Membangun Rumah Ilmu untuk Mewujudkan Universitas Konservasi Bereputasi #1
Rumah Ilmu? Konservasi? Apakah Pengertiannya?
Rumah ilmu bisa diartikan sebagai tempat untuk mempelajari, mengembangkan, membagikan ilmu. Oleh karena itu, universitas bisa dikatakan sebagai salah satu rumah ilmu karena mahasiswa, dosen, dan civitas akademika lainnya bisa belajar, mengembangkan, dan berbagi ilmu satu sama lain di universitas.
Konsep konservasi pertama kali dikemukakan oleh Theodore Roosevelt pada tahun 1902. Konservasi berasal dari kata “conservation”, bersumber dari kata con (together) dan servare (to keep, to save) yang dapat diartikan sebagai upaya memelihara milik kita (to keep, to save what we have), dan menggunakan milik tersebut secara bijak (wise use). Jadi, istilah konservasi dapat kita maknai sebagai upaya pelestarian, perlindungan, dan pemanfaatan secara bijak sesuatu hal. Sesuatu hal tersebut dapat berupa lingkungan, budaya, moral, dan sebagainya.
Unnes Memiliki Kriteria sebagai Rumah Ilmu yang Konservatif
Selain mengedepankan fungsinya sebagai rumah ilmu dengan cara terus memperbaiki dan mengembangkan kualitas keilmuannya, Universitas Negeri Semarang juga mencetuskan diri sebagai universitas konservasi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian Unnes terhadap kondisi lingkungan saat ini. Unnes konservasi tidak hanya sekadar nama, tetapi Unnes melakukan berbagai aksi nyata. Aksi-aksi tersebut tercermin melalui implementasi tujuh pilar konservasi Unnes, yakni:
- Konservasi Keanekaragaman Hayati
contoh implementasi: penangkaran kupu-lupu, gerakan penghijauan, pengembangan kebun wisata pendidikan, Taman Keanekaragaman Hayati, pembibitan tanaman buah, langka, obat, dan tanaman keras.
- Arsitektur Hijau dan Sistem Transportasi Internal
contoh implementasi: pembangunan kampus sesuai dengan kaidah-kaidah bangunan hijau yang ramah lingkungan, pengembangan jalur sepeda dan jalan kaki, penggunaan transportasi ramah lingkungan.
- Pengelolaan Limbah
contoh implementasi: Reduce, dengan pemilahan dan pengurangan produk limbah di kampus; Reuse, memanfaatkan sampah anorganik untuk aneka kerajinan tangan; Recycle, mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos.
- Kebijakan Nirkertas
contoh implementasi: Unnes memanfaatkan dan mengembangkan teknologi informasi dalam aktivitasnya, seperti pengembangan web dan kegiatan berbasis online (sikadu, sibima, simawa, dan lain-lain; pendaftaran secara online; penerbitan online).
- Energi Bersih.
contoh implementasi: panel surya, bahan bakar transportasi ramah lingkungan di internal kampus.
- Konservasi, Etika, Seni, dan Budaya.
contoh implementasi: workshop pilar-pilar konservasi, mengadakan berbagai kegiatan yang mampu mengembangkan seni dan budaya (UKM Kesenian Jawa, penyelenggaraan kegiatan peringatan bulan bahasa, pentas seni dan budaya).
- Kaderisasi Konservasi
contoh implementasi: penjaringan kader, pelatihan kader melalui pendidikan konservasi (contoh: PLH), sosialisasi, dan memperluas kerjasama dengan pihak yang terkait dengan kegiatan konservasi dan lingkungan hidup.
Universitas Negeri Semarang terus berusaha mengembangkan aktivitas konservasinya sebagai pentuk kepedulian terhadap berbagai permasalahan lingkungan.