Religi
Hijrahku dalam Berhijab
by Rafika Kusuma's World on Nov.26, 2015, under Religi
Niat diriku memakai jilbab sudah ada ketika aku duduk di bangku SMP,tapi karna mungkin waktu itu hidayah belum datang niatku masih setengah-setengah.Dalam pikiranku saat itu “Sholatku saja masih disuruh,nanti aja deh pakai jilbabnya takut dibilang kerdus”. Jadi saat itu aku memilih untuk menunda memakai jilbab sampai aku siap.
Waktu terus berjalan,sampai memasuki masa SMA tapi diriku juga belum berjilbab.Tadinya berniat masuk SMA pakai jilbab,tapi ditunda lagi niat tersebut.Tapi di masa SMA pula aku memutuskan untuk berjilbab hingga saat ini.Semua berawal dari ROHIS.Waktu itu aku ikut ekskul rohis,ketika sedang mentoring membahas tentang jilbab itu jleb banget.Aku merasa malu,malu sama teman-teman,malu sama Murabiyahku,terutama lebih malu sama Allah.
Aku baru tahu dari mentoring,ternyata berjilbab adalah sebuah kewajiban layaknya seperti sholat.Jadi tak ada tuh kalimat-kalimat yang seharusnya menyatakan “jilbabi hati dulu baru fisik”. Bahkan Allah sendiri yang memerintahkan berjilbab didalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 31 dan Al-Ahzab ayat 59.
Semakin galau aja diriku saat itu,setelah mendapatkan mentoring tentang jilbab.Aku ingin rasanya langsung berjilbab tetapi semuanya tidak mudah bagiku.Terlebih dahulu aku harus ngomong sama orang tua,beli baju lengan panjang dll nya.Ketika pergi acara rohis aku memakai jilbab,aku merasa nyaman sekali.Akhirnya terkadang aku pergi main bersama teman-teman rohisku yang lain aku memakai jilbab dan juga memakai rok.Tetapi kondisiku saat itu adalah belum berjilbab kesekolah,hanya berjilbab ketika pergi saja. Dalam hati bilang “Sampai kapan mau gini,masa sekolah ngga pakai jilbab,pergi main pakai jilbab sih ky”
Mungkin ini adalah salah satu yang dinamakan proses kali ya…
Aku mencoba menutarakan niatku berjilbab kepada mamahku,dan akhirnya mamahku mengizinkan tapi mamahku menyuruhku untuk memakai baju seragam yang lama dengan menggunakan manset.Tidak masalah bagiku,sudah dapat izin dan kemudahan untuk menggunakan jilbab saja aku sudah senang.Dan akhirnya,hari senin masuk sekolah aku memakai jilbab.Anak-anak disekolah rame komentar dan banyak juga yang ngecie-ciein -_-
Alhamdulilah tahap awal sudah terlaksana
Setelah memakai jilbab ternyata perjuanganku belum selesai,saat itu aku masih mengenakan celana jeans dan jilbabku pun belum menutupi dada.Punya rok pun cuma ada dua, warna merah dan abu-abu. Baju lengan panjangpun aku masih sedikit.Jadi saat itu kalau pakai rok harajuku warnanya nabrak-nabrak.-_- Oke kawan,lagi-lagi ini adalah sebuah proses. Aku mulai satu persatu membeli rok dan baju lengan panjang.Sudah perlahan terkumpul aku mulai mengganti kebiasaanku memakai jeans dengan memakai rok. Awalnya sih tidak terbiasa dan lumayan ribet kalau naik motor gitu.Tapi lama-kelamaan juga sudah terbiasa. Kenapa ya harus pakai rok? Kalian tahu? Karena jeans itu kan ketat jadi lekuk kakiku masih terlihat dan juga katanya aku pernah baca jeans itu tidak bagus untuk rahim seorang wanita J
Alhamdulilah tahap kedua sudah terlaksana
Sudah pakai jilbab,sudah pakai rok. Tapi masih juga belum sesuai syariat.Kira-kira kalian tahu tidak apa yang kurang? Hmm… ternyata masih kurang kaus kaki.Pakai kaos kaki juga harus? Iya harus,karena kaki juga ternyata masih aurat seorang wanita loh :’) Aurat seorang wanita itu adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan terlapak tangan.Perlahan-lahan aku juga belajar menggunakan kaus kaki.Walaupun awalnya rada sulit dan tidak nyaman tapi lama-kelamaan juga akan terbiasa.
Nah,kaus kaki sudah sekarang tinggal balik lagi kejilbabku. Ada apa lagi dengan jilbab? Kalian yang belum tahu mungkin sedikit bingung kali ya,sudah pakai jilbab masih juga bermasalah.Nah,untuk jilbab kira-kira kalian tahu apa masalahnya?
Hmm.. Jilbabku masih menerawang,belum menutup dada dan aku masih menguncir rambutku hingga menonjol. Jilbab yang sesuai syariat itu tidak menerawang,menutupi dada dan juga tidak menyerupai punuk unta.Oke awalnya lagi-lagi ini pun sulit bagiku.Agar tidak menerawang bagaimana caranya? aku harus mendouble jilbabku,karna kebanyakan jilbabku adalah bahan paris jadi harus ku double karna bahannya tipis. Emangnya ngga panas? Emangnya ngga ribet? Awalnya juga aku merasa panas dan ribet kok,tapi lagi-lagi ini adalah sebuah proses.Lama-kelamaan juga nanti akan terbiasa
Terus,tidak menyerupai punuk unta itu yang seperti apa ya?
“Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku melihat keduanya, (1) Kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi untuk mencambuk manusia (maksudnya penguasa yang dzalim) dan (2) perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, cenderung kepada kemaksiatan dan membuat orang lain juga cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang berlenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi syurga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian waktu (jaraknya jauh sekali).” (HR. Muslim dan yang lainnya).
Saat tahu hadis itu,akupun juga perlahan belajar untuk tidak menguncir rambutku tinggi-tinggi sampai membentuk menonjol seperti punuk unta.Lagi-lagi ini juga adalah proses.
Nah kawan-kawan,itulah sedikit ceritaku tentang perjalanan hijrahku untuk memakai jilbab.Sebenarnya kenyataannya tidak semudah yang aku ceritakan.Hijrah kesesuatu yang lebih baik itu tidak mudah dan juga membutuhkan proses.Jadi kita harus menghargai sebuah proses
Ketika sudah menjilbabi fisik,perlahan kita juga harus menjilbabi hati kita agar penampilan sesuai dengan akhlak kita.Cara jilbabi hati gimana? Kalau aku sendiri banyak dateng ke acara-acara seminar kemuslimahan,dateng ke kajian ilmu,ikut mabit dan lain-lain.
Disini aku hanya ingin berbagi cerita pengalamanku kepada kalian,aku juga masih banyak harus belajar dan memperbaiki diriku. Nah kawan, jadi mulai sekarang yuk jilbabi fisik dahulu kemudian kondisikan dengan menjilbabi hati perlahan-lahan
Sumber : https://duniajilbab.co.id/inspirasi-hijrah/hijrahku-dalam-berhijab/
Hijrah itu Indah
by Rafika Kusuma's World on Nov.26, 2015, under Religi
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah alaa kuuli hal, saya bukan berasal dari keluarga yang fasih dan kaffah pemahaman agamanya, jadi dari kecil keluarga saya hanya mengajarkan bahwa islam adalah shalat, baca quran, puasa, zakat, dan naik haji bagi yang mampu, pun berikut dengan ajaran-ajaran akhlakul karimah yang baik. bahkan saat saya kecil saya suka bolos ngaji gara-gara ikutan abang ketiga saya haha astagfirullah..
Hijab? mungkin hanya anjuran dalam islam aja kali ya, soalnya temen-temen saya banyak yang islam tapi ga hijab. Ibu saya pun dulu belum berjilbab tapi alhamdulillah sekarang beliau sudah berhijab walaupun kadang masih belum syar’i hehe
Saya memang sudah disuruh abang-abang saya buat berjilbab sejak SD, namun karena saya masih bisa dibilang “bebel” dan saya masih mikir “ah jilbab kan panas, ga kuat ah gerah” “ah nanti gue gabisa pake baju dress dong” subhanallah saya masih terlena dengan dunia.. padahal neraka itu lebih panas dibanding panasnya matahari..
Awal SMA saya mulai berhijab tp masih belum karna Allah tapi karena saya nazar “kalo saya masuk SMA itu saya akan berhijab”Alhamdulillah saya keterima dan memutuskan menjalanin nazar saya, karena itu niatnya memang bukan karena Allah sayapun masih “lepas pasang” hijab saya, bahkan disocial media pun saya masih memajang foto-foto sexy saya(?) ahahaha bukan sexy maksudnya mengumbar2 aurat.. 1tahun setengah saya lepas pasang hijab dan kelas 2 semester akhir saya memutuskan untuk benar2 berhijab.. etsss bukan benar2 sih hijab saya masih belum benar setidaknya saya tidak “lepas pasang” hijab lagi dan mengerti bahwa hijab saya itu bukan karena nazar ataupun orang lain tapi karen Allah.
Akhir kelas 3 saya memutuskan untuk memperbaiki hijab saya, saya mencoba berhijab syar’i.. namun itu hanya berhijab syar’i saja saya tidak memahami betul arti syar’i dan belum memahami islam dan taat kepada Allah lebih lanjut. 1 bulan saya mencoba berhijab syar’i tiba-tiba seseorang datang, seseorang yang bisa mengambil hati saya, maklum saya perempuan dan perempuan itu lemah dalam masalah hati hiks. dan saya memutuskan pacaran kembali setelah 2tahun saya menjomblo.. dan saya melepaskan hijab syar’i saya demi pacaran.. karena saya juga malu kalau pakaian saya sudah sempurna tapi saya masih pacaran:( astagfirullaah. maka sebab itu saya kembali ke hijab fashion.. hijabnya remaja-remaja sekarang.
***skip***
Setelah itu 18tahun larut dalam lalai dunia.. berzina terus.. dan sholatpun masih bolong-bolong, tadarusan jarang banget. pokoknya jauh banget lah dari Allah.. Alhamdulillah qadarallah, mungkin Allah melihat sebutir hal baik dalam diri saya, jadi Allah memberi teguran bagi saya dengan cara-Nya yang indah. mulai dari ada masalah keluarga, masalah masa depan saya, masalah dengan PATAH HATI juga yang bikin saya bener-bener “da aku mah apa atuh” Allah benar2 masih sayang sama saya, harusnya saya sadar dengan keadaan orang yang bisa membuka hati saya itu adalah ujian keistiqomahan saya namun saya buta, saya benar2 buat mata, hati, telinga semuanya sudah ditutup oleh syetan. Hingga saatnya saya merasakan patah hati yang sangat mendalam jauh disaat saya dulu merasakan patah hati, kali ini benar-benar kecewa, dan sakit hati bangetlah pokoknya. mungkin ini yang Allah rasakan ketika saya meninggalkan keistiqomahan dan menjauh dari-Nya subhanallah:(
Hati saya benar-benar hancur, saya gatau lagi apa yang harus saya lakukan dan disaat itu masalah masa depan saya muncul saya benar-benar tidak kuat saat itu namun alhamdulillah kektuk hati saya untuk kembali ke jalan-Nya, kembali mendekatinya dahulu.. dan saya menemukan satu ayat Quran “Dan hanya mengingat Allah hati menjadi tenang” (QS: Ar Rad:26). disinilah titik hijrah”>hijrah saya..
Berawal dari ketagihan shalat, karena dari shalat saya menemukan ketenangan yang luar biasa, mulai dari yang wajib hingga sunnah, hingga saya pun mulai ketagihan dengan membaca ayat-ayat Quran tiap harinya. Masya Allah rasanya adeem sekali, hati saya tenaangg.. dan perlahan-lahan hati sayapun pulih dari kata hancurnya patah hati HAHAHA. dan dari patah hatilah saya sadar.. pacaran itu ga penting sangat amat ga penting, membuat dosa malah iya, ujung-ujungnya patah hati, lagian dengan pacaran bukan berarti pacar kita itu adalah jodoh kita loh. walaupun itu adalah jodoh tapi tetep saja dimata Allah kalian telah berbuat zina.
Dan hingga akhirnya saya ikut kajian dimesjid komplek, dan disitu ustadz harry mukti menjelaskan tentang “wanita sholeha bidadari syurga” Masya Allah makin terketuk hati saya mencoba menjadi wanita-wanita sholeha dan menjadi muslimah yang lebih baik lagi. ohiya kembali kemasalah pacaran.. ustadz pun menjelaskan tentang orang2 yang melakukan zina terutama perempuan. zaman rasullulah orang-orang yang berzina ditimpuk batu berkali-kali astagfirullah, dan untuk mencium syurga pun dia tidak berhak:’) dan dosanya subhanallah ga tau deh semana:’) dan senajis-najisnya seharam-haramnya babi lebih haram dan najis orang yang berpacaran. astagfirullah ga ngerti lagi deh Allah mengampuni dosa saya kemarin atau tidak:”( (malu saya kalo ingat kemarin pas pacaran:”)
Dari proses saya belajar sendiri dan ujian-ujian yang sudah Allah kasih. saya tahu bahwa hijab itu adalah kewajiban seorang muslimah. dan lebih mengerti lagi bahwa hijab itu semestinya yang longgar dan menutupi dada, dan jangan lupa kaos kakinya. karena kaki juga termasuk aurat dengan berhijab sesuai aturan Allah saya terlihat lebih sederhana dan anggun, dan terjaga dari laki-laki brengsek. hanya laki-laki yang berkomitmen,serius,bernyali, dan mengerti agamalah yang berani mendekati kami. insya Allah. dan tidak berpacaran lagi. doakan saya agar tetap istiqomah karena iman itu terkadang naik dan turun:)
“belajarlah mencintai Allah terlebih dahulu insyaallah Allah akan mendatangkan seorang yang mencintaimu karena Allah”
Sumber : https://duniajilbab.co.id/inspirasi-hijrah/hijrah-itu-indah/