LDR, SEMAKIN MANIS ATAU MIRIS ??

 Oleh Mursari Pratiwi

Cinta merupakan sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia untuk saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, dan saling mengerti. Begitulah mungkin definisi cinta. Namun, bagaimana cara kita menyatakan cinta kita jika pasangan kita berada di jarak yang jauh dari kita? Ya, ini adalah tentang kisah yang tidak biasa. Sebuah kisah yang mungkin hanya menjadi dongeng bagi mereka yang tidak mempercayainya.

LDR (Long Distance Relationship) adalah ketika kita dan pasangan kita sedang menjalani hubungan namun terpisah oleh jauhnya jarak dan perbedaan waktu. Mungkin kisah LDR sedang menjadi tranding topic bagi kalangan remaja yang menuju dewasa. Ini disebabkan karena pasangan-pasangan yang sudah mulai menjalin hubungan sejak usia sekolah, terkadang harus terpisah ketika mulai menginjak kuliah ataupun bekerja. Mereka kemudian tinggal di daerah yang berbeda. Bagi sebagian orang, mungkin jarak dan waktu tak akan berarti sebab dengan mudah mereka dapat meluangkan waktu kepada orang-orang yang mereka sayang. Namun, bagi sebagian orang yang lain jarak dan waktu adalah dua hal yang membuat mereka semakin merana. Jarak membuat mereka saling kehilangan tatap. Ada beragam kisah LDR. Ada yang bertemu sebulan sekali, ada yang bertemu enam bulan sekali, bahkan ada yang saling bertemu setahun sekali atau lebih.

Lalu bagaimanakah kisah-kisah LDR akan berakhir?

Pertanyaan semacam itu tidak hanya muncul dari penonton kisah LDR, tetapi juga timbul dari pelaku kisah LDR itu sendiri. Jarak dan waktu yang memisahkan konon katanya dapat menghadirkan rasa rindu yang menggebu. Memang hal tersebut benar adanya. Betapa tidak, sudah lama tak jumpa pastilah ada rasa rindu di dada. Jarak dan waktu itulah yang terkadang bisa membuat hubungan semakin erat. Mereka akan lebih menghargai kebersamaan. Mereka akan menanti waktu untuk saling berjumpa dan menapakkan kaki bersama di tempat yang sama. Sungguh indah jika mereka saling berusaha untuk tetap bersama. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa jarak dan waktu semakin membuat keduanya jauh. Kesibukan pula menjadi pemicu utama. Ketika pasangan lain saling bertukar cerita tentang hal-hal yang dilakukan, pasangan LDR terkadang tidak ada waktu untuk sekadar menanyakan kabar. Berbagai macam kalimat saling menjauhkan tak jarang terucap, “Maaf sayang, aku sedang bekerja. Aku tidak bisa membalas pesanmu”, “Maaf, aku sedang belajar. Telfon aku lagi setelah aku selesai”. Pada akhirnya keraguan bisa saja muncul. Tidak ada waktu untuk becanda, tidak ada waktu untuk saling berkeluh kesah. Meraka tidak bisa menikmati waktu luang bersama. Faktanya, seseorang hidup di dunia nyata bukan dunia maya. Jika seseorang menjalani hubungan LDR, artinya mereka hanya berjumpa lewat dunia maya.

Pada dasarnya, LDR hanya tentang menanamkan kepercayaan pada pasangan masing-masing karena tidak setiap hari bisa berjumpa. Mereka tidak saling tahu tentang yang mereka lakukan, tentang yang mereka temui. Curiga mungkin sudah menjadi hal yang wajar. Jarak dan waktu berhasil menciptakan prasangka, curiga, dan kerinduan. Di sinilah muncul pertanyaan. Berakhir manis atau miris? Sebenarnya, hanya pelaku dari kisah-kisah LDR sendiri yang bisa menjawab. Mereka hanya perlu berpikir untuk bertahan atau meninggalkan, untuk menjadikan kisah LDR sebagai kisah yang manis atau miris. Jika masing-masing pihak memberikan sugesti untuk saling percaya, maka manislah hubungan tersebut. Sebaliknya, jika masing-masing atau salah satu pihak saja sudah pesimis dengan hubungan LDR, maka miris sudah akhirnya.

Kemudian apa yang kita lakukan jika kita adalah salah seorang yang sedang menjalin kisah LDR?

Meskipun tidak setiap hari kita bertemu dengan pasangan kita, cobalah untuk selalu percaya. Sebagai manusia, wajar jika kita membutuhkan manusia lain sebagai tempat berkeluh kesah selain orang tua. Mungkin kita hanya bisa menebak-nebak, kapan kita bisa saling bersandar kembali, bercerita tentang masa depan dan imipian kita. Mungkin kita bersedih tidak bisa menceritakan perasaan kita kepada pasangan setiap saat. Namun, alangkah baiknya apabila kita tetap menjaga kepercayaan pasangan masing-masing. Ingatlah bahwa kewajiban yang membuat kita bisa terpisah. Maka dari itu, menyibukkan diri dengan kewajiban kita mungkin akan menghilangkan segala prasangka yang tidak baik pada pasangan masing-masing. Jangan sering mengeluh karena jarang berjumpa. Jadikanlah rindu sebagai penyemangat, maka kita akan menjaga rindu itu dan mengantarkannya kepada pemiliknya. Simpan saja rindu itu dan teruslah kita menyibukkan diri dengan hal-hal yang positif sembari menunggu rindu itu akan terobati. Percayalah, sejauh apapun jarak dan waktu memisahkan, akan selalu ada saat-saat untu berucap, “Kamu sedang tidak sibuk, kan? Berarti ini jadwalmu menelfonku”, “Ahh.. aku sangat merindukanmu”. Bukan hanya berucap, kepercayaan akan membawa dua insan akan saling berjumpa kembali untuk memandang langit yang sama di tempat yang sama.

Sekeras apapun usaha kita melelehkan rindu, tak ada yang bisa mengalahkan indahnya pertemuan.. Saat yang paling ditunggu dua pihak yang saling rindu. Saat yang paling ditunggu dua pihak yang lama tak jumpa. Biarpun jarak merenggut tatap, akan ada saatnya kita untuk bersama. Memberikan waktu kepada orang-orang tersayang. Biarkan menjadi hadiah terbaik. Karena saat kita memberikan waktu kita kepada orang tersayang, kita telah memberikan bagian dari hidup kita yang tak akan pernah kembali. Semoga jarak dan waktu tiada berarti, semoga saling menyimpan dalam hati, semoga saling menyapa dalam mimpi, dan semoga saling menyebut nama dalam doa.

FENOMENA JILBAB GAUL, MENUTUP AURAT ATAU MEMBALUT AURAT

664xauto-fenomena-jilboobs-sindiran-untuk-para-hijaber-140807u-rev140808.png

Oleh Mursari Pratiwi

Jilbab adalah busana muslim terusan panjang yang menutupi seluruh badan kecuali wajah, tangan dan kaki, yang biasa dipakai oleh perempuan muslim (muslimah). Penggunaan jenis pakaian ini terkait dengan tuntunan syariat diwajibkannya para perempuan muslimah untuk menutup aurat atau dikenal dengan istilah hijab. Secara etimologis jilbab berasal dari bahasa arab jalaba yang artinya menghimpun atau membawa. Istilah jilbab di Negara-negara yang mayoritas berpenduduk muslim digunakan sebagai jenis pakaian dengan penamaan yang berbeda-beda, misalnya di Iran disebut chador, di Irak abaya, di Malaysia disebut tudung, sementara di Arab dan Afrika disebut hijab. Di Indonesia, istilah jilbab lebih populer sebagai busana kerudung atau penutup kepala (rambut dan leher) yang dirangkai dengan baju yang menutupi seluruh badan kecuali telapak tangan dan kaki. Kata ini sudah masuk dalam kamus besar bahasa Indonesia pada tahun 1990 bersamaan dengan populernya penggunaan jilbab di kalangan muslimah perkotaan. Adapun dalam kosakata bahasa Indonesia menurut KBBI jilbab adalah kerudung lebar yang dipakai perempuan muslim untuk menutupi kepala, leher sampai ke dada.

Dewasa ini perkembangan dunia fashion semakin hari semakin berkembang pesat dengan  beragam jenis dan model, tak terkecuali jilbab. Banyak kita jumpai model jilbab sekarang ini dari yang panjangnya selutut, sedada, bahkan cuma sampai leher dengan berbagai macam warna, motif, dan model pemakaian yang bervariasi. Kebanyakan mereka yang menggunakan jibab (kerudung) yang cuma sampai leher ini adalah remaja, mahasiswa, bahkan ibu-ibu yang memang ingin tampil modis dan trendy, dan mereka menyebutnya dengan istilah jilbab gaul. Sejatinya penggunaan jilbab itu dirangkai dengan pemakaian baju yang menutup aurat, yaitu baju yang tidak ketat dan transparan yang sesuai dengan tuntunan syariat, akan tetapi melihat fenomena sekarang, pemakaian jilbab disalahgunakan bahkan jauh dari tuntunan syariat Islam. Maksudnya seorang muslimah mengenakan jilbab namun berpakaian tipis, transparan dan ketat, sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya. Ini menunjukkan jilbab bagi mereka hanya sebagai trend atau simbol islami saja.

Dalam ajaran islam, jilbab bukanlah selembar kain tanpa makna. Berjilbab, wajib hukumnya bagi muslimah yang sudah akil baligh. Sebagaimana dikatakan Allah SWT dalam firman-Nya:

Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan perempuan-perempuan orang mukmin, supaya mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuhnya. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, sehingga mereka tidak diganggu (disakiti) oleh orang jahat. Allah maha pengampun lagi pengasih” (QS: Al-Ahzab ayat 59).

Jilbab adalah sebuah identitas keagamaan yang dimulai dari keyakinan hati, tutur hingga laku. Namun sekarang ini jilbab sudah melenceng dari fungsi utamanya. Jilbab yang semestinya untuk menutup aurat mereka jadikan hanya untuk membalut aurat, maksudnya berjilbab dengan ketentuan yang mereka buat sendiri tanpa memperhatikan tuntunan syariat, dengan alasan biar modis, cantik dan tidak ketinggalan zaman. Berjilbab merupakan dorongan hati yang paling dalam. Jangan berjilbab karena kondisi, misalnya berjilbab hanya pada waktu kuliah saja, di luar kuliah tidak berjilbab. Hal seperti itu sama saja melecehkan agama.

Fenomena jilbab gaul adalah fenomena yang membingungkan bagi setiap muslim atau muslimah yang memahami ajaran Islam dengan benar. Ini mengingat, seorang muslimah mengenakan jilbab gaul, dalam benaknya ingin menutup aurat, namun juga ingin tampil modis dan cantik. Sebagian muslimah berkomentar, ”lho, masih mending memakai jilbab gaul daripada tidak berjilbab sama sekali?!” yang lainnya juga berkomentar, ”ini kan masih belajar untuk menutup aurat.” Memang jilbab gaul selalu dianggap lebih baik dari tidak menutup aurat sama sekali atau juga dianggap sebagai proses belajar untuk menutup aurat. Sekilas pernyatan-pernyataan tersebut tampak benar, tetapi sejatinya sungguh keliru, karena setiap muslim diharuskan untuk menjalani setiap perintah syariat secara total atau kaffah. Bagi para muslimah yang memahami benar ketentuan jilbab sesuai perintah teks Al-Qur’an dan hadits, mengenakan jilbab gaul tak ubahnya melecehkan syariat Islam dan sebagai bentuk penyaluran selera pribadinya semata. Akan tetapi tidak ada salahnya jika diantara kita para muslimah yang sudah berjilbab secara syar’i untuk senantiasa memberi semangat kepada mereka yang masih tahap belajar menutup aurat, supaya bisa menutup aurat secara sempurna, karena bagaimanapun memakai jilbab gaul lebih baik daripada tidak beljilbab sama sekali. Yang terpenting adalah pendekatan dakwah yang baik dengan menanamkan makna dan hakikat ajaran islam yang secara intensif dan mengena supaya perlahan lahan mereka mau berjilbab secara sempurna (syar’i).

Maraknya fenomena jilbab gaul bagi remaja putri dan muslimah lain, bisa jadi disebabkan minimnya pemahaman agama, dan pengetahuan mereka mengenai jilbab, sehingga mereka hanya ikut-ikutan saja. Sebab lain, bisa jadi mereka termakan berbagai propaganda musuh-musuh islam yang ingin menggiring kaum muslimah untuk keluar rumah dalam keadaan telanjang. Propaganda-propaganda yang menyimpulkan bahwa jilbab adalah pakaian adat orang arab saja, atau jilbab adalah pakaian tradisional yang kuno. Sehingga banyak dari kaum muslimah termakan olehnya dan meninggalkan jilbab yang syar’i.

Adapun ketentuan berjilbab atau menutup aurat secara syar’i yaitu yang sesuai dengan tuntunan alquran dan hadits, diantaranya:

  1. Menutup seluruh badan, kecuali yang dikecualikan
  2. Bukan berfungsi sebagai perhiasan, sebagaimana dalam surat an Nur ayat 31: “hendaklah mereka menahan pandangannya, memelihara kemaluaanya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa Nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung sampai ke dadanya………”

sebagaimana keterangan ayat di atas, jilbab di pakai untuk menutupi aurat bukan untuk perhiasan, sehingga jilbab (kerudung) pun harus menutupi dada.

  1. Tebal, tidak transparan
  2. Longgar dan tidak ketat
  3. Tidak memakai parfum atau wewangian yang bisa mengundang syahwat
  4. Tidak menyerupai pakaian laki-laki
  5. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
  6. Tidak untuk popularitas

Berjilbab atau menutup aurat tidak hanya sebagai lambang keislaman saja, berjilbab merupakan perintah syariat yang wajib dilakukan. Muslimah yang berjilbab akan terlihat santun, terhormat, bermartabat dan tentunya berkpribadian muslim. Oleh karena itu berjilbab harus juga dibarengi dengan akhlak yang baik. Jangan sampai berjilbab tapi prilakunya lebih buruk dari yang tidak berjilbab. Dengan berjilbab yang syar’i berarti kita telah menjaga nama baik agama, dan tentunya akan memperoleh pahala dari Allah sebagai balasan atas ketaatan kita kepada-Nya.

 

sumber : https://ifadah26.abatasa.co.id/post/detail/49449/fenomena-hijab-gaul-vs-syari.html

Kota Lama Semarang

Kota Lama Semarang adalah suatu kawasan di Semarang yang menjadi pusat perdagangan pada abad 19-20 . Pada masa itu, untuk mengamankan warga dan wilayahnya, maka kawasan itu dibangun benteng, yang dinamai benteng Vijhoek. Untuk mempercepat jalur perhubungan antar ketiga pintu gerbang dibenteng itu maka dibuat jalan-jalan perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai : Heeren Straat. Saat ini bernama Jl. Let Jen Soeprapto. Salah satu lokasi pintu benteng yang ada sampai saat ini adalah Jembatan Berok, yang disebut De Zuider Por.

Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt. Luas kawasan ini sekitar 31 hektare. Dilihat dari kondisi geografi, nampak bahwa kawasan ini terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga nampak seperti kota tersendiri, sehingga mendapat julukan “Little Netherland”. Kawasan Kota Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa kolonial Belanda lebih dari 2 abad, dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi. Di tempat ini ada sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dengan kokoh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang. Secara umum karakter bangunan di wilayah ini mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an. Hal ini bisa dilihat dari detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa. Seperti ukuran pintu dan jendela yang luar biasa besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap yang unik, sampai adanya ruang bawah tanah

Seperti kota-kota lainnya yang berada di bawah pemerintahan kolonial Belanda, dibangun pula benteng sebagai pusat militer. Benteng ini berbentuk segi lima dan pertama kali dibangun di sisi barat kota lama Semarang saat ini. Benteng ini hanya memiliki satu gerbang di sisi selatannya dan lima menara pengawas. Masing-masing menara diberinama: Zeeland, Amsterdam, Utrecht, Raamsdonk dan Bunschoten. Pemerintah Belanda memindahkan pemukiman Cina pada tahun 1731 di dekat pemukiman Belanda, untuk memudahkan penga- wasan terhadap segala aktifitas orang Cina. Oleh sebab itu, Benteng tidak hanya sebagai pusat militer, namun juga sebagai menara pengawas bagi segala aktifitas kegiatan orang Cina`

sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Lama_Semarang

Ada Masa yang Berlalu #5

Oleh Mursari Pratiwi

Aku tahu hidup tak pernah seperti titik

tak pernah seperti pohon

yang bisa terus tumbuh di tempat yang sama

tanpa berpindah

tanpa ada rindu

khayalku ingin sekali kembali pada hal yang telah berlalu

bocah kecil berkuncir dua berlari bahagia

tidur di pangkuan ibunya

terlelap, terjaga bersama ayah

bukan kemarin lagi

aku harus segera pergi dan untuk kembali lagi

membayar cinta seorang wanita yang mengalir setiap napas

membayar rengkuhan seorang pria yang tidak lagi setiap saat

bagaimana aku haru membayar waktu dan cinta itu

bagaimana ku buat kecewa pada hidupnya

rindu kini membangunkanku

setiap lirih doaku, ku jaga namanya dalam relung jiwa

dan setiap langkahku selalu tersela rindu yang menjelma menjadi pelukan

ada jarak dan waktu yang menjadi pemisah

menuntut kedewasaan

melukis senyum sosok yang kini ku tinggalkan

aku pasti pulang

untuk berjumpa kembali

10 Keelokan Pariwisata yang Menantimu di Kabupaten Pati #4

 

pati

Meski tak begitu dilirik sebagai daerah tujuan wisatawan, Kabupaten Pati ternyata menyimpan sejuta potensi. Banyak julukan yangdisematkan pada daerah ini. Misalnya Kota Manggis, karena Pati merupakan daerah penghasil manggis terbesar di Jawa Tengah. Kota ini dijuluki pula dengan kota Kacang, karena di sini berdiri dua perusahaan raksasa yang memproduksi beragam varian kacang.

Yang paling unik, kabupaten Pati juga dijuluki dengan “Hogwarts van Java“. Apa hubungannya samaHogwarts yang sekolah para penyihir di cerita Harry Potter? Ternyata, Pati dijuluki demikian karena banyak masyarakatnya yang menekuni ilmu mistis alias menjadi paranormal atau dukun. Para dukun ini tersebar ke berbagai “disiplin ilmu”, kayak ilmu putih, ilmu hitam, sampai dukun melahirkan dan dukun pijat.

Tapi, tentu saja, Pati gak cuma berisi dukun. Ada beragam potensi pariwisata menawan yang telah menanti para pejalan. Kali ini, Hipwee akan mengajakmu menyusuri sudut-sudut Kota Manggis ini.

 

 

1. Kamu yang menggemari wisata pantai, jangan sampai alpa menjamah pantai Banyutowo yang menjadi salah satu ikon wisata kota Pati

Pantai Banyutowo gak cuma ada di Wonogiri, lho. Salah satu pantai yang menjadi ikon pariwisata di Pati juga bernama Banyutowo. Pantai ini sering dilirik wisatawan di sekitar kota Pati seperti Jepara, Kudus, sampai Semarang. Pantai ini terletak diDesa Banyutowo, Kecamatan Dukuhseti, sekitar 36 Km dari pusat kota Pati.

Di sini, kamu bisa menikmati panorama pantai nan asri serta dermaga tempat merapatnya perahu nelayan. Beberapa kali dalam setahun, pantai ini juga menjadi tempat berlangsungnya ritual sedekah laut. Kala senja, nikmati pemandangan siluet dari kapal-kapal nelayan yang merapat di sini sambil menanti matahari pulang ke peraduannya.

2. Datangi Waduk Gunung Rowo, di mana kamu bisa menikmati pemandangan lembah yang mempesona

Pengen tempat wisata yang kece tapi gak jauh dari pusat kota? Datang aja ke Waduk Gunung Rowo yang terletakdesa Sitiluhur, kecamatan Gembong. Dari jantungkota, perjalanan kemari cukup ditempuh dalam waktu setengah jam. Saksikan panoramaindahnya danau di tengah lembah yang dikelilingi hutan dan perbukitan hijau.. Di sebelah timur, kamu akan dijamu dengan pemandangan lereng Gunung Muria.

Pemandangannya yang indah plus letaknya yang dekat dari pusat kota membuat waduk Gunung Rowo ini menjadi salah satu tempat wisata favorit di Pati untuk rekreasi keluarga. Kamun bisa duduk-duduk di gerubuk atau gazebo yang terbuat dari bambu, menikmati makan di warung-warung, sekalian memancing ikan penghuni waduk.

3. Selain Waduk Gunung Rowo, ada pula Waduk Seloromo yang menarik untuk dijadikan latar fotomu

Buat kamu yang suka sama tempat-tempat yang fitigenik, kamu wajib mengunjungi Waduk Seloromo yang berada di desa Gembong, Kecamatan Gembong. Lokasi waduk ini tak jauh dari Waduk Gunung Rowo dan menjadi salah satu tujuan favorit penggemar fotografi untuk berburu foto-foto lanskap nan kece. Tak jarang, tempat ini juga digunakan sebagai latar untuk foto prewedding.

4. Singgahlah ke Desa Sukolilo, Kecamatan Sukolilo dan temukan eloknya panorama air terjun Tadah Hujan yang mengagumkan

Di desa Sukolilo, Kecamatan Sukolilo, kamu dapat menemukan panorama air terjun yang menawan bernama air terjun Tadah Hujan. Air terjun inimengalir dari kawasan pegunungan Kendeng. Dari atas, kamu akan disuguhkan dengan pemandangan berupa tebing-tebing hijau yang dibelah oleh air terjun setinggi kurang lebih 75 meter ini.

Pada saat musim hujan, air terjun ini biasanya dikelilingi dengan air yang melimpah, sehingga menyulitkanmu untuk turun ke dasar tebing. Saat musim kemarau, barulah air tersebut surut dan kamu bisa menikmati panorama di bawah air terjun. Untuk turun ke dasar tebing, kamu harus melewati jalan setapak yang licin dan curam. Jadi, kalau pengen kemari sebaiknya menggunakan alas kaki untuk trekking.

 

 

5. Sementara di Desa Jrahi, ada juga Air Terjun Grenjengan Sewu yang tak kalah menarikuntuk dijamahi

Jangan keliru dengan Grojogan Sewu di Tawangmangu, air terjun yang terletak di Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal, Pati ini namanya Grenjengan Sewu. Saat kamu menginjakkan kaki di hadapan air terjun setinggi sekitar 25 meter ini, kamu akan disuguhkan dengan pemandangan yang masih sangat alami dan menyejukkan.

Untuk bisa menyambangi air terjun ini, setidaknya kamu perlu menempuh perjalanan sejauh sekitar 27 Km atau sekitar satu jam dari pusat kota, melalui jalan yang mulus plus makadam. Setelah menitipkan kendaraan di rumah warga setempat, kamu masih harus berjalan kaki selama 30 menit menyusuri persawahan dan sungai kecil yang akan mengantarmu ke Grenjengan Sewu.

 

 

6. Lereng Gunung Muria memberi berkah tak terkira bagi Pati. Salah satunya akan kamu temukan lewat panorama Agrowisata Jolong

Agrowisata Jolong adalah kawasan perkebunan kopi yang sudah ada sejak zaman kolonial dan kinidikelola oleh PT. Perkebunan Nasional IX. Perkebunan ini berada di ketinggian antara 500-800 meter di atas permukaan laut. Tak heran kalau banyak orang berwisata kemari untuk menyegarkan pikiran lewat pemandangan dan suasananya yang sejuk.

Kamu bisaberkeliling menyusuri kawasan perkebunan kopi sembari menikmati pemandangan tebing, air terjun serta sungai kecil yang kamu jumpai sepanjang perjalanan. Tempat ini juga menjadi salah satu jalur pendakian bagi para pendaki yang hendak menuju puncak tertinggi Gunung Muria, sepertiPuncak Songolikur (Saptorenggo) dan Puncak Argojembangan.

7. Bagi penggemar wisata susur gua, jangan terlewat untuk mampir ke Goa Pancur. Nikmati serunya menjelajahi lorong goa yang panjang di tempat ini

Arahkan kendaraanmu menuju Desa Jimbaran di kecamatan Kayen. Di sinilah kamu bisa menemukan Goa Pancur, dimana kamu akan diajak menjelajah kedalaman perut bumi. Di lorong yang panjang mencapai 700 meter dan dialiri air setinggi pinggang, kamu bisa menikmati sejumlah ornamen goa berupa stalagtit dan stalagmit. Selain itu, goa ini juga memiliki sebuah sumber air panas.

Untuk menikmati keindahan goa ini, kamu akan ditemani oleh seorang pemandu yang akan menjelaskan kisah-kisah yagn melatari goa ini. Singgah ke Goa Pancur tentu menjadi pengalaman menarik tersendiri saat bertandang ke kota Pati.

8. Saat menyusuri Sungai Silugonggo, menyeberanglah ke Pulau Seprapat, pulau indah nan unik yang penuh misteri

Seprapat adalah sebuah kata dari bahasa Jawa yang berarti seperempat. Kalau kamu bertandang ke Pati, sempatkan diri untuk singgah di Pulau Seprapat ini. Pulau ini adalah sebuah pulau kecil di tengah Sungai Silugonggo di Kecamatan Juwana. Konon, pulau ini biasa dijadikan sebagai lokasi ngalap berkah dan pesugihan.

Tapi, meski tempat ini diliputi misteri, pulau Seprapat juga cukup menarik untuk dikunjungi wisatawan. Pemandangannya indah dan masih alami, ditumbuhi pepohonan yang rindang dan teduh.

9. Biar kamu bisa “mencicipi” rasanya jadi orang Pati, mampirlah ke kawasan Simpang Lima Pati ketika petang menjelang

Kawasan Simpang Lima biasanya ramai menjelang petang. Kalau sore-sore lagi gak ada kerjaan, mendingan mampir ke sini deh. Di sini kamu bisa sedikit “mencicipi” gimana rasanya jadi orang Pati.Setiap sore, kamu bisa menikmati semaraknya suasana petang plus pasar malam yang biasa dipadati pengunjung. Kamu bisa menemukan bermacam-macam barang di sini, mulai produk fashion, jajanan, sampai hewan peliharaan.

10. Jangan lupa manjakan lidahmu dengan menjajal beberapa kuliner khas kota Pati, seperti sego gandul dan petis kambing runting

Eit, jangan pulang dulu kalau belum mencicipi makanan khas kota Pati ini. Cobalah sego gandul atau nasi gandul, yaitu nasi dengan potongan daging sapi plus kuah yang mirim semur atau gulai. Yang unik, penyajiannya dialasi dengan daun pisang di atas piring. Makannya pun gak pakai sendok, melainkan menggunakan suru alias daun pisang yang dilipat.

Jajal pula petis kambing runting, yaitu variasi masakan kambing yang juga serupa gulai. Bedanya,petis kambing ini dicampur tepung beras plusrebusan daging. Umumnya petis ini disantap bersama sate kambing tanpa nasi.

Nah, ternyata Pati gak cuma berisi dukun. Banyak potensi menarik yang dimilikinya. Sesekali, jangan ragu menyambangi tempat-tempat wisata kece di Pati.

Sumber : https://www.hipwee.com/travel/10-keelokan-pariwisata-yang-menantimu-di-kabupaten-pati-sang-hogwarts-van-java/

Sumber : https://www.google.com/search?q=pati&client=firefox-a&rls=org.mozilla:id:official&channel=sb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0CAgQ_AUoAmoVChMIw52esPqYyQIV1MWOCh2osA-Y&biw=1366&bih=631#imgrc=YTiCrRU-BubxTM%3A

Kepada Engkau #3

Oleh Mursari Pratiwi

Setiap hidup ada kata, ada pemikir yang selalu berangan

Ada hati yang selalu ingin bertemu, ingin menyapa, ingin menjaga

Setiap napas ada harapan, ada rindu ingin memeluk

Selalu ada harapan, kepada hal yang juga akan mengalami kematian

Setiap makhluk berjalan begitu cepat ingin segera tertawa

Menggapai bintangnya sendiri tanpa peduli

Berlari bahkan melompat merengkuh cinta cita

Tak ada yang ingin terlempar

Bahkan ada yang ingin diam namun tetap bahagia

Tergiur syahdunya gemerlap

Apa yang ingin mereka peluk, mereka gapai?

Kedudukan, jabatan, semua ingin kami dapatkan

Atas nama jiwa yang tak henti berlari, kau tak sadari bahwa semua akan mati

Tak terlintas mimpi bahwa semua harus bertumpu pada awal

Tak terngiang sedikitpun bahwa hidup harus berlandas atas nama Pemilik Segalanya

Ketika senja membutamu jatuh, yang kau sadar hanya kau salah

Dan kesadaranmu juga salah

Dirimu salah

Salah kau tak mengingat yang membuatmu hidup

Yang akan membuatmu mati

Ruginya semua yang kau lakukan atas nama kehidupan

Bukan atas hidup dan mati

Atas nama Allah yang Maha Kuasa

Berhentilah menari dan berlari mengalahkan semua

Jika kau akan jatuh dalam kesesatan

Namun teruslah tersenyum dan bergandenngan

Jika kau akan bangkit bersama ciptaan yang lain

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi blog award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya sendiri dan bukan jiplakan.

 

Mengemban Kampus Konservasi Bereputasi, Siapa? #2

https://4.bp.blogspot.com/-4IdwnwLS8Pw/VUVnL1rzKII/AAAAAAAAAaY/eHrjM2ZC0tc/s1600/konservasi2.gif

Kampus konservasi. Begitulah yang ada dalam benak para mahasiwa dan semua warga kampus ketika mendengar kata UNNES. Universitas Negeri Semarang adalah kampus konservasi yang dibanggakan oleh semua komponen yang ada di dalamnya tentunya. Sebagai kampus konservasi, tentu bukan hanya sekadar kata dan bukan sekadar simbol. Perlu tindakan nyata untuk mewujudkannya. Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan untuk menjaga lingkungan serta menyisakan alam untuk generasi yang akan datang. Walaupun demikian, apapun yang kita lakukan harus berkualitas meski kita memegang erat prinsip konservasi di kampus konservasi. Jangan biarkan konservasi hanya sebagai hiasan di sekeliling kita. Kita harus membuktikan bahwa konservasi memang dapat kita terapkan dalam kehidupan nyata kita. Memelajari konservasi memang mudah, namun setiap teori juga perlu tindakan. Lalukanlah segala hal yang mencerminkan konservasi untuk menjunjung nama kampus kita sebagai kampus konservasi.

Lalu apakah yang dimaksud bereputasi? Apa hubungannya dengan kampus konservasi bereputasi? Reputasi merupakan istilah yang sering diidentikkan dengan nama baik. Bereputasi adalah menjadikan suatu hal agar nilai baik atau sering kita sebut nama baik. Kampus konservasi, selain untuk mencapai pelestarian lingkungan juga utnuk menjaga harkat dan martabat universitas. Hal ini bukan semata untuk menjadikan tinggi hati, namun juga agar benar-benar tercipta keadaan yang memang diinginkan. Selain itu, diharapkan juga semua komponen yang ada di dalam kampus dapat saling bekerja sama untuk mrwujudkan kampus konservasi bereputasi. Menjaga nama baik bukan hanya tugas sekelompok orang dalam suatu kampus, misalnya dosen. Anggapan itu sering dipikirkan oleh banyak orang. Ketika berbicara tentang nama baik, tentu yang tertuju adalah para pemimpinnya. Padahal, semua anggota yang ada harus saling menjaga komitmen dan beerja sama untuk mencapai Unnes konservasi. Hal yang paling penting, yang paling berperan dalam mewujudkan kampus konservasi bereputasi adalah mahasiswa. Mahasiswa adalah komponen yang menurut saya paling menentukan nama baik kampus. Semua yang dilakukan oleh mahasiswa, baik itu baik atau buruk, semua akan berpengaruh terhadap pandangan atau penilaian pihak lain di dalam maupun luar Unnes. Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan ini diperlukan pemahaman dan pengertian dari masing-masing pihak bahwa tujuan ini adalah suatu sistem apabila salah satu saja bagian tidak dapat memenuhi atau bekerja secara baik, maka tujuan ini akan gugur untuk mencapai UNNES kampus konservasi bereputasi.

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi blog award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya sendiri dan bukan jiplakan.

 

 

UNNES Kampus Konservasi Bereputasi #1

UNNES KAMPUS KONSERVASI

Apa wujudnya? Bagaimana pelaksanaannya?

Rumah Sosialisasi Mencapai UNNES Konservasi

            Konservasi merupakan upaya pelestarian lingkungan untuk memanfaatkan lingkungan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Tahun 2010, Universitas Nergeri Semarang mendeklarasikan diri sebagai kampus konservasi. Tentu dengan adanya pendeklarasian tersebut, harus ada tindakan nyata untuk mewujudkannya. Siapa saja yang terlibat dala perwujudan kampus konservasi ini? Apa saja yang harus dilakukan untuk menerapkan konservasi? Konservasi adalah sebuah sistem dimana apabila salah satu pihak saja tidak melakukan sikap konservasi, maka konservasi akan sulit dicapai oleh UNNES. Semua pihak terlibat dalam hal ini. Semua warga Universitas Negeri Semarang, baik itu dosen, pegawai, maupun mahasiswa harus paham betul mengenai konservasi dan penerapannya. Salah satu langkah yang telah dilakukan UNNES sebagai kampus konservasi untuk mencapai tujuan tersebut adalah drngan diadakanya mata kuliah umum pendidikan konservasi. Melalui mata kuliah ini diharapkan mahasiswa khususnya mahasiswa baru dapat mengerti makna konservasi dan penerapannya di kehidupan yang nyata. Dalam pencapaian konservasi, terdapat 7 pilar konservasi, 11 nilai karakter, dan 8 nilai konservasi yang harus dilaksanakan oleh semua warga UNNES. Bagi mahasiswa yang mendapat mata kuliah umum pendidikan konservasi tentu telah paham tentang segala macam yang ada dalam tujuan UNNES kampus konservasi. Namun, bagi dosen atau pegawai, mungkin pengetahuan mereka tentang konservasi masih belum matang. Bahkan mahasiwa yang telah mendapatkan mata kuliah umum tersebut kadang memandang konservasi hanya sebagai kata yang hanya identik dengan sumber daya alam dan yang melakukannya untuk mencapai tujuan tersebut hanya sebagia orang, misalnya petugas kebersihan. Padahal, ada banyak macam cara untuk melakukan konservasi. Lalu bagaimanakah untuk mengatasi masalah tersebut? Upaya apa yang tepat dilakukan agar semua warga Universitas Negeri Semarang ikut serta dalam tujuan ini?

            Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah membangun rumah ilmu untuk mewujudkan kampus konservasi. Ini semacam perpustakaan dimana terdapat berbagai buku dengan berbagai macam pengetahuan tentang konservasi. Disini, warga UNNES, dapat saling berkumpul dan melakuakan sosialisasi tentang konservasi. Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara mentoring diamana ada salah satu pihak yang lebih mengetahui atau lebih berpengalaman menyampaikan materi dan maksud konservasi kepada pihak lain. Dengan adanya rumah ilmu ini, diharapkan semua warga Universitas Negeri Semarang mampu bekerja sama untuk mewujudkan kampus konservasi bereputasi. Setelah mengerti dan memahami maksud dan tujuan konservasi, ada baiknya apabila ada tantangan bagi semua pihak untuk melakukan konservasi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tentu juga dibutuhkan kesadaran dari masing-masing pihak. Melalui rumah ilmu ini, diharapkan juga bagi pihak yang belum sadar akan pentingnya konservasi menjadi sadar dan menerapkannya. Kita harus sadar bahwa sikap konservasi akan menuntun kita menuju kehidupan yang lebih baik dan lebih sehat. Misalnya, menanamkan sikap peduli terhadap sesama, cinta tanah air, melestarikan sumber daya alam untuk masa depan, dan sebagainya. Diharapkan, dengan adanya sosialisasi dengan mentoring dilengkapi buku-buku, seluruh komponen yang berada di Universitas Negeri Semarang dapat bekerja sama untuk mewujudkan kampus konservasi bereputasi.

 

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi blog award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya sendiri dan bukan jiplakan.