Tanpa Aba-aba, Bocah Muslim Perakit Jam Bertemu Obama

Mashable/Chip SomodevillaAhmed Mohamed akhirnya bertemu dengan Presiden AS Barack Obama

KOMPAS.com – Ahmed Mohamed, pelajar Muslim yang membuat jam digital tetapi disangka bom, memenuhi undangan Presiden AS Barack Obama. Ia berkunjung ke Gedung Putih untuk menghadiri acara “Malam Astronomi”.

Dalam kunjungannya ke acara ilmiah tersebut, pelajar berumur 14 tahun ini akhirnya bertemu dengan Obama pada Senin (19/10/2015) waktu setempat.

Dari foto yang dilansir oleh Mashable, Obama tampak sedang berbincang dengan Ahmed. Raut wajah Ahmed tampak bahagia dengan senyuman merekah.

Obama sendiri tampak dijaga ketat oleh petugas keamanan Secret Service. Yang menarik, dalam pertemuan tersebut, Obama dilaporkan sempat memeluk Ahmed.

Pertemuan Ahmed dan Obama tersebut sebenarnya tidak direncanakan. Sekretaris Media Gedung Putih Josh Earnest sempat mengungkapkan, meski mengundang ke Gedung Putih, Obama tidak dijadwalkan bertatap muka dengan Ahmed.

Ahmed Mohamed, seorang siswa MacArthur High School, Texas, AS, ditangkap polisi akibat diduga membawa bom ke sekolahnya, Rabu (16/9/2015). Setelah pengusutan, diketahui bahwa tuduhan itu keliru.

Tuduhan tersebut berasal dari seorang guru Bahasa Inggris Ahmed. Meskipun pada awal kejadian remaja itu sudah bersikeras mengatakan bahwa alat yang dibawanya adalah jam digital rakitan sendiri, sang guru tetap merasa alat tersebut mencurigakan.

Di Twitter, dukungan netizen terhimpun melalui tanda pagar #IStandWithAhmed. Dari masyarakat akar rumput, industri TI, para CEO, hingga politisi menyemangati Ahmed melalui kicauan masing-masing, antara lain Hillary Clinton, Google Science Fair, Pebble, Jack Dorsey, Aaron Levie, hingga Barack Obama.

Obama juga ikut mendukung Ahmed dengan memuji jam digital tersebut melalui kicauan di Twitter. Obama bahkan mengajak remaja itu memamerkan karyanya di Gedung Putih.

“Jam yang keren, Ahmed. Maukah kamu membawanya ke Gedung Putih sekarang? Kita mesti menginspirasi anak-anak sepertimu agar menyukai sains. Hal itulah yang membuat Amerika hebat,” tulis Obama dalam akun Twitter @POTUS.

Sumber: Mashable

Setahun Jokowi, Menkominfo Kebut 4G LTE dan Mobil Pustika

Reska K. Nistanto/KOMPAS.comRudiantara, Menkominfo Kabinet Kerja

JAKARTA, KOMPAS.com – Memasuki masa satu tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Yusuf Kalla yang jatuh pada hari ini, Selasa (20/10/2015), kinerja para Menteri Kabinet Kerja juga ikut disoroti, termasuk Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

KompasTekno merangkum sejumlah pencapaian dan kinerja Menkominfo Rudiantara, selama satu tahun jabatannya.

Setidaknya ada lima poin utama pencapaian Rudiantara dalam satu tahun masa kerjanya, yaitu refarming frekuensi 4G LTE 1800, mempercepat perizinan spektrum frekuensi, pengesahan aturan TKDN, memberikan modal untuk perusahaan rintisan digital (startup), dan pengadaan mobil Pustika (Pusat Informasi Teknologi dan Komunikasi).

1. Pengadaan akses internet cepat

Akses internet cepat yang menjadi program kerja Menkominfo diwujudkan lewat penyelenggaraan koneksi 4G LTE untuk internet mobile, dan proyek broadband Palapa Ring, pembangunan jalur kabel serat optik  yang menghubungkan 33 provinsi, 440 kota/kabupaten di Indonesia.

Kebutuhan internet dengan koneksi yang kencang ini dibutuhkan mengingat kondisi koneksi internet Indonesia yang tertinggal dibanding negara-negara ASEAN, seperti Singapura dan Malaysia.

Selain itu, dengan internet cepat, Menkominfo juga berharap bisa menumbuhkan produktivitas dan kreativitas, seperti banyaknya aplikasi-aplikasi dan menggenjot e-commerce.

Dalam hal koneksi 4G LTE, refarming (penataan ulang) frekuensi 1.800 MHz yang akan dipakai untuk penyelenggaraan internet cepat mobile itu telah diwacanakan sejak era kepemimpinan Menkominfo sebelumnya, Tifatul Sembiring.

Proses refarming tersebut sempat mengalami tarik ulur dari operator-operator seluler yang memiliki spektrum di frekuensi 1.800 MHz, seperti Telkomsel, Indosat, XL Axiata, dan Hutchinson Tri, sehingga membuat proses refarming ini sulit terwujud.

Baca juga:
Mimpi Menkominfo, Indonesia Cukup 4 Operator

Pada era kepemimpinan Rudiantara, refarming frekuensi 1.800 MHz telah dimulai sejak bulan Mei lalu, atau enam bulan semenjak Rudiantara menjabat sebagai Menkominfo.Refarming tersebut diproyeksikan selesai pada akhir tahun 2015.

Latar belakang Rudiantara yang pernah berkecimpung di industri telekomunikasi sejak lama serta kedekatannya dengan para pelaku di industri ini memungkinkan konsolidasi refarming itu berjalan lebih mulus.

Saat berita ini ditulis, Selasa (20/10/2015), Rudiantara melalui akun Twitter-nya mengklaim secara keseluruhan refarming frekuensi 1.800 MHz telah selesai di 33 dari 42 cluster di seluruh Indonesia, atau sekitar 78,5 persen.

Diharapkan, dengan penataan ulang frekuensi 1.800 MHz tersebut, akhir tahun ini atau paling lambat awal 2016, pengguna internet di Indonesia sudah bisa menikmati layanan internet cepat.

2. Percepatan izin frekuensi

Kementerian Komunikasi dan Informatika juga telah mengeluarkan kebijakan baru  mempercepat pengeluaran izin spektrum frekuensi dan penggunaan mesin dan komputer dalam pembuatannya.

Pada Mei lalu, Menkominfo Rudiantara memutuskan untuk menggunakan layanan berbasis teknologi, Machine to Machine (M2M) untuk sistem perizinan penggunaan frekuensi radio di Kantor Pusat Pelayanan Terpadu Ditjen Sumber Daya Perangkat Pos Informatika (SDPPI).

Dengan pemangkasan birokrasi ini, maka diharapkan operator-operator bisa lebih cepat melakukan ekspansi pembangunan BTS-BTS di wilayah yang selama ini belum terjangkau sinyal.

Sementara penggunaan mesin dalam setiap proses perizinan juga diharapkan bisa meminimalisir penyimpangan-penyimpangan, dan penyelenggaraannya bisa lebih transparan.

Menurut pria yang kerap disapa Chief RA itu, dalam setiap tahun ada lebih 300.000 permintaan Izin Stasiun radio (ISR) dari operator seluler yang 85 persen di antaranya masih dilayani dengan cara semi manual.

Padahal, menurut Rudiantara, perizinan itu melibatkan uang dalam jumlah besar, khususnya untuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP), yang nilainya mencapai Rp 1,1 triliun.

Dengan teknologi M2M ini, operator bisa langsung mendaftar dari kantornya, langsung dicek ketersediaan serta analisis teknis. Apabila tersedia, client bisa bayar langsung ke bank dan sertifikat ISR bisa langsung dicetak di client.

“Teknologi ini bisa mengurangi kemungkinan adanya kesalahan manusia, lebih efisien, pelayanan juga meningkat,” tegas Rudiantara.

3. Aturan komponen lokal pada perangkat 4G

Selain dua hal di atas, satu kebijakan Menkominfo Rudiantara yang juga harus disoroti adalah aturan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) bagi vendor-vendor ponsel yang ingin menjual perangkat berbasis 4G di Indonesia.

Bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan, aturan TKDN ini telah ditetapkan pada  Juli 2015 lalu.

Dengan aturan tersebut, maka mulai 1 Januari 2017 semua smartphone 4G yang beredar di Indonesia harus memiliki TKDN sebesar 30 persen, sedangkan perangkat jaringan 4G sebesar 40 persen.

Diberlakukannya aturan TKDN ini menurut Menkominfo Rudiantara bertujuan untuk lebih memberdayakan bangsa Indonesia, baik dari brainware maupun value added (nilai tambah).

Kita ingin value added ditingkatkan. Bukan jadi tempat impor saja, padahal kita bisa (membuat). Nah, 60 persen dari ponsel adalah software. Indonesia punya kemampuan di sana,” ujar Rudiantara.

4. Suntikan modal untuk startup

Kemenkominfo telah menargetkan pencarian dana sebesar Rp 12 triliun untuk dijadikan sebagai modal perusahaan rintisan digital (startup) TI di Indonesia. Dana tersebut akan dikumpulkan dari para konglomerat di Indonesia dan berupa pledge (janji memberikan dana) .

Tujuannya bukan semata-mata mengumpulkan dana saja, namun supaya investasi-investasi yang selama ini mereka simpan di luar negeri diberdayakan untuk mengembangkan Tanah Air sendiri.

“Daripada uang Anda disimpan di Singapura, hasilnya cuma setengah persen setahun, itu kan cuma uang parkir. Lebih baik masukin sini untuk Indonesia,” ungkap Rudiantara kepada KompasTekno, beberapa waktu yang lalu.

5. Program mobil Pustika baru

Program mobil Pustika (Pusat Informasi Teknologi Informasi dan Komunikasi) bertujuan untuk memberikan akses informasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat di daerah-daerah terpencil.

Program ini telah dimulai sejak 2005 lalu, namun disinyalir banyak penyimpangannya. Karena itu, di tahun 2015 ini Rudiantara menginginkan agar program Mobil Pustika lebih relevan sesuai dengan daerahnya, serta bisa dijalankan lebih transparan.

Program Mobil Pustika yang baru diluncurkan sejak 19 Januari 2015 lalu. Tugasnya adalah memberikan edukasi ke masyarakat di daerah terpencil dan dilaksanakan sepenuhnya dengan pembiayaan dari Dirjen Informasi Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo.

Secara total, menurut Ditjen IKP Kemkominfo Freddy H. Tulung, saat ini Kementerian Kominfo telah menyebar 88 kendaraan yang terdiri dari 73 mobil dan 15 motor kepada kepala daerah Tingkat I maupun tingkat II di Indonesia.

Empat capaian di atas bisa disebut prestasi terbaik dari Menkominfo Rudiantara. Meski demikian, masih banyak pekerjaan rumah untuk kementerian tersebut. Soal penerapan penyaringan konten internet yang masih dipertanyakan mekanisme, revisi UU ITE pasal 27 masih dalam digodok bersama DPR, aturan main e-commerce, soal pertahanan cyber, dan lainnya.

sumber : kompas.com

Lamborghini “Sewaan” GrabCar Tertangkap Kamera di Kawasan SCBD

Reska K. Nistanto/KOMPAS.comGrabCar bakal menyediakan Supercar sebagai armada sewanya

JAKARTA, KOMPAS.com — Belum lama ini muncul teaser yang mengisyaratkan layanan ride sharing GrabCar sedang menyiapkan supercar sebagai kendaraan sewa terbarunya. Persiapan tersebut tampaknya sudah hampir selesai dan siap meluncur.

Grabbers! Siap-siap bakalan ada yang baru dari GrabCar. Stay tuned dan tunjukkan seberapa besar antusiasnya dirimu,” demikian tulis akun Facebook GrabTaxi Indonesia, Sabtu (17/10/2015) lalu.

Saat itu, hanya siluet yang ditampilkan dalam teaser. Namun, hari ini, Selasa (20/10/2015), KompasTekno sempat memergoki bentuk keseluruhan mobil dalam teaseritu sedang berada di kawasan niaga terpadu Sudirman (SCBD).

Ya, ternyata supercar yang dimaksud adalah Lamborghini Gallardo, lengkap dengan logo dan tagline GrabCar yang menempel di pintunya.

Reska K. Nistanto/KOMPAS.comLamborghini Gallardo yang akan digunakan sebagai armada GrabCar

Sayangnya, belum diketahui apakah supercar itu akan beroperasi di seluruh wilayah mereka (Jabodetabek dan Bali) atau hanya di wilayah-wilayah tertentu.

Selain itu, belum diketahui apakah GrabCar akan terus memakai supercar tersebut atau hanya menyediakannya dalam periode promosi khusus.

Kita masih ingat strategi promosi seperti ini pernah juga dilakukan oleh Uber dengan mobil mewah Aston Martin-nya. Kala itu, supercar tersebut hanya bisa dinikmati di SCBD dan area Kuningan, Jakarta.

GrabCar hadir di Jakarta mulai Agustus 2015 lalu setelah sebelumnya diluncurkan terlebih dahulu di wilayah Denpasar, Bali.

Ini pertama kalinya GrabCar melakukan promosi dengan menggunakan supercar di Indonesia. Sebelumnya, di ajang Grand Prix F1 Singapura pada bulan September lalu, GrabTaxi juga menyediakan beberapa unit supercar untuk mengantar pelanggannya dari dan ke sirkuit jalan raya di Singapura.

GrabCar sendiri akan menggelar acara jumpa pers di Jakarta, Rabu (21/10/2015), berkaitan dengan layanan supercar ini.

Setahun Jokowi, Bagaimana Kinerja Badan Ekonomi Kreatif?

KOMPAS.com/Indra AkuntonoTriawan Munaf saat dilantik sebagai Kepala Badan Ekonomi Kreatif, di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/1/2015).

KOMPAS.com – Sejak awal memimpin, Presiden dan Wakil Presiden RI Jokowi-JK sesumbar bakal memajukan industri kreatif di Indonesia. Berkat dorongan para relawan, Jokowi mengeluarkan Peraturan Presiden No.6 tahun 2015 yang mengatur tentang pembentukan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Lembaga pemerintah nonkementerian tersebut dinaungi dan bertanggung jawab langsung ke Presiden. Fungsinya untuk merumuskan, menetapkan, mengoordinasi dan mensinkronisasi seluruh kebijakan terkait ekonomi kreatif.

Sepekan setelah Perpres diresmikan, tepatnya 26 Januari 2015, Jokowi melantik Triawan Munaf sebagai Kepala Bekraf di Aula Istana Negara. Optimisme dan harapan para pelaku ekonomi kreatif pun dititipkan ke pundak Triawan.

Dalam hal ini, setidaknya ada 16 subsektor yang ditangani Bekraf, yakni aplikasi dan game, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, film, animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan dan seni rupa.

Sepak terjang pertama Bekraf

Pada 4 Februari 2015, untuk pertama kalinya Triawan menggelar diskusi terbuka bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan media massa. Kala itu, Triawan mengklaim telahblusukan ke beberapa pelaku ekonomi kreatif untuk mendalami tantangan dan kebutuhan mereka.

“Tiga bulan ini baru tahap mendengarkan,” kata dia kala itu.

Setelah tiga bulan, belum juga terlihat kebijakan atau program kerja nyata dari Bekraf. Dalam beberapa kesempatan, Triawan berkilah tak bisa bergerak akibat ruwetnya birokrasi.

Menurutnya, lembaga baru yang ia pimpin belum memiliki struktur kelembagaan yang mumpuni. Karena itu anggaran Bekraf pun belum bisa cair.

“Saya masih sendiri, kantor juga belum ada,” kata dia.

Baru pada 27 Juli 2015, atau enam bulan setelah diresmikan, Bekraf akhirnya melengkapi struktur kelembagaannya. Ada delapan pimpinan tinggi madya yang dilantik.

Segera setelahnya, anggaran Bekraf dari DPR pun turun. “Tapi tahun ini hanya untuk anggaran operasional. Anggaran program kerja baru bisa digunakan tahun depan,” kata Triawan pada September lalu.

Triawan mengakui lembaganya bergerak lambat. Ia pun mengeluhkan proses birokrasi yang berkelit. Tapi, ia juga paham keruwetan tersebut sesuai dengan prosedur pemerintahan.

“Kami bekerja dengan uang rakyat. Apapun yang dilakukan harus detil agar bisa dipertanggungjawabkan. Prosesnya memang lama. Apalagi kami lembaga baru. Tapi kami harus ikuti semua prosedur,” ia menjelaskan.

Bekraf pada tahun 2016

Pun begitu, kata Triawan, tak berarti Bekraf saat ini hanya leha-leha. Ia berjanji pada tahun 2016 kinerja Bekraf sudah bisa diukur.

Saat ini, Triawan dan timnya tengah mendekati beberapa lembaga pemerintahan untuk berkolaborasi dalam perumusan kebijakan. Adapula program-program strategis yang rencananya akan direalisasikan mulai awal tahun depan. Berikut di antaranya.

1. Fokus pada tiga subsektor: aplikasi digital, film dan musik.

Menurut Triawan, ada beberapa subsektor industri kreatif yang sudah berjalan dengan baik tanpa perlu penanganan khusus. Ia mencontohkan kuliner dan fesyen.

“Tanpa diapa-apakan, kedua industri tersebut berkembang sangat agresif,” menurut dia.

Adapun subsektor yang menurut Triawan sangat potensial namun masih perlu digenjot dengan kebijakan dan program kerja antara lain aplikasi digital dan game, film dan musik.

Triawan bercita-cita agar aplikasi digital dan game lokal bisa unjuk gigi di ranah internasional. Beberapa saat lalu, Jokowi juga mengemukakan harapannya yang besar atas masa depan aplikasi digital di Indonesia.

Jokowi berharap makin banyak pengembang lokal yang membuat aplikasi bertema kebudayaan, perikanan dan pertanian. Sebab, aplikasi-aplikasi tersebut bisa sekaligus menggenjot produktivitas perekonomian di desa.

Film dan musik pun diproyeksikan bisa lebih berkontribusi pada pendapatan negara. Salah satu langkahnya adalah dengan memberantas pembajakan.

2. Membuat aturan khusus untuk tiap subsektor

Tahun depan, UU Ekonomi Kreatif juga rencananya akan dicanangkan. Triawan mengatakan aturan tersebut seyogyanya beririsan dengan regulasi yang telah berlaku saat ini. Jika tidak, perlu diadakan diskusi mendalam dengan lembaga pemerintahan lainnya.

Regulasi tentang ekonomi kreatif ini diinisiasi oleh Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Masih ada pertemuan-pertemuan lanjutan untuk persiapan UU tersebut.

Dalam penggodokannya, Triawan mengatakan tiap subsektor yang ia bawahi akan memiliki regulasi yang berbeda-beda. Ia tak ingin pukul rata aturan. Sebab, kata Triawan, tiap industri punya tantangan beda dan solusi beragam pula.

“Tiap subsektor akan ada aturan masing-masing. Jangan sampai nanti tabrakan. Untuk pembajakan musik misalnya, tentu berbeda aturannya dengan sektor aplikasi digital dan lainnya,” ia menjelaskan.

3. Mengembangkan Sistem Peringatan Pembajakan

Bekraf telah menggandeng PT Telekomunikasi Indonesia dan Kemenkominfo untuk mempersiapkan sistem peringatan (Alert System) di berbagai situs yang menyediakan konten musik dan film bajakan.

Saat hendak mengunduh konten secara ilegal, pengguna akan “dikagetkan” dengan pemberitahuan pasal yang dilanggar beserta ancaman hukuman yang dikenai.

“Jadi kalau orang membajak, bukan situsnya yang ditutup. Tapi pengunduhnya akan diberi peringatan. Semua ISP (internet service provider) akan kita ajak kerja sama,” kata Triawan.

Di bawah peringatan, bakal ada tautan ke alamat pengunduhan konten orisinal yang berbayar. Triawan menjamin harga konten orisinal akan dibuat terjangkau.

Hal ini adalah upaya Bekraf untuk memotivasi para musisi dan pembuat film. Ia ingin setiap karya anak bangsa dihargai.

Saat ini, kata Triawan, Alert System sedang dalam proses pengujian. Ia ingin sistem tersebut digodok sebaik mungkin agar implementasinya sesuai harapan.

4. Membentuk Satgas Pengaduan Pembajakan.

Selain Alert System, Bekraf juga akan membentuk satuan tugas khusus untuk menangani pengaduan pembajakan.

Satgas ini nantinya bakal menerima pengaduan atas segala macam jenis pembajakan, baik secara offline maupun online dari para pemegang hak karya cipta.

Menurut Triawan, Satgas Pengaduan konten bajakan ini perlu dibuat oleh Bekraf karena kasus pembajakan merupakan delik aduan. Maksudnya, kasus pembajakan tidak bisa diproses polisi jika aduannya tak ada.

Dalam hal ini, Bekraf akan bekerja sama dengan asosiasi film, musik, serta fraksi-fraksi di DPR. “Satgas ini memantau delik pengaduan pembajakan supaya bisa ditindaklanjuti oleh polisi,” ia menjelaskan.

5. Dana Rp 1 triliun untuk startup

Bekraf menargetkan dana Rp 1 triliun untuk modal usaha startup. Dana tersebut berbentuk pinjaman usaha tanpa agunan aset.

Mekanismenya diatur oleh Bekraf dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bekraf, kata Triawan, hanya bertindak sebagai “agen” yang mempermudah hubungan antara startupdan pemberi modal.

Sementara itu, OJK akan menjadi penghubung ide pelaku startup dengan insititusi bank yang memberi pinjaman.

Nantinya, bagi yang punya ide mengembangkan aplikasi, game, atau usaha kreatif lainnya, cukup menukarkan idenya itu dengan modal yang akan diberikan. Hak cipta tetap milik pencetusnya.

Mekanisme pengajuan ide hingga pencairan dana akan dibuat sesederhana mungkin. Triawan mengindikasikan, nantinya dibuat situs atau aplikasi sebagai wadah pengajuan ide.

Jadi, pencetus ide tak perlu repot-repot keluar rumah untuk melewati rentetan prosedur administratif lapangan. Ide-ide yang terkumpul akan diseleksi terlebih dahulu sebelum dinyatakan layak untuk mendapat pinjaman.

Semua wacana-wacana ini dijadwalkan mulai terealisasi pada 2016. Kita tunggu saja.

Kalau Masuk Akal, XL Tertarik dengan Balon Google

GoogleBalon internet Google Loon.

JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden RI Joko Widodo konon bakal membahas soal akses internet melalui balon Google alias Project Loon.

Project Loon memang dirancang untuk menyediakan akses internet di wilayah yang sulit terjangkau, baik secara geografis maupun bisnis. Kalau di Indonesia, mungkin di wilayah-wilayah tepi atau perbatasan.

Dalam diskusi bersama beberapa media massa, di Jakarta, Selasa (20/10/2015), CEO XL Axiata Dian Siswarini mengaku pengadaan akses seperti itu menarik.

“Kalau ada alternatif yang bisa memberi layanan di daerah yang under served. Kemudian alternatif itu juga lebih murah (dibanding cara teresterial), itu kan bagus,” ujarnya.

Menurut Dian, siapapun yang menghadirkan alternatif itu akan disambutnya dengan baik. Namun ia berharap secara ekonomis bisa masuk akal.

Artinya, secara perhitungan biaya tidak boleh lebih mahal daripada menyediakan akses yang sama melalui jalur teresterial yang saat ini biasa dilakukan.

Dian mengakui bahwa kondisi geografis Indonesia, dengan 13.000-an pulau, membuat penyediaan akses secara teresterial terbilang mahal di wilayah tertentu. Oleh karena itu memang dibutuhkan teknologi alternatif.

Namun pihak XL Axiata tidak akan selalu ikut dengan skema alternatif yang ditawarkan pihak lain. Misalnya, ia mencontohkan, saat Facebook membawa program Internet.org.

“Kalau seperti Internet.org-nya Facebook, yang menurut pandangan kami kurangmumpuni, ya kami nggak akan ikutan,” tukasnya.

Project Loon dikabarkan bakal menjadi salah satu poin pembahasan Jokowi dalam kunjungannya ke AS akhir Oktober 2015 ini. Kunjungan itu disebutkan bakal mencakup pertemuan dengan jawara internet Silicon Valley, seperti Facebook, Apple dan Google.

One A9 Diklaim sebagai Alternatif iPhone

@OnLeaksHTC One A9

KOMPAS.com – HTC tengah bersiap untuk merilis sebuah smartphone baru dalam waktu dekat ini. Meski tidak menyebutkan nama perangkat tersebut, HTC diyakini bakal merilis smartphone Android flagship HTC terbaru, yakni One A9.

Beberapa saat sebelum peluncuran tersebut, CEO HTC Cheng Wang ingin membakar semangat para karyawannya. Melalui e-mail kepada karyawannya, sebagaimanaKompasTekno rangkum dari Phone Arena, Selasa (20/10/2015), Wang menyatakan bahwa One A9 bakal menjadi alternatif yang baik bagi iPhone.

Alasannya, masih menurut Wang, One A9 dinilai memiliki “keseimbangan antara keindahan, performa, dan kesederhanaan”.

Dengan pernyataan seperti itu, Wang seperti ingin menegaskan bahwa smartphone terbarunya ini memiliki performa dan desain fisik yang sebanding atau kurang lebih sama dengan iPhone. Oleh karena itulah, ia dengan percaya diri menyebutkan bahwa perangkat itu mampu menjadi pilihan yang baik di luar iPhone.

Rumor mengenai One A9 sendiri sebenarnya sudah mulai banyak beredar. Salah satunya mengungkap, produk ini bakal memiliki desain fisik yang tidak jauh berbeda dari iPhone 6s.

HTC One A9 sendiri dikatakan bakal hadir dengan balutan material metal dengan layar 5 inci Full HD.

Ia dikatakan bakal hadir dengan SoC Snapdragon 617, RAM 3 GB, kamera belakang 13 megapiksel, kamera depan 2 megapiksel, dan media penyimpanan 16 GB atau 32 GB.

Sumber: Phone Arena

Jokowi Dicari di Google Setahun, Apa Jadinya?

Rilis GoogleData Google Trends untuk mengenai setahun pemerintahan Jokowi Selama periode Oktober 2014 – Oktober 2015.

JAKARTA, KOMPAS.com – Google Trends adalah layanan buatan Google yang menunjukkan kata kunci paling banyak dicari terkait dengan peristiwa atau orang-orang tertentu. Apa kata layanan ini soal Presiden Joko Widodo atau biasa disapa Jokowi sejak dilantik pada 20 Oktober tahun lalu?

Dalam keterangan resmi Google yang diterima KompasTekno, Selasa (20/10/2015), disebutkan ada lima kata kunci yang paling sering digunakan orang untuk mencari kabar tentang Presiden Indonesia itu. Semuanya berawalan dengan kata Jokowi.

Kata kunci yang dimaksud adalah Jokowi Mantu, Jokowi Kabinet, Jokowi KPK, Jokowi Asap dan Jokowi Pidato.

Dari kelima topik tersebut, Jokowi Asap bisa dibilang sebagai yang terkini dan dilontarkan terkait tragedi asap akibat kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan.

Selanjutnya, Google Trends di periode Oktober 2014 hingga Oktober 2015 itu menunjukkan topik-topik lain terkait Jokowi, yang sering dicari pengguna mesin pencari Google. Ada lima topik, yaitu Budi Gunawan dan Megawati, Bali Nine, Pelantikan Ketua Kapolri, Reshuffle Kabinet, Danau Toba, dan Asap Riau.

Sementara itu, pengguna yang mencari Jokowi di internet, terbanyak berasal dari wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Terakhir, sepanjang setahun terakhir terdapat dua video parodi terkait Jokowi yang menjadi terpopuler di YouTube. Video tersebut adalah karya Eka Gustiwana yang mencapai lebih dari satu juta view, dan hasil unggahan akun Lilin Kecil yang mendapat lebih dari 2 juta view.

Ini Dia, 12 Produk Gagal Apple

The VergeLogo Apple di Bill Graham Ciciv Auditorium, San Francisco, AS.

KOMPAS.com — Apple pada masa kini dikenal dengan jajaran produk yang sedikit, mahal, tetapi laku keras dan diidamkan banyak orang. Namun, bila melirik sejarahnya, ternyata mereka tidak selalu sukses.

Pada suatu masa, ketika Apple masih muda, mereka juga pernah membuat produk-produk gagal. Bahkan, bisa dikatakan produk tersebut seolah tidak eksis, cuma diingat oleh segelintir orang saja.

Sebagaimana dilansir KompasTekno dari TechCrunch, Kamis (15/10/2015), lebih kurang ada 12 produk buatan Apple muda, sebagian ada yang gagal dan sebagian lagi bukanlah barang yang dikenal generasi masa kini. Simak rangkuman berikut.

1.  Kaset game untuk Apple II

TechCrunchKaset game buatan Apple

Apple merilis kaset ini sekitar tahun 1978. Pada masa itu, belum ditemukan disket sehingga komputer buatan Apple menggunakan software yang disimpan dalam kaset. Di dalamnya tersimpan game seperti Slot Machine, Star Wars, dan Lemonade Stand.

2. Printer Apple

TechCrunchPrinter buatan Apple

Alat pencetak ini hadir di pasar sekitar 1979 hingga 1988. Kala itu, setiap perusahaan komputer mesti membuatprinter sendiri karena memang belum ada perusahan yang khusus bergerak membuat mesin cetak tersebut.

Apple pertama kali memperkenalkanprinter bernama Silentype pada 1979. Mesin cetak ini berjenis thermal printerdan dijual dengan harga 599 dollar AS atau setara Rp 8 juta.

Harga itu tak murah bila disesuaikan dengan masa kini bisa mencapai 2.000 dollar AS atau sekitar Rp 26,9 juta. Mereka berhenti membuat printersetelah merilis LaserWriter pada 1985 dengan harga 6.995 dollar AS atau sekitar Rp 94 juta (bila disesuaikan dengan saat ini bisa setara 15.000 dollar AS atau sekitar Rp 201 juta).

3. MacWrite

TechCrunchAplikasi pengolah dokumen Apple MacWrite

Ini adalah sebuah aplikasi pengolahan dokumen buatan Apple. Bisa dikatakan mirip dengan Microsoft Word yang lebih kita kenal di zaman ini.

MacWrite dirilis Apple pertama kali pada 1984 untuk Macintosh orisinal. Aplikasi tersebut merupakan salah satu peranti lunak pengolahan dokumen pertama dan termasuk yang dikenal hebat di lingkungan DOS.

4. The Apple Collection

TechCrunchApple juga pernah masuk ke bisnis pakaian dan membuat koleksi sendiri

Ya, Anda tidak salah. Ini adalah salah satu lini produk fashion Apple muda. Kreasinya pun tidak minimalis, sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan kaus turtleneck sederhana yang biasa dipakai mendiang Steve Jobs.

Koleksi fashion Apple berisi dengan pakaian bergaya 80-an, seperti topi berwarna pelangi, kacamata hitam dengan logo Apple, dan sweathshirt.

5. Apple scanner

TechCrunchMesin pemindai buatan Apple yang dibanderol dengan harga mahal

Selain mesin cetak, Apple juga pernah membuat mesin pemindai atau scanner. Mereka menjual produk ini pada kurun 1988 hingga 1997 sebagai peripheral Macintosh.

Sayangnya, tak satu pun dari mesin pemindai itu yang sukses di pasar dan pada 1997, mereka mulai berhenti menjualnya.

6. Apple Newton

TechCrunchApple Newton adalah sebuah personal digital assistant (PDA) canggih pada masanya

Newton adalah sistem operasi asisten pribadi pertama yang dirancang Apple untuk tablet MessagePad. Selain sistem operasi tersebut, di dalam perangkat genggam ini juga berisi aplikasi Notes, Names, dan Dates yang masih dikenal hingga kini.

Semua tablet jadul ini dibekali dengan stylus serta peranti lunak yang dapat mengenali tulisan tangan. Walau akhirnya tidak laku, perangkat genggam ini merupakan cikal bakal iPhone dan iPad yang kini mendulang sukses.

7. Apple PowerCD

Sebenarnya, ini bukan produk yang murni diproduksi Apple. PowerCD merupakan rancangan Phillips, sedangkan Apple hanya menempelkan logonya saja sebagaibranding.

Alat ini dapat membaca data-data yang disimpan dalam kepingan CD ketika dihubungkan dengan Mac. Selain itu, alat ini juga bisa membaca CD biasa saat dihubungkan kespeaker.

8. Apple QuickTake Camera

TechCrunchApple QuickTake Camera

Walau rasanya sukar dipercaya, Apple memang pernah terlibat dalam bisnis kamera. QuickTake ini merupakan salah satu kamera digital konsumer yang pertama dan hadir di pasar antara tahun 1994 hingga 1997.

Pembuatnya adalah Kodak dan Fujifilm, tetapi di-branding untuk Apple. Kamera ini dibanderol 749 dollar AS atau sekitar Rp 10 juta, memiliki resolusi 0,3 piksel dan memori 1 MB.

9. Apple Pippin

Ini adalah sejenis konsol video gameberbasis sistem operasi Macintosh yang dipasarkan pada tahun 1995 sampai 1997. Apple bekerja sama dengan Bandai untuk menciptakan konsol game ini. Sayangnya, mereka hanya berhasil menjual 40.000 unit dan produk ini pun langsung mati.

10. Apple Flower Power iMac

Apple merilis iMac ini pada 2002. Mereka merilisnya sebagai penawaran terbatas setelah merilis iMac hampir dalam semua warna yang ada di pelangi. Desain ini bernasib buruk dan tidak begitu populer.

11. Apple eMac

TechCruncheMac adalah iMac alam versi yang lebih mudah untik pendidikan

Pada kurun 2002 hingga 2006, Apple merancang eMac sebagai komputer versi pendidikan. Namun, rancangan tersebut gagal dan eMac hanya menjadi sebuah iMac biasa dalam versi lebih murah.

Versi pertama komputer ini memiliki memori 128 MB, harddisk berkapasitas 40 GB dan sistem OS X Puma.

12. iPod HiFi

Ini adalah usaha Apple untuk membuatspeaker khusus iPod. Namun, usaha itu tidak bertahan lama hanya dari 2006 hingga 2007 saja. Selanjutnya, mereka mulai merekomendasikanspeaker buatan pihak lain.

Sumber: TechCrunch

Pasukan Cyber di Tengah Hiruk Pikuk Timeline

Pasukan Cyber di Tengah Hiruk Pikuk Timeline
Bandung – Saat ini, menyampaikan komplain ke suatu layanan jadi begitu mudah. Tinggal posting di media sosial dan dalam beberapa menit kemudian bisa langsung direspons oleh pasukan cyber si pemilik layanan.

Ya, kehadiran pasukan cyber ini sudah sedemikian pentingnya di tengah hiruk pikuk timeline yang semakin sesak. Jika tak direspons bisa-bisa malah menjadi bom yang siap meledak suatu waktu.

Menurut Redaktur Pelaksana detikINET Ardhi Suryadhi, eksistensi pasukan cyber ini sangat penting bagi perusahaan yang menawarkan layanan dalam skala masif. Contohnya adalah operator telekomunikasi dan perbankan.

“Coba saja komplain ke layanan operator di Twitter, pasti langsung dijawab. Karena mereka memang menyediakan tim khusus seperti pasukan cyber untuk memelototi media sosial,” kata Ardhi saat berbicara di hadapan 300 mahasiswa-mahasiswi yang menghadiri acara Ngobrol Seputar Informasi Teknologi (NGOPI)detikINET di Telkom University, Bandung, Selasa (29/9/2015).

“Saya pernah datang ke markas suatu operator dimana punya tim digital puluhan orang. Ada layar besar untuk memantau isu di timeline, dan deretan orang-orang yang siap meresponsnya,” lanjutnya.

Bagi para mahasiswa sejatinya ini bisa menjadi peluang ketika nantinya terjun ke dunia kerja, khususnya yang ingin bergabung sebagai tim digital.

“Saat ini saya belum pernah dengar ada jurusan kuliah tentang media sosial, tetapi jika Anda punya pengetahuan yang lebih tentang hal ini (media sosial-red.) dan kemudian bisa mengksplorasinya lebih jauh tentu akan menjadi nilai lebih dibandingkan yang lain saat proses rekrutmen,” Ardhi mengungkapkan.

Sementara itu, Dicky Sukmana, Chief Creative Panenmaya lebih menyikapi medsos di masa depan dengan lebih santai. “Enjoy saja. Karena kita tidak bisa menebak seperti apa industri medsos ke depannya,” ujarnya.

Namun demikian ia tetap menganjurkan agar kita tak hanya jadi penikmat. Tapi bisa memanfaatkan apa yang kita bisa lakukan di medsos. “Saya percaya, ketika ada add attention, maka ada peluang baru di sana,” imbuhnya.

CEO Brodo Yukka Herlanda melanjutkan, medsos akan membuka banyak peluang bisnis dan menghadirkan iklim yang makin demokratis. “Dulu tidak menyangka produk saya dikenal banyak orang. Dengan medsos hal tersebut terwujud,” ujarnya.

Ia pun mengajak para anak muda untuk mulai mengeksplorasi potensi diri dan bisa memanfaatkan media sosial untuk lebih dari sekadar jadi tempat narsis. “Eksplorasi apa yang dimiliki. Tapi jangan lupa untuk menyelesaikan kuliahnya. Karena itu juga penting,” pungkasnya.

Bos Citrix Bicara Fenomena Shadow IT

Bos Citrix Bicara Fenomena Shadow IT
Jakarta – Windows OS, Apple iOS, Blackberry OS, Android OS pada smartphone, phablet, tablet dan yang terbaru smartwatch. Daftar itu pun terus bertambah. Kita sedang berada dalam dunia bisnis modern dengan multi-perangkat dan multi-OS.

“Namun, kita lebih lambat menyadari keragaman yang sama di daftar atas, juga berlaku untuk data kita. Karena bring your own (BYO) sudah menjadi norma, demikian juga dengan fragmentasi data,” demikian tulis Mark Micallef, Area Vice President ASEAN Citrix, Jumat (16/10/2015).

Inilah saatnya untuk mulai mengakui hal ini dan mempertimbangkan apa arti sebenarnya untuk bisnis. Meskipun mungkin ada godaan untuk mengabaikan dan melupakan sejumlah pilihan yang tersedia untuk menyimpan dan berbagi data, kenyataannya adalah bahwa orang memiliki kebebasan yang belum pernah ada sebelumnya untuk memilih penyimpanan cloud yang murah dan nyaman.

Hal ini berarti kami terus menciptakan dan menyimpan dokumen dalam beberapa tempat penyimpanan, di beberapa perangkat, di dalam dan di luar firewall. Hal ini lumrah dilakukan dan jumlah silo dokumen hanya terlihatnya saja akan meningkat.

Jadi apa artinya ini untuk bisnis? Dengan spektrum yang luas dan beragam dari silo dokumen, semakin sulit bagi organisasi untuk mengelola informasi penting bisnis, serta menjaganya tetap aman.

Hal ini menimbulkan masalah privasi yang nyata, terutama ketika navigasi firewall yang ada dan integrasi dengan sistem yang sudah lama dan aplikasi tetap menjadi rintangan besar untuk bisnis dalam mencapai mobilitas perusahaan yang sesungguhnya.

Kombinasi dari BYO, tenaga kerja yang semakin mobile, dan jajaran layanan berbasis cloud yang terus tumbuh menggerus perimeter tradisional pekerjaan – pekerjaan tidak lagi berupa tempat.

Lebih dari sebelumnya, akses mobile ke data perusahaan menjadi komponen penting untuk meraih produktivitas yang maksimal untuk pekerja mobile. Pertanyaan berikutnya adalah, apakah kita ada di tengah dua pilihan yang sulit?

Hanya karena pekerja menuntut pengalaman pengguna yang menyenangkan saat berkerja atau bermain, tidak berarti organisasi perlu mengkhawatirkan mengenai akses yang aman dan tanpa batas ke sumber daya internal.

Ada beberapa cara untuk mengatasi fragmentasi data. Menyediakan akses mobile yang aman ke data yang berada di belakang firewall perusahaan bahkan lebih mudah dari yang Anda kira.

Sebagian besar melibatkan harmoni dari kebijakan ‘Shadow IT’ dan teknologi kolaboratif dan alat-alat. Pada gilirannya, bisnis memiliki lebih banyak pilihan dan fleksibilitas tentang dimana dan bagaimana data pengguna diakses dan dibagikan – melalui peningkatan kontrol privasi dan perlindungan data.

Solusi sinkronisasi dan berbagi file (EFSS) Software-as-a-Service (SaaS) memberikan manfaat keamanan solusi on-premise sambil mengurangi biaya dan kerumitan dalam mempertahankan pengalaman pengguna sebagai layanan.

83% dari bisnis memperhatikan keamanan data perusahaan mereka karena semakin tersebar di seluruh jaringan dan di luar. Namun Asia Pasifik tertinggal dalam mendeteksi insiden keamanan serta dalam ukuran anggaran keamanan informasi.

Jadi apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini?

Berikut adalah lima tips terbaik dalam memilih teknologi yang tepat untuk melindungi data perusahaan dan membatasi risiko menggunakan Shadow IT:

#1: Memastikan tidak ada visibilitas ke file atau metadata.

Memiliki metadata (nama file dan folder) yang terlihat oleh penyedia layanan Anda itu tidak baik karena nama file bisa membawa informasi yang sensitif. Semua data bisnis harus dienkripsi dengan kunci yang berada di bawah kontrol penuh organisasi tersebut.

#2: Tidak ada peniruan pengguna

Penyedia layanan tidak diizinkan untuk mengakses file yang dimiliki oleh pelanggan mereka. Single sign-on perusahaan harus dibuat mudah untuk pengguna akhir, tetapi para pelaku bisnis tidak boleh lupa bahwa ini juga memungkinkan para penyedia layanan untuk meniru pengguna. Hal itu seperti memiliki kepercayaan domain satu arah dari perusahaan Anda ke cloud tersebut.

#3: Memastikan Anda mempunyai kontrol penuh terhadap layanan enkripsi Anda

Enkripsi hampir tidak ada artinya ketika penyedia layanan memiliki tombol dan/atau server yang melakukan enkripsi – data harus dienkripsi dengan kunci organisasi Anda saja.

# 4: Pengalaman Pengguna harus consumer-grade

Enkripsi file dan perlindungan data tidak boleh mengorbankan kompatibilitas aplikasi atau pengalaman pengguna tanpa hambatan. Jika pengguna harus memikirkan kunci enkripsi, sertifikat atau plug-in di semua perangkat mereka untuk membuka file, mereka akan menemukan cara yang lebih mudah dan tertarik untuk menggunakan layanan yang disederhanakan, tetapi kurang aman.

# 5: Kedaulatan data adalah wajib.

Penyedia layanan tidak bisa lagi mendikte dimana file pelanggan disimpan. Untuk mematuhi peraturan lokal dan melindungi properti intelektual, organisasi harus memiliki pilihan dalam menyimpan data mereka, di dalam negeri mereka, kota mereka, atau bahkan di belakang firewall mereka.