Masalah lingkungan yang masih menghantui serta merajalela adalah sampah. Semakin hari sampah dimana-mana bukannya berkurang malah semakin bertambah banyak. Bahkan tempat pembuangan akhir pun tidak mencukupi untuk pembuangan. Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut? Jawabannya pastilah BUANGLAH SAMPAH PADA TEMPATNYA, JANGAN MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN!. Kalimat tersebut banyak tertera ditempat-tempat umum dan kita juga sering mendengarnya. Kalimat yang mudah diucapkan tetapi susah untuk diterapkan langsung di lingkungan sekitar. Jika dibiarkan begitu saja, maka sampah akan menumpuk lalu mengakibatkan pencemaran lingkungan seperti bau busuk, tersumbatnya saluran air, rusaknya keindahan lingkungan serta berpotensi meyebabkan banjir.
Salah satu upaya untuk mengatasi menumpuknya sampah yaitu dengan cara.
- Pemanfaatan kembali barang-barang yang sudah tidak digunakan (reuse);
- Pengurangan kegiatan atau benda yang berpotensi menghasilkan sampah (reduce);
- Melakukan daur ulang terhadap sampah atau limbah untuk dimanfaatkan kembali (recycle);
- Melakukan pemulihan kembali terhadap fungsi dari fasilitas-fasilitas di UNNES yang telah berkurang pemanfaatannya (recovery).
Seperti membuat tas atau dompet dari bungkus detergen maupun kopi, mengelola dedaunan kering yang sudah berguguran menjadi kompos yang bisa digunakan menjadi pupuk. Pemilahan sampah juga bisa dijadikan sebagai alternatif dalam upaya mengatasi penumpukan sampah. Karena dengan pemilahan sampah, otomatis sampah akan dipilah berdasarkan jenisnya agar mudah untuk diolah kembali. Adapun jenis-jenis sampah, diantaranya;
- Sampah organik
Sampah organik yaitu sampah yang bersal dari buangan sisa makanan, dedaunan, dan lainnya yang dapat terurai.
- Sampah anorganik
Sampah anorganik yaitu sisa bahan sintesis misalnya plastik, kaca, logam, rambut dan lainnya yang sukar terurai.
- B3 (Buangan Bahan Berbahaya dan beracun)
B3 yaitu buangan yang memiliki karakteristik mudah terbakar, korosif, dan beracun. Misalnya batu baterai, aki dan sebagainya.
Dengan pendidikan konservasi yang kita dapatkan, kita dapat mengaplikasikannya secara perlahan. Kita juga harus bisa menghimbau masyarakat untuk berperan serta dalam hal ini. Dengan cara membuat kegiatan demo pengolahan sampah menjadi barang yang bernilai ekonomi, seperti membuat dompet, tas belanja, tempat pensil dengan bungkus detergen, kopi dan sebagainya.
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”