Fotografi Jurnalistik

January 22nd, 2016 No comments

Definisi dan Jenis Foto Jurnalistik

Foto jurnalistik merupakan produk dari jurnalisme foto, yakni kegiatan jurnalistik yang dilakukan melalui fotografi. Foto jurnalistik merupakan foto yang mengandung nilai berita, fungsinya adalah untuk melengkapi teks berita dalam media cetak mau pun media online.
Terkadang, foto jurnalistik hadir sebagai berita tersendiri sehingga disebut foto berita dengan disertai keterangan foto atau caption. Foto jurnalistik dibuat oleh seorang pewarta foto atau biasa disebut photojournalist.
Foto berita biasanya ditampilkan pada halaman utama sebuah surat kabar dengan tujuan menarik minat pembaca. Seperti halnya karakteristik berita, foto jurnalistik atau foto berita pun memiliki karakteristik yang hampir sama, yakni aktual, faktual, penting, dan menarik. Selain itu, foto jurnalistik yang bertujuan untuk melengkapi teks berita tentunya harus relevan dengan isi berita yang dilengkapinya.
Foto Berita vs Foto Feature
Mendefinisikan apa itu foto berita dan foto feature memang agak sulit. Tapi keduanya dapat dibedakan berdasarkan bobot dan periode penyiarannya. Membedakan foto berita dengan foto feature sama halnya dengan membedakan antara berila langsung (straight news) dengan feature.
Foto berita umumnya segera disiarkan karena dikhawatirkan foto akan basi jika disimpan terlalu lama, sedangkan foto feature sifatnya tahan lama sehingga dapat disiarkan kapan saja. Foto berita biasanya bertemakan kriminal, politik, olahraga, dan ekonomi. Sedangkan foto feature umumnya bertemakan hiburan (entertainment).
Definisi dan Jenis Foto Jurnalistik
Evakuasi jasad korban jatuhnya Air Asia QZ8501 – Dok. Tribunnews
Definisi dan Jenis Foto Jurnalistik
Keindahan gerak silat pada Bandung Lautan Silat di Balai Kota Bandung – Dok. Republika

Perhatikan dua foto di atas, foto evakuasi jenazah korban jatuhnya pesawat Air Asia dan foto Pagelaran Silat. Apakah kamu dapat membedakan mana yang termasuk foto berita dan mana yang masuk foto feature?

Untuk melihat kumpulan karya foto jurnalistik lainnya, kamu bisa mengunjungi situsantarafoto.com atau BandungNewsPhoto.com.
Jenis Foto Jurnalistik
Berikut ini beberapa jenis foto jurnalistik berdasarkan kategori dalam lomba foto tahunan yang diselenggarakan World Press Photo Foundation, antara lain:
  • Spot Photo : foto yang dibuat dari peristiwa yang tidak terduga.
  • Sport Photo : foto dari peristiwa olahraga.
  • People in the News Photo : foto orang, tokoh, atau masyarakat dalam suatu berita.
  • General News Photo : foto yang dibuat dari peristiwa terjadwal atau biasa.
  • Potrait : foto yang menampilkan wajah seseorang secara close up.
  • Science and Technology Photo : foto yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
  • Social and Environtment : foto tentang kehidupan sosial masyarakat serta lingkungan hidupnya.
  • Daily Life Photo : foto dari kehidupan sehari-hari yang dipandang dari sudut human interest.
  • Art and Culture Photo : foto yang berkaitan dengan peristiwa seni dan budaya.

Tips Membuat Foto Jurnalistik

Saya memang bukan ahli dalam bidang foto jurnalistik, tapi setidaknya saya pernah membaca beberapa referensi dan sesekali mempraktekannya. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membuat foto jurnalistik:
  • Momen. Momen dalam dunia jurnalistik hanya akan terjadi sekali alias tidak dapat diulang, berbeda dengan fotografer model yang dapat menciptakan momen sendiri.
  • AngleAngle atau sudut pengambilan gambar sangat penting, karena setiap angle dalam sebuah foto dapat menciptakan persepsi tersendiri bagi orang yang melihatnya.
  • Komposisi. Komposisi foto yang baik akan memudahkan orang yang melihat untuk memahami maksud atau pesan foto yang ingin disampaikan sang fotografer.
  • Pencahayaan. Pencahayaan sangat penting dalam fotografi, keran fotografi adalah seni menangkap cahaya. Seandainya poin satu sampai tiga sudah didapat, apa jadinya jika pencahayaannya kurang atau bahkan berlebihan. Tentu foto akan terlihat gelap atau malah putih semua, sehingga pesan dalam foto tidak tersampaikan.
  • Patuhi kode etik. Mengabadikan atau menyiarkan foto yang berkaitan dengan ranah pribadi seseorang tanpa seizin orang yang bersangkutan tentu dilarang. Jika terjadi, hal ini dapat dituntut secara hukum.
Demikian ulasan mengenai definisi dan jenis foto jurnalistik, disertai dengan tips membuat foto jurnalistik. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam segi redaksi mau pun substansi, karena saya memang bukan ahli. Wassalam.
dikutip dari https://www.jurnalrozak.web.id/2015/01/definisi-dan-jenis-foto-jurnalistik.html
Categories: Uncategorized Tags:

Mengenal Pencahayaan

January 22nd, 2016 No comments

Mengenal Arah Cahaya

Dalam fotografi, darimana arah cahaya jatuh ke subyek akan sangat mempengaruhi bagaimana foto terlihat. Arah cahaya menentukan karakter cahaya itu sendiri sekaligus menentukan kesan dan dimensi yang ingin di timbulkan pada subyek sehingga secara keseluruhan membentuk foto kita. Arah cahaya, baik alami (sinar matahari) maupun dari sumber cahaya buatan (flash) bisa dibagi menjadi lima, yakni front light, back light, top light dan side light. Mari kita bahas satu persatu:

Front Light (Cahaya Depan)

Front light arah cahaya

Front light artinya sumber cahaya ada di depan subyek yang di foto sehingga biasanya sumber cahaya ada di belakang kamera kita. Cahaya depan bisa datang lurus terhadap subyek, seperti kalau kita menghadap ke matahari saat sunrise di pantai. Cahaya depan juga bisa membentuk sudut, seperti saat kita menghadap matahari jam 10 siang. Dengan flash, kita bisa membuat front light tepat di depan wajah atau membentuk sudut terhadap wajah. Mayoritas foto dihasilkan dengan sumber cahaya yang ada di depan subyek.

Side Light (Cahaya Samping)

Dune

Cahaya mengenai subyek dari samping kiri atau kanan. Cahaya samping ini memberi kesan dimensional yang kuat sehingga banyak dipakai pada foto arsitektur atau landscape pada foto diatas. Pencahayaan dari samping juga akan menguatkan tekstur sebuah subyek seperti bisa anda lihat pada permukaan gurun diatas. Juga kalau memotret wajah, jerawat akan makin diperkuat kalau kita menggunakan side light. Foto side light biasanya akan bagus saat dipakai memotret hitam putih.

Back Light (Cahaya Belakang)

Back light terjadi saat kita memotret subyek dengan sumber cahaya yang berasal dari belakangnya, dengan kata lain sumber cahaya ada didepan kamera namun dibelakang subyek. Saat kita memotret sebuah subyek yang membelakangi matahari, misalnya memotret teman yang menghadap ke timur pada jam 4 sore maka akan terjadi back light. Dengan membelakangi sumber cahaya, seringkali kita menghasilkan siluet seperti dibawah ini:

where gravity got lost

Mayoritas foto backlight akan menonjolkan bentuk dan profil sebuah subyek foto. Anda bisamembaca tips foto siluet disini, dan bagaimana cara menghasilkan foto backlight untuk portrait disini.

Cahaya Atas (Top Light) dan Down Light

Cahaya atas atau bawah jarang kita pakai karena menghasilkan foto yang kurang bagus, contoh foto top light adalah saat kita memotret saat jam 12 siang. Foto wajah yang dibuat jam 12 siang akan menghasilkan bayangan kantong mata yang membuat tampang teman kita terlihat jelek.

Top light arah cahaya

dikutip dari

belfot.com › Tips dan Trik Fotografi

Categories: Uncategorized Tags:

Setting Camera Dslr

January 21st, 2016 No comments

5 Setting Kamera Yang Harus Diperiksa Sebelum Mulai Memotret

Pernah tidak mengalami kejadian seperti ini?

  • Anda pulang dari acara memotret dan baru menyadari bahwa tadi di sepanjang pemotretan anda menggunakan ISO 1200, padahal acaranya dilaksanakan di siang bolong saat ISO 200 saja cukup
  • Anda baru menyadari bahwa anda menggunakan settingan white balance untuk mendung, padahal dari awal acaranya dilakukan diruangan dengan penerangan lampu neon

Kesalahan mendasar seperti ini membuat kita harus bersusah payah melakukan koreksi pada foto, kalau satu dua sih tidak masalah, kalau ratusan foto?. Okelah, mungkin dengan bantuan software kita bisa melakukan koreksi dengan relatif cepat, tapi bukankah lebih enak kalau kesalahan seperti ini bisa dihindari sejak awal.

Secara mendasar, ada 5 setting di kamera digital anda yang harus selalu diperiksa sebelum jarimemencet tombol shutter pertama kali dalam sebuah sesi pemotretan. Silahkan:

1. Periksa Settingan White Balance Anda

20110805-p5xmnd5pqn66ur5427hjpc1kmxGunakan settingan white balance yang sesuai dengan kondisi, atau kalau anda percaya dengan kamera, set white balance di posisi auto. Baca lebih jauh tentang white balance.

2. Hidupkan Highlight Warning Kamera

20110805-bg8nhh9c8jfcumykru4k693bn4

Tips ini ampuh untuk menghindari foto yang overexposure. Highlight warning adalah penanda yang muncul di layar LCD kamera saat ada bagian foto yang terbakar alias overexposed. Selain menggunakan highlight warning, anda juga bisa memeriksa histogram di LCD kamera digital anda.

3. Periksa Setting ISO

20110805-nd7jkft7meb2jw8tbgqqmhsxf4

Settingan ISO menentukan seberapa peka sensor kamera terhadap cahaya, makin tinggi angkanya semakin peka. Kalau tadi malam anda memotret pesta ulang tahun teman anda di restoran, pastinya ISO yang digunakan akan berbeda dengan setting ISO saat akan digunakan untuk memotret acara gerak jalan dijalan raya.

Baca lebih jauh mengenai ISO disini.

4. Periksa Setting Ukuran dan Format Foto

20110805-i8p1142ra69fnxm17xpuysw49

Memotret ribuan foto sekaligus, seperti misalnya saat anda hunting di kebun binatang (baca tips memotret di kebun binatang), tentunya membutuhkan pengaturan ukuran foto yang berbeda dibandingkan memotret keluarga di studio misalnya, apalagi jika kartu memori yang anda miliki kapasitasnya berbeda.

Format foto, apakah harus memilih JPG atau RAW juga wajib dipertimbangkan sebelum sesi foto anda dimulai.

5. Periksa Settingan Mode Exposure Kamera

20110805-1mjp1yr3hp3k654mnpkiupt5c9

Dalam kamera SLR atau pocket, biasanya tersedia beberapa pilihan untuk mode eksposur yang anda pilih: Manual – Aperture PriorityShutter PriorityMode Program dan beberapa preset bawaan kamera digital. Pastikan anda sudah mengetahui mode mana yang akan anda pilih.

Lakukan 5 persiapan diatas, maka acara hunting, sesi memotret maupun iseng-iseng memotret acara di RT anda akan lebih lancar dan anda juga akan terlihat lebih jago.

dikutip dari https://belfot.com/5-setting-yang-harus-diperiksa-sebelum-memotret/

Categories: Uncategorized Tags:

Fotografer Terbaik Di Indonesia

January 21st, 2016 No comments

Fotografer Terbaik di Indonesia

Ada banyak fotografer terbaik di Indonesia pada saat ini. Fotografer adalah orang-orang yang membuat gambar dengan menangkap cahaya dari suatu subjek dengan kamera atau peralatan fotografi lainnya, dan umumnya memikirkan seni dan teknik untuk menghasilkan foto yang lebih baik dan berusaha untuk mengembangkan pengetahuan mereka.

fotografer terbaik indonesia

Dan inilah daftar nama fotografer yang terbaik di Indonesia

1. Darwis Triadi

Andreas Darwis Triadi (lahir: Solo, Jawa Tengah, 15 Oktober 1954), atau lebih dikenal dengan Darwis Triadi adalah seorang fotografer glamour dan fashion senior. Derwis Triadi mengembangkan minat dalam fotografi sejak tahun 1979. ilmu desain pun turut di pelajarinya untuk memperkaya kemampuan artistiknya. Karena kinerja yang terus meningkat, ia diberi kepercayaan untuk menunjukkan karyanya di skala internasional majalah Hasselblad tahunan pada tahun 1990. Pada periode yang sama, ia disajikan slide show Photo Kina unggulan di Kompetisi Internasional di Cologne, Jerman. Kompetisi ini diadakan dalam rangka “Hasselblad International Annual”. Setahun kemudian, Vogue majalah internasional menampilkan karyanya dalam sebuah artikel khusus tentang Indonesia. Inilah foto karya Darwis Triadi

fotografer terbaik indonesia

2. Darius Manihuruk

Pria 31 tahun dan telah menjadi selebriti karena handalnya bermain cahaya dan olah digital yang kental dengan ciri khasnya.

Pria kelahiran 6 Maret 1979 dan telah terlibat dalam staf Trans TV mulai tahun 2001 telah banyak memiliki segudang prestasi, di antaranya adalah Pemenang pertama lomba foto “Face of Indonesia” lintas iklan Lowe, Lomba foto 3 “festival budaya Wonosobo, Yogyakarta, Terpilih sebagai salah satu masih Photographer JFF (New York Film Festival), Favorit 3 foto pameran “portraid” Pagi Sekolah Kelas Anton Ismael batch pertama.

Karyanya telah menghiasi banyak layar kaca maupun dalam bentuk poster, spanduk dan billboard di jalan-jalan protokol, seperti Pantene iklan atau Bank Mega. Sejumlah klien besar yang pernah ditangani Fortune iklan, iklan Hotline, iklan Trimantra, Desain Kamar advertasing, Thepartner Advertising, iklan Pohon Advertising, RCTI, kuis, Bank, Yamaha, Coffeben, Huis Kamer, Bank Mega, Film Film Fiesta, Tata studio rekaman, Delfi, Abotte, Vitafem, Pantene, gado-gado Baplo, Miss untuk ibu, Pocary Manis, Chef in the Box, Tea Bunga dll.

Beberapa artis yang pernah menjadi model fotografi adalah Julia Perez, Jengkelin, Wulan Guritno, Amalia Gamila, Nadine Candrawinata juga ikut serta menghiasi portofolionya. Ini dia salah satu karya Darius Manihuruk

fotografer terbaik indonesia

3. Nicole Patricia Malina

Nicoline Patricia Malina adalah fotografer yang lahir di Surabaya, wanita ini sangat senang menonton film Perancis. melalui kerja keras pada tahun 2002 untuk mengejar mimpi studi Nicole di Fine Art di Hogeschool voor de Kunsten, Belanda terwujud. Dia mengisi waktu luangnya dengan menjadi makeup artist freelance untuk model, dan bahkan pernah menjadi model. Saat itulah tumbuh perasaan suka dengan kamera, dua tahun kemudian, Nicole bisa membeli kamera sendiri.

Di antara kesibukannya memotret kehidupan jalanan di Belanda. Dia juga mencoba untuk masuk ke lingkungan fotografi dan mengirimkannya ke agensi model di Belanda. Sampai suatu hari di tahun 2006, majalah Elle Belanda menghubunginya. Karyanya begitu cepat dikenal di Eropa (Amsterdam, Paris, Antwerp) setelah ia memenangkan Iconique Societas Excellence Dalam Fotografi Award 2007. Nicole semakin terus memegang profesi sebagai fotografer profesional di indonesia.

fotografer terbaik indonesia

Nah itulah bebrapa Fotografer Terbaik di Indonesia. Untuk anda yang ingin memakai jasa fotografer di daerah Jakarta tak usah repot-repot untuk mencarinya karena hanya cukup KLIK DISINI maka Anda bisa merasakan seperti apa rasanya di foto kayaknya seorang Model Profesional.

dikutip dari https://topmodeljakarta.wordpress.com/fotografer-terbaik-di-indonesia/

Categories: Uncategorized Tags:

Tips Foto Panning

January 12th, 2016 No comments

Tips Foto Panning Lanjutan

Dalam artikel ini kita akan coba membahas tips foto panning sebagai lanjutan dari tips panning dasaryang pernah dibahas sebelumnya. Foto panning adalah foto yang memperlihatkan kesan bergerak pada sebuah subyek, dengan membuat background menjadi blur sementara subyek utama tetap tajam. Foto panning bisanya dibuat dengan menggerakkan kamera searah dengan gerakan subyek.

Tips foto panning

Dalam kenyataannya, dengan latihan yang cukup dan sedikit tips dibawah ini anda pasti akan bisa membuat foto panning yang bagus (lihat 20 Foto Panning Fantastis). Silahkan:

1. Siapkan Kamera Untuk Foto Panning

Untuk mmebuat foto panning, gunakan mode shutter priority – T atau Sv sehingga kita bisa mengeset shutter speed di angka yang lebih rendah dibanding yang biasa kita gunakan. Berapa besar shutter speed yang harus dipakai tergantung pada kecepatan gerakan subyek yang akan difoto dan kecepatan relatif subyek terhadap kamera, dan bisanya hal inilah yang harus banyak dilatih.

Shutter speed untuk membuat panning orang yang naik sepeda tentu berbeda dengan shutter speed untuk foto panning balapan motor tentunya. Sama-sama balapan motor namun kalau motornya melaju lurus tepat didepan kita atau sedang berbelok ditikungan juga berbeda.

Goodbye Nikon D100

Aturannya adalah, saat subyek yang dipanning tampak kurang tajam naikkan shutter speednya. Saat bacjground kurang blur, turunkan shutter speednya.

Berikut beberapa contoh shutter speed yang bisa dipakai diawal, namun semuanya tetap harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan:

  • Sepeda gunung uphill/downhill: 1/30 sampai 1/50 detik
  • Mobil: sekitar 1/50 detik
  • Balapan motor/mobil : 1/100 sampai 1/200 detik

Horizontals: Girl on a bicycle

2. Cara Fokus untuk Panning

Saat foto panning, kita bisa memakai autofokus ataupun manual fokus. Namun biasanya manual fokus akah lebih konsisten meski tentu saja lebih membutuhkan latihan dan kesabaran. Anda bisa menggabungkan kedua mode fokus: gunakan autofokus untuk mengeset titik fokus pada titik dimana subyek akan berada (antisipasilah dimana posisi subyek akan berada), lalu setelah terkunci, switch ke manual fokus (MF).

Set frame yang cukup lebar, jangan terlalu ketat, kasih ruangan didepan dan belakang subyek sehingga kita cukup leluasa melakukan panning dan subyek secara utuh tertangkap dalam frame.

Fast man!

3. Menggerakkan Lensa dan Kamera

Kita harus memastikan memiliki cukup ruangan agar kamera dan lensa bisa mengikuti arah gerakan subyek tanpa ada benda (atau orang) yang menghalangi didepan kita. Agar subyek tetap terlihat tajam, gerakan lensa harus tenang dan stabil dan arahnya hanya pada sumbu horisontal: dari kanan ke kiri atau sebaliknya tanpa diikuti naik/turun, kuncinya sekali lagi latihan. Semakin lembut dan tenang cara kita mengikuti pergerakan dan irama subyek utama, makin tajam mereka terlihat di foto. Kita juga bisa memanfaatkan monopod untuk panning.

dikutip dari https://belfot.com/tips-foto-panning/

Categories: Uncategorized Tags:

Tips Memotret model

January 12th, 2016 No comments

Tips Memotret Model – Angle & Pose

Tips Fotografi – Beberapa artikel InFotografi yang lalu membahas tentang perangkat apa saja yang Sobat butuhkan untuk membangun sebuah studio fotografi sederhana. Nah, setelah Sobat telah men-setting semua kebutuhan serta kamera, maka kalian siap untuk memulai memotret. Mungkin Sobat akan mulai merasakan tantangan terbesar saat memotret model, bukan pada masalah teknis, melainkan karena mau tidak mau Sobat harus mengatur pose model kalian.
Alexi "Studio" Setup Shot
Photo: Andy

Bagi banyak fotografer ketika menghadapi hal ini sedikit banyak akan merasa lebih tertarik memotret landscape daripada berhadapan dengan model yang notabene adalah saudara, teman atau non-profesional model lainnya, kenapa? Yah.. karena kalian harus memberikan instruksi bagaimana mereka harus berpose.

Kali ini InFotografi akan memberikan beberapa tips dasar bagaimana mereka berpose, tetapi perlu diingat tugas utama kalian sebagai fotografer adalah bagaimana membuat mereka merasa santai dan nyaman didepan kamera, jika itu tercapai, maka percayalah semua proses pemotretan akan mengalir secara alami. Sobat sebelum pemotretan di dalam studio juga bisa mencari referensi pose melalui majalah, buku, galeri foto sehingga kalian mendapatkan ide-ide segar tentang pose yang kalian cari.

Hal yang terpenting bukan saja bagaimana pose model kalian. Sobat juga perlu mempertimbangkan angle kalian sendiri, ketinggian kamera saat memotret tentu memberikan dampak tersendiri bagi hasil akhir foto kalian bukan? Berikut ini adalah Tiga angle yang bisa kalian gunakan dan hasil foto akhirnya:

Photo: N-Photo

1. Angle Tinggi
Posisi kamera yang sedikit lebih tinggi dari model/subyek seringkali bisa memberikan hasil yang lebih menarik. Pada umumnya akan membuat wajah model lebih kurus. Perhatikan bahwa bagian leher dan rahang terlihat lebih jelas, jangan memposisikan kamera terlalu tinggi, karena posisi tersebut akan sedikit terlihat aneh.

2. Angle Sejajar (Eye Level)
Angle Eye level dengan pencahayaan yang tepat bisa digunakan pada banyak kondisi. Perhatikan bahwa ketinggian kamera akan berdampak pada bagaimana hasil foto portrait kalian. Layar LCD kamera kalian memiliki peran penting untuk membantu kalian mereview kembali hasil akhir foto. Jika tinggi badan Sobat lebih rendah dari model, maka gunakan kotak atau tangga kecil untuk mencapai ketinggian yang pas.

3. Angle Rendah
Prinsip angle rendah pada umumnya adalah: semakin rendah angle yang kalian gunakan maka akan berkurang juga daya tarik foto portrait kalian. Angle ini tidak membuat subyek kalian semakin ramping! Angle ini sering digunakan untuk foto-foto coorporate, dimana para pemimpin atau direktur perusahaan tersebut bisa mendapatkan kesan besar dan berkuasa.

Berikut ini adalah Tiga pose klasik yang mampu memberikan hasil yang menarik

Pose Wanita

Pose pertama dimana subyek hanya berdiri ‘biasa’ tidak akan menghasilkan foto portrait yang menarik. Mintalah mereka sedikit menggeser separuh badan mereka ke belakang sehingga menampilkan tiga perempat badan mereka. Pose tersebut akan jauh lebih menarik. Menambahkan bagian tangan ke dalam frame juga bisa menjadi komposisi yang menarik. Tetapi ingat! Tangan jangan terlalu dominan, ukuran tangan bisa hampir sama dengan wajah, sehingga berpotensi sebagai distraction.

Pose Pria

 Photo: N-Photo

Sama halnya seperti pose wanita diatas, pose dengan hanya berdiri tidak akan berhasil menyajikan daya tarik. Minta model pria kalian untuk memindahkan kaki satu langkah kedepan dan juga berat badan sedikit condong ke depan. Pose ini selbih memberikan nuansa dominan serta maskulin. Selipkan satu tangan ke dalam saku celana dan kalian akan mendapatkan pose yang lebih menarik.

Pose Berpasangan

  Photo: N-Photo

Pose pasangan akan relatif lebih rumit dibandingkan Dua pose diatas, Sobat diharuskan memberikan beberapa pendekatan berdasarkan pada ukuran serta bentuk subyek kalian. Prinsip dasarnya adalah kedua pose diatas masih bisa berlaku di pose couple ini. Foto sejajar bersebelahan dan menghadap kamera tidak akan memberikan foto yang menarik, dan dilain sisi foto yang menunjukkan tiga perempat badan bakal jauh lebih menarik. Lakukan ujicoba dengan bagaimana mata berinteraksi. Mata yang saling memandang bisa memberikan hasil foto yang bagus.

Selamat mencoba!

dikutip dari https://www.infotografi.com/2013/12/tips-memotret-model-angle-pose.html
Categories: Uncategorized Tags:

Human Interest Fotografi

January 12th, 2016 No comments

Apa itu foto Human Interest?

Fotografi human interest (HI) adalah potret dari kehidupan seseorang yang menggambarkan suasana/mood dan menimbulkan simpati dari orang yang melihatnya.

Awalnya, human interest photography lebih termasuk kedalam bagian dari fotojurnalisme, yaitu menggambarkan kehidupan dan interaksi manusia dengan lingkungannya, dan lalu bertujuan supaya mengetuk hati orang-orang untuk bersimpati dan melakukan sesuatu untuk membantu subjek foto.

Di dalam fotojurnalisme, human interest termasuk dalam bagian feature. Bagian ini biasanya sisipan dan bukan untuk berita utama. Kategori human interest lebih banyak tentang kehidupan individu atau masyarakat biasa yang jarang diulas.

Human Interest cukup luas cakupannya tapi sering dicampur-adukkan adukkan dengan kategori lain seperti Portrait photography, culture photography (budaya), street photography, travel photography, conceptual photography, dll.

Kebanyakan foto human interest adalah menggambarkan kehidupan masyarakat dengan ekonomi lemah atau di daerah pedalaman, tapi sebenarnya human interest tidak membatasi pada subjek masyarakat kelas bawah saja, tapi juga termasuk potret keberhasilan dari masyarakat kelas atas.

Foto human interest bisa terdiri dari satu foto atau rangkaian foto yang bercerita (photo story/essay).

Tips dalam memotret Human Interest

  • Untuk membuat foto human interest yang bagus, dibutuhkan karakter yang kuat/menarik, ekspresi yang hidup dan cerita yang menyentuh.
  • Human interest biasanya dibuat dengan candid, yaitu orang yang dipotret tidak merasa difoto, tidak diarahkan oleh fotografer/penata gaya sehingga berkesan alami dan orisinil. Jika diarahkan dan setting lampu, special effect, atau olah digital/manipulasi secara berlebihan, jadinya hasil foto lebih cocok masuk dalam kategori portrait atau conceptual photography.
  • Momen dalam memotret sangat penting, menguasai pengaturan kamera merupakan keharusan.
  • Masih kaitannya dengan menangkap momen, gunakan foto berturut-turut untuk menangkap momen yang setiap detiknya berubah dengan cepat.
  • Lensa telefoto yang memiliki jarak fokus antara 50-300mm akan membantu untuk memotret secara candid, meskipun lensa menengah dan lebar juga bisa untuk human interest jika Anda memiliki hubungan yang baik dengan subjek foto.
  • Memotret dengan kamera compact bisa juga efektif terutama memotret dari jarak dekat. Subjek tidak akan merasa terintimidasi dan bereaksi seperti saat kita mengunakan kamera DSLR dan lensa yang besar.
  • Komposisi yang baik adalah yang menonjolkan ekspresi atau bahasa tubuh subjek foto dari lingkungan hidupnya.
Anak Nelayan yang hidup di rumah terapung di danau Tonle Sap Lake, Kamboja. Lensa telefoto 200mm f/2.8 1/640 detik, ISO 160

Anak Nelayan yang hidup di rumah terapung di danau Tonle Sap Lake, Kamboja. Lensa telefoto 200mm (ekuiv FF), f/2.8 1/640 detik, ISO 160

Penjual sayuran di pasar tradisional Kamboja. Meskipun miskin, tapi nenek ini tetap happy dalam menjalani hidup. ISO 160, 28mm (ekuiv. FF, f/2.5, 1/90 detik). Dengan kamera compact saya bisa membuat foto yang lebih intimate tanpa mengintimidasi subjek foto.

Penjual sayuran di pasar tradisional Kamboja. Meskipun miskin, tapi nenek ini tetap happy dalam menjalani hidup. ISO 160, 28mm (ekuiv. FF, f/2.5, 1/90 detik). Dengan kamera compact saya bisa membuat foto yang lebih intim/dekat tanpa mengintimidasi subjek foto.

dikutip dari https://www.infofotografi.com/blog/2013/12/apa-itu-foto-human-interest/

Categories: Uncategorized Tags:

Apa si Shutter Dalam Fotografi

January 12th, 2016 No comments

Mengenal Shutter Speed dalam dunia Fotografi

shutter speed cepat
shutter speed cepat

Shutter Speed adalah kecepatan bukaan rana yang dapat mempengaruhi pencahayaan yang sempurna, mengontrol blur, dan membuat efek yang menarik. Salah satu hal yang sangat penting dikuasai seorang fotografer adalah shutter Speed yang merupakan salah satu dari tiga elemen segitiga eksposur.

Tepat didepan sensor kamera terdapat tirai yang disebut shutter/rana. Ketika kita memotret maka rana akan menutup dan membuka. Shutter speed lambat berarti rana akan terbuka lebih lama(cahaya masuk lebih banyak) dan shutter speed cepat berarti rana akan terbuka lebih cepat(cahaya masuk ke sensor lebih sedikit).

Pengaturan Shutter Speed

Shutter speed dapat diatur dalam satuan detik atau bahkan sepersekian detik. Sebagai contoh shutter speed 1/100 berarti bahwa rana akan menutup pada 1/100 detik atau 0,01 detik. Setiap produsen tentu menawarkan berbagai range shutter speed mulai dari seperseribu detik sampai dengan beberapa detik. Kamera digital SLR juga mempunyai bulb mode yang memungkinkan kita untuk menahan bukaan rana sesuai keinginan kita. Pada mode auto kamera akan berusaha menentukan shutter speed terbaik untuk mengambil gambar. Namun sayangnya pengaturan tersebut tidak selalu benar, karena foto bisa saja berakhir dengan gambar yang blur dan under exposure/minim cahaya. Pengaturan menggunakan mode manual adalah solusi dari masalah diatas. Tidak hanya manual semi manualpun juga sudah bisa mengatasi masalah tersebut.

Terjadinya Blur

Blur dapat terjadi karena goyangan kamera atau goyangan tangan fotografer. Kita dapat mencegah terjadinya blur dengan pengaturan shutter speed yang cepat. Pengaturan tersebut juga tergantung dari focal length suatu lensa. Jadi semakin panjang focal length maka semakin cepatlah settingan shutter speed. Sebagai contoh kita memotret dengan focal length 200mm, maka shutter speed minimum yang kita gunakan adalah 1/200, bisa 1/210,1/211 dll. agar tidak terjadi blur akibat goyangan tangan/subjek. Settingan shutter speed bisa lebih rendah dari focal length asalkan kita memakai tripod. Lebih lanjut tentang mendapatkan gambar yang tajam dapat anda baca disini. Ketika kita ingin membekukan aksi seorang olahragawan, maka shutter speed cepat harus kita gunakan.

Pencahayaan

Kita harus benar-benar yakin bahwa subjek mendapatkan cahaya yang baik. Shutter Speed lambat berarti lebih banyak cahaya masuk danbegitu pula sebaliknya, jadi hindarilah gambar over exposure atau under exposure. Selalu ingat bahwa pencahayaan bukan hanya masalah Shutter Speed, namun juga Setting ISO danAperture.

Efek Kreatif

Dengan menggunakan setting shutter speed rendah anda dapat menghasilkan gambar yang sangat kreatif. Gambar yang dihasilkan akan nampak blur, sangat baik untuk memotret bintang dan air terjun sehingga air yang jatuh akan tampak sangat lembut. Sering-seringlah bereksperimen dengan berbagai macam kecepatan shutter speed menggunakan mode Manual atau mode Shutter Priority. Berikut adalah contoh efek kreatif menggunakan shutter Speed lambat :

waterfall slow shutter speed photography

shutter speed lambat
Tehnik Fotografi Slow Speed

dikutip dari https://askthephotographer.com/2014/04/mengenal-shutter-speed/

Categories: Uncategorized Tags:

Iso Dalam Fotografi

January 12th, 2016 No comments
Apa Itu Arti Dan Fungsi ISO Pada Kamera – Dunia fotografi sudah semakin akrab dengan masyarakat awam seiring dengan berkembang pesatnya pemasaran smartphone di seluruh dunia. Tidak heran, saat ini memang banyak smartphone yang menawarkan hasil foto yang apik dari fitur kamera yang dibawanya sehingga tidak sedikit dari para pengguna smartphone yang kecanduan fotografi termasuk dalam hal ini mimin sendiri.
Seiring perkembangannya, kamera pada smartphone yang beredar saat ini sudah mendukung pengaturan-pengaturan tertentu untuk mendukung kreativitas kita dalam mengambil foto meski pengaturan tersebut tidak selengkap pengaturan yang ada di kamera DSLR atau mirrorless. Salah satu pengaturan yang dimiliki oleh fitur kamera smartphone adalah ISO. Apa itu ISO? ISO merupakan salah satu dari Segitiga exposure dalam fotografi yang artinya merupakan salah satu elemen terpenting dalam menghasilkan foto.
BACA JUGA : Apa itu shutter speed?

Menurut Wikipedia, ISO adalah istilah dalam fotografi yang digunakan untuk mengukur tingkat sensitifitas sensor terhadap cahaya. Seperti yang kita tau, biasanya akan terdapat angka di belakang tulisan ISO misalnya ISO 100, ISO 800 dan seterusnya. Nah angka itu merupakan tingkatan-tingkatan sensitifitas yang bisa kita setting pada sensor kamera. Semakin tinggi ISO yang digunakan, maka sensor akan semakin sensitif sehingga kamera akan mampu menangkap gambar dengan lebih cerah sehingga tidak membutuhkan exposure atau sorotan cahaya ke kamera yang lama (yang di setting pada shutter speed). Perhatikan gambar dibawah ini.
Arti ISO pada kamera
Gambar diatas merupakan contoh ketika kita menggunakan variasi ISO yang berbeda dengan settingan aperture dan shuter speed yang sama. Gambar tersebut menunjukkan bahwa semakin besar nilai ISO yang digunakan maka gambar akan nampak semakin terang. Namun ketika kita menggunakan ISO yang besar, maka biasanya akan timbul efek samping berupa noise, seperti yang nampak pada gambar diatas.
BACA JUGA : Apa itu noise?
Ya, settingan ISO yang besar memang akan dapat menghasilkan gambar yang lebih terang, namun semakin besar nilai ISO yang digunakan untuk mengambil foto maka akan semakin banyak pula noise yang timbul, sehingga akan sedikit hasil foto akan nampak kurang baik dan kurang tajam. Berikut adalah contoh perbandingannya jika foto yang ditangkap menghasilkan gambar yang sama-sama terang.
Fungsi ISO untuk fotografi
Seperti yang bisa kita lihat, semakin kecil nilai ISO maka gambar akan terlihat semakin jernih. Besaran ISO yang digunakan juga akan mempengaruhi warna dari foto yang dihasilkan. Semakin kecil ISO yang digunakan maka akan dapat menghasilkan gambar yang semakin jernih dan juga warna yang bagus. Sebaliknya, ISO yang besar akan membuat warna foto menjadi lebih pudar seperti yang terlihat pada contoh foto yang mimin ambil dibawah ini.
Apa itu ISO
Namun tentu saja kita harus melakukan perubahan setting pada shutter speed atau aperture (atau mungkin keduanya) untuk dapat menghasilkan foto yang sama cerahnya dengan gambar yang diambil dengan nilai ISO yang lebih besar. Namun pada kamera-kamera canggih biasanya gambar yang dihasilkan akan tetap baik (dalam arti minim noise) meski kita melakukan setting pada ISO yang cukup tinggi. Kebanyakan fotografer menyarankan untuk menggunakan setting ISO serendah mungkin ketika mengambil foto agar dapat menghasilkan warna yang baik.
Nah itulah arti dari istilah ISO serta kegunaannya pada kamera baik kamera smartphone ataupun kamera lainnya. Mimin akan membuat posting lebih lanjut mengenai fotografi untuk melengkapi artikel ini. Sementara itu silahkan jelajahi blog Dunia Gadget 558 ini untuk mendapatkan informasi menarik lainnya. Semoga bermanfaat 😀
dikutip dari https://www.duniagadget558.com/2015/06/iso-kamera-adalah.html
Categories: Uncategorized Tags:

Framing Dalam Fotografi

January 12th, 2016 No comments

Framing Dalam Fotografi

Salah satu tips komposisi dasar pada fotografi adalah framing, yakni dengan menempatkan subyek utama foto atau Point of Intereset (POI) dalam posisi yang sedemikian rupa sehingga dikelilingi elemen lain dalam foto. Framing bisa dicapai salah satunya dengan menempatkan elemen foto yang jaraknya dekat dengan kamera sebagai latar depan (foreground) yang mengelilingi point of interest.

Glimpse of Autumn

Dengan komposisi framing, kita bisa menambah kesan dimensi dalam foto karena ada lapisan yang dibentuk antara frame dengan POI sehingga secara visual lebih menarik. Selain itu, dengan membuat elemen lain mengisolasi subyek utama, kita bisa menuntun mata dan perhatian orang yang melihat foto kearah subyek utama tadi.

Frame within the frame

Tujuan lain dari framing adalah untuk memberi konteks pada foto, karena frame disini seolah-seolah berfungsi membatasi dan memberi pengantar bagi pemahaman kita pada lingkungan sekitar foto.

dikutip dari https://belfot.com/komposisi-framing/

Categories: Uncategorized Tags:
Skip to toolbar