Public Relations Lead Microsoft Indonesia Sharon Issabella mengatakan, pihaknya sangat menghormati pendapat yang disampaikan Onno. Hanya saja, perusahaan software ini tidak sependapat dengan Onno dalam menginterpretasikan tujuannya menawarkan akses Office 365 untuk para murid dan guru.
Dikatakannya, inisiatif ini sesuai dengan filosofi Microsoft untuk memberdayakan orang dalam melakukan hal-hal besar. Mereka percaya, salah satu cara terbaik mencapai hal itu adalah dengan menyediakan akses terhadap software bagi siswa sekolah. Tujuannya, meningkatkan minat dan keterampilan digital kepada para murid sejak dini.
“Keterampilan ini (digital) juga berarti memberikan kebebasan pilihan kepada mereka untuk memilih perangkat lunak terbaik bagi diri sendiri,” ujar Sharon dihubungi detikINET, Kamis (29/10/2015).
Sebelumnya, Onno menyampaikan kritikannya melalui Twitter dan Facebook. Ditegaskan praktisi teknologi itu, kerja sama dengan Microsoft tersebut berpotensi merugikan.
“Memprihatinkan baca perjanjian antara JOKOWI dengan Microsoft :(( …Koq gak pada belajar dari sejarah? Apa mau kita dijajah? Penjajahan sekarang tidak pakai bedil, tapi pakai lisensi & copyright,” tulis Onno di Facebook.
Onno memang dikenal sebagai penggiat open source yang paling vokal. Sehingga tentunya, dia berharap agar pemerintah lebih memaksimalkan solusi open source ketimbang menggunakan software tertutup berlisensi milik Microsoft.
Nyatanya, hal ini tak menghalangi niat Microsoft mendekati para guru di Indonesia. Dalam pertemuan bilateral antara delegasi Indonesia dengan Microsoft di Sillicon Valley, California, Amerika Serikat hari ini, Microsoft sepakat untuk meningkatkan investasi dalam menunjang pendidikan digital bagi sekolah-sekolah formal di Indonesia.