Cara Jepang Rawat Dokumen Bersejarah

Begini Cara Jepang Rawat Dokumen Bersejarah
Yokohama – Jepang punya teknologi hebat untuk menjaga dokumen bersejarah. Teknologi itu dikembangkan oleh salah satu perusahaan yang bergerak di bidang document solution, Fuji Xerox.

Menjaga dokumen bersejarah di Jepang jadi salah satu program CSR Fuji Xerox. Dalam konferensi pers global yang dihadiri lebih dari 30 media dari Asia Pasifik, termasuk detikINET, teknologi ini dipamerkan secara terbuka.

Group Manager CSR Departement Fuji Cerox, Hiroshi Ohtsuka menuturkan CSR ini diarahkan untuk mereproduksi dokumen sejarah.

“Untuk melestarikan budaya tradisional dan membuatnya sepenuhnya dapat diakses oleh masyarakat luas melalui perangkat multifungsi dan teknologi kami,” katanya.

Sejumlah dokumen sejarah Jepang pun telah direproduksi. Proses reproduksi awalnya dilakukan di kantor riset dan pengembangan Fuji Xerox di Kyoto.

“Fuji Xerox Kyoto mulai beroperasi pada tahun 2008. Sudah menyumbangkan hasil reproduksi sejumlah dokumen sejarah di sejumlah kuil, lembaga pendidikan, dan sejumlah rumah-rumah tradisional,” katanya sembari menunjukkan sejumlah gambar dokumen asi dan setelah direproduksi.

Dengan menggunakan teknologi percetakan mutakhir Fuji Xerox, dokumen bersejarah itu diproduksi ulang. Produksi ulang dilakukan dengan sangat teliti dengan teknologi yang canggih, sehingga hasilnya sama seperti dokumen aslinya.

“Pada tahun 2014 dibuka pusat reproduksi dokumen sejarah di Fuji Xerok R and D Square di Yokohama. Sumbangan terhadap reproduksi dokumen bersejarah pun makin besar, mencapai 150 dokumen sejarah,” katanya.

Lalu teknologi seperti apa yang digunakan untuk proses reproduksi itu? Yang digunakan adalah scanner berteknologi tinggi, printer yang dilengkapi toner warna gold dan silver, dan teknologi color matching.

Dengan teknik reproduksi lni Jepang mampu menjaga dokumen bersejarahnya. Tak hanya itu, hal ini juga memungkinkan warga jepang mempelajari dokumen tersebut sembari menyentuh langsung replika dokumen yang selama ini selalu dilindungi.

Pemrosesan awal reproduksi dokumen bersejarah dengan cara penelusuran dokumen dari sumber-sumber, scanning, kemudian dilanjutkan dengan pemilihan washi (kertas tradisional Jepang) disesuaikan dengan dokumen aslinya.

Selanjutnya proses digital dimulai dengan dengan mengekstrak teks dalam dokumen lawas itu, kemudian dilakukan color matching, dan diteruskan dengan color reproduction test di atas washi. Proses ini dilakukan di Takematsu Plant dan Fuji Xerox R & D Square di Yokohama.

Proses berikutnya adalah tahap akhir yang meliputi folding, final cutting, dan string binding. Setelah melewati tahap terakhir ini, dokumen bersejarah sudah sukses diduplikasi persis seperti aslinya.

Sumber : detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: