Indonesia memiliki kebudayaan yang tak ternilai jumlahnya. Sebagai generasi penerus bangsa, sudah sepatutnya kita melestarikan, minimal mengetahui budaya milik daerah asal masing-masing. Jika bukan kita siapa lagi? Jika bukan sekarang kapan lagi?
Category: Uncategorized
ORANG BULE MAIN GAMELAN JAWA #2

Gamelan, merupakan alat musik tradisional asli Indonesia. Daerah di Indonesia yang memiliki alat musik gamelan adalah Jawa dan Bali. Dari gambar diatas tampak sekelompok orang sedang memainkan alat musik gamelan Jawa. Siapa yang menyangka jika yang memainkan gamelan tersebut adalah orang asing atau yang sering disebut bule. Mulai dari niyaga (pemain musik) hingga sinden (penyanyi) adalah orang bule. Hal ini tentu saja sangat menarik perhatian penonton. Mereka memadukan alat musik tradisonal gamelan dengan biola dan saksofon.
Para bule ini memainkan gaemelan dengan lancar, meski tampak jelas jika penabuh demung, saron, slenthem, dan bonang masih melihat teks. Para sinden bule pun juga menyanyikan gendhing/lagu jawa dengan suara yang tidak kalah bagusnya dengan sinden-sinden asli tanah jawa. Suara khas sinden yang diiringi dengan alunan musik gamelan yang ditambah iringan biola dan saksofon dikemas secara apik dan harmonis. Secara keseluruhan penampilan para bule ini sangat menarik.
Hal ini tentu menjadi pelajaran bagi kita. Jika orang asing saja mau mempelajari kebudayaan kita, mengapa kita tidak. Gamelan merupakan warisan leluhur yang harus kita lestarikan jika tidak ingin kebudayaan asli Indonesia diakui oleh negara lain. Untuk itu, mari kita cintai dan lestarikan kebudayaan Indonesia. Jika bukan kita siapa lagi?
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”
Lestarikan Lingkungan
Lingkungan merupakan titipan bukan warisan, jadi lestarikanlah.
Titipan merupakan amanah, manusia yang memiliki hati nurani pasti akan menjalankan amanah tersebut.
Tentang Saya
Nama saya Meyla Widya Utami, saya sedang menempuh pendidikan S1 Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika semester 1 di Universitas Negeri Semarang. Saya berasal dari Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Observasi Lingkungan di Daerah #1
Objek : Sungai di Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri
Di tengah menumpuknya masalah lingkungan di Indonesia, ada satu masalah yang seolah menjadi musuh lingkungan abadi yakni sampah. Setiap hari, manusia pasti menghasilkan sampah. baik itu sampah organic maupun sampah non organic. Sampah organic adalah sampah yang dapat dengan mudah terurai secara alami seperti : daun kering, sisa makanan, kotoran manusia, dan lain sebagainya. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sulit bahkan tidak dapat terurai secara alami seperti : kaca, plastic, limbah kimia pabrik, dal lain sebagainya.
Yang paling sering menjadi masalah utama bagi pencemaran lingkungan adalah plastic. Plastic memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Namun, setidaknya kita dapat meminimalisir penggunaan plastic. Sebagai contoh jika kita pergi ke pasar, kita bisa membawa keranjang belanja sendiri sehingga tidak perlu menggunakan plastic. Plastic bersifat non biodegradable/ tidak dapat terurai dengan sendirinya. Plastic dapat terurai namun memerlukan waktu yang sangat lama. Karena itulah plastic dapat mencemari lingkungan, khususnya mencemari tanah.
Seperti yang saya temui di daerah kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah bahwa masalah sampah masih sangat perlu diperhatikan. Saya sering melihat masyarakat membuang sampah ke sungai, dengan alasan mau dibuang dimana lagi kalau bukan di sungai. Meskipun mereka sadar bahwa hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, dapat menyebabkan banjir, dan merusak estetika lingkungan. Berikut dokumentasi yang saya ambil dari sungai di kabupaten Wonogiri.

Dapat dilihat bahwa sampah yang dibuang merupakan sampah rumah tangga. Masyarakat di daerah masih sangat awam tentang bagaimana pengolahan sampah yang baik. Sehingga sampah rumah tangga, apapun itu, baik organic maupun anorganik hanya dibuang begitu saja tanpa adanya pemilahan maupun pengolahan terlebih dahulu. Padahal sampah organic rumah tangga dapat dimanfaatkan sebagai kompos yang dapat menyuburkan tanah. Sedangkan sampah anorganik seperti kaleng, plastic, botol bekas, itu dapat didaur ulang.

Permukaan tanah ataupun sungai yang tertutup sampah lama kelamaan akan gersang. Daerah penyerapan air berkurang karena tanah yang seharusnya ditanami tumbuhan tertutup sampah sehingga tanah tidak dapat menyerap air secara maksimal. Aliran sungai yang tertutup sampah pun tidak dapat mengalir dengan lancer, sehingga dapat menyebabkan banjir di daerah hilir.
Perlu adanya tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi untuk menciptakan lingkungan yang bersih dari sampah. Dan juga perlu adanya sosialisasi dan tindakan dari masyarakat bersama pemerintah, sehingga akan tercipta lingkungan yang bersih, nyaman, dan sehat serta bebas dari sampah.
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”