Sosiologi dan Fungsinya


Apa itu sosiologi?

Sosiologi merupakan ilmu yang di susun secara sistematis, rasional dan menggunakan metode-metode yang akurat. Sosiologi juga sebagai ilmu pengetahuan murni, karena bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang masyarakat.

  1. Pengertian sosiologi menurut para ahli
  2. Roucek dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dalam kelompok. Misalnya, interaksi sosial di antara sesama anggota masyarakat RT, RW, dusun, dan nagari
  3. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi

Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses sosial, dan perubahan sosial. Sruktur sosial adalah keseluruhan jainan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu norma  sosial, lembaga sosial, kelompok sosial, dan lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh ekonomi terhadap politik, agama, terhadap ekonomi, atau hukum terhadap agama. Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur sosial masyarakat.

Hakikat Sosiologi

Beberapa hakikat sosiologi adalah sebagaii berikut

  1. Sosiologi termasuk rumpun ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu kerohanian
  2. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri dengan apa yang seharusnya terjadi
  3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science)
  4. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang astrak, artinya yang diperhatikan adalah pola dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat
  5. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum
  6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional, terkait dengan metode yang digunakan
  7. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan umum, bukan ilmu pengetahuan yang khusus.
  8. Objek studi sosiologi

Objek studi sosiologi adalah masyarakat, dengan menyoroti hubungan antar manusia dan proses sebab akibat yang timbul dari hubungan tersebut. Selain itu, sosiologi juga dapat dikaji dengan persepektif lingkungan. Dalam persepektif tersebut secara kolektif dapat dibagi menjadi tiga tahap studi yaitu bersifat dasar, dan perkembangan manusia, interaksi manusia dan hubungannya, serta penyesuaian secara bersama dengan lingkungan. Jadi dalam sosiologi terdapat kajian tentang ekologi manusia. Yaitu studi tentang bagaimana manusia berinteraksi dengan alam baik sebagai makhluk individu maupun sosial.

Ciri-ciri sosiologi

  • Sosiologi bersifat empiris, yaitu didasarkan pada pengamatan (observasi)
  • Sosiologi bersifat teoritis, artinya sosiologi selalu berusaha untuk menyusun kesimpulan dari hasil-hasil observasi untuk menghasilkan teori keilmuan.
  • Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori-teori dalam sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada sebelumnya, kemudian diperbaiki, diperluas, dan diperdalam
  • Sosiologi bersifat nonetis, artinya sosiologi tidak mempersoalkan baik-buruknya fakta, tetapi yang lebih penting adalah menjelaskan fakta tersebut secara analitis, dan apa adanya.

Perkembangan Sosiologi

Pada awal kelahirannya sosiologi merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang dikembangkan oleh Auguste Comte dari Prancis, di pertengahan abad ke-18. Auguste Comte saat itu terus berpikir bagaimana caranya memperkecil krisis sosial dan kesenjangan dalam masyarakat karena Revolusi Industri di Inggris dan Revolusi sosial di Prancis. Akhirnya Comte tiba pada kesimpulannya yaitu harus ada ilmu yang bertugas mempelajari masyarakat agar perkembangannya dapat menuju ke arah yang lebih baik.

Kemudian terlibtal buku yang berjudul Positive Philosophy yang berisi tentang pemikiran Comte. Ia menyatakan bahwa ilmu yang bertugas mempelajarai perkembangan masyarakat dan dampak yang ditimbulkan oleh perubahan sosial tersebut adalah sosiologi. Sosiologi lahir pada tahun 1842

Auguste Comte dikenal sebagai Bapak Sosiologi karena ia merupakan orang pertama yang mencetuskan istilah sosiologi. Selanjutnya, sosiologi mulai dikembangkan oleh tokoh-tokoh sosiologi yang lain yaitu Herbert Spencer, Emile Durkheim, Max Weber dan lain sebagainya.

Pada masa Herbert Spencer, ia mengembangkan sistematika penelitian masyarakat dalam bukunya yang berjudul Principles of Sociology. Pada abad ke-20 sosiologi berkembang pesat di Eropa dan Amerika Serikat. Dari Eropa, kemudian ilmu pengetahuan menyebar ke seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia

Di Indonesia pada awalnya sosiologi hanya dipelajari di tingkat perguruan tinggi sebagai ilmu pengetahuan murni, namun ketika pengetahuan mulai berkembang, sosiologi dapat diterapkan sebagai ilmu pengetahuan terapan atau praktis. Contohnya, sosiologi perkotaan yang khusus mengkaji tentang masalah-masalah yang ada di perkotaan.

Saat ini sosiologi tidak hanya diajarkan kepada para mahasiswa di perguruan tinggi, tetapi diajarkan juga di sekolah menengah pertama. Hal ini dilakukan agar para siswa dapat mengenal, menganalisis, dan memecahkan berbagai masalah sosial yang terjadi di lingkungan masyarakatnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat kekuatan-kekuatan sosial yang mempengaruhi perkembangan Sosiologi

  1. Revolusi-revolusi politis

Revolusi politis ditengarai oleh adanya revolusi Prancis yang terjadi pada tahun 1789. Dampak dari revolusi tersebut sangat besar terhadap kehidupan masyarakat. Dampak tersebut juga tidak terlepas dari adanya dampak negatif. Oleh karena itu, para tokoh sosiologi khususnya Comte, Durkheim, dan Parson mencoba untuk mengembalikan kepada keadaan yang seimbang dan tertib.

  1. Revolusi Industri dan munculnya kapitalisme

Revolusi industri terjadi di Inggris. Revolusi ini sangatlah penting. Karena akibat dari peristiwa tersebut memunculkan banyak sekali perkembangan yang saling terkait yang berpuncak pada perubahan dunia barat dari agraris menjadi sistem industri yang bersifat menyeluruh.

sumber referensi

Mulyadi dkk. 2013. Sosiologi SMA kelas X. Jakarta: Yudhistira, Buku Sosiologi untuk SMA/MA kelas X. Penerbit Erlangga.

Buku Teori Sosiologi Klasik. Penerbit Pustaka Pelajar Yogyakarta

 

Jangan Ganggu Slamet

Ibu kami sangat cantik, selalu terlihat seperti gadis. wajahnya memancarkan kedamaian, kesejukan, dan keanggunan. Dan yang terpenting ibu kami adalah segalanya, karena beliaulah yang tak pernah letih menyusui anak-anaknya, hingga anak-anaknya bisa hidup, sehat-sehat, tak kurang gizi. Oleh karena kecantikan dan kebaikannyalah banyak orang terpikat pada ibu. bahkan saat ini, ada tuan-tuan berdasi yang sangat tergila-gila pada ibu. Namun sayang, Tuan-tuan itu terkenal bengis dan kejam. Kami tak rela ibu direbut oleh mereka.

Karena perihal tuan-tuan bengis itulah, setiap hari hati kami digumuli rasa khawatir. Apalagi mendengar berita, Ibu

kami “Slamet”, akan ditelanjangi, diperkosa, lalu payudaranya akan dipotong. Jika payudara ibu telah dipotong. Kami akan menyusu pada siapa? Kami akan minum apa? minum listrik?. Kentang, jagung, kol, wortel, buncis, padi, dan lain sebagainya yang telah kami tanam, mau diairi apa ketika musim kemarau tiba? listrik?

Saya heran. Kenapa orang-orang pintar seperti tuan-tuan tadi melakukan hal sebejat itu. Apa mereka tak pernah berpikir, bahwa aksi bejatnya telah menyakiti ibu-ibu rakyat, dan telah menciptakan generasi piatu yang hidupnya penuh dengan kesengsaraan.

(Saya sepakat dengan pandangan hidup orang samin (sedulur sikep) yang pada intinya mengatakan bahwa “Hidup itu tidak perlu menjadi ”pintar”, jika pintarnya digunakan untuk membodohi orang lain”)

Catatan Si Pencari Kerja

Pencari kerja sejatinya adalah pencari tempat persembunyian uang. Namun mereka justru harus mengeluarkan uang. Contohnya pada saat pendaftaran dan pengumpulan surat lamaran pekerjaan, mereka harus mengeluarkan biaya terlebih dahulu. Baik untuk ongkos transport maupun biaya pendaftaran itu sendiri. Di sana, mereka juga harus berdesakan, kepanasan, tentunya mereka lelah, butuh makan dan minum. Setelah mengantar surat lamaran, bukan berarti urusannya sudah selesai dan langsung bekerja. Mereka harus menunggu cukup lama untuk mengetahui pengumuman apakah diterima atau ditolak.
Nah, ketika pengumuman, ternyata banyak dari mereka yang ditolak. Siapa yang tidak kecewa, sudah buang duit tapi tidak diterima.
Kebanyakan yang diterima karena bantuan dari orang dalam. Hal ini menunjukan bahwa org yg tdk diterima kerja bukan melulu karena kurang memiliki ketrampilan. Akan tetapi lebih karena adanya permainan “orang dalam” menyerupai kolusi & nepotisme. Kata penyair, Dua sejoli (korupsi & nepotisme) itu sepertinya sudah menyerupai jamur di musim semi, dimanaana tumbuh banyak sekali. Tidak hanya di lini pemerintahan, di masyarakat biasa pun ada. Mengapa? Karena sepertinya keduanya merupakan hal yang mustahil ditepiskan dari kepala-kepala penghuni negeri ini. Namun tidak bisa bisa dipungkiri. masih banyak faktor yang menyulitkan seseorang memperoleh pekerjaan. Bukan hanya disebabkan karena kolusi dan nepotisme saja. Tapi juga faktor  urbanisasi, pertumbuhan penduduk, persebaran penduduk, perkembangan teknologi, dan pendidikan. 

Melihat fenomena tersebut di atas. Pasti penguasa bisa melihat. Rakyatnya masih banyak yang kesulitan karena belum memiliki pekerjaan. Lantas, apakah para penguasa berencana menambah kesulitan lagi dengan merampas rumah-rumah rakyat?

Sudah ada ribuan rakyat yang mati. Jadi Jangan mematikan rakyat yang masih hidup. Jangan buat negeri ini dipenuhi orang mati ya?
#save_para_pencari_kerja
#save_slamet