|
Tiga materi dalam latihan
> POOMSAE

emporiodaluta.com.br
Poomsae atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.
> KYUKPA
 Kukkiwon Taekwondo Demonstration Team Taekwondo Concert at Namsangol Hanok Village 2012.07.21 (KOCIS Photo/ Han Jeon) —————————————————————- 국기원 태권도 시범단 남산한옥마을 관광객을 위한 정기 시범 (콘서트) 2012년 7월 21일 (토) (문화체육관광부 해외문화홍보원 / 전한)
nzl-auckland.mofa.go.kr
Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
> KYORUGI

toko-peralatan-taekwondo.com
Kyorugi atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.
Filosofi sabuk pada Tae Kwon Do

- Putih melambangkan kesucian, awal/dasar dari semua warna, permulaan. Di sini para taekwondoin mempelajari jurus dasar (gibon) 1
- Kuning melambangkan bumi,disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat.Mempelajari gibon 2 dan 3. Sebelum naik sabuk hijau biasanya naik ke sabuk kuning strip hijau terlebih dahulu.
- Hijau melambangkan hijaunya pepohonan, pada saat inilah dasar TKD mulai ditumbuhkembangkan.(mempelajari taeguk 2). Sebelum naik ke sabuk biru biasanya naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dahulu.
- Biru melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya,memberi arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa yang telah kita pelajari.(mempelajari taeguk 4). Sebelum naik sabuk merah biasanya naik ke sabuk biru strip merah terlebih dahulu.
- Merah melambangkan matahari artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan kita.(mempelajari taeguk 6). Sebelum naik sabuk hitam, biasanya naik ke sabuk merah strip dua dan merah strip satu dahulu. Maksud dari matahari adalah tingkaran di mana seorang sabuk merah memberi kehangatan atau dalam arti denotasi mulai memberi ilmu atau bimbingan.
- Hitam melambangkan akhir, kedalaman, kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari takut dan kegelapan. Hitam memiliki tahapan dari Dan 1 hingga Dan 9. Juga melambangkan alam semesta.
Terminologi Tae Kwon Do

- Sabeum = Instruktur
- Sabeum Nim = Instruktur Kepala
- Seonbae = Senior
- Hubae = Junior
- Tae Kwon Do Junshin = Prinsip Ajaran Tae Kwon Do
- Muknyeom = Meditasi
- Dobok = Seragam Tae Kwon Do
- Ti = Sabuk Latihan
- Oen = Kiri
- Oreon = Kanan
- Joonbi = Siap
- Sijak = Mulai (Tanpa Komando(biasa dilakukan di poomse))
- Kalryeo = Stop (Sementara)
- Keysok = Lanjutkan
- Keuman = Selesai
- A Nee = Tidak
- Yee = Ya
- Eolgol = Sasaran atas (Kepala)
- Moumtong = Sasaran tengah (Badan)
- Arae = Sasaran bawah (Pinggang kebawah)
- Kyungrye = Hormat
- Chariot = Mempersiapkan Diri
- Nici= Sekian
- Belci Ki Manisi = Tempat Istirahat
- Menicip = Pengawas Taekwondo
- Dobeon = Dua Kali
- Sambeon = Tiga Kali
- Illjang = Satu
- Yeejang = Dua
- Samjang = Tiga
- Sahjang = Empat
- Ohjang = Lima
- Yukjang = Enam
- Chiljang = Tujuh
- Paljang = Delapan
Pukulan, Tendangan, dan Tangkisan
Pukulan
- Yeop Jireugi = Pukulan Samping
- Chi Jireugi = Pukulan Dari Bawah Keatas
- Dolryeo Jireugi = Pukulan Mengait
- Pyojeok Jireugi = Pukulan dengan Sasaran
- Momtong Jireugi = Pukulan Mengarah ke Tengah (Pukulan Mengarah ke Ulu Hati)
- Are Jireugi = Pukulan ke bawah
- Oreon Jireugi = Pukulan Dengan Tangan Kanan Yang Dilakukan Sambil Menendang (ap chagi)
- Eolgol Jireugi = Pukulan ke Atas (Pukulan Mengarah ke Kepala)
- Hengek = Menunduk
- Ap Joonbi = Siap
- Tumbuh Jireugi = Tumbuh Noh
Tendangan
- Ap Chagi = Tendangan depan ke arah perut menggunakan kaki depan
- Dollyo Chagi = Tendangan dari arah samping
- Yeop Chagi = Tendangan samping menggunakan pisau kaki
- Dwi Chagi = Tendangan belakang
- Twieo Dwi Chagi = Tendangan belakang yang dilakukan sambil melompat
- Twieo Yeop Chagi = Tendangan samping yang dilakukan sambil melompat
- Goley/nare chagi = Tendangan ganda
- Sip Chagi An Chagi = Tendangan yang dilakukan sambil melompat dan tangkisan aremaki
- Penriyti Chagi = Tendangan keliling.
- Dwi Hurigi = Tendangan berputar melalui belakang.
- Del’o chigi = Tendangan mencangkul ke arah kepala menggunakan tumit
Tangkisan
- Aremagi = Tangkisan ke arah bawah untuk menangkis tendangan
- Eolgol Ceceumaki = Tangkisan ke arah kepala
- Bakat Momtong Bakat Magi = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian dalam lengan bawah.
- Bakat Momtong An Magi = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian luar lengan bawah.
- An Magi = tangkisan dari arah luar.
- Bina Magi an magi = tangkisan yang dimulai dari lengan bawah dan saat masuk ke dalam harus melalui lengan atas.
- An palmok montong bakat magi = tangkisan ke arah lengan bawah
Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar ke dalam) Momtong Bakkat Makki (tangkisan ke tengah dari dalam ke luar) Sonnal Momtong Makki (tangkisan ke tengah dengan pisau tangan) Batang Son Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar dengan bantalan telapak tangan) Kawi Makki (tangkisan menggunting) Sonnal Bitureo Makki (tangkisan melintir dengan satu pisau tangan) Hecho Makki (tangkisan ganda ke luar) Eotgoreo Arae Makki (tangkisan silang ke arah bawah) Wesanteul Makki (tangkisan ganda memotong arah bawah dan ke luar.
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu masalah dengan pengumpulan fakta-fakta dan data, menentukan alternatif yang matang untuk mengambil suatu tindakan yang tepat.
Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
- Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.
- Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi harus berdasarkan pada sistematika tertentu :
- Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil.
- Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia
- Falsafah yang dianut organisasi.
- Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi administrasi dan manajemen di dalam organisasi.
- Masalah harus diketahui dengan jelas.
- Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis.
- Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang.
Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal diatas, akan menimbulkan berbagai masalah :
- Tidak tepatnya keputusan.
- Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan organisasi baik dari segi manusia, uang maupun material.
- Ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada sinkronisasi antara kepentingan organisasi dengan orang-orang di dalam organisasi tersebut.
- Timbulnya penolakan terhadap keputusan.
Sikap atau watak berfikir kritis dapat ditingkatkan dengan memantapkan secara positif dan memotivasi lingkungan kerja. Kreativitas penting untuk membangkitkan motivasi secara individu sehingga mampu memberikan konsep baru dengan pendekatan inovatif dalam memecahkan masalah atau isu secara fleksibel dan bebas berpikir. Keterbukaan menerima kritik akan mengakibatkan hal positif seperti; semakin terjaminnya kemampuan analisa seseorang terhadap fakta dan data yang dihadapi dan akan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi kelemahan.
Sebelum memecahkan masalah, manajer perlu mengajukan pertanyaan kunci sebagai berikut :
- Apakah hal ini penting ?
- Apakah saya ingin mengerjakan sesuatu untuk hal itu ?
- Apakah saya cukup handal untuk menangani masalah itu ?
- Apakah saya mempunyai kewenangan untuk mengerjakan sesuatu ?
- Apakah saya mempunyai pengetahuan, minat, waktu dan sumber yang tepat untuk itu ?
- Dapatkah saya mendelegasikan hal tersebut kepada seseorang ?
- Apakah ada manfaat yang didapatkan dari penyelesaian masalah tersebut ?
Apabila jawaban pada pertanyaan nomor 1 sampai 5 adalah “tidak”, maka pemecahan masalah tersebut tidak efektif, artinya membuang waktu, sumber dan tenaga secara personal. Tapi sebaliknya bila jawabannya semua “ya”, pengambilan keputusan merupakan pilihan untuk menerima masalah dan bertanggung jawab.
METODA PEMECAHAN MASALAH
Prinsip utama untuk menetapkan suatu masalah adalah mengetahui fakta, kemudian memisahkan fakta tersebut dan melakukan interpretasi data menjadi fakta objektif dan menentukan luasnya masalah tersebut. Manajer membutuhkan kemampuan untuk menetapkan prioritas pemecahan masalah. Umumnya untuk pemecahan masalah selalu menggunakan metoda coba-coba dan salah, eksperimen, dan atau tidak berbuat apa-apa (“do nothing”). Pembuatan keputusan dapat dipandang sebagai proses yang menjembatani hal yang lalu dan hal yang akan datang pada saat manajer hendak mengadakan suatu perubahan.
Proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan adalah salah satu penyelesaian yang dinamis. Penyebab umum gagalnya penyelesaian masalah adalah kurang tepat mengidentifikasi masalah. Oleh karena itu identifikasi masalah adalah langkah yang paling penting. Kualitas hasil tergantung pada keakuratan dalam mengidentifikasi masalah.
Identifikasi masalah dipengaruhi oleh informasi yang tersedia, nilai, sikap dan pengalaman pembuat keputusan serta waktu penyelesaian masalah. Terutama waktu yang cukup untuk mengumpulkan dan mengorganisir data.
Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
- Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi.
- Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
- Mengolah fakta dan data.
- Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
- Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
- Memutuskan tindakan yang akan diambil.
- Evaluasi.
Untuk mengetahui hakekat suatu masalah tidaklah mudah, karena masalah yang sebenarnya dihadapi sering terselubung dan tidak terlihat jelas. Oleh karena itu diperlukan keahlian, pendidikan dan pengalaman untuk membuat diagnosa yang tepat. Untuk itu manajer perawat dan bidan agar selalu mengembangkan kemampuannya dan belajar dari pengalaman di masa lalu untuk mempelajari perubahan yang terjadi.
Pengumpulan data atau informasi dikerjakan secara berkesinambungan melalui proses yang sistematis, sehingga upaya untuk mengantisipasi keadaan/masalah yang mungkin timbul akan lebih mudah dilaksanakan seperti ;
- Apakah masalah yang dihadapi diketahui dengan jelas?
- Apakah keadaan yang dihadapi merupakan masalah sebenarnya?
- Apakah sistem pelaporan di dalam organisasi sudah memungkinkan untuk prediksi secara tepat?
Fakta-fakta dan data yang telah terkumpul dengan baik diolah secara sistematis yang akhirnya akan merupakan suatu informasi yang akan digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Analisa fakta dan data perlu dihubungkan dengan serangkaian pertanyaan sebagai berikut :
- Situasi yang bagaimanakah yang menimbulkan masalah?
- Apa latar belakang dari masalah?
- Apa pengaruh dan hubungan antara masalah yang dihadapi dengan tujuan, rencana dan kebijakan organisasi?
- Apa konsekuensi atas keputusan yang diambil?
- Apakah pemecahan masalah sesuai dengan kapasitas organisasi?
- Apakah waktu pengambilan tepat?
- Siapa yang akan ditugaskan mengambil tindakan?
Baik buruknya sesuatu keputusan yang diambil sangat tergantung atas kemampuan menganalisa kekuatan dan kelemahan alternatif-alternatif yang dihadapi. Dalam usaha menganalisa alternatif yang ada seseorang perlu memperhitungkan :
- Siapa yang terlibat/dipengaruhi setiap alternatif ?
- Tindakan apa yang diperlukan ?
- Reaksi apa yang mungkin timbul ?
- Dimana sumber reaksi tersebut ?
- Interaksi apa yang diperlukan ?
- Penentuan Pilihan yang Terbaik
Pada setiap pengambilan keputusan selalu disertai dengan pengambilan resiko. Pada umumnya pilihan diambil dari beberapa alternatif jika diduga bahwa pilihan itu akan memberikan manfaat yang paling besar baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Namun demkian perlu dipertimbang juga bahwa resiko yang menyertai bersifat moderat.
Untuk mengadakan penilaian yang baik, diperlukan obyektivitas dalam melakukan penilaian atau evaluasi. Biasanya suatu hal yang sangat sukar bagi seseorang untuk menilai dirinya sendiri secara obyektif. Oleh karena itu pelaksanaan penilaian dapat diserahkan kepada pihak ketiga yang tidak terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memperoleh tingkat obyektivitas setinggi mungkin. Untuk proses evaluasi perlu diperhatikan mengenai tempat dan siapa yang bertanggung jawab serta kapan hal tersebut dilaksanakan, contoh; sebelumnya manajer menetapkan suatu kebijakan baru dalam merespon keluhan pengunjung. Untuk menjamin bahwa kegiatan itu efektif perlu kerja sama dengan semua staf terkait. Kemudian bagaimana penemuan itu akan dikomunikasikan kepada personal lainnya.
FORMAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Langkah utama proses pengambilan keputusan adalah sama dengan proses pemecahan masalah. Fase ini termasuk mendefinisikan tujuan, memunculkan pilihan, mengidentifikasi keuntungan dan kerugian masing-masing pilihan, memprioritaskan pilihan, menseleksi pilihan yang paling baik untuk menilai sebelum mendefinisikan tujuan, implementasi dan evaluasi.
Pilihan yang masuk ke kolom keuntungan itulah yang menjadi prioritas pengambilan keputusan. Mungkin ada 2 atau 3 pilihan, maka diseleksi lebih jauh untuk memilih satu pilihan.
- Rangking sesuai prioritas dari pilihan tersebut
- Seleksi pilihan yang terbaik
GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Gaya pengambilan keputusan manajer perawat/bidan umumnya sama dengan gaya kepemimpinan yang digunakan oleh manajer tersebut diatas. Ada 7 variabel yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan untuk menyeleksi gaya yang paling cocok, yaitu :
- Pentingnya kualitas keputusan untuk keberhasilan institusi.
- Derajat informasi yang dimiliki oleh manajer.
- Derajat pada masalah yang terstruktur dalam organisasi.
- Pentingnya komitmen bawahan dan keterampilan membuat keputusan.
- Kemungkinan keputusan autokratik dapat diterima.
- Komitmen bawahan yang kuat terhadap tujuan institusi.
- Kemungkinan bawahan konflik dalam proses akhir pada keputusan final.
Metode autokratik hasilnya lebih cepat dalam pengambilan keputusan dan cocok untuk situasi yang krisis atau ketika kelompok senang menerima tipe ini sebagai gaya keputusan. Bagaimanapun anggota staf umumnya lebih mendukung untuk pendekatan konsultatif dan kelompok. Konflik dapat terjadi ketika masalah tidak terstruktur dibahas atau jika manajer tidak mempunyai pengetahuan atau ketrampilan dalam proses pemecahan masalah.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Banyak faktor yang berpengaruh kepada individu dan kelompok dalam pengambilan keputusan, antara lain:
- Faktor Internal
Faktor internal dari diri manajer sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Faktor internal tersebut meliputi: keadaan emosional dan fisik, personal karakteristik, kultural, sosial, latar belakang filosofi, pengalaman masa lalu, minat, pengetahuan dan sikap pengambilan keputusan yang dimiliki.
- Faktor Eksternal
Faktor eksternal termasuk kondisi dan lingkungan waktu. Suatu nilai yang berpengaruh pada semua aspek dalam pengambilan keputusan adalah pernyataan masalah, bagaimana evaluasi itu dapat dilaksanakan. Nilai ditentukan oleh salah satu kultural, sosial, latar belakang, filosofi, sosial dan kultural.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK
Ada dua kriteria utama untuk pengambilan keputusan yang efektif:
- Keputusan harus berkualitas tinggi dan dapat mencapai tujuan atau sasaran yang sebelumnya telah didefinisikan.
- Keputusan harus diterima oleh orang yang bertanggungjawab melaksanakannya. Contoh; Rapat merupakan salah satu alat terpenting untuk mencapai informasi dan mengambil keputusan. Ada keuntungan-keuntungan tertentu yang dapat dipetik melalui suatu rapat, yaitu :
- Masalah yang timbul menjadi jelas sifatnya karena dibicarakan dalam forum terbuka.
- Interaksi kelompok akan menghasilkan pendapat dan buah pikiran serta pengertian yang mendalam.
- Penerimaan dan pelaksanaan keputusan diambil oleh peserta rapat.
- Rapat melatih menerima pendapat orang lain.
- Melalui rapat peserta dilatih belajar tentang pemikiran orang lain dan belajar menempatkan diri pada posisi orang lain.
Langkah utama proses pengambilan keputusan adalah sama dengan proses pemecahan masalah. Fase ini termasuk mendefinisikan tujuan, memunculkan pilihan, mengidentifikasi keuntungan dan kerugian masing-masing pilihan, memprioritaskan pilihan, menyeleksi pilihan yang paling baik untuk menilai sebelum mendefinisikan tujuan, implementasi dan evaluasi.
KEPUSTAKAAN
Marriner, A.T. (1995). Nursing Management and Leadership ( 5th ed), Mosby St Louis, Baltimore.
Swansburg, A.C. (1996). Management and Leadership for Nurse Managers. Jones and Bartlett Publishers International, London England
Ing Indonesia, tanduran gedhang mujudake tanduran paling akeh dhewe ing antarane tanduran woh-wohan liyane. Tanduran gedhang (Musa spp.) asale saka Asia Tenggara, Afrika (Madagaskar), Amerika Serikat, lan Amerika Tengah. Macem-maceme tanduran gedhang ana papat. Sepisan, tanduran gedhang sing wohe dipangan tanpa dimasak luwih dhisik, upamane gedhang Ambon, Susu, Raja, Cavendish, Barangan, lan gedhang Emas. Kapindho, jinis gedhang sing wohe dipangan sawise dimasak, yaiku gedhang Nangka, Tanduk, lan gedhang Kepok. Kang katelu, gedhang kang duwe isi kaya gedhang Kluthuk lan Batu, kang luwih dimanfaatake godhonge. Kapapat, gedhang kang dijupuk serate kayadene gedhang Manilla (Abaca).
Tanduran gedhang kasiyate sagudhang
Tanduran gedhang bisa urip ing iklim tropis, subtropis, lembab, panas, ing dataran rendah landataran tinggi kang dhuwure ora luwih saka 1600 saka lumahing segara. Tanduran iki nyenengi lemah kang sugih humus/rabuk. Kira-kira umur setaun, gedhang wis bisa uwoh. Woh gedhang kang mateng bisa awet nganti 10 dina.
Tanduran gedhang bisa dimanfaatake saka perangan ngisor nganti temekaning ndhuwur. Wit gedhang bisa diolah dadi serat bahan klambi lan kertas. Banyu bonggole wit gedhang Kepok bisa digunakake kanggo obat disentri lan obat lara saluran kencing. Dekorasi manten umume uga migunakake wit gedhang. Saliyane kuwi, wit gedhang kang ora kanggo bisa kanggo pakan wedhus ing mangsa ketiga wayah angel suket. Mendhuwur maneh, perangan godhong gedhang wis lumrah digunakake kanggo wungkus panganan kaya ta: arem-arem, meniran, bothok, garang asem, lan sapanunggalane. Godhong gedhang kang diobong, awune dicampur minyak kletik (klapa) bisa kanggo tamba tatu kobong awit duwe sipat ngadhemake kulit.
Perangan sabanjure yakuwi woh gedhang. Sadurunge gedhang dipangan, mesthi kita langsung mbuka kulite dhisik, lan dibuwang menyang tempat sampah. Pranyata kulit gedhang bisa dimanfaatake kanggo gawe cuka. Kulit gedhang kuwi mau difermentasialkohol lan asam cuka saengga ngasilake cuka. Sawise kulit gedhang, kita ngrembug wohe. Sacara umum, kandhutan gizi woh gedhang kang mateng yaiku: kalori 99 mg,protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8 mg, serat 0,7 gram, kalsium 8 mg,fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 44 RE, vitamin B 0,08 mg, vitamin C 3 mg, dan banyu 72 mg. Woh gedhang duwe gula alami telung macem, yaiku sukrosa, fruktosa, langlukosa kanggo nambah energi wayah makarya. Kandhutan zat besi-ne gedhang dhuwur, saengga bisa kanggo nyegah anemia. Becike wong sing nandang lara anemia dhahar gedhang sedina kaping pindho. Gedhang duwe kandhutan kalium kang dhuwur, nanging endek kandhutan uyahe saengga bisa nyegah lan nyuda tensi. Mungguhe bocah sekolah, yen arep budhal luwih becik mangan woh gedhang, sebab gedhang iku kandhutan kalsium-e dhuwur saengga bisa ngundhakake daya konsentrasi. Menawa lagi susah utawa stress, becike mangan gedhang awit gedhang iku bisa ndandani moodkang ala, nentremake sistem saraf amarga kandhutan tryptofan lan kandhutan vitamin B-ne dhuwur. Vitamin B 6 lan B 12 kang dhuwur, gedhang uga bisa netralisir racun nikotin mungguhe pawongan kang seneng ngrokok, saengga bisa ngusadani sakakecanduan rokok. Kanggo wong kang gerah liver, dhahar gedhang karo madu bisa ngundhakake napsu mangan saengga bisa cepet sehat. Tumrap ibu-ibu kang lagi wiwitan ngandhut, biyasane ngalami mutah-mutah ing saben wayah esuk utawa kasebutmorning sickness, becike uga ngakeh-ngakehi mangan gedhang. Kejaba kuwi, gedhang duwe asam folat kang becik kanggo perkembangan saraf janin. Kanggo remaja putri yen maskeran becike migunakake gedhang, sebab woh gedhang bisa ngalusake kulit. Carane gawe masker gedhang mau yaiku, woh gedhang dijur dadi bubur, ditambahi susu lan madu, banjur dienggo maskeran 30-40 menit. Sawise iku diraupi nganggo banyu anget, lan dibilas nganggo banyu adhem. Maskeran nganggo gedhang iki bisa ditindakake sesasi kaping pindho. Rambut kang rontog uga bisa diusadani nganggo woh kang murah meriah iki. Gedhang uga duwe khasiat kaya antasidasaengga bisa netralake keasaman lambung banjur bisa ngenthengake lara weteng. Kandhutan serat kang dhuwur ing gedhang uga becik kanggo nglancarake bebucal.
Manawa pengin awet, gedhang bisa diiris cilik-cilik tipis, digoreng, lan didadekake kripik. Bisa uga digawe sale, tepung gedhang, ledre, lan gethuk gedhang. Dene bonggole gedhang bisa digawe dhendheng, lan jantunge (ontong) gedhang bisa dimasak kanggo sayur. Dipecel nganggo sambel kemiri, woalah …. nyamlenge ora jamak.
Kasiyate gedhang pancen sagudhang, nanging yen dhahar becike sacukupe wae. Sebab, yen nganti keladuk mesthi ora becik. Nuwun
Jaman biyen nalika Dewa-Dewa esih seneng mudun marang dunia saka kayangan, nalika kui kerajaan Majapait lagi kena serangan saka daerah-daerah. Wargane pada bingung golet panggonan kanggo ngungsi, pada wae karo para Dewa. Wektu kui Dewa mulai lunga marang sawijining panggonan, nang sekitare Gunung Bromo.
Gunung Bromo esih tenang, ngadek dislimuti kabut putih. Dewa-dewa sing teka marang panggonan kui ing sekitare Gunung Bromo, semayam ing lereng Gunung Pananjakan. ing panggona kui bisa weruh Srengenge munggah seka wetan lan Srengenge sirep seka kulon. Sekitare Gunung Pananjakan, panggonan Dewa-Dewa semayam, ana uga panggona kanggo pertapa. Pertapa kui mau saben dina pahalane megur muja lan ngening cipta. Sawijine dina sing mbahagiakake, bojo kui lairake anak lanang.
Raine ganteng, cahyane terang. Mertandakake anak sing lair saka titisane jiwa sing suci. Wiwit lair anak kui keton sehat lan kuat sing luar biasa. Wiwit lair, anak Pertapa kui wis bisa ngetokake suara seru. Gegeman tangane seret banget, tendangan sikile uga kuat. Ora kaya anak lia umume, bayi kui diarani Joko Seger, sing artine sing sehat lan kuat.
Ing panggonan lia sekitare Gunung Pananjakan, wektu kui ana anak wadon lair saka titisan Dewa. Raine ayu lan elok. Siji-sijine anak sing paling ayu dewek ing panggonan kui. Wiwit dilairake, udu umume bayi lair, meneng ora nangis wektu dilairake seka rahim beyunge. Merga kui, wongtuane ngarani bayi iku Rara Anteng.
Rara Anteng sengsaya dina sengsaya dadi anak remaja sing ayu. Garis-garis ayune metu jelas saka raine. Rara Anteng terkenal tekan daerah-daerah. Akeh putera raja pada nglamar Rara Anteng, nanging ditolak, amarga Rara Anteng wis kepincut karo Joko seger. Sawijining dina Rara anteng dilamar Bajak sing sekti lan kuat. bajak kui terkenal jahat banget. Rara Anteng terkenal alus atine ora wani nolak pelamar sekti kui. Merga kui Rara anteng njaluk supaya di gawekna segara ing tengah-tengahing gunung. Dikira penjalukan sing aneh supaya pelamar sekti mau ora bisa nyanggupi. Segara kui mau kudu di gawe ing sewengi, yaiku diwiwiti srengenge sirep tekane srengenge munggah. Disanggupi penjalukan Rara Anteng kui.
Bajak sekti mau mulai gawe segara nganggo batok saka krambil lan meh rampung. Weruh kenyataan sing kaya kui, atine Rara Anteng gelisah ora tenang. Kepriwe carane gagalaken lautan sing agi di gawe Bajak kui? Rara Anteng mikir nasibe, Rara Anteng ora bisa urip karo wong sing ora disenengi. Banjur Rara Anteng golet cara supaya bisa gagalaken usahane Bajak mau. Banjur Rara bisa nemu cara yaiku nutu pari ing tengah wengi. alon-alon suara alu nangekake jago sing pada turu. Kluruk jago saut-sautan, kaya fajar wis metu, nanging wargane durung nglakoni kegiatan esuk. Bajak rungu jago kluruk, nanging benang putih saka wetan urung metu. Berati fajar teka urung wektune. Mikir nasib siale, banjur batok sing dinggo kanggo gawe lautan mau di buang, gigal tengkurep nang jejere Gunung Bromo lan malih dadi gunung diarani gunung Batok.
Kapethik saka : www.ptu-1.blogspot.co.id
Pendidikan luar sekolah sebenarnya sudah ada sebelum pendidikan formal lahir. Pendidikan luar sekolah (PLS) sesungguhnya bukan merupakan hal yang baru dalam kehidupan manusia (Faure, 1981: 2). Pendidikan luar sekolah berjalan sesuai dengan peradaban manusia yang diwujudkan melalui berbagai kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam pelaksanaan, masyarakat melakukannya melalui upacara-upacara tradisional, keagamaan, kebudayaan, dan kegiatan belajar membelajarkan dalam bentuk magang oleh orang tua kepada anaknya atau orang yang sudah tahu kepada orang yang ingin tahu secara tradisional.
Pendapat para pakar pendidikan luar sekolah mengenai definisi PLS cukup bervariasi. Philip H.Coombs berpendapat bahwa pendidikan luar sekolah adalah semua kegiatan pendidikan yang terorganisasi, sistematis dan dilaksanakan di luar sistem pendidikan formal, yang menghasilkan tipe-tipe belajar yang dikehendaki oleh kelompok orang dewasa maupun anak-anak.
Russel Kleis, dalam bukunya Non-formal Education mengemukakan bahwa pendidikan luar sekolah adalah usaha pendidikan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis. Biasanya pendidikan ini berbeda dengan pendidikan tradisional terutama yang menyangkut waktu, materi, isi dan media. Pendidikan luar sekolah dilaksanakan dengan sukarela dan selektif sesuai dengan keinginan serta kebutuhan peserta didik yang ingin belajar dengan sungguh-sungguh.
Axinn mengemukakan bahwa pendidikan luar sekolah merupakan kegiatan yang ditandai dengan kesengajaan dari kedua belah pihak, yaitu pendidik yang sengaja membelajarkan peserta didik, dan peserta didik yang sengaja untuk belajar. Suzanna Kindervatter mengemukakan definisi pendidikan luar sekolah sebagai berikut: pendidikan luar sekolah sebagai suatu metoda penerapan kebutuhan, minat orang dewasa dan pemuda putus sekolah di negara berkembang, membantu dan memotivasi mereka untuk mendapatkan keterampilan guna menyesuaikan pola tingkah laku dan aktivitas yang akan meningkatkan produktivitas dan meningkatkan standar hidup. Suzanna Kindervatter mengusulkan pendidikan pendidikan luar sekolah sebagai “empowering process”. Empowering process adalah pendekatan yang bertujuan untuk memberikan pengertian dan kesadaran kepada seseorang atau kelompok guna memahami dan mengontrol kekuatan sosial ekonomi dan politik sehingga dapat memperbaiki kedudukannya dalam masyarakat. Program pembelajaran dalam empowering process dirancang untuk memberi kesempatan kepada para anak putus sekolah, dengan menganalisis keadaan kehidupan mereka guna, mengembangkan keterampilan yang dikehendaki agar dapat merubah keadaan kehidupan mereka.
Adikusumo (1986: 57) dalam bukunya Pendidikan Kemasyarakatan mengemukakan pengertian pendidikan luar sekolah sebagai berikut pendidikan luar sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah, dimana seseorang memperoleh informasi-informasi pengetahuan, latihan ataupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan hidupnya dengan tujuan mengembangkan tingkat kerterampilan, sikap-sikap peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga bahkan masyarakat dan negaranya.
Sudjana, mengemukakan pengertian pendidikan luar sekolah sebagai berikut: “Pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan belajar membelajarkan, diselenggara- kan luar jalur pendidikan sekolah dengan tujuan untuk membantu peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi diri berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, dan aspirasi yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, lembaga, bangsa, dan negara.
Definisi dan pengertian pendidikan luar sekolah yang dikemukakan para pakar tersebut d i atas pada prinsipnya menuju pada suatu wawasan mengenai pendidikan luar sekolah yaitu setiap kesempatan dimana teradapat komunikasi yang teratur dan terarah d i luar sekolah, guna membantu peserta didik dalam mengaktualisasikan potensi diri dalam mengembangkan tingkat pengetahuan, penalaran, keterampilan sesuai dengan usia dan kebutuhannya. Hasil yang diperoleh dari pendidikan luar sekolah diharapkan dapat bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Peran Pendidikan Luar Sekolah
Masalah pendidikan dalam pendidikan sekolah, menyebabkan pendidikan luar sekolah mengambil peran untuk membantu sekolah dan masyarakat dalam mengurangi masalah tersebut. Sudjana (1989:107) mengemukakan peran pendidikan luar sekolah adalah sebagai “pelengkap, penambah, dan pengganti”.
Sebagai pelengkap pendidikan sekolah
Pendidikan luar sekolah berfungsi untuk melengkapi kemampuan peserta didik dengan jalan memberikan pengalaman belajar yang tidak diperoleh dalam pendidikan sekolah. Isi pogram didasarkan atas kebutuhan peserta didik. program dilakukan oleh para penyelenggara pendidikan dan bekerja sama dengan masyarakat. Programnya bermacam-macam, seperti pendidikan keterampilan produktif, olah raga, kesenian, kelompok belajar, kelompok rekreasi dan kelompok pencinta alam.
Pendidikan luar sekolah sebagai pelengkap ini dirasakan perlu oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat dan mendekatkan fungsi pendidikan sekolah dengan kenyataan yang ada d i masyarakat. Oleh karena itu program-program PLS pada umumnya dikaitkan dengan lapangan kerja dan dunia usaha seperti latihan keterampilan kayu, tembok, las, pertanian, makanan, dan lain-lain.
Sebagai penambah pendidikan sekolah
Pendidikan luar sekolah sebagai penambah pendidikan sekolah bertujuan untuk menyediakan kesempatan belajar kepada:
- Peserta didik yang ingin memperdalam materi pelajaran tertentu yang diperoleh selama mengikuti program pendidikan pada jenjang pendidikan sekolah. Kegiatan belajar tambahan ini dilakukan di luar jam pelajaran dengan menggunakan ruang kelas di sekolah yang bersangkutan atau ditempat lain. Materi pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan para siswa. Para pendidik pada umumnya adalah guru-guru mata pelajaran yang bersangkutan sangkutan atau sumber belajar lain yang ada di masyarakat.
- Alumni suatu jenjang pendidikan sekolah dan masih memerlukan layanan pendidikan untuk memperluas materi pelajaran yang telah diperoleh. Kebutuhan ini berkaitan dengan dua hal, yaitu : 1) Memperluas materi pelajaran yang telah diperoleh untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Kebutuhan ini biasanya dilakukan melalui bimbingan studi, bimbingan tes, kursus-kursus dan kelompok belajar; 2) Menambah pengetahuan tentang materi belajar yang dirasakan penting sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat. Kebutuhan ini dilakukan melalui kursus-kursus, diskusi, seminar lokakarya, penelitian dan studi kepustakaan.
- Mereka yang putus sekolah dan memerlukan pengetahuan serta keterampilan yang berkaitan dengan lapangan pekerjaan atau penampilan diri dalam masyarakat. Upaya ini dikaitkan dengan keterampilan kerja dan berusaha.
Pendidikan luar sekolah sebagai penambah ini diarahkan untuk membekali para lulusan dan mereka yang putus sekolah untuk memasuki dunia kerja.
Sebagai pengganti pendidikan sekolah
Pendidikan luar sekolah sebagai pengganti pendidikan sekolah meyediakan kesempatan belajar bagi anak-anak atau orang dewasa yang karena berbagai alasan tidak memperoleh kesempatan untuk memasuki satuan pendidikan sekolah, umumnya sekolah dasar. Program pendidikan ini sering diselenggarakan d i daerah-daerah terpencil atau daerah yang disebut kantong terasing yang belum memiliki sekolah dasar.
Kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar membaca, menulis, berhitung dan pengetahuan praktis dan sederhana yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari seperti pemeliharaan kesehatan lingkungan dan pemukiman, gizi keluarga, cara bercocok tanam, dan jenis-jenis keterampilan lainnya. Kegiatan ini sanya dikelola oleh lembaga-lembaga pemerintah dan badan-badan sosial yang mempunyai tugas pelayanan pada masyarakat.
|
|