Banyak orang yang meragukan keajaiban “postif thinking”. Berfikir positif dianggap sepele dan tak ada bedanya dengan berfikiran negatif. Ada ngga sih keuntungan dari berfikiran positif? berikut penjelasan sederhana saya yang banyak terinspirasi dari buku Arvan Pradiansyah, The 7 Laws of Happiness.
Pikiran positif akan berbuah hal-hal positif
James Allen, seorang filusuf ternama pernah mengatakan: “Pikiran seorang manusia bisa disamakan dengan kebun yang mungkin dirawat dengan cermat atau dibiarkan liar; Apakah kebun itu dirawat atau dibiarkan, kebun itu akan terus berkembang.
Tentu saja, untuk memiliki kebun pikiran yang berbuah baik kita harus mendisiplinkan diri untuk merawat kebun pikiran itu agar tidak ditumbuhi oleh rumput liar pikiran negatif. Analogi yang digunakan oleh James Allen sangat cocok, karena pikiran kita ini seperti kebun yang akan selalu bertumbuh sekalipun kita tidak merawatnya. Jika anda sipemilik kebun, manakah yang ingin anda petik, buah segar atau rumput liar?
Joyce Meyer, seorang pekabar injil terkenal pernah mengatakan: “You cannot have a positive life and a negative mind” yang jika diterjemahkan secara bebas dalam bahasa Indonesia: “Anda tidak akan memiliki kehidupan baik dengan pikiran yang tidak baik”.
Artinya, jika kita ingin memiliki kehidupan yang lebih baik, kita harus membiasakan diri dengan menjaga kebun pikiran kita dari rumput liar yang menganggu pertumbuhan tanaman yang kita rawat di kebun pikiran kita. Kita tak dapat memiliki hidup yang lebih baik dengan memelihara pikiran yang buruk.
Berpikiran positif juga akan melatih cara pandang kita terhadap suatu permasalahan dari berbagai sisi. Contohnya: Saat kita sedang menyetir, tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi lewat dan membuat kita kaget luar biasa. Kebanyakan orang akan mengejar mobil tadi untuk melakukan protes, bahkan ada yang memaki. Inilah cara kebanyakan orang menanggapi permasalahan seperti ini.
Namun coba transformasikan cara berfikir kita. Saat mobil berkecepatan tinggi melewati dan mengagetkan kita: Cobalah untuk berfikiran yang lebih positif “Untung tak terjadi apa-apa dengan saya, mungkin didalam mobil itu istrinya sedang hamil tua dan butuh perawatan medis”. Apakah mungkin didalam mobil itu ada seorang ibu yang segera melahirkan? jawabannya sangat mungkin. Jujur saja, jika anda dalam posisi sipengemudi yang ugal-ugalan tadi, anda juga pasti akan melakukan hal yang sama, bukan?.
Inilah yang saya maksud dengan “berfikiran positif akan melatih cara pandang kita terhadap suatu permasalahan dari berbagai sisi”. Berfikiran positif akan membuat kita dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
Jika sudah berfikiran positif, saya yakin anda tidak akan mengejar mobil tadi. Bukannya mengejar mobil itu, anda justru akan merasa kasihan dan mendoakan agar mobil itu tidak mengalami kecelakaan.
Lagian apa untungnya sih mengejar mobil yang sedang kebut-kebutan? Emosi yang sedang membara justru akan menyebabkan kita mengalami kecelakaan. Apalagi dalam kasus ini anda tidak mengalami cidera fisik, itu yang paling penting.
Pikiran positif menghindarkan kita dari berbagai penyakit
Otak adalah pusat kontrol tubuh, semua proses yang terjadi dalam tubuh baik yang kita sadari atau yang tidak kita sadari diproses oleh otak. Jika pikiran kita terganggu oleh pikiran negatif, tentu saja kerja otak juga akan terganggu dan mempengaruhi kinerja bagian tubuh lainnya.
Dalam buku “The 7 Laws of Happiness”, Arvan Pradiansyah mengatakan hampir semua penyakit bersumber dari satu kata: Pikiran. Pikiran-pikiran yang anda masukkan ke kepala anda akan menentukan emosi apa yang akan anda rasakan. Emosi-emosi tersebut akan melepaskan hormon didalam tubuh yang dapat memicu berkembangnya sejumlah penyakit. Para peneliti telah melihat hubungan langsung antara emosi dengan tekanan darah tinggi, penyakit Kardiovaskuler dan penyaki yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh.
Banyak penelitian telah membuktikan hubungan emosi seperti depresi mempengaruhi perkembangan sel kanker dan penyakit jantung. Kecemasan dan ketakutan yang terlintas dari pikiran kita juga menunjukkan gejala yang langsung bisa kita rasakan. Saat ketakutan kinerja jantung akan terpengaruh dengan denyutan yang lebih cepat, klep jantung yang tidak pada tempatnya, gangguan BAB, serta penyakit lainnya.
Kita dapat membuktikan betapa besarnya pengaruh pikiran negatif bagi kesehatan secara langsung tanpa membutuhkan peralatan khusus dan uji laboratorium. Cukup dengan mengamati beberapa perasaan berikut; takut, cemas, dan tertekan. Kita sudah dapat membuktikan betapa besarya pengaruh pikiran postif terhadap kesehatan.
Saat sedang merasa takut, kekebalan tubuh manusia akan mengalami penurunan yang menyebabkan infeksi dan perkembangan penyakit mematikan. Tubuh kita akan mengalami penyakit kardiovaskuler dan tekanan darah tinggi. Seseorang yang hidup dalam ketakutan akan mengalami gangguan pencernaan seperti kolitis, gangguan BAB, dan tukak lambung; gangguan kulit seperti psoriasis, eksema, jerawat akibat stres; dan tentu saja akan mengalami sakit kepala.
Saat sedang merasa cemas, otot-otot punggung bagian atas dan leher akan terasa pegal-pegal. Kecemasan juga dapat menyebabkan tukak lambung, gangguan BAB, sembelit, diare, lendir pada feses, serta BAB secara tiba-tiba.
Saat merasa tertekan, rasa ketakutan akan menjadi tanggapan dari persepsi perasaan tertekan tadi. Perasaan tertekan akan menyebabkan perubahan fisiologis yang penting dalam tubuh. Dalam hal ini, peristiwa bukan sebagai pemegang peranan penting, melainkan persepsi seseorang terhadap situasi-situasi yang terjadi dalam hidupnya. Dr. Wallace C. Ellerbroek, ahli bedah, psikiater dan psikolinguis dari California pernah melakukan riset yang berkaitan dengan permasalahan ini. Dr Ellerbroek menyimpulkan bahwa penyakit bukanlah terjadi pada diri kita, melainkan pada bagaimana kita memandang sesuatu.
Setelah mengetahui betapa pentingnya memiliki pikiran positif, apakah anda masih berniat untuk berfikiran negatif?.
materi: Kompasiana.com
Tags: kebiasaan, Motivation