Perusahaan Ini Jadi Korban Ambisi Mobil Pintar Apple

Perusahaan Ini Jadi Korban Ambisi Mobil Pintar Apple
Jakarta – Apple belakangan sangat agresif merekrut sejumlah ahli otomotif, demi memenuhi kebutuhan sumber daya untuk proyek mobil pintar. Namun untuk itu, ada yang dikorbankan.

Sebuah startup di bidang otomotif bernama Mission Motors, diketahui menutup operasionalnya pada Mei silam, setelah kehilangan sejumlah engineer berbakatnya. Para engineer papan atas ini direkrut oleh Apple.

Meski tak secara terbuka menyebutkan niatannya membuat mobil listrik, Apple nyatanya merekrut puluhan ahli di bidang otomotif yang kebanyakan dari produsen mobil ternama seperti Ford hingga Mercedes-Benz.

Sejumlah sumber Mission Motors menyebutkan, mereka merugi sejak kepindahan sejumlah engineer ke Apple. Mereka juga gagal menemukan investor yang bersedia mendanai bisnis mereka.

CEO Mission Motors Derek Kaufman mengatakan, perusahaannya sebenarnya bisa bertahan, andai mereka tidak kehilangan para karyawan yang menjadi penggerak utama.

“Mission memiliki sekelompok engineer hebat, terutama untuk urusan kendaraan listrik. Apple tahu itu dan menginginkan mereka. Maka mereka pun pergi,” ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (20/10/2015).

Mission Motors yang berpusat di San Francisco, Amerika Serikat bukan yang pertama mengkritik ambisi Apple di bidang otomotif. Sebelumnya, CEO Tesla Motors Elon Musk secara terang-terangan mencaci Apple karena berusaha mencuri engineer mereka.

Selain itu pada Februari silam, produsen baterai mobil listrik A123 Systems bahkan mengajukan tuntutan terhadap Apple karena merekrut sejumlah engineer kebanggaan mereka sehingga menghambat penyelesaian proyek yang sedang berjalan.

Sumber : detik.com

Gojek dkk Diajak Ikut Jokowi ke Silicon Valley

Gojek dkk Diajak Ikut Jokowi ke Silicon Valley
Jakarta – Salah satu agenda Presiden Joko Widodo bersama Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat melawat ke Amerika Serikat pekan depan adalah mengunjungi kawasan teknologi Silicon Valley.

Tujuan dari kunjungan itu adalah untuk menunjukkan kesiapan Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Pasifik, sekaligus sejumlah startup dalam negeri yang berpotensi menjadi unicorn company.

“Kita ingin menunjukkan di Indonesia ada apa. Jadi saya ajak nih yang namanya Nadiem GoJek, Wiliam Tokopedia, Andrew, Ferry Traveloka. Ini lho yang akan jadi unicorn,” terang Rudiantara di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Selasa (20/10/2015).

Istilah unicorn company sendiri merujuk pada startup yang nilai valuasinya mencapai lebih dari USD 1 miliar atau sekitar Rp 13,7 triliun.

Agenda tersebut, menurutnya, bertujuan untuk memperlihatkan bahwa Indonesia memiliki startup yang berpotensi besar, bukan untuk meminta mereka berinvestasi. Para pelaku bisnis itu pun bisa saling bicara di sana, sementara pemerintah juga menjelaskan soal kondisi di Indonesia.

“Jadi bukan hanya pemerintah, kan ini semua business to business juga. Lalu kita terangkan bahwa Indonesia adalah the largest digital economy in the region. Kita begini, kita siapkan roadmap e-commercesudah sampai sini,” terang Chief RA.

“Untuk mencapai the largest digital economy, kita antara lain mengeluarkan roadmap ecommerce yang menghitung logistik, pendanaan, perpajakan dan sebagainya. Kemudian apa yang kita bisa manfaatkan dari Silicon Valley. Nanti mereka juga akan liat dan bertanya Indonesia sudah nyiapin apa dan cara masuknya bagaimana,” imbuhnya.

Kunjungan kenegaraan Jokowi ke AS tersebut dibagi menjadi dua. Rudiantara menjelaskan bahwa dirinya akan menangani kunjungan di pesisir selatan AS, yang terkait dengan perusahaan-perusahaan teknologi. Sedangkan kunjungan di pesisir timur AS ditangani oleh Kementerian Luar Negeri.

Kunjungan kenegaraan Jokowi ke AS dijadwalkan pada 25-28 Oktober mendatang. Sedangkan Menkominfo akan berangkat lebih dulu pada 24 Oktober.

Sumber : detik.com

Menkominfo: Balon Internet Google Cuma Boleh Uji Coba Saja!

Jakarta – Balon internet Google akan hadir di Indonesia dalam waktu dekat. Hal itu dipastikan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang mengungkap ada salah satu operator yang tertarik untuk melakukan uji coba teknis.

Kesepakatan uji coba teknis ini akan dirampungkan di sela kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat, dimana salah satu agendanya akan bertemu dengan petinggi Google.

“Sejauh ini pembahasan antara operator itu dan Google masih sebatas technical test saja karena memang belum jelas soal model bisnisnya. Selama masih uji coba, saya rasa tidak masalah,” tutur menteri yang akrab disapa Chief RA itu di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Selasa (20/10/2015).

Rudiantara tak membeberkan siapa operator yang dimaksud. Namun dari sejumlah deskripsinya, operator yang dimaksud kemungkinan besar adalah Telkomsel.

Pasalnya, kata menteri, dari pertemuannya dengan pihak Google, raksasa internet itu meminta alokasi frekuensi 900 MHz untuk uji coba teknis tersebut. Namun permintaan itu ditolak menteri.

Rudiantara pun mengatakan, pihak Google sejak awal meminta di frekuensi 700 MHz namun di Indonesia frekuensi itu dipakai untuk televisi analog. Kemudian, mereka meminta di frekuensi 900 MHz.

“Saya bilang, ya sudah habis spektrum yang di 900 MHz, jadi ya bicara saja dengan operatornya. Kemudian mereka minta lagi di 700 MHz, saya bilang tidak bisa, masih dipakai TV analog,” bebernya.

“Saya tidak akan keluarkan lisensi baru kepada mereka. Mereka harus enter the existing player. Kalau tambah izin malah bikin inefisiensi. Jadi saya tegaskan, mereka hanya boleh sebatas uji coba saja,” lanjut menteri.

Balon internet Google sendiri akan diuji coba untuk akses internet dari ketinggian udara 20 kilometer di atas kaki. Rudiantara sendiri mengaku, balon ini masih membutuhkan waktu panjang untuk bisa menyesuaikan model bisnis dan penerapannya di Indonesia.

“Kalau soal efisiensi, tentu tak akan sama dengan Palapa Ring. Palapa Ring kan bakal jadi infrastrukturbackbone dalam penyebaran broadband di sini,” pungkasnya.

Sumber : detik.com

Setahun Jokowi-JK, Apa yang Paling Diburu Netizen?

Setahun Jokowi-JK, Apa yang Paling Diburu Netizen?
Jakarta – Tak terasa sudah setahun usia pemerintahan Jokowi-JK. Sepanjang itu pula banyak netizen yang ingin tahu lebih banyak soal sepak terjang Presiden ke-7 Indonesia ini. Google mencatatkan apa-apa yang saja isu yang paling banyak dicari dari Jokowi.

Pertama adalah kata paling banyak diketik soal Jokowi. Menempati posisi teratas ternyata adalah ‘Jokowi Asap’. Bisa dipastikan ini ada kaitannya dengan bencana asap yang belakangan ini melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Sepertinya banyak netizen ingin tahu apa tindakan yang telah dilakukan Jokowi terkait bencana kabut asap.

google trends

google trends

Kemudian topik yang paling dicari terkait Jokowi sendiri antara lain adalah Budi Gunawan dan Megawati, Bali Nine, Pelantikan Ketua Kapolri, Reshuffle Kabinet, serta Danau Toba dan Asap Riau. Terlihat urutan topik ini mengikuti isu yang berkembang selama setahun ke belakang.

Informasi selanjutnya yang tak kalah menarik adalah pembagian wilayah netizen yang paling banyak cari tahu soal Jokowi. Ternyata Jakarta atau bahkan pulau Jawa tak masuk hitungan sebagai wilayah yang netizennya suka cari tahu soal Jokowi. Tercatat Sumatera Utara, Sumatra Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Barat yang netizennya paling banyak cari tahu soal Jokowi.

google trends

Aplikasi Windows Bakal Bisa Dipakai di Android

KOMPAS.com – Aplikasi Windows sebentar lagi akan bisa dipakai di berbagai perangkat bersistem operasi Android. Hal ini berkat sebuah lapisan kode khusus hasil pengembangan perusahaan CodeWeaver dan Wine versi Android.

CodeWeaver merupakan perusahaan pembuat teknologi CrossOver, yang memungkinkan aplikasi atau game dari Windows bisa digunakan di sistem operasi Linux dan Mac OS X.

Sedangkan Wine merupakan proyek kode pemrogaraman open source yang melandasi teknologi CrossOver dan dikembangkan atas dukungan dana dari CodeWeaver. Proyek tersebut pertama kali muncul dan mulai dikerjakan sejak beberapa tahun silam.

Sebagaimana dilansir KompasTekno dari PC World, Jumat (9/10/2015), CodeWeaver berencana merilis preview teknologi CrossOver untuk Android sebelum tahun ini berakhir.

Kendati disebut membuat Android bisa menjalankan aplikasi Windows, teknologi CrossOver memiliki syarat-syarat tertentu. Antara lain, hanya Android x86 atau menggunakan prosesor Intel dan AMD saja yang bisa menggunakannya.

Android lain yang menggunakan sistem ARM tidak akan bisa memanfaatkan teknologi ini. Alasannya, Windows kebanyakan kode biner Windows berupa aplikasi x86 atay x64 yang tidak cocok diterapkan di sana.

Kemudian ada juga kekhawatiran tertentu soal kelancaran kinerja aplikasi Windows diAndroid. Masalahnya, kebanyakan aplikasi Windows dirancang untuk dioperasikan menggunakan keyboard atau mouse, bukan layar sentuh.

Sumber: PC World

Cara Masuk “Safe Mode” di Windows 10

New York TimesTampilan Start Menu di Windows 10

KOMPAS.com – Dalam setiap sistem operasi Windows, “mode aman” alias Safe Modemerupakan mekanisme yang berguna untuk mendeteksi masalah pada komputer. Namun cara lama, yaitu dengan menekan tombol F8 saat komputer sedang booting, tidak selalu efektif digunakan di Windows 10.

Masalah yang dimaksud, misalnya untuk mengetahui apakah komputer kamu terinfeksi virus atau tidak. Untuk tujuan ini, Anda cukup masuk ke Safe Mode dan mulai pindai seluruh file menggunakan aplikasi antivirus.

Bila kamu menggunakan Windows 10, ada trik tertentu yang bisa Anda lakukan untuk mengakses mekanisme Safe Mode itu. Asalkan masih bisa masuk ke dalam sistem operasi Windows, trik ini dapat dilakukan dengan mudah.

Berikut ini, sebagaimana dilansir KompasTekno dari PC World, Selasa (6/10/2015), adalah cara masuk ke Safe Mode di Windows 10.

PC WorldAgar masuk ke dalam Safe Mode, restart dan tahan tombol Shift

1. Setelah berhasil masuk ke sistem operasi Windows, klik atau tekan tombol Start dan pilih Power. Tekan serta tahan tombol Shift, kemudian pilih Restart.

PC WorldAdvance Menu di Windows 10

2. Layar akan berganti tampilan, lalu kali ini kamu mesti memilih opsi Troubleshoot,Advanced Option dan Startup Setting.

3. Setelah berhasil masuk ke layar Startup Setting, pilih tombol Restart. Komputer akan mengulang sistemnya dan membawa Anda ke layar Startup Setting.

Di sini gunakan tombol panah pada keyboard untuk memilih Enable Safe Mode atauEnable Safe Mode with Networking.

Buat jaga-jaga, seandainya tidak bisa masuk sampai ke Windows, cobalah untuk bootingsampai ke layar login. Di layar ini setidaknya ada sebuah tombol Power yang dapat dimanfaatkan mengikuti panduan di atas.

Masalah yang cukup merepotkan terjadi ketika Anda tidak bisa masuk ke login screensama sekali. Bila ini terjadi bisa dikatakan Windows milikmu sudah benar-benar kacau.

Salah satu cara paling mudah dalah menyiapkan antisipasi sebelum masalah itu terjadi. Anda membutuhkan sebuah Windows 10 Recovery Drive yang bisa dibuat sekarang ketika Windows 10 masih baik-baik saja.

Nah, jika kedua cara yang disebut di atas tidak bisa dipakai, Anda cukup pasang flashdisktersebut di tempatnya. Selanjutnya boot sistem operasi melalui recovery disk tersebut.

Setelah berhasil booting akan muncul menu. Kini tekanlah tombol Troubleshoot, Advance Option dan kemudian masuk ke Command Prompt.

Dalam kolom Command Prompt masukkan tiga baris kode berikut ini dan pastikan menekan Enter setiap kali menyelesaikan satu baris.

Pertama masukkan “C:”, kemudian masukkan kode “bcdedit /set (defult) bootmenupolicy legacy” dan tekan enter. Kemudian masukkan kode “exit” untuk keluar dari aplikasi.

Bila sudah melakukan hal tersebut, matikan komputer dan tekan F8 berulang kali untuk masuk ke Advance Option serta lanjutkan langkah di atas.

Sumber : kompas.com

Mengenal Aplikasi Pemenang “Hackathon” Indosat 2015

Reska K. Nistanto/KOMPAS.comHardian dan Reza, dua mahasiswa UGM yang membuat aplikasi Temu Jasa pemenang Hackathon Indosat.

JAKARTA, KOMPAS.com – Aplikasi Temu Jasa yang dibuat oleh duet developer asal Yogyakarta, Hardian Prakasa dan Reza Adipratama berhasil memenangkan kompetisi Hackathon IWIC Indosat yang digelar dari Jumat (9/10/2015) hingga Sabtu (10/10/2015) di Jakarta.

Aplikasi tersebut dianggap oleh dewan juri Hackathon IWIC 2015 memiliki konsep yang baik untuk pengguna dan industri, selain juga memiliki nilai bisnis yang menjanjikan. Seperti apa aplikasi karya merka?

Kepada KompasTekno, Hardian dan Reza yang ternyata adalah kakak-beradik itu menerangkan bahwa Temu Jasa adalah aplikasi yang menghubungkan antara pencari dan penyedia jasa rumah tangga sehari-hari.

“Jasa yang ditawarkan bermacam-macam, seperti service AC (air conditioner), renovasi rumah, bersih-bersih rumah, sampai sedot WC juga ada,”ujar Hardian saat dijumpai seusai acara pengumuman Hackathon.

Di halaman aplikasi, pengguna bisa mencari jasa yang disediakan, lalu memilihnya berdasar rating, harga, lokasi, dan sebagainya.

Temu Jasa dikembangkan di tiga ekosistem populer saat ini, yaitu Android, iOS, dan Windows Phone.

Reska K. Nistanto/KOMPAS.comAntarmuka aplikasi Temu Jasa yang dibuat Reza dan Hardian.

Aplikasi tersebut dibuat oleh keduanya karena melihat selama ini penawaran jasa yang dilakukan di website e-commerce masih mengharuskan pengguna untuk menghubungi mereka secara terpisah.

“Kalau posting di OLX, mereka tetap harus menghubungi satu-satu, nah di aplikasi kami mereka bisa langsung,”terang Reza.

Saat ini, aplikasi Temu Jasa menawarkan banyak variasi jasa. Namun ke depannya mereka ingin mengembangkan aplikasi tersebut fokus kepada jasa tertentu yang banyak dicari.

Baik Reza dan Hardian mengakui mereka telah mengontak para penyedia jasa dimarketplace, dan kebanyakan dari mereka mau mengadopsi teknologi seperti yang merkea sediakan.

Soal monetizing, Temu Jasa akan mengutip biaya 5 hingga 10 persen dari setiap transaksi yang dilakukan lewat aplikasi mereka. Selain itu, mereka juga akan mengembangkan model advertising atau iklan di aplikasi mereka.

“Sebenarnya iklannya bukan hanya buat cari duit saja, tapi juga membantu penyedia jasa yang bergabung dengan kami agar bisa berkembang,”terang Reza.

Untuk promosi, mereka mengatakan akan membuat dua perusahaan yang berbeda, satu untuk memasarkan aplikasi buatan mereka yang menyasar pengguna Temu Jasa, dan satu untuk penyedia jasa agar mereka mau bergabung.

“Kita ingin dua-duanya berjalan simultan, penggunanya banyak, penyedia jasanya juga ada,”pungkas Reza.

Sumber : kompas.com

Wallpaper Ini Bisa Pantau Sinyal dan Baterai

GoogleLive wallpaper buatan Google ini bisa menampilkan sinynal, baterai dan notifikasi secara real time

KOMPAS.com – Google Creative Labs membuat sebuah live wallpaper yang unik untukAndroid. Ketika dipasang, wallpaper bernama Meter itu bisa mengukur baterai hingga sinyal ponsel pengguna.

Biasanya para pengguna Android enggan memasang live wallpaper karena kinerjanya yang menyedot daya baterai. Selain itu, wallpaper model animasi ini terkesan hanya itu-itu saja, tidak banyak yang grafisnya menarik.

Kali ini Google mencoba membuatnya berbeda. Sebagaimana dilansir KompasTekno dariPhone Arena, Minggu (11/10/2015), Meter tampil dalam bentuk minimalis dan bisa menunjukkan berbagai hal.

Antara lain, ia bisa menunjukkan sisa daya dalam ponsel, kekuatan sinyal operator serta berbagai notifikasi lain. Pengguna pun bisa menggerak-gerakkan gambar di layar seiring memiringkan ponsel.

Aplikasi itu kini sudah bisa diunduh langsung melalui Google Play Store, melalui link ini. Namun tidak semua perangkat genggam bisa memakainya.

Visualisasi yang ditampilkan pun bisa berubah-ubah secara acak. Ini terjadi otomatis dan acak setiap kali pengguna membuka kunci ponsel.

Sumber: Phone Arena

Percakapan di Line Bisa Jadi Lebih Aman

KOMPAS.com — Penyedia layanan pesan instan asal Jepang, Line, menambahkan fitur keamanan berupa enkripsi percakapan end-to-end yang diberi nama “Letter Sealing”.

Fitur keamanan tersebut, dikutip KompasTekno dari Tech Crunch, Selasa (13/10/2015), akan mengenkripsi pesan dan fitur dalam layannya, mulai dari percakapan antar-pengguna hingga fitur berbagi lokasi, baik di versi desktop maupun mobile.

“Metode komunikasi yang aman ini mengacak konten percakapan dengan sebuah kunci yang hanya tersimpan di perangkat pengguna, bukan terpusat di server,” demikian penjelasan resmi dari Line.

“Dengan keamanan seperti itu, secara teknis akan sulit untuk melihat percakapan di server atau di pihak ketiga,” imbuh Line.

Fitur keamanan tersebut baru bekerja jika kedua pihak mengaktifkan enkripsi tersebut secara manual. Adapun setting enkripsi tadi terdapat di dalam Menu.

Ke depannya, Line berencana untuk membuat fitur enkripsi tersebut menjadi default untuk semua pengguna.

Selain Line, penyedia layanan pesan instan yang telah memberikan fitur enkripsi end-to-end antara lain adalah WhatsApp dan Telegram.

Line memang sempat merilis pilihan percakapan terenkripsi tahun lalu, tetapi mengharuskan pengguna membuka jendela percakapan baru dan kurang banyak dipakai.

Jumlah pengguna aktif Line sendiri menurut mereka saat ini mencapai 211 juta orang di seluruh negara.

Sumber: Tech Crunch