Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah ini berasal dari bahasa Latin, conservāre, melestarikan; “menjaga, memelihara, mengamalkan”. Karena berbagai budaya memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian pihak konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, the status quo ante.
Samuel Francis mendefinisikan konservatisme yang otentik sebagai “bertahannya dan penguatan orang-orang tertentu dan ungkapan-ungkapan kebudayaannya yang dilembagakan.”
Roger Scruton menyebutnya sebagai “pelestarian ekologi sosial” dan “politik penundaan, yang tujuannya adalah mempertahankan, selama mungkin, keberadaan sebagai kehidupan dan kesehatan dari suatu organisme sosial.” (wikipedia, 2015)
Perilaku konservatif tidak hanya berlaku untuk dunia politik saja. Melainkan lebih ditekankan pada konsep pelestarian alam dan lingkungan hidup.
Bagi mahasiswa, perilaku konserfatif tidak hanya untuk melindungi alam. Tetapi juga termasuk pada perilaku sehari-hari mahasiswa. Tindakan dan tingkah laku yang mencerminkan diri sebagai mahasiswa yang bereputasi. Kemudian apakah mahasiswa Unnes layak menyandang status sebagai mahasiswa yang berkepribadian konservatif? Pertanyaan ini ada untuk dijawab oleh Anda sendiri. #2
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.