TRUE BLOG

NILAI HORMAT DAN MENGHORMATI DALAM MASYARAKAT JAWA

by on Nov.09, 2015, under Sosiologi

Latar Belakang

Masyarakat jawa memiliki memiliki sistem dan struktur sosial yang sangat erat dengan dan yang lainnya,hubungan kekerabatan terdapat pada sektor kehidupan sekitar berbagai aktivitas rumah tangga.kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupan sehrai-hari sehingga mereka merasakan kenyamanan atau kehangatan serta pengakuan terhadap sesama senhinga memiliki tempat atau prestige di dalam smasyarakat.dengan kata lain masyarakat dalam kekeraatannya memerlukan pengakuan sebagai mahluk sosial yang mamapu dianggap mampu serta dapat di perhitungkan dalam masyarakat.

Adapun cara-cara yang dilakukan dalam mendapatkan pengakuan memiliki banyak cara salah satunya adalah dengan penggunaan rasa hormat khususnya dalam masyarakat jawa,hal ini dikarenakan dalam masyarakat jawa sangatlah penting tata kelakuan yang dilakuakan sesama masyarakat jama.yang mendasari hal ini adalah masyarakat jawa sangatlah menjunjung tinggi nilai-nilai yang dianggap masyarakat jawa sangat mendasar yang sangat penting dan jika nilai-nilai tersebut tidak dijalankan maka akan mempengaruhi berjalanya struktur masyarakat jawa secara tidak langsung.

Dangan demikian paper ini akan membahas tentang nilai hormat dalam masyarakt jawa khususnya di desa gondangsari rt002 rw002 kel.sembukan,kec.sidoharjo,kab.wonogiri,dimana disana sistem hormat memiliki peran penting baik kepada yang melakukan penghormatan atau yang diberi penghormatan.

  1. Tujuan
  2. Mengetahui bagaimana nilai hormat berjalan dalam masyarakat jawa.
  3. Mengetahui bagaimana nilai hormat mempengaruhi pengekuan seseorang dalam masyarakat jawa.

II PEMBAHASAN

 

Dalam masyarakat pada umumnya keluarga memeiliki peranan yang sangat penting baik sebagai proses sosial sampi dengan penanaman nilai dan norma yang paling pertama.keluarga memeiliki dampak yang sangat penting bagi perkembangan dan berlakunya nilai dan norma tersebut dapat dijalankan dengan semestinya,begitupula dalam masyarakat jawa nilai dalam keluarga masyarakat jawa secara tidak langsung mempengaruhi struktur dalam masyarakat jawa yang memiliki niai kejawen yang sangat penting tidak hanya sekedar sebagai petunjuk moral yang digunakan sebagai dasar dalam tindakan masyarakat jawa yaitu nilai dengan pendangan kejawen tentang tata krama “penghormatan”.

Nilai tata krama penghormatan pada masyarakat dapat dikatakan atau di artikan sebagai identitas namun pada dasarnya nilai penghormatan bejalan apabila dilakaukan sesuai dengan tempat dan konteksnya. Namun terkadang nilai penghormatan terkadang tidak sesuai dengan nilai yang lain yang pada dasarnya niali tersebut sama–sama diinginkan,karena banyak sekali pngaruh yang men dasari hal tersebut eperti contohnya adalah pergantian kekuasaan yang dapat mempengaruhi nilai yang sebelumnya sudah ada dengan adanya pergantian tersebut secara otomatis merubah nilai sesuai denagn nilai yang dibawa oleh pemegang kekuasaan yang baru.

Nilai hormat dalam keluarga jawa memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan tata cara unggah ungguh dan tindak tanduk masyarakat jawa,nilai hormat dimaksudkan sebagai realisasi dari kesopanan masyarakat jawa .nilai kasopanan dalam hal ini lebih berkaitan dengan sifat sungkan terhadap orang yang lebih tau atau dalam artian lebih di hormati.dalam masyarakat jawa nilai hormat atau menghormati ini sebagai tolok ukur individu atau seseorang dalam masyarakat,apakah individu tersebut dapat di katakan memiliki unggah ungguh yang baik dan sesuai dengan nilai dalam masyarakat jawa,walaupun pada saat ini sudah sangat tergerus dengan perubahan zaman.Nilai hormat atau menghormati sebagai contoh dalam masyarakat jawa yaitu desa gondangsari ,nilai hormat memegang peranan pentig yaitu dalam dipandang seperti apa seorang individu itu dalam masyarakat.

Pertama,penghormatan kepada orang yang lebih tua.dalam hal ini nilai penghormatan dilakukan oleh seorang dengan tolok ukur umur bahwa jika memiliki umur lebih rendah maka dengan kata lain menghormati orang di atasnya,seperti seorang anak yang menghormati orag tuanya dan menghormati anggota keluarganya yang dianggap lebih tua darinya. Dalam hal ini dapat dilihat dari bahasa anak tersebut yang digunakan yaitu dalam masyarakat jawa sering disebut boso atau menggunkan bahasa yang halus seperti contoh tidak lagi menggunakan iyo ora tetapi menggunakan nggih mboten. Yang kedua yaitu menghormati berdasarkan kekuasaan atau dapat dikatakan dengan orang yang memiliki derajat yang lebih tinggi,dalam masyarakat disana orang yang memiliki derajat tinggi biasanya memiliki hak khusus yang sangat berbeda dengan rakyat kebanyakan,bukan hanya dalam hal sosial di masyarakat namun juga dalam hal bagaimana seseorang tersebut memiliki tempat dan pandangan yang tinggi di masyarakat. Disana hampir sama bahwa menghormati seseorang yang paling dasar adalah dengan menggunakan bahasa yang halus(boso),selain itu biasanya memiliki tempet tersendiri seperti contoh dalam melakukan syukuran orang yang memmiliki kekuasaan atau derajat tinggi paling di utamakan baik dalam hal perlakuan,lalu seperti halnya guru atau pegawai pemerinthan walaupun pada awalnya orang tersebut hanya orang biasa namun jika sudah memiliki derajat tersebut akan selalu dihormati dn biasanya hal itu menurun kepada anggota keluarga orang itu yang sma sama di hormati dan bahkan di cap sebgai keluarga terhormat.

Ada dua macam Jawa yakni bahasa Ngoko dan bahasa krama. Bahasa Ngoko adalah bahasa yang memiliki tingkatan paling rendah dan dianggap kasar. Bahasa ini banyak digunakan oleh anak-anak kepada teman-temannya. Masyarakat Jawa yang tinggal di pedesaan juga banyak yang menggunakan bahasa ini. Di beberapa daerah seperti Yogyakarta dan Surakarta juga dikenal sebagai bahasa Krama Desa yang tingkatannya sama dengan Jawa Ngoko dan digunakan oleh masyarakat desa. Dalam bahasa Ngoko ini juga dikenal dengan bahasa Jawa Kasar yakni bahasa Jawa yang dinakan untuk mewakili ekspresi penggunanya yang sedang dalam keaadaan marah atau mengumpat orang. Kata-kata makian dalam Jawa Kasar tidak memiliki arti selain hanya digunakan sebagai ekspresi semata. Kedua Bahasa Krama adalah tingkatan bahasa yang lebih halus dan sopan. Pengguna bahasa Krama biasanya dianggap masyarakat sebagai orang yang memiliki kesopanan dan berbudi pekerti.

Selain menunjukkan posisi anggota masyarakat dalam strutur social, simbol bahasa dalam masyarakat Jawa ini juga digunakan sebagai tolok ukur atau indikator apakah anggota masyarakat tersebut mematuhi norma dan susila. Anggota masyarakat Jawa yang ketika mereka berkomunikasi tidak menggunakan tata bahasa yang benar (sesuai tingkatannya) maka akan mendapat sangsi sosial dari masyarakat berupa teguran atau dikucilkan oleh anggota masyarakat karena melanggaran kesopanan dan susila. Simbol bahasa ini mulai disosialisasikan sejak pertama anak bisa bicara dan ketika mereka masuk jenjang pendidiikan dasar, pendidikan bahasa Jawa ini juga menjadi pelajaran resmi sekolahPada dasarnya nilai hormat di dalam desa tersebut berdasarkan status sosial,dengan demikian yam memiliki dampak bukan hanya yang melakkan penghormatan sehingga mendapatkan pengakuan dari masyarakat yang lain,namun juga dapat mempengaruhi masyarakat yang mendapatkanpenghormatan secara tidak langsung mendapatkan pengakuan dari masyarakat akan status sosial yang mereka sandang,dalam hal ini tidak hanya menghormati tetapi juga dihormati.

Dapat kita lihat diatas cara yang digunakan adalah dengan penghormatan namu jika kita lihat lebih dalam lagi dan lebih spesifik maka dalam penghormatan tersebut menggunakan bahasa dimana bahasa tersebut merefleksikan seberapa tinggi kedudukan orang yang di hormati. Seperti halnya penghormatan kepada sorang tokoh masyarakat disana tidak lagi berkata seperti kegiata atau hubungan interaksi seperti biasanya namun lebih kepada aspek kepantasan yang harus dberikan kepada tokoh masyarakat tersebut seperti menggunakan krama alus.Dalam hal ini dapat diartikan bahwa hormat adalah sebuah pengakuan terhadap jajaran atau tempat bagi seseorang yang ditunjukan melalui bentuk tatanan kelakuan atau tata krama yang sesuai,dengan tolok ukur adalah secara emosional sebagaimana hubungan sosial dalam masyarakat dilakukan.

KESIMPULAN

Nilai hormat dalam masyarakat jawa sangat erat kaitanya dengan bagaimana kedududkan orang di masyarakat dan seberapa besar prestige yang dimiliki seseorang dalam masyarakat. Dimana bahasa juga berperan penting dalam hal ini dipaka untuk menunjukkan posisi anggota masyarakat dalam strutur social, simbol bahasa dalam masyarakat Jawa ini juga digunakan sebagai tolok ukur atau indikator apakah anggota masyarakat tersebut mematuhi norma dan susila. Anggota masyarakat Jawa yang ketika mereka berkomunikasi tidak menggunakan tata bahasa yang benar (sesuai tingkatannya) maka akan mendapat sangsi sosial dari masyarakat berupa teguran atau dikucilkan oleh anggota masyarakat karena melanggaran kesopanan dan susila.

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Geertz,Hilderd

1961 javanee family: A study of kindship and socilization.New York: the press

1983 Keluarga Jawa.jalarta:Grafiti pers.

  1. https://bahasa.kompasiana.com/2010/12/23/bahasa-dan-struktur-sosial-jawa-326798.html pukul 10 : 40
:, ,

4 Comments for this entry

Leave a Reply

Looking for something?

Use the form below to search the site:

Still not finding what you're looking for? Drop a comment on a post or contact us so we can take care of it!

Blogroll

A few highly recommended websites...

    Archives

    All entries, chronologically...