MATERI PEMBELAJARAN ANTROPOLOGI SMA/ MA KELAS XI: Persamaan dan Perbedaan Institusi-institusi Sosial dalam Berbagai Kelompok Etnik Di Indonesia

Hai sahabat cakrawalars
Melanjutkan postingan sebelumnya, kali ini saya kembali lagi untuk menyuguhkan khasanah-khasanah ilmu pengetauan yang menarik dan tentunya sangat membantu kalian para kaum intelek yang haus akan ilmu dan pengetahuan. Masih sama dengan pembahasan sebelumnya, yakni tentang materi pembelajaran Antropologi SMA/ MA kelas XI. Dalam hal ini, kami akan menyajikan materi tentang “Persamaan dan Perbedaan Institusi-institusi Sosial dalam Berbagai Kelompok Etnik Di Indonesia”. Agar kita mampu menyelami lebih dalam lagi mengenai substansi dari materi tersebut, mari kita baca selengkapnya……

Perlu diketahui sebelumnya bahwa, materi kali ini merupakan sebuah hasil resum. Untuk mengetahui bagaimana materi lengkapnya, silakan bisa baca di Aenun Anis @Istana Ilmu Sosant

Indonesia merupakan negara yang multietnik, banyak suku bangsa, ras, agama, budaya, bahasa di dalamnya. Kita sebagai masyarakat yang paham akan hal itu seharusnya lebih bersikap toleran terhadap perbedaan-perbedaan yang ada, jangan menganggap kelompok sendiri paling baik ataupun paling unggul. Hal tersebut dapat saja memicu sebuah konflik antar kelompok, jika kita tidak bersikap toleran. Pendidikan Islam multikultural merupakan wahana untuk mengembangkan wawasan, mengkonstruksi pengetahuan, membina sikap toleran dan memberikan keterampilan kepada siswa untuk hidup bersama dengan siswa lain yang berbeda budaya maupun agama. Pendidikan Islam multikultural sebagai sebuah gagasan pendidikan yang ingin memberikan kesetaraan dan pengakuan akan ragam budaya yang memiliki sejarah panjang.

Praktek pendidikan multicultural di berbagai negara, baik di Barat maupun di Timur telah menghasilkan suatu kesepakatan bersama bahwa salah satu pilar pendidikan adalah “living together” yakni memberikan latihan dan keterampilan kepada para siswa maupun mahasiswa akan pentingnya pengakuan dan penghargaan kepada orang yang memiliki ragam bahasa, budaya, etnis maupun agama (Tillman, 2004: xii).

Pada hakekat dan tujuan pendidikan multikultural, yang dapat diidentifikasikan melalui tiga tujuan, yaitu (1) tujuan attitudinal (2) tujuan kognitif dan (3) tujuan instruksional (Ekstrand, 1997: 349). Pada tingkat attitudinal, pendidikan multikultural memiliki fungsi untuk menyemaikan dan mengembangkan sensitivitas kultural, toleransi budaya, penghormatan terhadap identitas tradisi, pengembangan sikap budaya responsif, dan keahlian untuk melakukan penolakan dan resolusi konflik. Pada tingkat kognitif, pendidikan multicultural memiliki tujuan bagi pencapaian kemampuan akademik, pengembangan pengetahuan tentang kemajemukan kebudayaan, kompetensi untuk melakukan analisis dan interpretasi perilaku kultural, dan kemampuan untuk membangun kesadaran kritis tentang kebudayaan sendiri. Pada tingkat instruksional, pendidikan multicultural memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan untuk melakukan koreksi atas distorsi-distorsi, stereotype-stereotype, maupun kesalahan informasi tentang kelompok-kelompok etnik dan kultural yang dimuat di dalam berbagai buku dan media pembelajaran, menyediakan strategi-strategi untuk melakukan hidup di dalam pergaulan multikultural, mengembangkan berbagai bentuk keterampilan komunikasi inter-personal, menyediakan teknik-teknik untuk melakukan evaluasi, dan membantu menyediakan klarifikasi dan penjelasan-penjelasan tentang dinamika perkembangan kebudayaan yang melingkupi umat beragama di Indonesia, terutama Umat Islam.

Dengan demikian, pendidikan multicultural secara sederhana dapat dirumuskan sebagai sistem nilai atau kebijakan yang menghargai keragaman dalam suatu masyarakat yang didasarkan kepada kesediaan untuk menerima dan menghargai keberadaan kelompok lain yang berbeda suku, etnik, jender, maupun agama (Anwar, 2006: 2).

Untuk lebih jelasnya, saya akan membagikan satu kasus untuk dibaca, berikut link dari kasus mengenai Persamaan dan perbedaan institusi-institusi sosial  dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia:

https://crcs.ugm.ac.id/id/berita-wednesday-forum/1806/membangkitkan-kembali-institusi-sosial-dan-budaya-bangsa.html

Setelah saya menjelaskan materi, saya akan memberikan soals-soal untuk kalian jawab, berikut soalnya:

  1. Apa yang anda ketahui mengenai kelompok etnik?
  2. Kapan sebuah konflik akan terjadi di masyarakat?
  3. Permasalahan apa saja yang tengah melanda di masyarakat Indonesia mengenai perbedaan kelompok? Mengapa hal itu dapat terjadi? Bagaimana sebaiknya kebijakan yang secara langsung disusun oleh pemerintah dalam membangun masyarakat Indonesia yang multietnik?

Daftar pustaka:

  1. Mubah, A Safril. 2011. Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi Arus Globalisasi. dalam Jurnal, Vol 24 No 4
  2. 2009. Antropologi Kelas XI. Jakarta: PT Cempaka Putih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: