hubungan sosial

  1. Individu

Kata individu berasal dari kata latin yaitu dari kata, “individuum” yang artinya tak terbagi. Kata individu itu sendiri merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen. Namun individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan dibebankan berbagai peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesama manusia.

  1. Kelompok Sosial

Secara sosiologis kelompok sosial merupakan suatu kumpulan orang-orang yang mana mereka mempunyai hubungan dan saling berinteraksi satu sama lain dan dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama. Selain itu terdapat beberapa definisi dari para ahli mengenai kelompok sosial, diantaranya sebagai berikut:

  1. Josep S Roucek dan Roland S Warren yang menyatakan bahwa kelompok sosial adalah suatu kelompok yang meliputi dua atau lebih manusia, yang diantara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang lain secara keseluruhan.
  2. Soerjono Soekanto kelompok sosial dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu: Berdasarkan besar kecilnya anggota kelompok,
  3. George Simmel besar kecilnya jumlah anggota kelompok akan memengaruhi kelompok dan pola interaksi sosial dalam kelompok tersebut monad dikembangkan menjadi dua orang atau diad, dan tiga orang atau triad, dan kelompok-kelompok kecil lainnya. Hasilnya semakin banyak jumlah anggota kelompoknya, pola interaksinya juga berbeda.

Berdasarkan derajat interaksi dalam kelompok, kelompok sosial seperti keluarga, rukun tetangga, masyarakat desa, akan mempunyai kelompok yang anggotanya saling mengenal dengan baik (face-to-face groupings). Berdasarkan kepentingan dan wilayah, sebuah masyarakat setempat (community) merupakan suatu kelompok sosial atas dasar wilayah yang tidak mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu. Berdasarkan kelangsungan kepentingan, Adanya kepentingan bersama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terbentuknya sebuah kelompok sosial. Berdasarkan derajat organisasi,  kelompok sosial terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang terorganisasi dengan rapi seperti negara, TNI, perusahaan dan sebagainya.

In-Group dan Out-Group. Sebagai seorang individu, kita sering merasa bahwa aku termasuk dalam bagian kelompok keluargaku, margaku, profesiku, rasku, almamaterku, dan negaraku. Semua kelompok tersebut berakhiran dengan kepunyaan “ku”. Itulah yang dinamakan kelompok sendiri (In group) karena aku termasuk di dalamnya. Banyak kelompok lain dimana aku tidak termasuk keluarga, ras, suku bangsa, pekerjaan, agama dan kelompok bermain. Semua itu merupakan kelompok luar (out group) karena aku berada di luarnya. In-group dan out-group dapat dijumpai di semua masyarakat, walaupun kepentingan-kepentingannya tidak selalu sama. Namun, jika mereka tidak dapat menemukan adanya kesamaan hubungan antaa keluarga maka mereka adalah musuh sehingga merekapun bereaksi.

Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group). Menurut Charles Horton Cooley, kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal antara anggota-anggotanya serta kerja sama yang erat yang bersifat pribadi. Oleh karena itu hubungan sosial di dalam kelompok primer berisfat informal (tidak resmi), akrab, personal, dan total yang mencakup berbagai aspek pengalaman hidup seseorang. Di sisi lain, kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri atas banyak orang, antara dengan siapa hubungannya tida perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Dalam kelompok sekunder, hubungan sosial bersifat formal, impersonal dan segmental (terpisah), serta didasarkan pada manfaat (utilitarian).

Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft). Konsep paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan (gesellschaft) dikemukakan oleh Ferdinand Tonnies. Pengertian paguyuban adalah suatu bentuk kehidupan bersama, di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah, serta kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Bentuk paguyuban terutama akan dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya.

Hubungan Sosial

Hubungan sosial merupakan interaksi antar manusia. Adapun menurut Gillin Dan Gillin, hubungan sosial adalah hubungan yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, antar kelompok, antar orang dengan kelompok. Secara umum hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong.

Proses hubungan sosial dapat terjadi secara langsung dengan tatap muka maupun secara tidak langsung atau mengunakan media, misalnya telepon, televisi, radio, surat menyurat, dan lain-lain. Proses hubungan sosial akan  terjadi pada saat ada dua individu atau lebih yang saling mengadakan kontak sosial maupun komunikasi.

Bentuk-bentuk hubungan sosial antara lain. Proses assosiatif dapat berbentuk akomodasi, kerjasama, dan asimilasi. Akomodasi, adalah suatu proses di mana orang perorang atau kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, kemudian saling mmenyesuaikan diri untuk mengatasi kekurangan-kekurangan. Asimilasi, adalah proses sosial yang tinbul apabila kelompok masyarakat dengan latar belakang kehidupan yang berbeda saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu yang lama. Akibat dari asimilasi adalah kebudayaan asli akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baruyang merupakan penyatuan kebudayaan dan masyarakat dengan tidak membedakan antara masyarakat lama dengan masyarakat baru. Tujuan dari hubungan sosial adalah menjalin hubungan persahabatan, menjalin hubungan usaha, mendiskusikan sebuah persoalan, melakukan kerja sama; dan lain-lain.

Dalam hubungan tersebut, individu atau kelompok bekerja sama atau berkonflik, melakukan interaksi, baik formal maupun informal, baik langsung maupun tidak langsung. Dalam interaksi sosial, salah satu pihak memberikan stimulus atau aksi dan pihak lain memberikan respon atau reaksi.

Syarat Terjadinya Interaksi SosialMenurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa kontak sosial dan komunikasi.

Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

Lima unsur pokok dalam komunikasi

  1. Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan kepada pihak lain
  2. Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang menerima pesan
  3. Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator
  4. Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan
  5. Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan setelah mendapatkan pesan dari komunikator

Kontak sosial dapat terjadi tanpa komunikasi. Misalnya, seseorang berbicara dalam Bahasa Batak kepada orang yang hanya mengerti Bahasa Sunda. Dengan demikian kontak sosial tanpa komunikasi bukan merupakan interaksi sosial.

Secara umum, interaksi sosial dapat terjadi antarindividu, antara individu dan kelompok, serta antarkelompok. Interaksi sosial dapat bersifat positif maupun negative. Interaksi sosial positif artinya saling menguntungkan, sedangkan interaksi negative artinya merugikan salah satu pihak atau keduanya.

Faktor-faktor Pendorong Interaksi Sosial

Interaksi sosial dilandasi oleh beberapa faktor psikologis yaitu,

  1. Imitasi
    Imitasi adalah tindakan meniru orang lain. Imitasi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk, misalnya gaya bicara, tingkah laku, adat dan kebisaaan, pola piker, serta apa saja yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang.
  2. Sugesti
    Sugesti berlangsung ketika seseorang memberi pandangan atau pernyataan sikap yang dianutnya dan diterima oleh orang lain. Sugesti bisaanya muncul ketika si penerima sugesti tidak dapat berpikir rasional. Ia akan langsung menerima segala anjuran atau nasihat yang diberikan dan meyakini kebenarannya. Pada umumnya, sugesti berasal dari hal-hal berikut:
  3. Orang yang berwibawa, karismatik, atau memiliki pengaruh yang kuat terhadap penerima sugesti.
  4. Orang yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari penerima sugesti
  5. Kelompok mayoritas terhadap minoritas
  6. Reklame atau iklan di media massa
  7. Identifikasi
    Identifikasi merupakan kecendrungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan). Identifikasi bersifat lebih mendalam daripada imitasi karena dapat membentuk kepribadian seseorang.
  8. Simpati
    Simpati merupakan kondisi ketertarikan seseorang kepada orang lain. Ketika bersimpati, seseorang menempatkan dirinya dalam keadaan orang lain dan merasakan apa yang dialami, dipikirkan, atau dirasakan orang lain.
  9. Empati
    Empati merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan jiwa seseorang. Contohnya, seorang ibu yang ikut merasakan penderitaan anaknya yang mengidap kanker darah. Ibu tersebut sangat sedih sehingga ia pun jatuh sakit.

    Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
    Menurut Gillin, interaksi sosial berlangsung dalam dua jenis proses sosial, yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif. Proses asosiatif mengarah pada persatuan atau integrasi sosial. Sebaliknya, proses disosiatif, yang disebut juga proses oposisi, cara melawan seseorang atau sekelompok orang demi meraih tujuan tertentu.

Status dan Peran dalam Interaksi Sosial

Status dan peran seseorang mempengaruhi cara atau bentuk interaksi sosialnya. Dimna Status (kedudukan) Merupakan posisi seseorang secara umum di mayarakat dalam hubungannya dengan orang lain.

           Posisi seseorang menyangkut lingkungan pergaulannya, prestise, hak-hak dan kewajibannya.

Menurut Ralf Linton, dalam kehidupan masyarakat terdapat tiga macam status:
1. Ascribed status, merupakan status seseorang yang dicapai dengan sendirinya tanpa memperhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan. Status tersebut dapat diperoleh sejak lahir.
2. Achieved status, merupakan status yang diperoleh seseorang melalui usaha-usaha yang disengaja. Status ini tidak diperoleh atas dasar keturunan, akan tetapi tergantung pada kemampuan individu dalam mencapai tujuannya. Jenis status ini bersifat terbuka bagi siapa saja.
3. Assigned status merupakan status yang diperoleh dari pemberian pihak lain. Assigned status berhubungan erat dengan achieved status. Artinya suatu kelompok atau golongan memberikan status yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa.

Dalam kenyataan masyarakat, seseorang dapat mempunyai beberapa status. Bahkan dalam waktu bersamaan dia dapat menjalankan beberapa status sekaligus. Beragam status yang dimiliki seseorang tersebut dapat menimbulkan pertentangan atau konflik status (status conflik).

Peran
Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status. Peran adalah perilaku yang diharapkan oleh pihak lain terhadap seseorang dalam melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya. Status dan peran tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran.

Sama seperti status, peran dapat dimiliki manusia sejak lahir atau diperoleh dari lingkungan sosial. Peran-peran tersebut harus dilaksanakan sekaligus. Disinilah akan terjadi konflik peran.

Referensi:

Maryati, Kun dan Juju Suryawat. Sosiologi: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. 2013. Erlangga. Jakarta

https://sosiologi-sman-1-cibeber-cikotok.blogspot.co.id/2015/02/materi-sosiologi-kelas-x-bab-2-hubungan.html (diakses pada 15 Desember 2015. Pukul: 10.13)