Anak kuliahan shoppingnya harus di Mall,yang di beli harus barang brandit. Benarkah seperti itu? Faktanya sekarang banyak dari berbagai kalangan dari ranah bawah, sederhana hingga ke atas bisa berkuliah, bukan hanya dari kalangan yang berduit saja yang bisa kuliah, maka dari itu anak kuliahan yang katanya modis-modis, menggunakan barang-barang bermerk untuk sekedar gaya saat berkuliah sekarang hanya mitos. Banyak yang tak acuh dengan yang mereka gunakan apakah barang bermerk, mahal dan original, yang penting murah dan kelihatan cocok di pakai, slogan anak kuliahan zaman sekarang.
Seperti yang lagi ngehitts di kalangan anak-anak unnes, belanja di pasar Tiban, kalo di lihat dari kosa kata tiban berasal dari bahasa Jawa, jadi tiban artinya jatuh. Pasar tiban merupakan pasar dadakan yang berlangsung hanya satu malam, tepatnya pada hari senin mulai pukul 17.00-23.00 yang bertempat di Lapangan Banaran. Bisa di katakan seperti pasar malam, namun bedanya pasar tiban lebih menjual berbagai kebutuhan sandang.
Sebenarnya tidak hanya hits di kalangan mahasiswa unnes saja, namun juga hits di kalangan masyarakat Gunungpati sendiri. Bagaimana tidak, pasar tiban menjual berbagai kebutuhan mahasiswa seperti pakaian, sepatu dan tas yang bisa di bilang kebutuhan pokok para mahasiswa. Di jual dengan harga sangat murah dan dengan kualitas yang tidak begitu jelek, sudah pasti masyarakat Gunungpati yang notabene tidak seperti mahasiswa yang menuntut gengsi pasti akan tergiur jika melihat suguhan barang-barang murah, terutama untuk kalangan ibu-ibu. Jika mahasiswa saja tidak enggan apalagi para masyarakat seperti itu pembandingannya. Selain menjual pakaian dan sandal, di pasar tiban juga ada berbagai stand jajanan dan juga pernak-pernik seperti jam tangan, kaca mata maupun topi.
Berbicara pengalaman pribadi, saat itu secara tidak sengaja habis magrib mencari makan di sekitaran lapangan Banaran terdapati suasana ramai di sekitar lapangan, penasaran saya bertanya dengan Bapak penjual seblak, dan di jawab ramai karena ada pasar tiban, yang di adakan selama satu minggu sekali. Karena masih penasaran seetlah membeli seblak akhirnya saya masuk ke lapangan bersama teman saya untuk melihat sendiri isi serta merasakan suasana di pasar tiban. Melihat banyak stand pakaian, stand sandal, tas dan masih banyak lainnya. Di situ saya mengunjungi semua stand sambil melihat dan menawar-nawar barang yang sekiranya saya butuhkan. Setelah tahu kisaran harga yang ada di pasar tiban, saya mencoba membandingkan dengan harga barang yang sama persis di toko pakaian, toko sandal maupun di pasar johar yang juga terkenal sebagai tempat shopping mahasiswa kalangan menengah, di pasar tiban mematok kisaran harga paling murah, jika di pasar tiban celana pensil di jual seharga rp.50.000 di toko lain atau di pasar johar di jual dengan harga kisaran rp.130.000-150.000 dengan merk dan kualitas yang sama, jelas harga jual dua kali sampai tiga kali lipat dari harga yang ada di pasar tiban.
Sudah terbukti jika pasar tiban selalu ramai di kunjungi para mahasiswa UNNES yang di situ saya melihat tidak hanya dari mahasiswa kalangan bawah saja, namun dari mahasiswa yang berduit juga biasa berbelanja di pasar tiban .ini menjadi salah satu keuntungan dan alasan para mahasiswa UNNES untuk mengirit uang transport dan juga terhindar dari penawaran harga yang tinggi, karena faktanya tawar-menawar di pasar tiban sangat mudah untuk harga turun, walaupun penjual sudah mematok harga minim.
😀 😀 Sangat bermanfaat kakak, terima kasih. ditunggu kunjungan baliknya 😀
terimakasih,sudah di komen balik kak
Artikel ini bagus!
Di lapangan banaran adalah tempat setrategis u
terimakasih kak