PURBALINGGA KOTA PERWIRA

Posted by: Melita Dina Silfia in Uncategorized No Comments »

Purbalingga merupakan salah satu kota kecil yang ada di Jawa Tengah. Kota Perwira, itulah sebutan kota Purbalingga. Kota yang terkenal dengan batu akiknya ini dibagi menjadi 18 Kecamatan. Termasuk didalamnya adalah Kecamatan Kaligondang. Kecamatan dimana Desa saya berada, Desa Sinduraja. Di Purbalingga juga terkenal dengan produksi knalpot. Di Purbalingga pada siang hari cuacanya panas, tetapi ketika malam hari dingin. Makanan khas Purbalingga adalah mendoan. Mendoan terbuat dari tempe berbentuk persegi berukuran sedang dan tipis yang digoreng dengan dilumuri tepung.

Selain makanan khas, Purbalingga juga menawarkan banyak objek wisata yang sangat pantas untuk dikujungi. Di Purbalingga kita bisa berkunjung ke berbagai temapat wisata yang menarik, seperti Owabong (Taman Wisata Air Bojongsari) di Desa Bojongsari, Owabong ini merupakan objek wisata air terbesar di Asia Tenggara. Kemudian Taman Reptil dan Museum Uang di Desa Kutasari, di tempat ini kita bisa melihat bermacam macam binatang reptil dan berbagai macam uang mulai dari uang logam sampai uang kertas dari zaman dahulu hingga zaman sekarang. Selanjutnya adalah Tirta Asri Walik di Desa Kutasari, objek wisata ini adalah objek wisata air layaknya Owabong tetapi tempatnya lebih kecil dan lebih sederhana. Kemudian Purbasari Pancuran Mas di Desa Padamara, ini juga merupakan objek wisata air, yang membedakan adalah di wisata air ini ada banyak macam ikan mulai dari yang berkuran kecil, sedang, hingga ukuran yang besar. Objek wisata yang tidak kalah menarik adalah Monumen Jenderal Soedirman di Desa Bantar Barang.

Masyarakat di Purbalingga orangnya ramah-ramah, baik, rajin, dan pekerja keras. Pekerjaan utama masyarakat di Purbalingga adalah petani dan karyawan pabrik. Sebagian besar laki-laki di Purbalingga bekerja sebagai petani, ada petani padi, jangung, singkong, dan petani umbi-umbian lainnya. Sedangkan wanita di Purbalingga sebagian besar bekerja sebagai karyawan pabrik industri. Purbalingga terkenal dengan sektor industri bulu mata dan rambut palsu. Ada PT. Boyang Industrial, PT. Indokores, PT. Shun Chang, PT. Royal, PT. Hyup Sung, PT. Hanmi Hair Intl, dan masih ada beberapa PT bulu mata dan rambut palsu lainnya.

Jangan lupa untuk berkunjung ke Purbalingga ya J

 

“ Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah hasil karya saya sendiri dan bukan jiplakan.“

Parikan Bahasa Jawa

Posted by: Melita Dina Silfia in Uncategorized No Comments »

Pantun 1

Mbangun tanggul ing dina Kemis

Kaline deres saben sasi

UNNES unggul ing akademis

Pancen kampus konservasi

 

Pantun 2

Tuku mangga tuku kates

Tuku kates lan tuku trasi

Aku bangga marang UNNES

Merga UNNES kampus konservasi

 

Pantun 3

Tuku sanggul maring Pati

Ketemu maling ora beres

Kampus unggul Gunnungpati

Apa maning yen dudu UNNES

 

“ Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah hasil karya saya sendiri dan bukan jiplakan.“

 

 

 

Universitas Negeri Semarang (UNNES) merupakan satu satunya universitas konservasi bereputasi di Indonesia yang yang telah dideklarasikan pada tahun 2010, yaitu universitas yang dalam pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat memiliki konsep ysng mengacu pada prinsip-prinsip konservasi. Berdasarkan Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Tata Kelola Kampus Berbasis Konservasi pada pasal 3 disebutkan bahwa tata kelola kampus berbasis konservasi diwujudkan melalui 7 (tujuh) pilar utama universitas konservasi. Masing-masing pilar utama harus diimplementasikan oleh seluruh warga Universitas Negeri Semarang (UNNES), tidak hanya mahasiswa saja.

Tujuh pilar konservasi tersebut yaitu :

  1. Konservasi Keanekaragaman Hayati

Bertujuan melakukan perlindungan, pengawetan, pemanfaatan, dan pengembangan secara arif dan berkelanjutan terhadap lingkungan hidup, flora, dan fauna.

Contoh :

  • Menanam dan merawat tanaman disekitar kita.
  • Melindungi dan merawat satwa disekitar kita.
  • Menebang tanaman tepat pada waktunya.
  • Memanfaatkan tanaman secara bijak.
  • Menjaga kelestarian habitat flora dan fauna.
  • Menganggap bahwa alam yang kita tempati ini adalah titipan bukan warisan.
  1. Arsitektur Hijau dan Transportasi Internal

Bertujuan mengembangkan dan mengelola bangunan dan lingkungan yang mendukung visi konservasi, serta mewujudkan sistem transportasi internal yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan.

Contoh :

  • Bijak dalam mengelola ruang.
  • Bijak dalam berkendara di kawasan kampus.
  • Bijak dalam berjalan.
  • Bijak dalam menggunakan fasilitas transportasi kampus.
  1. Pengelolaan Limbah

Bertujuan melakukan pengurangan, pengelolaan, pengawasan terhadap produksi limbah, dan perbaikan kondisi di lingkungan UNNES untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.

Contoh :

  • Membiasakan membuang sampah pada tempatnya.
  • Memanfaatkan limbah sampah organik menjadi kompos.
  • Mengurangi limbah plastik, botol, dll.
  • Membiasakan kerja bakti bersama.
  • Membiasakan pemanfaatan produk daur ulang.
  1. Kebijakan Nirkertas

Bertujuan menerapkan administrasi dan ketatausahaan berwawasan konservasi secara efisien.

Contoh :

Bijak dalam menggunakan kertas

  • Sebelum dicetak, naskah disunting terlebih dahulu untuk meminimalisir kesalahan
  • Menggunakan kembali kertas bekas yang masih bisa digunakan
  1. Energi Bersih

Bertujuan melakukan penghematan energi melalui serangkaian kebijakan dan tindakan dalam memanfaatkan energi secara bijak, serta pengembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Contoh :

  • Bijak dalam pemanfaatan energi listrik
  • Bijak dalam pemanfaatan peralatan listrik
  • Bijak dalam pemanfaatan bahan bakar
  • Bijak dalam mengupayakan pemanfaatan sumber energi baru baru terbarukan.
  1. Konservsi Etika, Seni, dan Budaya

Bertujuan untuk menjaga, melestarikan dan mengembangkan etika, seni, dan budaya lokal untuk menguatkan jati diri bangsa.

Contoh :

  • Menciptakan karya seni.
  • Menonton pertunjukan seni dan budaya.
  • Mengenalkan seni dan budaya Indonesia di tingkat regional, nasional, maupun gobal.
  • Menggunakan batik/pakaian nasional pada hari/acara tertentu.
  • Mencintai produk dalam negeri.
  • Menggunakan bahasa daerah pada hari atau acar tertentu.
  1. Kaderisasi Konservasi

Bertujuan menanamkan nilai-nilai konservasi secara berkelanjutan.

Contoh :

  • Ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan kader konservasi.
  • Mengikuti pelatihan keterampilan konservasi.
  • Berperan aktif pada kegiatan Baki Sosial di Organisasi Mahasiswa.

“ Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah hasil karya saya sendiri dan bukan jiplakan.“

KONSERVASI, sebuah kata yang singkat dan sederhana namun terkandung makna yang luar biasa didalamnya. Kata konservasi tidak asing lagi bagi masyarakat pada umumnya. Namun banyak diluar sana yang belum paham bahkan tidak tau apa itu. Kecuali warga kampus Universitas Negeri Semarang (UNNES), karena Universitas Negeri Semarang (UNNES) merupakan satu-satunya kampus konservasi yang ada di Indonesia. Jelas bahwa konservasi merupakan suatu upaya pelestarian lingkungan dengan tetap memperhatikan manfaat yang dapat diperoleh dari lingkungan tersebut. Universitas Negeri Semarang (UNNES) mendeklarasikan sebagai kampus konservasi pertama kalinya pada tanggal 12 Maret 2010. Peresmian tersebut dihadiri oleh Bapak Muhammad Nuh. Dan kemudian membentuk suatu tim konservasi yang diberi nama BANGVASI yang bertugas mengembangkan nilai-nilai konservasi dilingkungan Universitas Negeri Semarang (UNNES). Sudah sepantasnya seluruh warga Universitas Negeri Semarang (UNNES) bangga, dan rasa bangga tersebut harus diwujudkan dengan mengamalkan nilai-nilai konservasi. Termasuk mengikuti mata kuliah Pendidikan Konservasi. Pendidikan konservasi merupakan suatu proses pembelajaran untuk membangun semangat mahasiswa tentang lingkungan untuk pembangunan berwawasan masa kini dan memperhatikan generasi masa mendatang. Tujuan dari pendidikan konservasi ini adalah untuk mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatka pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Aspek penting yang diterapkan dalam pembelajaran mata kuliah Pendidikan Konservasi adalah kognitif, efektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif meliputi proses pemahaman dan menjaga keseimbangan lingkungan. Aspek afektif yang dapat diterapkan dalam pendidikan konservasi meliputi sikap, nilai, dan komitmen yang diperlukan untuk membangun masyarakat yang berkelanjutan. Sedangkan aspek psikomotorik yang diterapkan dalam pendidikan konservasi meliputi perilaku dan keterampilan mahasiswa dalam mengelola lingkungan. Setelah mengikuti Pendidikan Konservasi diharapkan mahasiswa tidak hanya berusaha untuk mendapatkan nilai yang tinggi tetapi juga bisa menerapkan apa yang telah dipelajari dalam mata kuliah Pendidikan Konservasi dengan baik.

“ Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah hasil karya saya sendiri dan bukan jiplakan.“

 

BABADIPUN DUSUN SINDURAJA

Posted by: Melita Dina Silfia in Uncategorized No Comments »

Asal mulanipun Dusun Sinduraja punika dipunwiwiti cariosipun Raden Sindu. Raden Sindu inggih menika patih ing Kerajaan Majapahit. Raden Sindu menika patih ingkang sampun dipunpercaya dening Raja Majapahit lan sampun dados asta tengenipun Raja Majapahit.Raja Majapahit menika gadhah putra ingkang arupanipun ayu sanget. Kathah tiyang ingkang remen dhumateng Putri raja menika ananging dereng wonten ingkang badhe ndadosaken Putri menika garwanipun.

Mboten kejaba Raden Sindu, Raden Sindu ugi remen sanget dhumateng Putri Raja menika, ananging Raja Majapahit mboten setuju menawi putranipun dipunremeni dening Raden Sindu. Raden Sindu dipunanggep wantun dhumateng Raja saenggo Raden Sindu dipunlengseraken saking jabatanipun.

Amargi mboten angsal ngremeni putranipun Raja lan amargi dipunlengseraken saking jabatanipun, Raden Sindu nesu lan gadhah dendem dhumateng Raja Majapahit. Saenggo Raden Sindu gadhah niat badhe nyulik Putri Raja menika lan dipunasta tindhak tebih dhateng mana ingkang mboten dipanggeni.Lan ndalunipun Raden Sindu datheng ing Kerajaan Majapahit kangge nyulik Putri Raja menika.

Sasampunipun rawuh ing dusun menika,Raden Sindu mangertos bilih Raja Majapahit sampun ngutus pasukanipun supados madosi putranipun lan piyambakipun. Lajeng piyambakipun gantos asmainpun dados Sinduraja supados mboten ketara ing pasukan Majapahit.

Ananging Raden Sindu mboten gadhah yuswa dawa, dereng dangu ing dusun menika piyambakipun seda. Sakderengipun seda, Raden Sindu gadheh wasiat bilih piyambakipun seda wana punika dipunasmani Sinduraja. Lan Raden Sindu disarekake wonten ing punden ing dusun menika. Sasampunipun Raden Sindu seda wana punika dipunasmani dusun Sinduraja lan punden menika dipunasmani punden Sinduraja ngantos dumugi sakpunika. Lan masyarakat ing dusun Sinduraja percaos bilih ing punden menika, kita saged nyuwun punapa kemawon ingkang kita suwun.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Tentang Saya ^_^

Posted by: Melita Dina Silfia in Uncategorized 1 Comment »

Salam Konservasi !

Haii,
Perkenalkan namaku Melita Dina Silfia dari Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Selamat berkunjung ke blogku ya   🙂 !


Skip to toolbar