Konservasi Air Daur Ulang Untuk Keberlanjutan Kehidupan#10

Sumber daya air di Indonesia terhitung sebesar 6% di dunia atau sekitar 21% dari total sumber daya air di Asia Pasifik. Namun penyebarannya yang tidak merata menyebabkan masih terdapat daerah-daerah yang kekurangan air bersih. Dari total ketersedian air di Indonesia, hanya 23% yang termanfaatkan. Dengan rincian sebesar 20% digunakan untuk memenuhi kebutuhan air baku rumah tangga, kota dan industri, sedangkan 80%nya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan irigasi i.

Pada daerah perkotaan di Indonesia seperti kota Jakarta, penyediaan air bersih merupakan aspek yang terus ditingkatkan dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kebutuhan air bersih Jakarta sangat tinggi disebabkan oleh faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi peningkatan aktivitas dan jumlah penduduknya. Saat ini, dapat dikatakan bahwa kota Jakarta hanya mampu memenuhi 67% untuk kebutuhan air bersih penduduk. Hal ini menyebabkan perlu ada strategi khusus untuk menangani penyediaan air bersih di kota Jakarta.

Strategi ketersediaan air bersih merupakan prioritas yang perlu diperhatikan untuk mendukung pembangunan yang pesat serta keberlangsungan kehidupan dan kegiatan perkotaan. Untuk kota Jakarta, strategi penyediaan air bersih meliputi penambahan pasokan air baku serta pengembangan jaringan pelayanan air bersih hingga mampu melayani 100% kebutuhan penduduknya. Selain strategi ini, perlu dipertimbangkan juga pelaksanaan pengolahan serta pemanfaatan air daur ulang untuk diterapkan di kota Jakarta. Hal ini guna memenuhi kebutuhan air bersih sekarang dan di masa yang akan datang.

Penggunaan air bersih pada gedung secara umum adalah untuk mengakomodasi aktivitas-aktivitas konsumsi, antara lain: meliputi konsumsi untuk minum, memasak, aktivitas kebersihan, sampai dengan aktivitas pemeliharaan seperti penyiraman tanaman dalam ruang dan irigasi untuk lansekap. Pasokan air bersih yang digunakan berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) danĀ  sumur tanah dalam. Gedung yang ramah lingkungan tidak hanya terkait fisik bangunan, tetapi antara lain juga terkait penggunaan air bersih gedung dalam mendukung aktivitas penggunanya. Salah satu aspek yang diperhatikan dalam Perangkat Penilaian untuk gedung ramah lingkungan, khususnya GREENSHIP adalah kategori penghematan air bersih gedung.

Penghematan air bersih dapat ditinjau dari beberapa hal seperti terdapatnya sistem kontrol dan monitoring air, penggunaan alat keluaran air yang hemat air, penggunaan air daur ulang hingga pada penggunaan air alternatif seperti air hujan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: