September 2024
M T W T F S S
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
30  

Peran Industri Dalam Pengembangan SMK

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diberi amanah oleh undang-undang untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap memasuki dunia kerja dan menjadi tenaga kerja yang produktif. Lulusan SMK idealnya merupakan tenaga kerja yang siap pakai, dalam arti langsung bisa bekerja di dunia usaha dan industri. Permasalahan SMK saat ini pada umumnya terkait dengan keterbatasan peralatan, masih rendahnya biaya praktik, dan lingkungan belajar yang tidak serupa dengan dunia kerja. Kondisi ini bisa menyebabkan ketidaksiapan lulusan dalam memasuki dunia kerja.

Ketidaksiapan lulusan SMK dalam melakukan pekerjaan yang ada di dunia kerja mempunyai efek domino terhadap industri pemakai, karena industi harus menyelenggaraan pendidikan di dalam industri untuk menyiapkan tenaga kerjanya. Dengan demikian pihak industri harus mengalokasikan biaya ekstra di luar biaya produksi.

Sebenarnya pihak industri dan pihak sekolah memiliki keterbatasan masing-masing dalam membentuk dan mendapatkan tenaga kerja siap pakai. Pihak sekolah memiliki keterbatasan dalam pembiayaan dan penyediaan lingkungan belajar, sementara pihak industri memiliki keterbatasan sumber daya pendidikan untuk membentuk tenaga kerja yang dibutuhkan. Oleh karena itu untuk mendapatkan lulusan SMK yang siap pakai, maka kedua belah pihak semestinya melakukan upaya, atau paling tidak keterlibatan industri untuk ikut menyusun program pelatihan.

Di Negara-negara maju, peran Industri ditunjukkan secara nyata berupa kerjasama program, dukungan finansial untuk penelitian dan beasiswa. Bahkan di beberapa negara peran industri ini sudah menjadi kewajiban karena telah ada undang-undang yang mengaturnya. Paling tidak dunia usaha dan industri yang telah secara nyata membangun kerjasama dengan sekolah diberi insentif dengan memberikan keringanan pajak.

Pendekatan school-to-work transition yang dilakukan di sekolah-sekolah Amerika, yang memfokuskan pengkajiannya pada permasalahan peralihan dari dunia pendidikan ke dunia kerja, menjadi penting untuk dicermati. Pendekatan ini sekarang telah diadopsi secara luas di seluruh dunia dan akan semakin menempatkan industri sebagai tempat belajar yang sangat penting bagi sekolah kejuruan. Demikian juga dukungan dasar filosofi dan konsepnya telah tersedia. Pola penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kejuruan yang berdasarkan dasar fisosofi dan konsep ini telah banyak dikembangkan di banyak negara dan dalam jumlah yang sedikit dikembangkan di Indonesia. Penyelenggaraan SMK yang taat azas pada prinsip ini telah terbukti lulusannya laku di pasar kerja.

Sudah banyak SMK yang memanfaatkan dunia kerja dan industri sebagai tempat praktik maupun sekedar difungsikan sebagai menambah wawasan tentang dunia kerja kepada peserta didiknya. Berikut ini beberapa fungsi dari DUDI yang selama ini ada dalam praktik.

  1. Sebagai Tempat Praktik Siswa

        Banyak SMK yang tidak memiliki peralatan dan mesin untuk praktik dalam memenuhi standar kompetensi atau tujuan yang ditentukan, menggunakan industri sebagai tempat praktik (outsourcing). Permasalahannya adalah pada saat ini jumlah industri tidak sebanding dengan jumlah siswa SMK yang memerlukannya sebagai tempat praktik ini. Sementara itu, masing-masing industri memiliki kapasitas yang terbatas untuk bisa menampung siswa SMK untuk praktik di industri tersebut. Kebijakan pemerintah yang mendorong tumbuhnya jumlah SMK hingga menjadi 70% SMK dan 30 % SMA semakin menambah masalah yang terkait dengan hal ini. Karena anggaran untuk penyediaan alat dan bahan praktik masih kurang, maka akan semakin  banyak SMK baru yang tidak mampu memenuhi kebutuhan alat dan bahan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan standar kompetensi dunia kerja. Dampaknya, pelaksanaan praktik tidak mencapai target pencapaian kompetensi standar yang ditentukan atau standar dunia kerja.  Kendala lain adalah, tidak semua siswa mampu memenhui standar kompetensi minimal yang ditentukan pihak industri, sehingga mereka takut mempekerjakan siswa SMK karena memiliki resiko pada kegagalan produksi, yang berakibat pada kerugian di pihak industri.

  1. Industri Sebagai Tempat Magang Kerja

        Sistem Magang (apprenticeship) merupakan sistem pendidikan kejuruan yang paling tua dalam sejarah pendidikan vokasi.  Sistem magang merupakan sistem yang cukup efektif untuk mendidik dan menyiapkan seseorang untuk memperdalam dan menguasai keterampilan yang lebih rumit yang tidak mungkin atau tidak pernah dilakukan melalui pendidikan masal di sekolah. Dalam sistem magang seorang yang belum ahli (novices) belajar dengan orang yang telah ahli (expert) dalam bidang kejuruan tertentu. Sistem magang juga dapat membantu siswa SMK memahami budaya kerja, sikap profesional yang diperlukan, budaya mutu, dan pelayanan konsumen. Keterbatasan sistim magang adalah sistim ini hanya bisa menampung sedikit peserta magang, sehingga tidak mampu memecahkan permasalahan pada butir 1 dalam menampung siswa SMK sebagai tempat praktik dalam menguasai suatu kompetensi. Sistem magang selama ini telah dipraktikkan oleh beberapa sekolah. Dual sistem yang diadopsi dari sistem Jerman pernah juga dilaksanakan di Indonesia, dan cukup berkembang baik pada saat  sebelum krisis karena mendapat dukungan jumlah dunia usaha dan industri yang cukup banyak. Dual sistem ini pernah mendapatkan dukungan yang baik dari pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan (MoU) antara Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Perindustriam saat itu.  Industri didorong untuk mau bekerjasama dengan SMK dan mau menerima siswa SMK melakukan praktik. Namun sekarang sistem ini sangat jarang dilakukan karena banyak industri yang ditutup pada masa krisis dan sekarang pemerintah belum berhasil mendirikan industri.

  1. Industri Sebagai Tempat Belajar Manajemen Industri dan Wawasan Dunia Kerja

        Selama ini, industri dimanfaatkan oleh sekolah sebagai tempat pembelajaran tentang manajemen dan organisasi produksi. Siswa SMK kadang-kadang melakukan pengamatan cara kerja mesin dan produk yang dihasilkan dengan secara tidak langsung belajar tentang mutu dan efisiensi produk. Selain itu siswa juga belajar tentang manajemen dan organisasi industri untuk belajar tentang dunia usaha dan cara pengelolaan usaha, sehingga mereka memiliki wawasan dan pengetahuan tentang dunia usaha. Melalui belajar manajemen dan organisasi ini juga bisa menambah wawasan siswa pada dunia wirausaha. Siswa SMK kadang-kadang menggunakan industri sebagai objek wisata-belajar dengan sekedar mengamati dan melihat-lihat dari kejauhan proses produksi di industri. Mereka juga kadang-kadang mendapatkan informasi dari pengelola industri tentang organisasi dan para pengelolanya.

Peran industri semakin penting bagi SMK karena perkembangan teori pendidikan dan pembelajaran kejuruan lebih banyak menempatkan DUDI sebagai tempat belajar cara kerja yang efektif. Ada dua teori belajar di tempat kerja yang pokok yang terkait dengan DUDI, yaitu situated learning dan work-based learning (belajar berbasis tempat kerja)

  1. Konsep Situated Learning

        Situated Learning adalah merupakan teori belajar yang mempelajari akuisisi pengetahuan dan keterampilan yang digunakan di dunia kerja (Brown, 1998). Stein (1998:1) mengidentifikasi empat prinsip terkait dengan situated learning, yaitu: (1) belajar adalah berakar pada kegiatan sehari-hari (everyday cognition), (2) pengetahuan diperoleh secara situasional dan transfer berlangsung hanya pada situasi serupa (context), dan belajar marupakan hasil dari proses sosial yang mencakup cara-cara berpikir, memandang sesuatu, pemecahan masalah, dan berinteraksi di samping pengetahuan deklaratif dan procedural, and (4) belajar merupakan hal yang tidak terpisah dari dunia tindakan tetapi eksis di dalam lingkungan sosial yang sehat dan komplek yang meningkatkan aktor, aksi, dan situasi. Dari keempat prinsip ini, prinsip kedua adalah lingkungan yang serupa dengan dunia kerja yang sebenarnya diperlukan oleh sekolah. Lingkungan dunia usaha dan dunia industri adalah lingkungan belajar yang memberikan pengalaman siswa yang mendukung kerja di industri adalah industri sendiri.

  1. Work-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Kerja)

        Work-Based Learning (WBL) adalah bentuk pembelajaran kontekstual dimana proses pembelajaran dipusatkan pada tempat kerja dan meliputi program yang terencana dari pelatihan formal dan mentoring, dan pencarian pengalaman kerja yang mendapatkan gaji. Raelin (2008:2) menyatakan bahwa, WBL secara ekspresif menggabungkan antara teori dengan praktik, pengetahuan dengan. WBL mengakui bahwa tempat kerja menawarkan kesempatan yang banyak untuk belajar seperti di ruang kelas. Sistem magang merupakan salah satu bentuk WBL. Dalam sistem ini siswa belajar dengan seorang ahli atau maestro melalui pengamatan dan imitasi perilaku dan cara kerjanya dengan intens sehingga bisa mendapatkan pengalaman spesifik.

Referensi

Brown, L. B. 1998. Applyng Constructivism in Vocational and Career Education. Columbus: ERIC.

Raelin, J. A. 2008. Work-Based Learning: Bridging knowledge and action in the worksplace. San Francisco: Jossey-Bass.

Stein, D. 1998. Situated Learning and Adult Education. ERIC Digest No. 195. Columbus: ERIC Clearinghouse on Adult, Career, and Vocational Education, Center on Education and Training for Employment, the Ohio State University. ERIC No. EJ. 461 126).

Wardiman Djojonegoro. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: PT. Jayakarta Agung.

Konservasi Mati Suri …!!! #2

Hati saya tersentak kaget, seraya mendengar kata konservasi. Di universitas negeri semarang sedang gencar – gencarnya diadakan event yang katanya konservasi. Namun bisa anda lihat sekitar anda sekarang ini juga… apakah sudah seperti kata konservasi yang dieluh eluhkan? Eits.. tunggu dulu… sebelum kita membahas ini apakah kalian tau apa makna konservasi itu ?, cung yang tau tunjuk asbes.. hehe.. iya kawan.. kamu sudah tau kok pasti konservasi itu apa… lets cekidot … ini diambil dari https://birocan.dephut.go.id/ikk/webrocan/index.php/informasi/berita/42-pengertian-konservasi
Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi. Konservasi dalam pengertian sekarang, sering diterjemahkan sebagai the wise use of nature resource (pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana).
Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.
Konservasi dalam pengertian sekarang, sering diterjemahkan sebagai the wise use of nature resource (pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana).
Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan, masa depan.
Menurut UU No. 4 Thn 1982, konservasi sumber daya alam adalah pengelolah sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan bagi sumber daya terbarui menjamin kesinambungan untuk persediannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman.
Di Indonesia, kegiatan konservasi seharusnya dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah dan masyarakat, mencakup masayarakat umum, swasta, lembaga swadaya masayarakat, perguruan tinggi, serta pihak-pihak lainnya.  Sedangkan strategi konservasi nasional telah dirumuskan ke dalam tiga hal berikut taktik pelaksanaannya, yaitu :
1.      Perlindungan sistem penyangga kehidupan (PSPK)
2.      Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
3.      Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Konservasi merupakan pengaturan pemanfaatan biosfer oleh manusia sehingga diperoleh hasil yang berkelanjutan bagi generasi sekarang dengan menjaga potensi untuk kebutuhan generasi mendatang.
Nah itulah maksud dari dephut pusat. Tapi menurutku tidak usah penjang lebar seelebar jalan tol. Hemat saya … wekeke bahasanya cuy…nggak nguatin gituuh looch,, >_< tak ganti deh … jadi menurut saya konservasi adalah kegiatan interaksi antara alam dan dapat diambil khikmahnya. Jika kita lihat di unnes ini banyak yang semakin tidak perduli dengan alam. Sampah – sampah nya dibuang secara sembarangan dan lain. Di unnes itu lucu dan sekaligus aneh, bagaimana tidak membuang sampah sembarangan, perilaku yang masih “bringas”. Kalau dari koridor saya keanehan dan ketidak perdulian mahasiswa atas ketidak bersihan semuanya berawa dari konsep pemikiran dia sedari kecil.maka dari itu perlu adanya wadah untuk memberikan suatu ilmu yang dasarnya konservasi, ditulisan saya yang ke #1 yaitu tentang rumah ilmu konservasi …… la terus kita mau bahas apa to, kok muter – muter aja ..? pertanyaan yang bagus itu. Ya kita akan menyinggung kenyataan konservasi di unnes kita ambil satu sampel aja … contoh kebijakan jalan kaki di unnes itu masih memandang kasta dan kedudukan, ketika kita (mahasiswa) masuk ke sekitar gerbang auditorium jika kita naik motor pasti akan di tanyain mau apa? Mau ketemu sama siapa? Udah ada janji kah dengan pak “x”) dan endingnya disuruh puter balik. Tapi pada saat yang sama mobil dosen lansung dipersilahkan masuk. Huaaaa… gimana to ini… aku jadi galau… wkwkwk cie yang lagi galau … jangan baper jangan baper. Pssttt mbahas apa sih … masuk ke materi, mahasiswa tidak boleh masuk. Orang yang pokoknya pake mobil langsung bisa masuk ke area audit dan rektorat. Apakah itu tidak dinamakan konservasi mati suri…????? Hayo yang mau njawab silahkan kirimkan ke email saya yaitu [email protected] 😀

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.

10 Tips Merawat Notebook/Laptop

Merawat-laptop Sering kali kita melihat seseorang yang menenteng-nenteng laptop ke arah dimana ada sumber hotspot. Namun, jarang sekali kita memperhatikan bagaimana kondisi laptop kita?!… mungkin ketika laptop kita sudah menunjukkan gejala-gejala aneh atau trouble, kita baru sadar kalau laptop kita ternyata kondisinya sudah memprihatinkan. Hal tersebut masih sering kita lihat di sekitar kita. Ada baiknya bagi Anda yang mempunyai laptop, untuk dapat mengikuti 10 tips merawat notebook/laptop berikut ini:
  1. Tempatkan Notebook pada tempat yang rata/datar agar lubang ventilasi yang letaknya di bagian bawah Notebook tidak tertutup. Pastikan Notebook berada di tempat stabil, tidak banyak goyangan dan getaran yang dapat merusak Harddisk, Optical Drive, socket-socket serta komponen mekanik lainnya.
  2. Sebelum menghidupkan Notebook, pastikan kondisi battery masih ada daya yang cukup untuk proses booting sampai menjalankan OS. Bila ragu, pasang adaptor, lalu hidupkan Notebook Anda. Kekurangan daya battery sewaktu menghidupkan laptop, akan menyebabkan gagal booting dan harddisk dapat rusak permanent/total
  3. Pastikan dengan teliti stop kontak adaptor apakah sudah terpasang dengan baik dan benar. Bila tidak, akan terpercik bunga api pada stop kontak yang berakibat proses charge akan putus sambung. Kemungkinan terburuk setiap percikan oleh battery dianggap 1 cycle charging (Batt Lithium +/- 1000 x charging). Pengalaman membuktikan akibat stop kontak kendor telah mengakibatkan umur battery menjadi sangat pendek bahkan ada yang hanya berumur 1 bulan saja battery sudah rusak.
  4. Perhatikan indikator battery sebelum mengisi (men-charge) Notebook Anda. jangan biarkan batere anda sampai habis total sebelum mengecharge ulang.. ketika indikator batere menunjukkan low batere,segera charge batere anda (dengan cara colok ke power listrik dl baru ke laptop) dan jika indikator batere ud menunjukkan batere penuh 100% segera cabut kabel charge (dengan mencabut kabel yg terkoneksi kelaptop lebih dulu br yg ke power listrik) janganterus menerus membiarkan batere dlm posisi sll dicharge walaupun sudah penuh untuk menghindari over charging. yg akan mengakibatkan batere menjadi cepat drop dan bocor.
  5. Jangan biasakan menggunakan Notebook dengan adaptor saja dan battery dilepas. Rumor diluar mengatakan bila bekerja dalam jangka waktu yang lama sebaiknya battery dilepas karena bisa rusak akibat overcharge. INGAT!!! itu akan menjadi malapetaka besar manakala listrik mati tiba-tiba dari PLN. Harddisk dalam Notebook bisa rusak parah berikut data didalamnya. Padahal, file-file “DATA” kadang jauh lebih bernilai daripada Notebook itu sendiri. Jadi, selain sebagai penyimpanan daya, battery juga berfungsi membantu menyediakan daya yang stabil dikala adaptor saja tidak cukup mencukupi saat Processor bekerja dengan maximum.
  6. Jika hendak membawa Notebook dan dimasukkan ke dalam tas, pastikan Notebook sudah dalam kondisi Shutdown. Apabila masih standby, dikhawatirkan Notebook tiba-tiba hidup sendiri karena terkadang ada perintah-perintah resident yang terlupakan sewaktu standby. Saat Notebook hidup kembali tetapi masih berada didalam tas, akan terjadi gangguan sirkulasi udara sehingga menjadi sangat panas bahkan chasingnya bisa meleleh. Kemungkinan lain, bila terjadi goncangan saat Notebook dalam keadaan hidup, harddisk dan data didalamnya akan rusak.
  7. Jangan membawa banyak barang dalam tas hingga berdesakan dengan Notebook, karena dapat mengakibatkan panel LCD Notebook Anda retak/pecah . . . . (Ingat!!! harga LCD Panel Notebook sangat mahal +/- 2.5 jt)
  8. Tambahkan pelindung layar (screen protector) agar layar tidak mudah tergores, pelindung keyboard (keyboard protector) agar keyboard tidak kemasukan debu/cairan yang mengakibatkan kerusakan pada tuts keyboardnya dan gunakan cooling pad bila Notebook akan digunakan dalam waktu yang lama, agar sirkulasi udara dalam Notebook terjaga.
  9. Jangan meletakkan Handphone diatas Notebook maupun di atas keyboard Notebook. Lebih baik jauhkan Handphone dari Notebook Anda. Pengalaman membuktikan, Handphone sewaktu ada call atau saat menerima sms, mengeluarkan radiasi yang sangat besar sehingga akan merusak chips dalam Notebook yang terbukti sangat sensitif terhadap radiasi elektromagnetik. Akibat yang sering terjadi adalah kerusakan chips keyboard controller yang mengakibatkan beberapa angka/huruf tidak dapat keluar.
  10. Update antivirus Notebook anda sesering mungkin, hindari situs-situs internet berbahaya, karena banyak spyware, spam, malware, dll. Hindari tukar menukar data dengan sesama pengguna komputer tanpa di check dengan antivirus terlebih dahulu, dan gunakan software original (bukan bajakan) agar aman dan nyaman.
Semoga tips tersebut dapat bermanfaat bagi Anda pengguna Notebook agar bisa lebih berhati-hati untuk merawat Notebooknya.

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.

Rumah Ilmu Implementasi Konservasi Sejak Dini #1

          Mendengar kata rumah ilmu sepertinya asing di telinga kita, ya… itu benar… karena masih sedikit rumah ilmu itu. Nah, terus apa sih gunanya rumah ilmu itu? Pertanyaan yang sangat mendasar dan pasti jawabannya itu itu aja, ada yang bilang rumah ilmu berguna untuk meningkatkan minat baca, menambah akhlak manusia, menambah pengetahuan kita. Tapi pada kenyataannya itu apakah sesuai dengan harapan yang tadi dijelaskan ? tentu harapan itu hanyalah omong kosong aja jika tidak direalisasikan secara action atau tindakan. Memang tidaklah mudah untuk semua itu setidaknya kita telah berusaha sebaikmungkin untuk mencapai tujuan mulia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.  Karena didalam kegiatan rumah ilmu pasti beragam dan tidak monoton.
          Di universitas negeri semarang sendiri kalo menurut hemat saya rumah ilmu yang semacam itu masih sangat jarang, kalaupun ada pasti hanya satu dua saja yang sudah bercokol. Unnes adalah universitas yang katanya “konservasi” tapi pemmbangunan sarana rumah ilmu untuk sub bagian konservasi tidak menyebar dan hanya terpusat pada itu itu saja. Kalau ada hanya sebagai “pajangan” saja banyak mahasiswa yang tentunya tidak akan sama sekali menyambangi rumah ilmu tersebut hanya masuk ke rumah ilmu untuk mata kuliah tertentu saja dan setelah mata kuliah sudah terlewati maka ya seperti tidak pernah bertandang ke rumah ilmu.
          Padahal kalau kita jeli rumah ilmu adalah sebagai sarana yang baik untuk kita dapat suatu hal yang tidak ada didalam kelas. Banyak ilmu yang bisa diambil karena banyak hal yang bisa diserap pada tempat tersebut. Penelitian terbaru menunjukan bahwa sejak dini adalah waktu yang tepat, anak kecil yang umurnya masih tergolong penurut lebih mudah “dikendalikan” daripada anak yang sudah menginjak dewasa ataupun yang sudah dewasa. Nah, rumah ilmu itu biasanya identic dengan anak – anak. Tapi sekarang banyak berdiri rumah ilmu untuk anak – anak maupun orang dewasa. Di universitas negeri semarang sendiri juga ada rumah ilmu berbasis konservasi contohnya rumah kompos dan rumah kupu – kupu betapa pentingnya rumah ilmu yang semacam itu. Di Indonesia sendiri sudah banyak berdiri rumah ilmu yang demikian.
          Namun sebaiknya perlu di perbanyak lagi karena perbandingan orang dan tempat itu masih lebih banyak orangnya. Namun perlu diperhatikan juga kesadaran akan keinginan inovasi, membaca, dan lain sebagainya perlu ditingkatkan lagi. Rumah ilmu juga membutuhkan support dari masyarakat, karena tanpa dukungan masyarakat tidak akan berjalan lancar kegiatannya. Disinilah perlu adanya ke kompakan antara donator, masyarakat, dan penggagas rumah ilmu. Membangun rumah ilmu yang berbasis konservasi sangat bermanfaat bagi masyarakat luas. Memanfaatkan sesuatu hal yang sudah tidak diperlukan itu memang susah jika tidak ada tempat untuk kita menemukan sebuah ide dan pemikiran dan lebih susah lagi jika tidak dari usia dini .

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.

Management Diri Mahasiswa

Mahasiswa, satu kata yang menunjukan status tertinggi dalam tingkat pendidikan. predikat ini seolah menjadikan seorangmahasiswa sebagai pelaku dalam segala perubahan kearah yang lebih baik di lingkungan sekitarnya. Transformasi diri dari SMA/SMK ke mahasiswa itu agaknya membuat diri mahasiswa itu menjadi lebih dewasa. Kenapa ?, karena yang dulunya itu hidupnya masih tergantung dengan orang tua entah itu makan, cuci, dll sekarang berubah 180 derajad. Jika pada awal – awal mahasiswa itu memang agaknya merasa kaget, karena sekarang hidup sendiri, makan sendiri nyuci sendiri, jemur sendiri, dll. Dan juga yang dulunya itu tugasnya dikit sekarang sak abreg datangnya itu biasanya main keroyokan jadi kadangkala mahasiswa itu harus begadang untuk nglembur. Tetapi seiring dengan bertambahnya waktu akan merasa. “Ah sudah biasa” enggak tidur itu bukan hal yang wow, karena itu hal yang wajar jika deadlinnya itu sudah krisis banget.
Jika seorang mahasiswa masih saja belum bisa keluar dari kebiasaan dirumah semisal bangun tidur harus dibangunin, maka bisa jadi tugas – tugas ataupun kegiatan akan tidak teratur, amburadul, berantakan, bahkan si mahasiswa itu akan merasa sungguh amat sangat frustasi sejaku dengan adanya beban yang diemban oleh mahasiswa.
Studi bawasannya 2 dari 5 mahasiswa masih mengandalkan orang tua sebagai obyek pemasukan uang (income money). Biasanya banyak mahasiswa menghabiskan waktunya untuk menghemat uang banget karena uang dari orangtua atau bidikmisi belum turun. Inilah yang harus diubah dari pandangan setiap individu mahasiswa. Pandangan seperti ini harus mengalami perpaduan perubahan, karena sebenarnya mahasiswa itu bisa mencari tambahan pemasukan dengan cara apapun.
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam management diri sendiri seperti: memiliki sikap disiplin, tidak menyianyiakan waktu, memiliki motivasi yang tinggi dalam hidupnya, dan mempunyai planning untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Management diri memang tidak segampang membalikkan tangan, diperlukan keteguhan hati yang besar dalam menjalankannya. Mungkin sekama ini kita selalu diperhatikan, diatur, dan selalu diberi perintah oleh orang tua kita sendiri. Tetapi setelah beranjak dewasa itu semua bukan lagi tanggung jawab orang tua, melainkan diri kita sendiri.
Karena kesukseasn dapat diliha dari kesuksesan seseorang dalam memanagement dirinya sendiri. Setelah dapa tmemanagement dirinya senfiri maka orang tersebut akandapt memimpin dan menggerakan agar tujuan yang telah direncanakan dimulai dari sekarang. Semua itu berawal dari diri kita sendiri
Sumber: https://wikipedia.com/management

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.