Judul : Supernova Episode: Petir
Pengarang : DEE
Penerbit : PT. Truadee Pustaka Sejati
Halaman : 225 halaman
Terbit : 2004
Cetakan : V
Kategori : Sains-Fiksi
Harga : Rp 45.000,00
- RESENSI NOVEL
Cerita awal yang ditampilkan pada bab pertama berkisah tentang dua orang laki-laki, Ruben dan Dhimas yang terlibat hubungan homoseksual. Cerita yang merupakan lanjutan dari “Supernova: Ksatria, Puteri dan Bintang” tidak perlu diceritakan karena sama sekali tidak mempengaruhi cerita “Supernova: Petir” . Jadi cerita ini hanya seperti mengingatkan pada serial Supernova sebelumnya.
Elektra, tokoh utama dalam novel ini adalah seorang gadis keturunan cina dan berumur sekitar 20 tahun. Elektra merupakan anak dari seorang ahli elektronik bernama Wijaya yang memiliki tempat servis sendiri yang bernama Wijaya Elektronik. Kakaknya bernama Watti. Entah kenapa ayah mereka memberi nama yang mirip dengan istilah dalam bidang kelistrikan.
Masa kecil kedua anak ini kurang bahagia, karena mereka tidak pernah memiliki mainan baru. Setiap mainan mereka rusak, ayah mereka selalu dapat memperbaikinya. Saat Elektra kecil ia pernah tersetrum listrik dari kabel yang tidak sengaja ia sentuh. Sementara Dedi panggilan akrab ayahnya sudah menjalin ikatan suci dengan listrik. Pernah Elektra menyentuhkan test-pen ke tubuh Dedi dan ajaibnya dapat menyala. Hal ini mulai terjadi saat ia tersetrum listrik tiga fasa dari kabel telanjang yang tersentuh olehnya, ia pingsan, hebatnya ia dapat sadar dengan selamat.
Elektra kecil sangat senang menonton kilatan petir dan ia sering menari-nari dibawah hujan saat petir manggelegar. Karena kejadain itu Watti menyuruh Elektra ke Gereja untuk disucikan dan dibebaskan dari pengaruh roh jahat. Dan alhasil usahanya tidak berhasil dan Elektra malah semakin penasaran dengan keanehan dalam dirinya.
Namun, tak disangka Dedi kena Stroke dan menginggal dengan seketika. Dan Elektra adalah orang yang paling shock. Setelah Dedi menginggal akhirnya Watti menikah dengan Kang Atam, dokter lulusan Universitas Pajajaran dan pindah ke Tembagapura. Dan sebelum Dedi meninggal Watti sempat meminta izin untuk pindah ke agama Islam.
Hari-hari terasa sepi bagi Elektra, karena ia tinggal di rumah besarnya yang bernama Eleanor. Dan pada suatu ketika hujan turun sangat dahsat serta petir menyambar-nyambat dan entah kenapa ia keluar dan bermandikan hujan, ia menari-nari dan tidak beberapa lama petir menyambar pucuk pohon asam di pojok rumah. Dan apakah itu tatian memanggil petir dari alam bawah sadar ? itu lah pertanyaan Elektra.
Ia juga pernah dikirimi surat dari STIGAN (Sekolah Tinggi Ilmu gaib Nasional) dan mengajaknya menjadi Asisten Dosen di Universitas tersebut. Elektra sangat bingung kemudian mendatangi dukun sakti untuk meminta perlindungan tetapi sang dukun sakti tersebut malah akan melakukan hal seronok padanya, kemudian Elektra mencegahnya dan memegang pundak sang dukun dan tiba-tiba sang dukun pingsan seperti tersetrum listrik. Dan setelah diselidiki lebih lanjut STIGAN hanyalah mainan orang iseng yang ingin menakuti orang lain.
Hari-hari selanjutnya ia merapikan seluruh rumahnya dan menemukan suasana yang tidak pernah ia temukan selama bertahun-tahun. Suatu ketika ia bertemu dengan teman SMA-nya yang memiliki warnet. Lalu ia diajarkan menggunkan internet. Dan ajaibnya ia seperti menemukan kehidupan baru semenjak kenal internet. Hari-harinya dipenuhi dengan internet. Ia seperti kecanduan pada interner. Dan pada puncaknya ia sakit karena kelelahan dan ia tak dapat bengun dari tempat tidurnya selama beberapa hari. Lalu datanglah seorang wanita yang bernama Ibu Sati, ia adalah pemilik toko yang menjual perlengkapan pemujaan. Ibu Sati mengajarkan berbagai hal dan ia juga yang menyarankan Elektra untuk mempunyai komputer sendiri
Akhirnya Elektra bersama Kewoy (penjaga warnet temannya) pergi ke pameran untuk membeli komputer dan diluar rencana, Elektra malah tertarik dengan komputer super canggih seharga Rp. 17 juta dan akhirnya Elektra membeli komputer super canggih tersebut. Tak beberapa lama ia memiliki benda tersebut, Ibu Sati menyarankannya untuk mendirikan warnet. Saat Elektra dan Kewoy mulai menjalankan niat mereka tersebut akhirnya ia bertemu dengan seorang maniak internet. Namanya Toni biada disapa Mpret. Ia telah berhasil membuat 12 Virus dan menyadap Internet Banking beberapa Bank.
Kesepakatan bisnis terlaksana mereka mulai menyulap Eleanor menjadi Warnet, Rental PS, Distro, Home theater dan tentu saja tak lupa warung nasi goreng yang penjualnya bernama Mas Yono. Sebulan bangunan tersebut selesai selanjutnya mereka mencari nama yang cocok, setelah berdiskusi banyak akhirnya munculah sebuah nama ELEKTRA POP.
Berbulan-bulan usaha warnet itu berjalan dan memberikan keuntungan yang cukup besar, warnet itu tidak pernah “mati”, 24 jam sehari selalu ramai dikunjungi pengunjung.
Tak disangka, pada suatu ketika Elektra terserang penyakit aneh yang apabila ia ingin pergi ke dokter penyakit itu sembuh dan sebaliknya kitika ia mulai duduk di belakang komputernya penyakit itu kambuh lagi. Akhirnya 4 orang temannya, Kewoy, Mpret, Mi’un dan Mas Yono berini siatif untuk membawanya ke rumah sakit secara diam-diam dan tak disangka-sangka saat mereka sakan membawanya “DAR” mereka terlempar karena listrik dari tubuh Elektra.
Akhirnya Ibu Sati datang dan memberi wejangan pada Elektra dan kontan saja suasana Eleanor menjadi ricuh. Lalu Ibu sati membawa Elektra ke ruangan Home Theater yang kosong dan mereka berbicara empat mata. Di situ Ibu Sati memberitahu kalau Elektra memiliki kemampuan yang luar biasa. Maka mulai saat itu Elektra dilatih agar bisa mengendalikan kekuatannya. Setelah ia dapat mengendalikan kekuatannya maka ia mendirikan “Klinik Elektrik” di ruang rental PS-nya. Dan tak disangka orang yang datang untuk berobat banyak.
Konflik terjadi saat Mpret tidak setuju untuk membuat “Klinik Elektrik” di rental PS-nya. Kemampuan Elektra semakin berkembang, hanya dengan menyentuk tangan lawan bicaranya ia dapat membaca pikirannya dan dapat menggerakkan sendok tanpa disentuh.
Setelah Lebaran, setelah warnet beristirahat setelah berkerja full mereka kedatangan tamu, sepupunya Mpret yaitu “BONG” dan selanjutkan tidak dijelaskan apa yang terjadi antara Bong dan Elektra serta Mpret.
- KELEBIHAN NOVEL
Supernova: Petir adalah novel yang patut untuk dibaca karena dikemas dalam cerita yang segar dan banyak terdapat ilmu tambahan tentang Petir dan listrik. Serta novel ini baik untuk dibaca semua umur karena dapar mengembangkan kemampuan berimaginasi dan membuat kata-kata kiasan yang indah.
- KEKURANGAN NOVEL
Kekurangan dari novel ini adalah cerita yang tidak selesai. Tidak dijelaskan apa yang terjadi dengan Elektra selanjutnya, akan kemanakah cerita ini dibawa kita hanya bisa menunggu serial ke-4 yaitu “Supernova: Partikel dan Gelombang” yang akan terbit. Terkadang ada cerita yang hanya lewat dan tidak dijelaskan lagi, seperti Watti dan suaminya.
- UNSUR – UNSUR INTRINSIK NOVEL
- Alur Cerita
Alur cerita dalam novel ini adalah alur flashback/campuran hal ini terlihat dari plot waktunya yang melompat diawali dari tahun 2003, kemudian mundur ke belakang dari awal 2001. Dari sinilah kemudian alur berubah menjadi alur maju, karena runtut dari tahun 2001 sampai tahun 2003.
- Tema Cerita
Novel ini menceritakan tentang seorang gadis yang mempunyai kekuatan unik dalam dirinya yang tak pernah ia sadari sebelumnya
- Tokoh dan Penokohan
- Dimas
Suka ngambek. Hal ini terlihat dalam petikan “Ia tahu kalimat itu percuma. Dimas akan berjalan masuk ke kamarnya, menutup pintu. Tidak keluar sampai pagi, kecuali kalau ada kebakaran”
- Reuben
Pelupa. Hal ini dibuktikan dalam petikan berikut “Rauben menutup mata, frustasi. Kenapa ia selalu lupa? Kenapa tidak pernah bisa ingat? Bukan hari ini saja”.
- Elektra
- Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut “Aku, si Bungsu Pemalas yang jarang punya aksi”
- Tidak jujur/pandai menyimpan rahasia. Ini terbukti ketika dia mendapati Watti sehabis melakukan hubungan seksual, namun dia tak mengatakan apa-apa
- Hal ini terjadi ketika dia meletakkan taspen di dalam peti mati ayahnya. Sikap irasional ini juga dia tunjukkan ketika dia melamat pekeraa di STIGAN.
- Hal ini terlihat dari sikapnya ketika membebaskan kakaknya menentukan agama pilihan.
- Mandiri dan tabah. Hal ini terlihat dari kutipan “Betapa kerennya konsep ini nanti: Elektra, si gadis sebatang kara, mandiri dan tabah mengarungi hidup, tinggal di rumah besar dan cantik berlokasi strategis”.
- Hal ini dibuktikan ketika dia mengurus masalah lamaran pekerjaan ke STIGAN, dia memiliki beberapa rencana, ketika satu rencana gagal, maka dia akan melakukan rencana yang lain.
- Hal ini terlihat dari sikapnya terhadap pasiennya, sekaligus ketika dia menghadapi permasalahan Kewoy
- Watti
- Hal ini dibuktikan dalam kutipan “Watti, si Sulung Hiperaktif yang selalu beraksi”
- Hal ini terlihat ketika Watti mulai suka berdandan di usia yang masih sangat remaja
- Hal ini dibuktikan ketika Watti sudah melakukan hubungan seksual dengan pacarnya di kelas 2 SMA
- Teguh dan mau mengambil sikap. Ini terlihat ketika dia mau untuk memutuskan menikah dan pindah agama, sekalipun sebelumnya dia adalah pemeluk Kristen yang teguh, dia kemudian juga mau untuk belajar mengaji.
- Hal ini tercermin, sekalipun dia sudah pindah agama, dia berjanji setiap Natal tiba masih akan mengunjungi adiknya
- Tukang pamer. Hal ini terdapat dalam kutipan “Kalalu kalian kenal Watti seperti aku, tentu tahu bahwa niat baiknya itu seiring sejalan dengan niat pamernya kalau sekarang ia punya duit”.
- Hal ini dibuktikan dalam kutipan “Tak sampai sepuluh detik, tahu-tahu Watti seseunggukan. Dan selama sejam ke depan, aku mendengarkan kakakku menangis dan mengeluh…”
- Bu Sati
- Hal ini terlihat dari kutipan berikut “Seorang ibu gemuk berumur 40-an tahun berwajah hangat tersenyum lebar kepadaku”
- Ini dibuktikan ketika wanita itu mengaku membuat sendiri sandal manik-maniknya.
- Suka menolong. Hal ini terbukti ketika dia tidak mau dibayar ketika mengajari Ektra meditasi, karena baginya sudah merupakan kewajiban menolong orang lain.
- Sensitif/punya kepekaan. Hal ini dibuktikan ketika dia tahu Ektra sedang sakit, meskipun dia tidak berada di tempat Ektra.
- Hal ini terdapat dalam kutipan berikut “Sosok beliau yang tidak biasa, penampilan luarnya yang sangat India dan pembawaan dalam yang sangat berkharisma, memperhebat kasak kusuk di antara mereka berempat”
- Hal ini terihat dari petuah-petuah yang dia berikan kepada Ektra.
- Mpret
- Hal ini dibuktikan dalam petikan “Barangkali karena semangat hidupnya yang menyala-nyala, atau kegilaannya pada dunia digital yang tidak kepalang tanggung…”
- Hal ini dibuktikan dengan petikan “Ia orang yang paling menyenangkan sesudah Srimulat, tetapi begitu bicara bisnis, rasanya lebih baik mengobrol dengan nyamuk”. Karena sikapnya yang menyenangkan ini juga, maka dia memiliki jaringan yang sangat luas untuk membantu segala bentuk bisnisnya.
- Sederhana dan efektif. Hal ini terdapat dalam kutipan “Aku suka gaya bisnisnya yang sederhana, tetapi efektif”
- Hal ini dibuktikan dengan cara kerjanya yang out of the box, dia memiliki banyak konsep menarik dan mau menggandeng orang-orang untuk bekerja sama.
- Kewoy
- Suka menolong. Hal ini terlihat ketika dia mendampingi Ektra
- Baik hati/protektif. Hal ini dibuktikan ketika Ektra sudah tertarik untuk membeli produk baru, maka Kewoy segera mengingatkan tentang keterbatasan budget yang mereka miliki.
- Hal ini tergambar dalam petikan “Aku tidak tahu kalau Kewoy ternyata mengidap homophobic, ketakutan berlebihan kepada kaum homoseksual”.
- Hal ini dibuktikan, ketika dia tidak berani mengutarakan keinginannya untuk pulang, hanya karena takut tak mendapatkan izin dari Ektra.
- Latar
- Latar Tempat
- Hal ini dibuktikan dengan petikan berikut: Pria itu mendongak. Ada ribuan pilihan tempat untuk makan siang di Kota Jakarta, tetapi ia selalu memilih makan sushi di tempat sama, ….”
- Hal ini terdapat dalam kutipan “Tinggal di Bandung membuat namaku tidak indah”
- Buah Batu: hal ini dibuktikan pada petikan berikut “Sejak dulu, ada satu rumah di daerah Buah Batu yang aku curigai sebagai rumah nenek sihir”
- Latar Waktu
- Hal ini dibuktikan dalam tahun yang menunjukkan waktu dalam sub judul
- Hal ini terlihat dari kode waktu yang ditunjukkan dalam subjudul Bandung
- Hal ini terdapat pada subjudul waktu pada halaman 176
- Hal ini terdapat pada subjudul waktu pada halaman 260
- Latar Sosial
Latar sosial yang melatari novel ini adalah kehidupan masyarakat muda kota, yang mencoba mengkorelasikan antara aspek spiritisme muda sekaligus spiritual kebatinan.
- UNSUR – UNSUR EKSTRINSIK
- RIWAYAT PENGARANG
Dewi Lestari Simangunsong yang akrab dipanggil Dee ( lahir di Bandung, Jawa Barat, 20 Januari 1976; umur 36 tahun) adalah seorang penulis dan penyanyi asal Indonesia. Dee pertama kali dikenal masyarakat sebagai anggota trio vocal Rida Sita Dewi. Ia merupakan alumnus SMA Negeri 2 Bandung dan lulusan Universitas Oarahyangan, jurusan Hubungan Internasional. Sejak menerbitkan novel Supernova yang popular pada tahun 2001, ia kemudian dikenal luas sebagai novelis.
Sukses dengan novel pertamanya yang berjudul “Supernova; Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh”, Dee meluncurkan novel keduanya, Supernova Dua berjudul “Akar” pada 16 Oktober 2002. Novel ini sempat mengundang kontroversi karena dianggap melecehkan umat Hindu. Umat Hindu menolak dicantumkannya lambing OMKARA/AUM yang merupakan aksara suci BRAHMAN Tuhan Yang Maha Esa dalam Hindu sebagai cover dalam bukunya. Akhirnya disepakati bahwa lambing OMKARA tidak akan ditampilkan lagi pada cetakan kedua dan seterusnya.
- NILAI – NILAI YANG TERKANDUNG
- Nilai pendidikan
hal ini tercermin dalam petikan :
- “Lalu ia diajarkan menggunkan internet….”
- “Ibu Sati mengajarkan berbagai hal dan…..”
- “Elektra dilatih agar bisa mengendalikan kekuatannya…”
- Nilai Moral
Hal ini tercermin dalam petikan :
- “Ruben dan Dhimas yang terlibat hubungan homoseksual….”
- “tetapi sang dukun sakti tersebut malah akan melakukan hal seronok padanya….”
- Nilai Agama
Hal ini tercermin dalam petikan :
- “Dan sebelum Dedi meninggal Watti sempat meminta izin untuk pindah ke agama Islam.”
- “Elektra sangat bingung kemudian mendatangi dukun sakti untuk meminta perlindungan…..”
- Nilai Sosial
Hal ini tercermi dalam petikan :
- “Kesepakatan bisnis terlaksana mereka mulai menyulap Eleanor menjadi Warnet, Rental PS, Distro, Home theater dan tentu saja tak lupa warung nasi goreng yang penjualnya bernama Mas Yo.”
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”