Membangun Rumah Ilmu Untuk Mewujudkan Universitas Konservasi Bereputasi #2

Membangun rumah ilmu untuk mewujudkan universitas konservasi dan bereputasi dapat kita mulai dengan cara membentuk perilaku atau sikap menghemat energi. Sebagai mahasiswa dengan Universitas Konservasi kita harus dapat menghimbau orang disekitar kita untuk bersikap bijak dalam menggunakan energi, salah satunya energi listrik. Karena seperti yang kita ketahui energi listrik jumlahnya terbatas dan belum ada energi alternatif lain yang dipatenkan untuk menjadi sumber energi pengganti energi listrik.

Bagaimana cara kita menghemat energi listrik? Caranya dengan menghimbau para mahasiswa beserta warga sekitar lingkungan kampus untuk lebih bijak dalam pemanfaatan energi listrik. Kita dapat memberikan contoh sikap yang mencerminkan hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari secara langsung bukan hanya ucapan semata.

Himbauan tersebut berisi ajakan kita kepada mereka agar mematikan lampu saat sudah terang, memaikan AC, air, kipas angin, TV, radio dan yang lain saat sudah tidak digunakan. Berikan contoh aplikasinya, semisal kita mematikan lampu asrama saat keadaan sudah terang. Secara tidak langsung orang yang melihatnya akan tergerak untuk melakukannya juga. Apabila cara tersebut dapat diterapkan secara nyata dan menjadi kebiasaan., tidak heran kalau perilaku konservasi pada diri orang tersebut akan muncul dengan sendirinya tanpa membutuhkan waktu yang sangat panjang. Perilaku konservasi itu sendiri adalah tindakan sehari-hari yang memperhatikan unsur lingkungan untuk keperluan pembangunan masa kini dan generasi mendatang.

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Membangun Rumah Ilmu Untuk Mewujudkan Universitas Konservasi Bereputasi #1

Masalah lingkungan yang masih menghantui serta merajalela adalah sampah. Semakin hari sampah dimana-mana bukannya berkurang malah semakin bertambah banyak. Bahkan tempat pembuangan akhir pun tidak mencukupi untuk pembuangan. Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut? Jawabannya pastilah BUANGLAH SAMPAH PADA TEMPATNYA, JANGAN MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN!. Kalimat tersebut banyak tertera ditempat-tempat umum dan kita juga sering mendengarnya. Kalimat yang mudah diucapkan tetapi susah untuk diterapkan langsung di lingkungan sekitar. Jika dibiarkan begitu saja, maka sampah akan menumpuk lalu mengakibatkan pencemaran lingkungan seperti bau busuk, tersumbatnya saluran air, rusaknya keindahan lingkungan serta berpotensi meyebabkan banjir.

Salah satu upaya untuk mengatasi menumpuknya sampah yaitu dengan cara.

  1. Pemanfaatan kembali barang-barang yang sudah tidak digunakan (reuse);
  2. Pengurangan kegiatan atau benda yang berpotensi menghasilkan sampah (reduce);
  1. Melakukan daur ulang terhadap sampah atau limbah untuk dimanfaatkan kembali (recycle);
  1. Melakukan pemulihan kembali terhadap fungsi dari fasilitas-fasilitas di UNNES yang telah berkurang pemanfaatannya (recovery).

Seperti membuat tas atau dompet dari bungkus detergen maupun kopi, mengelola dedaunan kering yang sudah berguguran menjadi kompos yang bisa digunakan menjadi pupuk. Pemilahan sampah juga bisa dijadikan sebagai alternatif dalam upaya mengatasi penumpukan sampah. Karena dengan pemilahan sampah, otomatis sampah akan dipilah berdasarkan jenisnya agar mudah untuk diolah kembali. Adapun jenis-jenis sampah, diantaranya;

  1. Sampah organik

Sampah organik yaitu sampah yang bersal dari buangan sisa makanan, dedaunan, dan lainnya yang dapat terurai.

  1. Sampah anorganik

Sampah anorganik yaitu sisa bahan sintesis misalnya plastik, kaca, logam, rambut dan lainnya yang sukar terurai.

  1. B3 (Buangan Bahan Berbahaya dan beracun)

B3 yaitu buangan yang memiliki karakteristik mudah terbakar, korosif, dan beracun. Misalnya batu baterai, aki dan sebagainya.

Dengan pendidikan konservasi yang kita dapatkan, kita dapat mengaplikasikannya secara perlahan. Kita juga harus bisa menghimbau masyarakat untuk berperan serta dalam hal ini. Dengan cara membuat kegiatan demo pengolahan sampah menjadi barang yang bernilai ekonomi, seperti membuat dompet, tas belanja, tempat pensil dengan bungkus detergen, kopi dan sebagainya.

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Jalan Hidup

Posted in Uncategorized | 1 Comment