Pagi Setelah Malam

Tak ada yang istimewa darinya
Hanya sosok wanita tua yang semakin renta karena usia
Namun sekaligus wanita yang penuh kekuatan
Melawan laki-laki yang selalu berdiri di sampingnya
Bukan…
Bukan melawan perintah yang akan mengantarkan pada kebaikan
Namun melawan laki-laki yang dicintainya karena putri yang dikasihinya
Hanya agar putrinya mampu menuntut ilmu setinggi-tingginya
Menggapai cita-cita mulya nya
Putri yang mungkin tak mengetahui bahwa dirinya sedang diperjuangkan
Putri yang terkadang sering menyakiti hatinya
Putri yang tiada henti menyusahkan dirinya
Putri yang tiada pernah tahu terima kasih padanya
Namun ia tiada henti berjuang
Penuh harap agar mampu mengeluarkan putri nya dari kegelapan malam
Hingga sinar mentari mampu menyinari hidupnya
Berbagai cara dilakukan
Namun sang suami tak jua beranjak dari keyakinan
Semakin sang suami acuh, maka semakin keras pula ia mencoba
Bujuk rayu tiada henti dikeluarkan
Namun tak jua menyentuh batinnya
Ia pun mencoba memahami kekhawatiran sang suami
Sang putri yang tiada pernah bergaul dengan kaum Adam
Kini harus dilepaskan tanpa pengawasan
Ia mampu memahaminya
Namun tiada hal yang lebih menggembirakan dari mewujudkan apa yang telah dicita-citakan sang putri
Ia terus mencoba tiada lelah
Ia terus mencoba tiada henti
Hingga suatu ketika sang suami mengeluarkan kalimat yang telah lama ditunggu
Bak air hujan yang membasahi tanah yang kering kerontang
Seolah sinar mentari muncul setelah seribu tahun lamanya bersembunyi malu
Hanya senyum yang ia tunjukkan ketika usaha yang telah sekian lama kini terwujud
Namun….
Seolah keadaan berbalik
Wanita tua renta itu sedih karena putri yang dikasihinya harus pergi darinya
Namun tentu saja
Tak ada air mata kesedihan yang ia tunjukkan pada putrinya
Hanya senyum yang terlihat jelas begitu dipaksa
Namun tahukah sang putri yang tidak pernah peka pada ibunya
Sang wanita tua renta itu menangis tersedu-sedu
Ia berlari menjauh agar tak terlihat oleh putriya

Posted by Listiya Arlita Indriana   @   23 May 2016

Like this post? Share it!

RSS Digg Twitter StumbleUpon Delicious Technorati

0 Comments

No comments yet. Be the first to leave a comment !
Leave a Comment

Name

Email

Website

Previous Post
«
Next Post
»