Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai adanya stratifikasi sosial (pelapisan sosial) dan diferensiasi sosial (perbedaan sosial) dalam masyarakat. Seperti yang kita ketahui stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal,yang diwujudkan dari tingkatan masyarakat paling tingggi ke tingkatan paling rendah (umur, kekayaan,kepandaian). Sedangkan diferensiasi sosial lebih mengacu pada pembedaan masyarakat yang tidak bertingkat (horizontal) misalnya pengelompokan masyarakat atas dasar ras, agama, dan jenis kelamin.
Pengaruh dan perbedaan antara stratifikasi sosial dengan diferensiasi sosial masih sering dicampuradukkan. Misalnya kita masih mengenal apa yang disebut primordialisme, yaitu suatu paham atau perasaan bahwa kelompok “saya lah” yang paling baik atau paling unggul. Terlebih lagi dengan adanya paham ethnosentrisme dimana individu atau kelompok menganggap budaya sendiri atau suku bangsanya yang paling unggul dari suku bangsa lain serta menganggap remeh budaya/suku bangsa lain.
Diferensiasi antar jenis kelamin tertutama dalam hal menduduki suatu jabatan tertentu kadang-kadang masih diperdebatkan. Anggapan bahwa kedudukan laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan kedudukan perempuan masih banyak melekat dalam falsafah hidup sebagian masyarakat kita.
Dengan demikian stratifikasi sosial juga akan mempengaruhi konflik dan integrasi sosial, karena stratifikasi sosial dapat membuahkan kesenjangan dalam kehidupan masyarakat yang akhirnya juga akan membuahkan konflik dan bisa mengancam integrasi sosial. Diferensiasi sosial juga dapat menimbulkan konflik karena adanya perbedaan ras, suku dan agama.
Sumber:
https://www.materisma.com/2015/01/pengaruh-diferensiasi-dan-stratifikasi.html?m=0