Pengumuman penerimaan SNMPTN telah diumumkan. Beratus ribu pendaftar terus menongkrongi komputer untuk melihat buah usaha yang mereka dapat.Tidak terkecuali aku ju ga. Sejak pengumuman keluar ada yang senang karena impiannya terkabul, namun banyak juga yang merasa kecewa dengan hasil dari usaha mereka yang belum dapat terwujud saat ini. Bagi mereka yang diterima ini merupakan momen yang menentukan masa depan dan wajib dirayakan, sedangkan bagi yang kurang beruntung mungkin banyak yang lebih mengurung diri dan tertutup dengan alasan tersebut. Mereka mengeblame diri kenapa harus begini. Walaupun saya yakin tidak semuanya, bersyukur bagi mereka yang tetap tenang saat ini.Saya dari golongan ekonomi yang kurang mampu yang mencoba sedikit peruntungan dengan mendaftar di PTN yang merakyat.Hari ini adalah hari yang menegangkan sekaligus menyedihkan buat saya.Hal ini berawal ketika negara api mulai menyerang kedamaian hidup saya,stop bukan itu tapi karena tulisan merah yang muncul di pengumuman snmptn yang isinya “Anda dinyatakan tidak lulus seleksi SNMPTN 2015″.Saya kesel dan nggak percaya setengah mati,apa si panitia snmptn salah tulis ya? Tapi nama yang tertulis di layar monitor itu memang bener nama saya,saya terdiam seketika.Seolah-olah bumi ini berhenti berputar.Dan akhirnya saya sadar kalo ternyata saya GAK LULUS SNMPTN! saya ulangi sekali lagi SAYA GAK LULUS SNMPTN!
Alhasil saya jadi kebinggungan.Saking optimisnya saya ngerasa bakal lulus snmptn.Tiba-tiba saya inget kejadian yang diceritain oleh kakak” dari UNDIP pas promosi kampus di kelas saya.Waktu itu,temen dia yang paling pinter dikelas ngerasa kalo dirinya bakalan diterima di snmptn,karena itu dia nggak belajar dan les buat persiapan SBMPTN,dan akhirnya ceritanya? Itu persis seperti kisah yang ku alami.
Ya allahhhh… apa kata temen-temen saya nanti kalo mereka tau si ranking 2 paralel ipa nggak lulus snmptn.Huaa..Bisa” saya jadi bahan olok”an.
Dan buat ngehibur diri,saya lalu ngecek kelulusan snmptn sahabat saya,eh ternyata dia lulus,
Ctarrrr.. serasa ada petir yang nyamber batin saya.saya yang buta apa memang benar dia lolos?Gimana nggak,dari kebanyakan temen saya yang lolos,rata” mereka itu akademiknya jauh dibawah saya.Nyesek..asli nyesek banget.Ada yang lolos di adm.negara,FKIP,sosiologi,dll.saya cuma bisa menghela nafas.Setelah kejadiaan itu mungkin karena saya terlalu depresi sampai sehari semalam saya gak keluar kamar.Temen-temen dan guru-guru pada sms dan nelfon saya kalo tidak salah sampai ada 45 sms masuk ke hp saya tapi tidak ada satupun yang saya balas.karena pertanyaan mereka semuanya sama apakah saya lolos atau tidak yang akan membuat saya semakin menjadi malu.Saat itu hal yang membuat saya lebih tertekan adalah bagaimana peasaan kedua orang tua saya.Kalam keadaan terpuruk tersebut satu hal yang membuat saya semangat untuk bangkit lagi adalah orang tua saya tidak ingin mengecewakan orang tua.Baru kali ini saya merasakan akan menuntut ilmu saja rasanya seperti ini sangat beda sekali saat kita mau masuk SD,SMP,atau SMA kita tinggal memilih mau masuk mana,malahan seolah-olah sekolah tersebut yang mengejar kita agar kita bisa masuk ke sekolah tersebut.Lain halnya dengan masuk perguruan tinggi negeri.Mungkin dari sekian ribu pelamar hanya berapa persen yang diterima tidak lebih dari 10%.Untuk pertama kalinnya saat itu saya membuat nangis kedua orang tuaku.Dengan dukungan dan semangat dari kedua orang tuaku akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti tes SBMPTN.Hal yang membuat saya kuat adalah perkataan orang tuaku yaitu masih ada kesempatan kamu buat kuliah,pintu belum tertutup rapat masi ada jalan lagi buat mengejar cita-citamu.Berjuanglah karena tidak ada keringat yang kita keluarkan tidak dibayar oleh sang kuasa.Dengan sisa waktu yang saya punya sebelum tes SBMPTN saya benar-benar memanfaatkan waktu siang dan malam hanya untuk belajar dan belajar.Hampir satu bulan full saya menjalaninya sampai-sampai kedua orang tuaku membebaskan saya dari semua pekerjaan rumah yang harus saya kerjakan.mereka kerjakan sendiri tanpa bantuan saya,karena satu-satunya harapan mereka adalah kehidupan saya harus lebih baik daripada mereka.Siang dan malam saya belajar secara mandiri,saya tidak mengikuti bimbel seperti yang lainnya dikarenakan biaya.Dengan kerja keras dan doa orang tuaku setiap hari yang telah dikerjakan saya percaya diri untuk mengerjakan tes SBMPTN.Tidak jarang dari temenku yang mentertawakan saya karena saya belajar secara mandiri dalam waktu yang begitu singkat tidak mungkin bisa menembus ketatnya persaingan SBMPTN.Banyak juga teman yang mengikuti tes tanpa belajar dulu karena mereka menyakini kalau ini merupakan sebuah keberuntungan buat apa belajar.Saat itu pikirankupun semakin goyah apakah benar perkataan mereka kalau SBMPTN itu sebuah keberuntungan.Bahagia mempunyai Orang tua seperti orang tuaku mereka selalu menyemangaki saya ketika saya berada dalam keadaan down.Orang tua saya berkata pada saya “apakah keberuntungan itu akan terus menerus terjadi pada manusia kalau begitu mungkin tidak ada orang yang bekerja keras mereka hanya menunggu keberuntungan datang pada mereka.Jika kamu sekarang belajar keras dan nanti kamu lolos SBMPTN kamu akan merasakan keberhasilan yang sesungguhnya dibandingkan yang tidaka belajar,dan kamu tidak akan menganggap keberhasilan ini sebagai kebetulan tetapi merupakan buah dari usahamu,rasa puas yang kamu dapatkan akan sangat luar biasa.”
Melalui berbagai tekanan yang telah saya lewati akhirnya tes SBMPTN pun tiba.Ini merupakan kesempatan saya untuk bisa mewujudkan cita-cita saya.Saya sangat berharap bisa diberi kesempatan untuk bisa merasakan bangku kuliah.Kini aku sedang diresahkan dengan pengumuman SBMPTN yanv tak kunjung datang.
Well akhirnya kasus ini saya jadikan pembelajaran buat saya.Karena nggak semua hal bisa kita raih walaupun kita merasa mampu melewatinya,Mau kita pinter dan hebat ,kalo allah nggak dipihak kita mah percuma.Jadi tetaplah berdoa karena semua yang menentukan adalah saang pencipta.