Konservasi adalah upaya penyelamatan, perlindungan dan pemberdayaan lingkungan alam dan budaya. Saat ini konservasi tidak hanya di titik beratkan pada penanaman pohon ataupun penyelamatan tanaman dan satwa langka saja namun konservasi juga dikaitkan dengan perilaku para kader konservasi. Di Universitas Negeri semarang sendiri yang telah mendeklarasikan diri sebagai Universitas Konservasi pada tahun 2010 yang lalu tentu sudah mengerti betul apa dan bagaimana yang harus dilakukan sebagai Universitas Konservasi. Walaupun saat ini Universitas Negeri Semarang telah berubah menjadi Universitas Berwawasan Konservasi. Selama ini hal yang paling krusial namun sering terlupakan dan terabaikan adalah adanya kader-kader konservasi di Universitas Negeri Semarang. Padahal kader-kader konservasi inilah yang harusnya bertanggung jawab melakukan tugas secara baik sebagai kader konservasi. Kader konservasi bukan hanya para dosen, tenaga pendidik, tapi juga mahasiswa dan seluruh warga Universitas Negeri Semarang.
Mahasiswa sebagai kader konservasi
Memang tidak semua mahasiswa di lingkungan Universitas Negeri Semarang ditunjuk langsung sebagai kader konservasi oleh Bapak Rektor, namun seharusnya sebagai mahasiswa yang sudah mengerti arti tanggung jawab dan berada dalam lingkungan konservasi selayaknya kita sebagai mahasiswa juga ikut menyukseskan rencana-rencana yang terkait dengan konservasi dan turut andil dalam menjaga lingkungan baik itu lingkungan alam maupun budaya. Memang selama ini pengkaderan konservasi baik kepada dosen maupun mahasiswa hanya sampai pada penunjukan dan pengukuhan kader konservasi setelah pengukuhan itu selasai para kader tersebut tidak tahu apa yang harus mereka lakukan sebagai kader konservasi. Hal ini terjadi karena pada saat pengukuhan mereka tidak mengerti apa yang harus mereka lakukan sebagai kader konservasi dan apa saja tugas mereka sebagai kader konservasi. Seharusnya pada saat pengukuhan para dosen dan mahasiswa diberi tahu tentang apa saja tugas mereka sebagai kader konservasi dan apa yang harus mereka lakukan sebagai kader konservasi. Disamping itu sebaiknya kaderisasi konservasi tidak hanya dilakukan dengan menunjuk mahasiswa-mahasiswa tertentu melainkan menunjuk seluruh mahasiswa yang dalam status aktif belajar di Universitas Negeri Semarang sebagai kader konservasi. Mengapa ?. Hal ini sebaiknya dilakukan karena selama ini kader-kader konservasi yang ditunjuk kurang dapat memahami dan melakukan tugasnya dengan baik. Namun apabila seluruh mahasiswa yang ada di lingkungan Universitas Negeri Semarang baik mahasiswa tingkat diploma, sarjana, magister , doktor maupun profesor tentu mereka akan dapat melakukan tugas sebagai kader konservasi dengan baik dan optimal karena para mahasiswa tersebut dapat bergotong royong melakukan tugasnya sebagai kader konservasi. Disamping itu juga hal ini dapat menghubungkan tali silaturahmi dan memperkuat persaudaraan antar mahasiswa di lingkungan Universitas Negeri Semarang.
Ciri mahasiswa sebagai kader konservasi
Sebagai kader konservasi dari suatu lingkungan baik itu lingkungan formal maupun informal mahasiswa tentu memiliki ciri khas tersendiri yang ada dalam dirinya sehingga dia bisa disebut sebagai kader konservasi. Ciri khas atau perilaku yang sangat menonjol pada mahasiswa yang berstatus sebagai kader konservasi yaitu diantaranya jujur, disiplin, menghargai waktu, peduli terhadap lingkungan alam, sesama dan budaya, mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik, patuh pada peraturan dan berperilaku sesuai dengan statusnya sebagai kader konservasi.
Jujur , sebagai mahasiswa kader konservasi mahasiswa harus memiliki sifat jujur. Mengapa ?. Kerena jujur merupakan salah satu pondasi tumpuan dalam hidup, apabila kita memiliki sifat jujur tentu kita akan melakukan segala sesuatu dengan benar dan apabila ada sesuatu yang belum benar tentu hati kita akan gundah dulana gelisah dan terasa tidak tenang.
Disiplin, sebagai kader konservasi kita harus disiplin dalam segala hal. Baik itu dalam kuliah, organisasi, ibadah maupun hal yang lainnya. Apbila kita disiplin tentu akan sangat bermanfaat bagi diri kita sendiri dan orang lain, dengan displin juga kita tidak akan kehilangan banyak waktu dan kita dapat menggunakan waktu seefektif mungkin.
Menghargai waktu, sebagai mahasiswa yang bijaksana kita sepatutnya menghargai waktu walaupun itu hanya satu detik. Karena jika kita tidak bisa menghargai waktu kita akan bebas menggunakan waktu tanpa melihat dampak buruk yang akan kita dapat bila kita membuang waktu yang kita miliki dan suatu saat akan menjadi bumerang untuk kita sendiri.
Peduli lingkungan alam, sesama dan budaya. Sebagai kader konservasi kita tentu harus memperdulikan kejadian yang terjadi di lingkungan alam sekitar kita, baik itu hal kecil maupun hal besar. Karena perubahan yang terjadi pada lingkungan alam disekitar kita bisa saja memberikan dampak yang buruk pada kita maupun pada orang lain. Selain peduli terhadap alam kita juga harus peduli terhadap sesama dan budaya warisan nenek moyang kita. Contohnya saja dengan masuknya budaya barat dan korea tentu itu akan mempengaruhi orang-orang disekitar kita. Perubahan tersebut dapat membuat orang-orang menjadi fanatic maupun menjadi haters.
Lalu sebagai mahasiswa yang berstatus sebagai kader konservasi tentu kita juga harus bisa menjadi pemimpin yang baik, baik itu untuk diri kita sendiri maupun orang lain disekitar kita. Bila kita bisa memimpin diri kita dengan baik untuk menjadi kader konservasi dikemudian hari kita tentu juga bisa mempimpin dan membimbing orang lain untuk menjadi kader konservasi di masa depan.