestasi oleh capital venture dan kami akan jadi perpanjangan tangan mereka,” Nadiem menjelaskan.

Diketahui, Jokowi dan beberapa jejeran pemerintah lainnya bakal bertandang ke AS dari tanggal 25 hingga 29 Oktober 2015. Di sana, Jokowi dan rombongan bakal blusukan ke markas para raksasa teknologi.

Agenda Jokowi meliputi pertemuan dengan petinggi Microsoft, Apple, Google, dan Facebook. Obrolannya meliputi investasi timah dan investasi lainnya di Indonesia, akses internet ke daerah terpencil, serta peningkatan pendidikan teknologi di Tanah Air.

sumber : kompas.com

HTC: Apple Jiplak Desain Kami

The VergeHTC One A9 (tengah) disandingkan dengan iPhone 6s dan iPhone 6s Plus

KOMPAS.com — Smartphone Android One A9 baru saja dirilis oleh HTC beberapa waktu lalu. Peluncurannya berjalan kurang mulus sebab perangkat tersebut dikatakan sangat mirip dengan iPhone 6s, smartphone buatan Apple.

Lantas, bagaimana pendapat HTC perihal itu? Sebagaimana KompasTekno rangkum dariMacRumors, Jumat (23/10/2015), HTC membantah klaim yang menyatakan bahwa One A9 menjiplak desain dari iPhone.

Dalam sebuah acara di Taiwan, salah satu petinggi HTC, Jack Tong, menuduh bahwa Apple yang sebenarnya menjiplak desain smartphone HTC, bukan sebaliknya. Sebagai buktinya, One M7 dan M8, dua smartphone seri terdahulu HTC, dirilis terlebih dahulu dibanding iPhone 6.

“Kami tidak menjiplak. Kami membuat sebuah ponsel unibody berbahan metal pada 2013. Apple yang menjiplak kami untuk bagian desain antena di bagian belakang,” kata Tong.

“A9 dibuat lebih tipis dan ringan dari ponsel metal kami sebelumnya. Ini merupakan perubahan dan evolusi, dan kami tidak menjiplak,” ujarnya.

HTC One M7 dirilis pada tahun 2013 lalu dengan cangkang unibody berbahan metal serta garis antena plastik di bagian atas dan bawah perangkat. Garis antena plastik itulah yang dipermasalahkan oleh Tong.

Sementara itu, garis antena itu baru muncul di iPhone 6 dan iPhone 6 Plus pada 18 bulan setelah M7. Desain ini kemudian berlanjut ke iPhone 6s.

HTC One A9 sendiri dituduh menjiplak desain iPhone 6 karena memiliki kesamaan pada segi sudut yang membulat, garis antena plastik, pilihan warna yang tidak jauh berbeda, dan peletakan speaker di bagian paling bawah dekat charging port.

Hingga saat ini, Apple memang tidak berkomentar apa-apa perihal One A9. Langkah hukum tampaknya juga tidak akan diambil oleh Apple.

Sumber: MacRumors

Kompetisi Aplikasi Menuju Ekonomi Digital Indonesia

Yoga Hastyadi/Kompas.comMenkominfo Rudiantara dan Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah bertemu tim finalis NextDev di Jakarta, Jumat (23/10/2015).

JAKARTA, KOMPAS.com – Telkomsel NextDev ibarat sebuah kepingan puzzle yang berguna untuk membangun ekosistem startup di Indonesia. Melalui kompetisi aplikasi tersebut, pesertanya bisa menambah pengetahuan dan lebih maju mempersiapkan karya-karyanya.

Namun perlu dicatat, kompetisi seperti NextDev ini bukan bertujuan untuk menghasilkan startup yang sebesar GoJek atau aplikasi fenomenal lainnya.

Hal terpenting dari kompetisi ini adalah menumbuhkan kesadaran bahwa developer muda mesti terus belajar dan mengembangkan diri untuk membuat sesuatu yang berkualitas. Bukan hanya membuat lalu menjual, tapi melupakan bahwa mereka mesti menghasilkan karya terbaik.

Seperti dikatakan Chief Executive Kibar Kreasi, Yansen Kamto, di Tanah Air ini puzzleuntuk mengembangkan industri startup masih belum lengkap. Mestinya ada sebuah eksositem yang terstruktur, terdiri dari roadshow pengenalan, workshop, hackathon,bootcamp, inkubasi, lalu terakhir baru menyoal funding.

NextDev dengan 20 aplikasi finalisnya masuk ke tahap bootcamp. Artinya, startup dan para developer muda yang turut serta di dalamnya telah diajari soal kerjasaama tim, konsep pembuatan produk, model bisnis, pasar yang dituju, dan skalabilitas aplikasi buatannya.

Hal tersebut merupakan modal untuk membangun usaha rintisan digital yang berkualitas dan layak untuk diinkubasi atau dibesarkan.

Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia pun menyoroti pentingnya keberadaan kompetisi aplikasi. Menurutnya bangsa ini perlu 1.000 atau lebih kompetisi aplikasi seperti NextDev.

Pasalnya, di masa yang akan datang adalah era ekonomi digital. Dia pun memiliki visi untuk membuat Indonesia menjadi ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Demi mendukung hal itu, diperlukan banyak bibit startup yang mampu memperhatikan kualitas karyanya. Menteri juga medorong agar para finalis dan pemenang kompetisi NextDev tidak berhenti di sini.

Dalam wejangannya dia menyarankan agar mereka juga mencoba mendobrak pasar luar negeri, misalnya di Singapura atau Brunei Darrussalam.

Dua negara itu disebutkan karena pemerintahnya yang dikenal mendukung usaha pengembangan startup, baik dari dalam maupun luar negerinya. Bahkan, Brunei menawarkan beasiswa sebesar 50.000 dollar Brunei atau sekitar Rp 490 juta untuk usaha rintisan digital yang dinilai berkualitas.

“Saya berharap temen-temen di sini gak berhenti di NextDev, ikuti lagi yang lainnya apapun itu. Pemenang di sini bolehlah coba-coba di Brunei, asal eligible dan bisa dipakai di sana,” pungkas Rudiantara.

sumber ; kompas.com

Menkominfo Ingin 1.000 NextDev dan “Coding” Masuk Kurikulum

Yoga Hastyadi/Kompas.comMenkominfo Rudiantara dan Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah bertemu tim finalis NextDev di Jakarta, Jumat (23/10/2015).

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyoroti pentingnya kompetisi aplikasi dalam upaya menumbuhkan ekonomi digital di Indonesia. Terutama dengan merangsang munculnya usaha rintisan digital atau startup yang berkualitas.

Aplikasi yang dihasilkan oleh startup berkualitas bakal banyak dipakai dan membuat berbagai lini kehidupan menjadi lebih praktis. Bahkan bisa jadi penguat ekonomi kecil, misalnya dengan membuat aplikasi yang menghubungkan petani langsung ke pembeli produk taninya.

“Kita perlu 1.000 atau lebih NextDev dan kompetisi yang sejenis ini. Coding juga harus masuk kurikulum. Kalau mau maju harus seperti ini,” ujar Rudiantara di hadapan 20 tim finalis Telkomsel NextDev, di Gedung Kemenkominfo, Jumat (23/10/2015).

“Nanti juga akan ada hackathon untuk membuat aplikasi dalam 24 jam. Pesertanya banyak, sudah sekitar 1.800 orang dan bisa jadi yang terbesar di dunia,” imbuhnya.

Sementara itu Kemenkomifo, menurut Rudiantara, bekerja menyediakan infrastruktur yang mendukung. Salah satunya adalah pembangunan jaringan internet cepat 4G LTE di seluruh Indonesia.

Dia juga mengakui bahwa saat ini, pemerintah belum bisa bergerak selincah negara tetangga dalam hal memberikan dukungan untuk startup. Pendanaan startup di Tanah Air masih berasal dari swasta.

Sementara itu Singapura dan Brunei Darrussalam sudah berani mengucurkan dana untuk menumbuhkan startup.

“Pemerintah Singapura mendukung startup. Kemudian kalau di Brunei, mereka menawarkan 50.000 dollar Brunei (sekitar Rp 490 juta) untuk startup,” terang Chief RA, sapaan akrabnya.

“Saya berharap temen-temen di sini gak berhenti di NextDev, ikuti lagi yang lainnya apapun itu. Pemenang di sini (NextDev) bolehlah coba-coba di Brunei, asal eligible dan bisa dipakai di sana,” pungkasnya.

sumber : kompas.com

Facebook Bikin “Google” Internal

KOMPAS.com – Jejaring sosial Facebook akan meluncurkan fitur pencarian sejati di dalam aplikasinya. Sejati artinya, semua postingan yang diunggah di Facebook akan di-indeks secara langsung, layaknya pencarian Google namun kali ini hanya di dalam Facebook.

Fitur pencarian baru ini dikutip KompasTekno dari The Verge, Jumat 923/10/2015), akan berdasar kepada orang-orang yang dikenal pengguna di Facebook, dan apa yang mereka unggah atau katakan di Facebook.

Facebook Search yang baru akan diluncurkan pertama kali bagi wilayah-wilayah yang berbasis bahasa Inggris, dan tersedia di platform iOS, Android, dan desktop dalam beberapa minggu ke depan.

Sebelumnya, Facebook memang telah merilis pencarian Graph Search, namun pencarian ini masih terkesan setengah-setengah, Graph Search tidak mencari postingan publik yang tidak dibagi dengan pencarinya.

Fitur pencarian ini dikatakan oleh Facebook Search Team, Roussea Kazi, sebagai upaya untuk mengubah Facebook menjadi bagian dari percakapan global.

“Kami meng-indeks semua percakapan di dunia, kami tunjukkan pa yang sedang menjadi tren, peristiwa penting, dan apa yang sedang terjadi saat ini,” ujarnya.

Facebook mengatakan dalam membuat indeks pencarian ini mereka akan melakukannya dengan pendekatan kuratorial, hasil pencarian akan ditampilkan berdasar urutan yang paling akurat, penting dan dianggap benar.

Postingan dari akun Facebook organisasi akan lebih sering ditaruh di deretan atas,diikuti kemudian oleh postingan dari teman, topik masalah, dan berdasar lokasi geografis.

Pencarian tersebut juga bisa dipersonalisasi, layaknya Google Search, berdasar perilaku dan minat pengguna Facebook. Namun berbeda dari Google, hasil pencarian Facebook ini diklaim akan lebih presisi.

Facebook mengatakan konten yang diunggah dan diatur sebagai konten pribadi (private), tidak akan muncul dalam pencarian. Walau demikian, belum tentu semua pengguna Facebook mengerti bagaimana cara mengaturnya.

Sumber: The Verge