Kuliah Umum Sosiologi dan Antropologi

Hallo, bertemu lagi dengan puji. Pas sekali nih, saya akan berbagi sedikit cerita dengan teman-teman pembaca. Pada hari selasa, tanggal 12 September 2017 lalu saya mengikuti kuliah umum yang diselenggarakan oleh Jurusan Sosiologi dan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Dalam kuliah umum tersebut mengundang Dr Luis Carmello L Buenaventura. Seorang profesor sosiologi dan komunikasi dari De La Salle University Philipina. Adapun tema dalam kuliah umum tersebut yaitu “Keluarga dan Hubungan dengan Menggunakan Buku Sekolah: Universitas de La Salle Dasmarinnas, Cavite, Philipine experience”.
Dalam kuliah umumnya, Doc B begitulah panggilan akrab dari prof Louis Carmello, membicarakan mengenai sebuah program terbaru di universitas tersebut. Yakni schoolbook, sebuah program serupa dengan facebook yang digunakan dalam proses pembelajaran. Alasan pembuatan program ini yaitu untuk meminimalisir penggunaan kertas. Mengingat penggunaan kertas yang dilakukan secara terus-menerus mengakibatkan pohon di hutan semakin lama semakin habis.
Alasan penggunaan schoolbook tidak hanya melulu untuk meminimalisir penggunaan kertas. Akan tetapi dapat dikaitkan dengan persoalan keluarga. Secara rinci Doc B menjelaskan bahwa mahasiswa De La Salle University berasal dari beberapa negara di luar Filipina. Sehingga orang tua dan keluarga tidak dapat mengontrol atau mengetahui bagaimana aktivitas belajar anak-anak mereka. Oleh karena itu, program schoolbook dapat menjawab persoalan tersebut. Karena keluarga dari mahasiswa seperti kakek dan nenek, ayah dan ibu, saudara kandung, paman dan bibi, Keponakan, dan sepupu dapat mengakses schoolbook sehingga dapat mengetahui perkembangan hasil belajar si mahasiswa.
Apa itu schoolbook?
Schoolbook merupakan program yang berfungsi sebagai sistem manajemen pembelajaran (LSM), dimana guru membuat kelas elektronik (e-class) untuk berbagi materi pembelajaran dan merancang kegiatan pembelajaran online. Melalui buku sekolah ini, universitas bermaksud untuk membangun dan memelihara komunitas online pelajar seumur hidup. Schoolbook juga merupakan sebuah kebijakan kelas elektronik
Terdapat dua jenis mode pengiriman dalam schoolbook. Diantaranya yaitu:
1. Kehadiran web
– Mode pengiriman kursus, dimana kelas sebagian besar dilakukan dengan menggunakan sesi tatap muka di kelas.
– Buku sekolah (schoolbook) digunakan sebagai alat berbagi komunikasi dan sumber daya melalui penggunaan pengumuman atau fitur baru, perpesanan, obrolan, dan lain-lain.
– Semua fakultas, harus menyediakan kehadiran web untuk semua subjek.
– Mereka juga bisa melakukan kelas alternatif dengan menggunakan kelas elektronik mereka
2. Web ditingkatkan
– Kursus yang dilakukan dengan model campuran, dimana 50% dari waktu kursus digunakan untuk aktivitas belajar online.
– 50% lainnya adalah aktivitas belajar dengan mahasiswa di dalam kelas (tatap muka)
Kebijakan kelas elektronik
– Semua fakultas diharapkan untuk membahas pelaksanaan kursus termasuk kebijakan kursus., kegiatan belajar online dan jadwal di awal semester
– Fakultas juga harus memberi siswa yang tidak memiliki komputer di rumah cukup waktu untuk mengakses setiap materi pembelajaran
– Anda juga dapat mendownload aplikasi mobile untuk IOS dan android dan nikmati neo pada perangkat mobile Anda
Layaknya mata uang atau dunia yang selalu dipenuhi dua sisi yang berbeda. Begitu pula dengan schoolbook, tidak terlepas dari konsepsi positif dan negatif. Berikut ini terdapat kelebihan dan kekurangan dari schoolbook.
a. Kelebihan buku sekolah (schoolbook) dari sudut pandang guru dan siswa
1. Meningkatkan pembelajaran dan klarifikasi konsep yang dibahas di kelas melalui komunikasi yang efektif antara guru dan siswa.
2. Siswa merasa pentingnya menjadi anggota keluarga sebagai keluarga belajar yang semula diyakini ditinggalkan sendiri atau terpisah.
3. Guru segera memberikan umpan balik mengenai status siswa dan transparansi kinerja akademis secara keseluruhan menjadi urutan hari antara kedua patitas tersebut.
b. Kelebihan buku sekolah dari perspektif orang tua
1. Orangtua dapat segera memonopoli putra dan putri mereka melalui evaluasi online.
2. Orangtua juga bisa memantau catatan kehadiran anak-anak mereka di mata pelajaran yang bersangkutan
3. Orangtua akan segera tahu mengapa anak-anak mereka lulus atau gagal dalam ujian
4. Kursi departemen akan memiliki tingkat kelulusan untuk anak laki-laki dan perempuan mereka dan dengan mudah mendiskusikan masalah ini dengan orang tua yang mempertanyakan nilai putra dan putri mereka.
c. Kekurangan buku, murid, dan orang tua sekolah
1. Banyak mahasiswa yang malas dan mengerjakan tugas hanya pada saat sudah mendekati batas terakhir pengerjaan.
2. Banyak alasan sinyal internet yang lemah. Banyak kejadian yang harus dihadiri sebelum tenggat waktu, baru saja membuka buku pelajaran sekolah sekarang dan baru mengetahui bahwa tenggat waktu itu hari ini, dan lain-lain
3. Besa kesempatan mahasiswa untuk menyalin dan plagiarisme
4. Terlalu transparan terutama bagi siswa karena orang tua mengetahui nilai sebenarnya

hmmmm… begitulah cerita saya terkait dengan kuliah umum mengenai schoolbook yang telah saya ikuti. Semoga bisa bermanfaat ya? mudah-mudahan dengan cerita schoolbook ini, kita bisa terinspirasi untuk membuat program-program baru khususnya dalam bidang pendidikan, agar pendidikan di Indonesia semakin berkembang.
sekian, dan terima kasih

Sampai jumpa di postingan selanjutnya 🙂 ?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: