Shigatsu wa Kimi no Uso

January 28th, 2020

Bagi Anda yang suka anime dengan genre romance, tentu tidak asing lagi dengan anime berjudul shigatsu wa kimi no uso. Anime dengan nama lain your lie in april ini memang sangat populer bagi para otaku. Terutama bagi mereka yang suka genre romance, slice of life, music, dan drama.

Bagi saya pribadi, anime ini pun telah memberi kesan dan penilaiannya tersendiri. Terutama momen-momen perjuangan mereka dan ditutup dengan ending yang begitu mengesankan. Saya pun sempat kepikiran hingga beberapa hari, haha. Ya, terutama karena endingnya itu sob, begitu menguras air mata.

Sinopsis

Anime ini mengisahkan tentang kehidupan karakter utama si cowok dan si cewek beserta beberapa karakter pendampingnya. Si cowok adalah seorang pianis, sedangkan si cewek adalah violist. Mereka dipertemukan saat masih kecil, dan secara mengejutkan dipertemukan kembali ketika sudah masuk SMP.

Kehidupan si cewek banyak terinspirasi dari si cowok. Ia pun menjadi seorang violist karena terinspirasi dari permainan piano si cowok ketika masih kecil. Pertemuan mereka pun sangat mengejutkan dan endingnya bagi saya menjadi perpisahan yang benar-benar menguras air mata. So, siapin tisu ya minna.

Alur

Musik adalah cara mereka berkomunikasi. Dengan musik pula mereka mengutarakan apa yang ingin disampaikan. Bahkan bahasa musik bisa menjelaskan apa yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Itulah gambaran bagaimana mereka saling terhubung.

Drama yang dipadukan dalam musik dan tentunya nuansa romance yang begitu kental memang menjadi kelebihan anime ini. Ditambah pula kisah persahabatan mereka yang tidak dapat dipisahkan. Kisah cinta segitiga pun terjadi, namun tetap terjalin persahabatan yang mendalam.

Bagi saya pribadi, anime ini menjadi salah satu favorit dari sekian anime yang pernah saya tonton. Kesan paling mendalam adalah nuansa drama, musik, persahabatan, dan tentunya romance. Terlebih momen-momen ketika mereka berjuang, namun harus berpisah dalam kondisi yang seperti itu. Overall, anime ini memang salah satu yg terbaik.

Grafis

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, anime ini lebih fokus pada musik, yang tentu saja dibarengi dengan drama dan romance. Latar yang sebagian besar adalah dunia musik membuat mereka yang suka musik tentu terinspirasi, termasuk saya pribadi.

Anime ini tergolong masih baru, karena itu grafis yang ditampilkan juga bagus. Jujur saja, bagi saya pribadi grafis anime ini memang tidak se meriah Kimi no Na Wa ataupun Kotonoha no Ni Wa, yang memang menyajikan grafis yang begitu memukau.

Namun backsong dan efek audio anime ini memang bagus, mungkin karena anime ini berlatar musik sehingga cenderung kuat pada bagian audio. Bagi saya pribadi pun, momen-momen saat perform di panggung musik sangat berkesan, terutama karena backsong dan audio nya.

Momen

Sebagai anime romance, yang juga dipadukan drama, musik, dan persahabatan, anime ini menyajikan banyak momen spesial. Momen ketika mereka akhirnya saling jatuh cinta, misalnya. Persahabatan mereka mengalami ujian karena kisah cinta segitiga yang dijalani.

Meskipun diuji, persahabatan mereka tetap kokoh bahkan hingga ending anime ini. Kemudian momen ketika mereka berjuang mengejar tujuan mereka, dari menghilangkan trauma hingga kembali menjadi sosok pianis yang menginspirasi. Benar-benar sebuah perjuangan tentunya.

Momen yang paling berkesan, lagi-lagi bagi saya pribadi, adalah drama romance antara mereka. Jatuh bangun perjuangan mereka dari awal hingga akhirnya diuji dengan berbagai cobaan. Namun mereka tetap berjuang meskipun harus berakhir dengan cara seperti itu. Bikin nangis sob, hiks. Yang pasti, mereka telah menjalani hidup dan berjuang dengan sangat keras.

Penutup

Musik adalah bahasa, sebagai bahasa ia mampu mengutarakan sesuatu yang bahkan tidak dapat disampaikan dengan kata-kata. Itulah kesan, bagi saya pribadi, tentang anime ini. Melalui musik mereka dipertemukan, menjalani hidup, berjuang, dan menutup kisah mereka.

Alur cerita yang menarik dan sulit ditebak, serta grafis dan audio yang bagus turut melengkapi keunggulan anime ini. Anime ini telah menginspirasi banyak orang, termasuk saya, baik dari kesukaan terhadap musik maupun kisah kehidupan mereka.

Karenanya, anime ini telah diakui banyak orang sebagai salah satu anime terbaik. Hal ini dibuktikan dengan rating yang tinggi oleh banyak viewers di myanimelist. Itu pun senada dengan saya, benar-benar berkualitas. Namun jangan lupa ya, anime ini agak sedih jadi siapin tisu pas nonton. Okee, cukup sekian pembahasan saya, silahkan tunggu review selanjutnya.

Artikel , ,

Berhemat

November 29th, 2018

Berhemat by fauzi – Menengok bagaimana masyarakat di pedesaan menjalani hidup terasa sangat menarik untuk dibahas. Dengan berbagai keterbatasan yang ada, khususnya kondisi ekonomi tidak membuat kehidupan mereka lantas terasa sulit.

Seperti yang kebanyakan sekarang dikhawatirkan orang, yaitu ketika hidup tanpa kebutuhan ekonomi yang mapan akan sulit dalam menjalaninya. Kekhawatiran yang seperti itu mulai dirasakan mereka yang sudah mempunyai umur produktif untuk bekerja.

Tuntutan untuk bertahan hidup secara mandiri maupun untuk berbakti kepada orang tua, terkadang menjadi faktor yang membuat pemuda pemudi di usia tersebut galau.

Globalisasi yaa ..

Globalisasi membuat tren yang begitu sulit untuk dijangkau, karena kebanyakan tren itu bersumber dari media yang sebagian besar mempertontonkan tren ala kaum kaya/artis.

Melihat fakta bahwa masyarakat golongan menengah kebawah lebih mendominasi seluruh polulasi Indonesia, tren tersebut tentu sangat mengkhawatirkan.

Tekanan sosial dari masyarakat terhadap suatu standar yang semakin tahun semakin tinggi, membuat sebagian besar pengeluaran masyarakat tidak untuk kebutuhan-kebutuhan yang benar-benar pokok.

Sebagai contoh, pola makan masyarakat pedesaan dan perkotaan yang begitu berbeda. Pada masyarakat desa, kebutuhan makan sebatas nasi, lauk, sayur, dan terkadang buah. Mereka lebih sering meminum air putih sebagai minuman, ketimbang susu.

Jarang sekali mereka jajan di tempat-tempat seperti kafe, restoran, rumah makan, atau sejenisnya. Karena tempat-tempat seperti itu memang jarang mungkin? Entahlah. Tapi, menurut gw sih ya karena faktor ‘berhemat’ mereka yang luar biasa.

Coba kita bandingkan ..

Bandingkan dengan orang kota. Ditengah banyaknya fasilitas perbelanjaan, pola makan mereka cenderung boros. Tempat-tempat seperti kafe dan sejenisnya tentu sudah bukan barang baru, bahkan sudah menjadi langganan.

Padahal harga di kafe tentu lebih mahal dibanding di warung-warung makan dengan menu makanan yang sama. Boleh lah mereka berkata “kan kafe lebih nyaman dari warung makan?”. Eits, yang terpenting adalah kebutuhan bosque, kenyamanan boleh lah tapi bukan prioritas.

Lebih enak makan empat sehat lima sempurna di warung atau sekedar nasi ayam sambel sama minuman di kafe/restoran. Soal harga? ya survey sendiri aja mahalan mana, biasanya sih opsi yang kedua itu.

Pola konsumsi yang seperti ini membuat masyarakat cenderung boros untuk hal-hal yang sifatnya bukan kebutuhan. Ini baru soal pola konsumsi, belum kecenderungan berpakaian, jalan-jalan, dan seabreg kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya ‘menyenangkan’ itu.

Tentu akan lebih boros lagi jadinya. Jadi, ketika ada yang pemuda/pemudi usia kerja yang merasa galau tentang masa depan ekonominya, tanyakan kepada mereka, siapkah hidup berdasarkan kebutuhan bukan untuk kesenangan semata?

Artikel lainnya: Rumah Ilmu

Artikel

About Me

November 22nd, 2015

Mahfud

Saya Mahfud Fauzi, biasa dipanggil Mahfud. Saat ini sedang bersekolah di Universitas Negeri Semarang, prodi Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik. Saya berasal dari Kebumen, Jawa Tengah.

Artikel

Skip to toolbar