1.Faktor Penentu Cepat Atau Lambatnya Suatu Proses Integrasi Sosial
a.Homogenitas kelompok
Suatu kelompok atau masyarakat yang semakin homogen akan semakin mudah pula proses integrasi antaranggota di dalam kelompok atau masyarakat tersebut. Hal ini berarti bahwa di dalam suatu kelompok atau masyarakat yang tingkat kemajemukannya rendah, maka integrasi sosial akan mudah dicapai dan sebaliknya.
b. Besar kecilnya kelompok
Tingkat kemajemukan dalam kelompok yang kecil relatif rendah apabila dibandingkan dengan kelompok besar, integrasi sosial akan mudah dicapai. Kondisi ini dikarenakan di dalam kelompok kecil terjadi hubungan sosial antaranggota yang intensif sehingga komunikasi dan tukar menukar budaya semakin cepat, maka penyesuaian terhadap berbagai perbedaan dapat dilakukan.
c. Mobilitas geografis
Suatu kondisi anggota masyarakat sering melakukan mobilitas ( datang dan pergi ) pada suatu wilayah akan berakibat mempersulit proses integrasi sosial. Sebaliknya integrasi sosial akan cepat terjadi pada masyarakat mobilitas rendah
d. Efektifitas komunikasi
Suatu masyarakat yang didalamnya terdapat efektivitas komunikasi yang baik akan mempercepat integrasi sosial, apabila dibandingkan dengan komunikasi yang berlangsung antaranggota masyarakat tidak efektif
2. Faktor Pendorong Integrasi Sosial
a. sikap sabar, toleran, dan penuh pengertian menghadapi orang asing beserta kebudayaannya. Sikap yang demikian ini akan memungkinkan terjalinnya komunikasi sehingga proses sosial lebih mudah terjadi
b. kesempatan dibidang ekonomi yang seimbang, masing-masing individu diberi kesempatan yang sama untuk mencapai kedudukan tertentu atas dasar kemampuan dan jasa-jasanya. Hal ini dapat mencegah kecemburuan sosial sehingga memudahkan individu-individu untuk saling berintegrasi.
c. sikap terbuka golongan penguasa sehingga meniadakan kemungkinan diskriminasi. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan memberikan kesempatan yang sama bagi golongan minoritas untuk memperoleh pendidikan, pemeliharaan kesehatan, pengguna fasilitas-fasilitas umum, dan sebagainya.
d. adanya kesamaan dalam berbagai unsur kebudayaan. Semakin banyak kesamaan yang ada, maka semakin mudah bagi dua kelompok kebudayaan atau lebih untuk berintegrasi sebab persamaan memiliki kecenderungan mempersatukan.
e. perkawinan campuran ( algamasi ) antara anggota-anggota dari golongan atau kelompok yang berbeda. Perkawinan campuran akan menciptakan jalinan kekerabatan dan persaudaraan sehingga mendukung proses integrasi
f. adanya musuh bersama dari luar cenderung memperkuat rasa kesatuan pada masyarakat. Dalam keadaan demikian, baik golongan mayoritas maupun golongan minoritas akan mengesampingkan perbedaan yang ada di antara mereka dan secara bersama-sama menghadapi ancaman yang berpotensi membahayakan seluruh masyarakat.
3. Faktor Penghambat
a. terisolasinya kebudayaan suatu golongan tertentu dalam masyarakat. Dalam hal ini suatu golongan sengaja diasingkan atau mengasingkan diri sehingga tidak terjalin hubungan intensif dengan anggota masyarkat. Ini akan mengakibatkan kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dimiliki oleh golongan tersebut sehingga memunculkan prasangka atau kecemasan yang dirasakan oleh warga masyarakat terhadap golongan tadi
b. perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lain. Sikap superior banyak dijumpai di daerah-daerah yang dijajah. Kaum penjajah menganggap kebudayaannya jauh lenih tinggi dibanding kebudayaan masyarakat yang dijajah.
c. dalam batas-batas waktu tertentu perbedaan warna kulit atau ciri-ciri badaniyah lainnya dapat pula menjadi penghalang bagi berlangsungnya integrasi sosial
d. perasaan in-group yang berlebihan sehingga membuat warga kelompok terlalu terikat pada kelompoknya dan sulit menerima keberadaan kelompok lain
e. tindakan diskriminatif golongan penguasa. Tindakan yang membeda-bedakan dan tidak memberikan kesempatan yang sama dapat menimbulkan kebencian, kecemburuan bahkan pertikaian yang menghambat integrasi sosial
e. perbedaan kepentingan dan pertentangan pribadi antarwarga kelompok yang akhirnya bisa berujung pada pertentangan antarkelompok
Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff menyebutkan beberapa syarat berhasilnya suatu integrasi sosial yaitu sebagai berikut.
- anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan satu dengan lainnya. Artinya kebutuhan fisik seperti pangan dan sandang serta kebutuhan sosialnya dapat dipenuhi oleh budayanya. Kebutuhan-kebutuhan yang terpenuhi tersebut menyebabkan masyarakat perlu saling menjaga keterkaitan antara satu dan lainnya.
- masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam berinteraksi satu dengan lainnya.
- norma-norma dan nilai sosial yang berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten serta tidak mudah mengalami perubahan sehingga dapat menjadi aturan baku dalam melangsungkan proses interaksi sosial.