Di Indonesia dasar pembentukan perpustakaan sekolah adalah Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989, yang isinya menyatakan bahwa setiap sekolah harus menyediakan sumber belajar (perpustakaan). Perpustakaan merupakan unit pelayanan didalam lembaga yang kehadirannya hanya dapat dibenarkan jika mampu membantu pencapaian pengembangan tujuan-tujuan sekolah yang bersangkutan.Dalam organisasi sekolah pada hakikatnya adalah suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen, seperti halnya guru, siswa, kurikulum, karyawan perpustakaan, dan komponen-komponen penunjang lainya, yang dikelola dan diatur oleh seorang kepala sekolah. Dalam suatu organisasi yang merupakan suatu sistem, komponen-komponen tersebut tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling berhubungan dan interaksi. Dalam hubungannya dengan sekolah secara luas, perpustakaan merupakan salah satu unsur dalam komponen tersebut, di samping bengkel kerja, laboratorium, dan unsur-unsur lainnya.
Kedudukan atau posisi perpustakaan sekolah adalah langsung di bawah kepala sekolah, dan sejajar dengan bagian-bagian lain seperti bagian administrasi, pengajaran, kesiswaan, dan bagian ko-kurikuler. Karena sejajar dengan bagian-bagian lainnya maka perpustakaan tidak tergantung dan bertanggung jawab kepada bagian-bagian tersebut, melainkan langsung kepada kepala sekolah.Perpustakaan menempati posisi yang amat penting dan strategis karena berkaitan erat dengan pelaksanaan kurikulum dan sekaligus penunjang proses belajar-mengajar.
Perpustakaan pada umumnya mampu menyediakan informasi yang diperlukan oleh siswa baik yang berhubungan langsung dengan mata pelajaran, maupun sebagai sarana pengembangan, karena posisinya sebagai pusat yang esensial dalam menunjang dan memberi nafas keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah, maka berpusat disebut juga sebagai jantung suatu sekolah.
Fungsi Perpustakaan Sekolah
Peran pustakawan sebagai tenaga professional. Peranannya yang utama adalah sebagi pengorganisasi bahan-bahan pustaka bagi pemenuhan kebutuhan belajar-mengajar dan sebagai pembibing tentang cara-cara bagaimana menggunakan bahan pustaka untuk kepentingan belajar dan mengajar.
Fungsi-fungsi perpustakaan sekolah meliputi :
A. Pusat Layanan Bahan Pustaka
Fungsi pertama perpustakaan sekolah adalah menjadi pusat layanan bahan-bahan pustaka bagi siswa dan guru. Layanan kepada siswa dapat bermacam-macam, tergantung dari tingkat usia dan pendidikan mereka. Layanan yang berupa penyediaan berbagai bahan-bahan bacaan yang merangsang minat baca mereka sangat diutamakan.
Tugas pustakawan di sini adalah mengatur program pelayanannya dengan guru-guru di kelas. Tugas pustakawan selanjutnya adalah mengarahkan atau menunjukkan bahan-bahan pustaka yang baik dan perlu dibaca oleh setiap siswa.
Adanya keinginan dan kecepatan belajar siswa yang berbeda-beda menyebabkan sekolah dan perpustakaan perlu memperkaya perpustakaannya sehingga siswa tidak merasa bosan di perpustakaan. Koleksi yang beraneka ragam akan sangat memperkaya pengalaman hati dan intelektual siswa. Oleh sebab itu, guru dan pustakawan sangat perlu bekerja sama untuk memperoleh bantuan dari para orang tua siswa agar koleksi perpustakaannya bertambah.
B. Bimbingan Membaca
Fungsi kedua dalam kegiata pelayanan perpustakaan sekolah ialah memberi bimbingan membaca.
Tugas memberi bimbingan membaca merupakan tugas yang tidak ringan bagi pustakawan sekolah. Sedikitnya ia harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai koleksi perpustakaan sekolahnya. Ia harus selalu membaca, mengenal, dan memahami, buku-buku di dalam koleksi perpustakaannya.
Dengan pustakawan yang antusias terhadap buku-buku dan dengan perpustkaan yang menyediakan berbagai macam buku, perpustakaan sekolah akan mampu melaksanakan fungsinya member bimbingan membaca terhadap murid-murid yang memiliki berbagai sifat dan minat. Pada tingkatan sekolah yang lebih lanjut, yaitu di sekolah lanjutan, bimbingan membaca dapat berbentuk latihan-latihan untuk mencari informasi dan bahan-bahan rujukan bagi tugas-tugas kelas. Selain latihan menemukan informasi,membimbing membaca di tingkat lanjut juga dapat berupa pemberian petunjuk tentang cara-cara dan teknik menggunakan perpustakaan dengan baik. Oleh karena itu perpustakaan sekolah harus memiliki koleksi yang cukup sehingga mampu mendukung program bimbingan membaca dan penggunaan bahan-bahan pustaka itu.
C. Faktor Pengikat
Fungsi perpustakaan sekolah yang cukup penting ialah sebagai pengikat pengalaman belajar siswa selama di sekolah. Menjadikan perpustakaan sebagai faktor pengikat juga berarti selalu mengikutsertakan pustakawan dalam berbagai kegiatan pendidikan.
Dalam kegiatan ini tugas pustakawan ialah menjadi seorang yang ahli dalam pemilihan bahan pustaka. Sebagai pustakawan, ia telah mendidik tentangbagaimana memilih dan mengevaluasi buku yang baik, terlebih buku-buku untuk keperluan sekolah.
Ada dua macam layanan perpustakaan sekolah yaitu:
I. Layanan Teknisi
Layanan teknisi adalah pekerjaan perpustakaan dalam mempersiapkan buku agar nantinya dapat digunakan untuk menyelenggarakan layanan pembaca. Aktifitasnya adalah mempersiapkan bahan pustaka sedemikian rupa sehingga siap untuk disajikan atau dilayankan di bagian layanan pembaca entah itu di layanan sirkulasi, layanan referen, dan lain-lain.
Layanan teknis mencakup berbagai kegiatan seperti :
1. Pengadaaan Bahan Pustaka
a. Cara Pengadaan Bahan Pustaka
Pengadaan Bahan Pustaka dapat bisa melalui berbagai cara seperti :
1) Membeli
Pembelian bahan pustaka bisa langsung dilakukan di toko buku, agen buku, memesan langsung pada penerbit, dan lain-lain melalui prosedur tertentu yang telah ditetapkan.
2) Hadiah
Tidak semua perpustakaan mempunyai anggaran yang cukup untuk melakukan pembelian bahan pustakanya. Karena itu bahan pustaka bisa pula diperoleh melalui hadiah.
3) Mengkopi
Mengkopi bahan pustaka dari perpustakaan atau instansi lain sangat memungkinkan pula, karena tidak semua bahan pustaka yang dibutuhkan perpustakaan mudah ditemukan di pasaran, asalkan tidak untuk kepentingan komersial.
4) Tukar menukar
Perlu di dasari bahwa tidak ada satu perpustakaanpun yang mempunyai koleksi bahan pustaka yang lengkap dan memadai bagi kebutuhan masyarakat yang di layani. Oleh karena itu mengkopi dan tukar-menukar bahan pustaka seperti di atas baik sekali bila dilaksanakan. Ini merupakan salah satu bentuk kerja sama antar perpustakaan.
5) Titipan
Titipan bahan pustaka bisa berasal dari perpustakaan lain, lembaga maupan perorangan dalam jangka waktu lama. Titipan yang waktu realistis singkat hanya akan memboroskan biasa saja
2. Pemilihan Bahan Pustaka
Prinsip pemilihan bahan pustaka tidak boleh hanya berpedoman pada tuntutan masyarakat pembacanya saja dengan mengsampingkan kualitasnya atau sebaliknya,tetapi harus berpedoman pada keduanya dan disesuaikan dengan kondisi dan situasinya.
3. Alat Bantu Pemilihan
Alat bantu ini bisa berupa silabus mata pelajaran, daftar buku atau bibliografi yang diterbitkan oleh penerbit-penerbit buku yang lazim disebut katalog penerbit-penerbit, selembaran terbitan baru, resensi atau tijauan buku dan ahli sebagi narasumber.
4. prosedur pemesanan dan pembelian bahan pustaka
Dalam pelaksanaannya pustaka yang akan dibeli harus di pilih terlebih dahulu. Data pustaka yang dipilih diisikan dalam slip/formulir yabng biasa disediakan oleh perpustakaan sebelum pada akhirnya disusun dalam bentuk daftar pesanan.
5. Inventarisasi Bahan Pustaka
Inventarisasi bahan pustaka mencakup kegiatan :
A. Pemberian Identitas Bahan Pustaka
Identitas bahan pustaka adalah ciri atau tanda untuk menunjukkan pemilik bahan pustaka tersebut.
Ciri atau tanda itu berupa cap, termasuk cap inventaris. Yakni cap dimaksudkan untuk menempatkan nomor inventaris dari pustaka yang bersangkutan.
B. Pencatatan Pustaka dalam Buku Inventaris
Buku inventaris pada umumnya dibuat dari buku folio bergaris memuat kolom-kolom untuk mencatat data tertentu dari suatu pustaka
kolom-kolom inventaris meliputi : nomor urut , tanggal nomor inventaris, judul, pengarang , penerbit, tahun terbit , asal jumlah eksemplar , serta keterangan.
Inventaris bermanfaat untuk mengetahui :
A. Jumlah judul pustaka menurut bahasa
B. Jumlah judul pustaka secara keseluruhan
C. Jumlah eksemplar pustaka
D. Jumlah dana yang dikeluarkan
6. Pengkatalogan Bahan Pustaka
Katalog berarti daftar, sedangkan diperpustakaan katalog berarti:
a. Catatan lengkap mengenai koleksi suatu perpustakaan
b. Daftar/senarai pustaka yang disusun menurut aturan tertentu
1) Tujuan utama pembuatan katalog perpustakaan adalah:
a. Untuk menunjukkan kekayaaan koleksi suatu perpustakaan
b. Untuk memudahkan penempatan dan penemuan kembali suatu pustaka
c. Untuk membantu pengguna dalam memilih dan menelusur pustaka yang diperlukan
2) Manfaat Katalog
a. Menunjukkan kekayaan koleksi perpustakaan
b. Memudahkan pengguna memilih dan menelusur pustaka
3) Macam-macam bentuk katalog
a. Katalog berbentuk berkas (sheaf catalog) terdiri atas lembaran-lembaran lepas yang kemudian dijilid seperti album
b. Katalog berbentuk kartu adalah katalog yang berukuran 12,5 x 7,5cm dan pada bagian tengah berlubang
c. Katalog buku biasnya dibuat menjadi buku , tiap-tiap lembarannya terdiri atas beberapa judul buku
d. Katalog yang berupa data komputer masukan-masukan pustaka yang setiap saat bisa ditelusur sesuai dengan yang dikehendaki
4) Unsur-unsur katalog
a. Nomor panggil (call number)
b. Nama pengarang
c. Entri utama
7. Pengklasifikasian Bahan Pustaka
Klasifikasi adalah pengelompokan/penggolongan secara sistematis dari sejumlah objek gagasan buku atau benda-benda lain kedalam klas . Tujuan klasifikasi adalah untuk memudahkan penempatan dan sarana temu kembali bahan pustaka
Manfaat klasifiksasi
A. Memudahkan penempatan dan sarana temu kembali bahan pustaka
B. Memudahkan pustakawan dalam pengembangan dan penyiangan koleksi perpustakaannya
C. Menuntun pustakawan kepada berfikir sistematis teratur
D. Memudahkan pustakawan dalam membuat bibligiografi dalam bidang tertentu
E. Menuntun pengguna untuk menemukan subyek-subyek tertentu yang sedang dikajinya
Sistem Klasifikasi
sistem yang umumnya di kenal adalah :
a. Bibliographcial Classification(CC)
b. Colon Classification (cc)
c. Dewey Decimal Classification (DDC)
d. Univercal Decimal Classification (UDC)
e. Library of Congres Classification (LCC/LC)
8. Memberi Perlengkapan Bahan Pustaka
Suatu pustaka atau buku yang telah di inventariasai, dibuatkan kartu katalog lengkap dengan klasifikasinya, pengelola bahan-bahan pustaka tersebut sehingga siap untuk di layankan. Kartu pustaka atau buku berguna sebagai arsip atau perwakilan dari pustaka yang bersangkutan apabila pustaka tersebut sedang dipinjam. Kartu buku berukuran 7,5 x12,5cm, dalam kartu pustaka tertera : nomor panggil , nomor inventaris, judul pustaka, nama pengarang, kolom data peminjam, kolom tanggal pinjam dan tanggal kembali, paraf peminjam
Kantong kartu pustaka atau buku terbuat dari kertas yang agak tebal berbentuk segitiga atau persegi yang berguna untuk menempatkan kartu pustaka serta ditempelkan di sebelah dalam kulit di belakang buku. Label berguna untuk memudahkan penempatan dan penemuan kembali pustaka yang bersangkutan karena label tersebut merupakan tempat untuk menerapkan call number.
II. Layanan Pembaca
Layanan pembaca perpustakaan dimaksudkan untuk membenarkan jasa layanan kepada pembaca, yaitu anggota perpustakaan, layanan pembaca meliputi:
a. Layanan ruang baca
Layanan ruang baca merupakan bagian pokok dalam kegiatan layanan
Perpustakaan, selain layanan sirkulasi dan layanan teknis. Layanan ruang baca dibagi menjadi :
a) Layanan Ruang Baca Rujukan
Buku rujukan adalah bahan perpustakaan yang sangat penting karena dari buku-buku ini, biasanya ada petugas atau pustakawan rujukan yang siap sedia memberikan bantuan.Jawaban pertanyaan rujukan tidak semuanya diperoleh dari buku, tetapi dapat juga dari pengalaman petugas perpustakaan. Lengkap tidaknya koleksi buku rujukan menunjukkan mutu layanan yang diberikan perpustakaan. Buku-buku rujukan tidak boleh dipinjam ke luar perpustakaan.Perpustakaan yang sudah maju dan mempunyai biaya biasanya menyediakan mesin foto kopi.
b) Layanan Ruang Baca Berupa Meja Baca Perorangan
Layanan ini sebenarnya sekedar perluasan dari fasilitas ruang baca. Maksudnya, untuk memberikan kenyamanan bagi mereka yang menghendaki ketenangan khusus. Dengan fasilitas ini seolah pembaca memiliki ruang khusus di perpustakaan yang tidak boleh diganggu orang lain. Suasana nyaman dapat meningkatkan semangat belajar atau membaca di perpustakaan.
c) Layanan Ruang Baca Berupa meja belajar Kelompok.
Ruang baca jenis ini terdapat di berbagai perpustakaan.Kelemahan meja baca ini ialah saling mengganggu diantara para pembaca. Keunggulan, pertama menghemat dan fasilitas perpustakaan, karena adanya ruang baru itu. Kedua, karena melihat teman sebangkunya membaca,ia sendiri mungkin akan berbuat demikian.
d) Fasilitas untuk Ruang Baca yang Baik
Ruang baca hendaknya dilengkapi berbagai fasilitas untuk menunjang kenyamanan. Pemasangan AC atau jendela yang luas, dapat memperlancar sirkulasi udara. Penerangan harus memadai. Sinar yang baik adalah sinar alami.Dianjurkan,perpustakaan memiliki pengontrol sinar pada sitiap jendela, misalnya dengan krey (blind fold).
e) Perluasan dari Ruang Baca untuk Diskusi
Ruang ini dapat digunakan oleh sekelompok pembaca yang memiliki minat yang sama untuk membahas sesuatu. Buku-buku dibawa dari perpustakaan kemudian dibicarakan bersama di sana.
f) Ruang baca yang berupa Ruang Kerja bagi Pembacaperpustakaaan
Ruang ini dapat digunakan untuk pembaca remaja dan anak-anak agar mereka dapat berkarya. Meskipun perpustakaan menyediakan fasilitas dan mengeluarkan biaya,tetapi nilai kegiatan ini sangat tinggi.
g) Ruang Santai
Ruang ini dapat digunakan oleh pembaca yang telah lelah membaca agar segar kembali.Sambil beristirahat ia dapat membaca dan menonton televisi.
d. Layanan Peminjaman (sirkulasi)
Sirkulasi Bahan perpustakaan merupakan unsur penting dalam kegiatan perpustakaan. Bagian sirkulasi menyangkut masalah peredaran bahan-bahan perpustakaan yang dimiliki perpustakaan dengan para pemakainya. Yang dibahas adalah masalah peminjaman, misalnya bahan-bahan yang boleh dipinjamkan, jangka waktu peminjaman, jam buka perpustakaan, dan statistik untuk membuatlaporan perpustakaan. Untuk memperlancar pekerjaan bagian sirkulasi ini, berlaku dibuatkan buku petunjuk yang memuat keterangan mengenai :
a. Peraturan penggunaan bahan perpustakaan
b. Macam-macam bahan yang boleh dan tidak boleh dipinjamkan
c. Kebijaksanaan mengenai masalah lewat waktu, uang denda. Dan menggantikan buku-buku yang hilang dan rusak
d. Keterangan mengenai jam buka perpustakaan
e. Keterangan mengenai tanda-tanda pada bahan pustaka
f. Dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu untuk diketahui petugas bagian sirkulasi, petugas bagian lain atau para peminatnya.
* Disampaikan oleh Ikhsan Fariza,S.Sos (Pustakawan BPAD Babel)
REFERENSI
1. Martoatmojo,k. (januari 2008). Pelayanan Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka.
2. Purwono, dan Suharmini, S. (2010). Perpustakaan dan KepustakawananIndonesia. Jakarta ; Universitas Terbuka.
3. Yulia, Y dan Mustofa, B. (2008). Pengolahan Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka.
4. Sulistia, Hartoyo, dan Pranoto,E. (2009). Manajemen PerpustakaanSekolah. Jakarta : Universitas Terbuka.