Masih Ada Harapan

Yang mencintaimu tidak hanya satu orang, yang memperhatikanmu juga tidak satu orang, yang perlu kamu juga tidak hanya satu orang, ada keluargamu, teman-tamanmu, orang di sekitarmu yang perlu kehadiranmu dalam hidup mereka, jangan jadikan satu orang sebagai alasan untukmu berhenti berharap hidupmu harus tetap berjalan. Aku gadis lemah yang terlahir dari keluarga sederhana, Ibu pegawai rendahan di instansi pemerintahan sementara Ayahku sudah meninggal dunia empat tahun yang lalu.

Aku anak pertama dari tiga bersaudara. Sejak Bapak meninggal dunia krisis ekonomi begitu terasa dalam keluargaku. Mama harus membiayai pendidikan aku dan saudara keduaku, serta harus membelikan susu untuk adik bungsuku. Aku sempat berpikir untuk berhenti sekolah karena tidak sanggup melihat beban yang ditanggung Mama. Namun, Mama adalah orang terhebat yang ada dalam hidupku, dengan bersusah payah ia tetap berjuang untuk pendidikan kami. Ia tidak peduli sesulit apapun hidup ini, yang ia pikirkan adalah kesuksesan kami anak-anaknya.

Sewaktu masih berada di Sekolah Menengah Kejuruan aku tidak mau bermimpi untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi karena aku berpikir jika aku bermimpi dan mimpi tesebut tidak bisa ku wujudkan maka kecewalah yang akan aku rasakan walaupun sebenarnya aku juga ingin seperti teman-teman yang lain. Tak jarang aku mengenang Bapak karena ia pernah bilang, “setelah kamu lulus SMK Bapak akan daftarkan kamu jadi polwan.”

Hufh, seandainya Bapak masih ada di dunia ini semua pasti mudah. Tapi tidak apa-apa, aku hanya fokus pada satu tujuan yaitu harus lulus SMK dan mencari pekerjaan. Namun, luar biasa kehendak Tuhan berbeda dengan rencanaku karena prestasiku di kelas, aku ditawarkan oleh pembina kesiswaan untuk melengkapi persyaratan beasiswa di sebuah kampus di provinsiku. Karena aku sudah tidak berminat untuk kuliah jadi aku mengabaikan semuanya, aku berusaha menolaknya. Bujukan dari teman-teman membuatku tidak tahan hingga aku menuruti keinginan mereka.

Aku melengkapi semua persyaratan mulai dari pendaftaran online, seleksi berkas dan tes langsung ke kampus yang diinginkan puji Tuhan ketiga tes tersebut bisa aku lewati. Dan aku bisa lulus UN dan beasiswa secara bersamaan. Aku seharusnya bahagia tetapi yang aku rasakan saat itu justru sedih di satu sisi aku ingin membantu Mama menafkahi adik-adikku namun di sisi lain aku ingin melanjutkan pendidikanku ke tingkat yang lebih tinggi. Tapi aku tahu isi hati Mama saat itu Mama menginginkan aku mencari pekerjaan, mungkin Mama mulai lelah bekerja sendiri.

Aku hanya berdoa kepada Tuhan dan meminta petunjuk kepadanya agar bisa memilih mana yang terbaik untuk masa depanku. Dan ternyata Tuhan mau aku mengambil beasiswa tersebut. Aku pun berangkat ke Ibu kota provinsi untuk memulai perkuliahan. Di sini aku diyakinkan bahwa pilihan ini tidak salah. Dan ternyata Tuhan menempatkanku di tengah orang-orang yang asing bagiku mungkin untuk menguji hatiku. Tetapi semangat hidupku justru lebih bangkit di tempat ini, dan Mama tidak perlu khawatir untuk membiayaiku karena semua ditanggung oleh pemerintah hingga aku selesai dan menjadi seorang dosen di sebuah universitas. Terima kasih Mama untuk segala usahanya.

Jadi, mana yang luar biasa anak yatim menjadi dosen atau anak yang mempunyai segalanya menjadi dosen?
“Jika kita mau meyakini segala yang baik dalam hidup ini, percayalah Tuhan akan mewujudkannya.”

Cerpen Karangan: Rosiana
Facebook: rosianaw57[-at-]yahoo.co.id

 

sumber :

Masih Ada Harapan

 

About Rahmawati

Nama: Rahmawati TTL : Demak, 10 Mei Asal : Demak
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: