kesetaaraan

1. Kesetaraan
Pada dasarnya kesetaraan sama halnya dengan kesederajatan. Kesetaraan sendiri berasal dari kata setara atau sederajat. Sehingga segala sesuatu yang sederajat tidak menunjukkan adanya tingkatan yang lebih rendah atau yang lebih tinggi. Kesetaraan dapat dilihat dari dua aspek, yaitu manusia dan sosialnya. Kesetaraan manusia merupakan kesetaraan yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Manusia diciptakan dengan tingkat atau kedudukan yang sama. Hal ini dikarenakan manusia merupakan makhluk yang mulia dan tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk yang lain. Sedangkan kesetaran sosial merupakan kesetaraan yang bersifat personal. Di dalam masyarakat seseorang memiliki status yang sama, baik dalam mengajukan pendapat, kebebasan berbicara, memperoleh hak suara, mendapatkan perlindungan hukum yang sama, mendapatkan keamanan, dan lain sebagainya.
Kesetaraan atau kesederajatan mempunyai prinsip yang mensyaratkan dalam menjamin persamaan derajat, hak, dan kewajiban. Beberapa hal yang menjadi indikator kesederajatan adalah :
1. Adanya persamaan derajat yang dilihat dari aspek agama, suku bangsa, ras, gender, dan golongan.
2. Adanya persamaan hak yang dilihat dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang layak.
3. Membangun suatu pola komunikasi untuk menciptakan interaksi antar umat beragama, media masa, dan harmonisasi dunia.

2. Perubahan Sosial Budaya
Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial didalamnya, yang terdiri dari nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku antar kelompok masyarakat. Perubahan sosial dalam masyarakat terjadi seiring dengan adanya perkembangan zaman. Arus globalisasi merupakan salah satu penyebab dari adanya perubahan sosial. Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat dilihat dari gaya hidup, hedonisme, cara berpakaian, bertutur kata, dan lain sebagainya. Munculnya globalisasi ini semakin mempermudah manusia dalam melakukan segala aktivitasnya.

3. Penyebab perubahan sosial
Perubahan sosial dalam masyarakat biasanya tanpa disadari oleh masyarakat. Akan tetapi terdapat pula masyarakat yang menyadari akan adanya perubahan sosial. Perubahan sosial terjadi karena adanya faktor internal adan eksternal. Menurut Soejono Soekanto, faktor internal dan eksternal tersebut meliputi:
a. Faktor internal
1) Perubahan penduduk
2) Penemuan-penemuan baru
3) Konflik dalam masyarakat
4) Pemberontakan (revolusi) dalam tubuh masyarakat
b. Faktor eksternal
1) Lingkungan alam berubah
2) Peperangan
3) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Perubahan sosial yang disebabkan oleh adanya arus globalisasi juga menimbulkan masalah-masalah yang ada dalam masyarakat. Masalah-masalah tersebut antara lain:
1. Munculnya guncangan kebudayaan (cultural shock), guncangan kebudayaan ini biasanya dialami oleh masyarakat yang masuk usia tua. Hal ini dikarenakan mereka tidak siap dengan perubahan yang sudah ada. Keadaan yang kini dialami sangat jauh berbeda dengan apa yang dialami sebelum adanya perubahan sosial.
2. Munculnya ketimpangan kebudayaan (cultural lag), ketimpangan ini terjadi ketika terdapat unsur-unsur kebudayaan yang berkembang tidak secara bersamaan. Salah satu unsur kebudayaan berkembang secara cepat, sedangkan unsur yang satunya berjalan secara lambat. Dalam hal ini yang mencolok adalah pada perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat, dimana tidak diseimbangi dengan pikiran manuisia yang masih terbelakang.
3. Adanya penurunan kualitas moral (demoralisme), ditandai dengan banyaknya remaja yang melakukan tawuran, geng motor, narkoba, seks bebas, dan lain sebagainya.
4. Meningkatnya sikap egoisme dan materialistik, ditandai dengan sikap individu yang lebih mementingkan dirinya sendiri dibandingkan dengan kepentingan umum.
5. Timbulnya budaya konsumerisme, munculnya sikap konsumtif dalam masyarakat. Biasanya masyarakat tidak mengutamakan kebutuhan primer terlebih dahulu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, akan tetapi lebih mengutamakan kepentingan sekunder tau bahkan tersiernya.
Perubahan sosial semakin mengakibatkan adanya ketidaksetaraan dalam masyarakat. Bagi masyarakat yang tidak dapat mengikuti perkembangan zaman dengan baik, maka masyarakat tersebut akan semakin mengalami kemunduran. Sebaliknya, bagi masyarakat yang dapat mengikuti perkembangan zaman, maka mmasyarakat tersebut akan semakin maju. Hal akan akan menimbulkan ketimpangan sosial yang diakibatkan karena adanya ketidak setaraan sosial. Adanya ketidaksetaraan dalam masyarakat menimbulkan konflik, seperti konflik yang terjadi antar masyarakat di Poso dan Ambon. Konflik ini di picu oleh seorang pemuda beragama islam yang berstatus pengangguran dengan seorang sopir angkot yang beragama kristen. Konflik ini terjadi di Batu Merah yang dilatar belakangi oleh seorang pemuda yang beraga islam dengan dua orang temannya yang melakukan pemalakan terhadap sopir angkutan beragama kristen. Pemuda beragama islam tersebut kemudian mengeluar golok, karena si sopir tidak mau memberinya uang. Kemudian sopir angkot tersebut tidak terima terhadap perlakuan si pemuda bergama islam tersebut. Si sopir kemudian langsung melakukan pengelakan terhadap serangan si pemuda. Karena si sopir tidak terima, si sopir melaju menuju rumahnya untuk mengambil golok dan kembali ke Batu Merah untuk menemui si pemuda dan kedua temannya. Sesampainya di Batu Merah mereka saling kejar-kejaran. Selama proses pengejaran tersebut mereka sama-sama membawa nama agamanya, yaitu islam dan kristen. Masing-masing mengatakan bahwa mereka akan dibunuh oleh orang beragama kristen, dan sebaliknya. Kemudian konflik ini mencuat dan meluas di masyarakat. Masing-masing kelompok masyarakat yang beragama islam dan kristen saling melakukan pembunuhan. Bahkan mereka ada yang sampai membakar beberapa rumah warga kristen dan kendaraan bermotornya.
Konflik Poso dan Ambon terjadi dikarenakan adanya keberagaman sosial yang ada di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang terdiri dari berbagai macam etnis, suku bangsa, ras, dan agama yang berbeda-beda. Selain itu konflik tersebut juga disebabkan karena kurangnya interaksi antar kelompok masyarakat. Apabila antar kelompok masyarakat memiliki interaksi yang baik dan melakukan hubungan timbal balik yang baik, maka konflik tidak akan terjadi. Hal terpenting adalah masing-masing kelompok masyarakat mengakui adanya perbedaan dan kesetaraan sebagai bentuk pemersatu bangsa.

Daftar Pustaka
Suparmin, Lia Candra & Slamet Subitantoro. 2014. Sosiologi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk Kelas SMA/MA Kelas XI. Surakarta: Mediatama diunduh dari https://www.fahdisjro.com/2014/10/keberagaman-dan-kesetaraan-sosial.html pada tanggal 3 Desember 2015
https://abdulrohim10pssiunej.student.unej.ac.id/?p=253
(diunduh pada tanggal 3 Desember 2015)
https://sejarah-kelam-indonesia.blogspot.co.id/2015/01/kerusuhan-ambon-dan-poso-1999.html
(diunduh pada tanggal 3 Desember 2015)
www.pustakasekolah.com/kesetaraan-dan-keragaman.html
(diunduh pada tanggal 3 Desember 2015)
https://imamsyafe.blogspot.co.id/2013/01/globalisasi-penyebab-perubahan-sosial.html
(diunduh pada tanggal 3 Desember 2015)
https://lena-sutanti.blogspot.co.id/2014/11/artikel-lengkap-perubahan-sosial-budaya.html
(diunduh pada tanggal 3 Desember 2015)