Arachis Pantoi yang bermekaran di pagi hari di area UNNES

Arachis Pantoi yang bermekaran di pagi hari di area UNNES

ara arachis aku arachis akuu

Jika Anda warga UNNES tentunya sudah tidak asing lagi dengan bunga kecil ini. Biasanya disebut dengan bunga kacang-kacangan, kacang hias, atau kacang pinto (pertama kali saya justru mengira ini tanaman kacang tanah, Arachis hypogaea). Bentuknya kecil dan berwarna kuning cerah. Sangat menyegarkan mata saat mekar.

Kemarin, ketika saya akan mengikuti kuliah umum di auditorium kebetulan melintas di jalan area FBS. Saya mendadak terpesona dengan bunga imut nan indah ini. Saya melintas sekitar pukul 07.30 WIB, sedang cantik-cantiknya bunga ini merekah sontak saya langsung memotretnya dengan kamera ponsel saya. Hasilnya lumayan lah, tidak terlalu memalukan.

Untuk lebih mengenal bunga ini, mari kita lihat profilnya.

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Trakheobionta

Super Divisi: Spermatophyta

Divisi: Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Arachis

Spesies : Arachis pintoi Krapov & W.C Greg

Nah, si arachis pintoi ini banya ditanam di area UNNES. Kalau Anda perhatikan pasti banyak arachis pintoi yang berpose di tepian jalan menghiasi kampus kita.

Arachis pintoi berasal dari daerah vegetasi Cerrado di Brasil dan banyak tumbuh di Sao Fransisco dan sepanjang sungai Jequitinhonha. Diberi nama Arachis Pintoi oleh seorang botanis asal Brasil, Simbah Geraldo Pinto.

Sekian ulasan singkat saya mengenai si cantik nan imut Arachis Pintoi. Semoga bisa menambah pengetahuan kita.

anakperubahan.com

anakperubahan.com

Kantin kejujuran adalah salah satu sarana mahasiswa untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan dan untuk menambah pendapatan. Mahasiswa menjual suatu produk yang diletakkan di area-area tertentu yang memungkinkan mahasiswa lain membeli dengan leluasa. Pembeli diberi kebebasan untuk mengambil sendiri barang dagangan yang ingin dibeli, begitu juga dengan pembayaran, pembeli melakukan pembayaran secara mandiri dengan meletakkan uang di tempat yang telah disediakan tanpa pengawasan atau control dari penjual. Bahkan saat pembeli mengambil uang kembalian pun mereka menghitung dan mengambil sendiri uang tersebut.

Secara normative, kantin kejujuran ini sangat bagus untuk melatih kejujuran para mahasiswa di lingkungan kampus dan juga sangat menguntungkan pihak penjual. Penjual tidak perlu menunggu setiap saat di tempat barang dagangannya dijual, bahkan penjual bisa melakukan aktivitas lainnya tanpa sibuk melayani pembeli. Penjual tidak perlu repot melayani kembalian uang dan hanya perlu mengambil uang saat ia mengambil wadah dagangannya di akhir hari.

Namun, apa yang jadinya apabila kenyataan yang ada tidak sesuai dengan harapan? Misal, tidak semua pembeli jujur membayar barang dagangan yang dibeli, atau yang lebih buruk yaitu ada orang-orang tertentu yang dengan sengaja mengambil uang hasil penjualan barang dagangan yang ada?

Pada situasi seperti ini, kantin kejujuran justru akan menjadi ladang criminal di area terpelajar. Esensi dari kantin kejujuran akan hilang karena pada hakekatnya kantin ini sebagai wadah untuk melatih karakter kita terutama kejujuran.

Seperti hal nya kasus kehilangan uang yang terjadi di kantin kejujuran di area Fakultas Ekonomi. Banyak mahasiswa yang mengeluhkan mengalami kehilangan uang penjualannya bahkan ada yang sampai lebih dari 80%. Seperti yang dialami saudari Malikhatun Dayyanah, mahasiswi prodi akuntansi semester pertama ini pada hari rabu, (04/11) hanya mendapati uang sejumlah Rp 8.000,- dari jumlah yang seharusnya Rp 48.000,- di dalam wadahnya. Padahal barang dagangannya telah ludes tak tersisa. Ia juga menambahkan bahwa yang mengalami kehilangan tidak hanya dirinya seorang, banyak pula mahasiswa lain yang kehilangan uang dengan jumlah yang lebih banyak di area tersebut. Hal ini jelas sangat merugikan penjual karena harga pokok penjualan pun tidak tertutup, lalu bagaimana dengan kelanjutan usaha mereka.

Kejadian seperti ini tidak terjadi satu atau dua kali, tidak hanya dialami oleh satu atau dua penjual dan hamper terjadi di setiap fakultas, maka dari itu sudah sewajarnya kita lebih waspada dan kalau perlu menyelidiki kasus ini sampai tuntas supaya kriminalitas dalam kampus terutama kaitannya dengan kantin kejujuran dapat menemukan titik terang dan dapat terselesaikan. Mulai lah dari dalam diri kita, tanamkan sifat jujur dalam segala hal. Jadikan karakter ini seperti nafas kita yang tidak mungkin kita lupakan atau pun ditinggalkan. Dengan melakukan hal kecil ini, semoga kejujuran senantiasa ada di kantin kejujuran.

salmanitb.com

salmanitb.com

 

Nilai sekolah menjadi salah satu tolak ukur bagi para orang tua untuk menilai tingkat kecerdasan anak-anaknya. Seorang anak dianggap cerdas apabila ia mendapatkan peringkat atas di kelas atau setidaknya mendapat nilai yang bagus. Anggapan ini telah melekat hampir di semua benak orang tua. Para orang tua cenderung hanya memberikan respon positif jika sang anak mendapat nilai baik, lalu bagaimana jika sang anak mendapat nilai yang rendah? Kebanyakan dari orang tua menampakkan rasa kecewa mereka dengan memarahi anak-anak mereka. Yang lebih ekstrem lagi adalah kekerasan secara fisik. Orang tua tak menyadari betapa signifikannya dampak yang ditimbulkan dengan bersikap kasar terhadap anak ini. Kemudian, dampak negatif apa saja kah yang mungkin terjadi atas respon negatif orang tua tersebut? Berikut beberapa dampak yang mungkin terjadi:

  1. Secara psikologis, anak akan merasa tertekan
  2. Merasa tak percaya diri
  3. Timbul rasa marah atau benci terhadap orang tua
  4. Berisiko menyebabkan trauma
  5. Semangat belajar menjadi berkurang

Yang perlu orang tua ketahui secara saksama ialah nilai akademik anak di sekolah bukan lah cerminan kemampuan anak yang sesungguhnya. Setiap anak mempunyai potensi diri yang berbeda-beda yang tentunya tidak bisa diukur dengan nilai atau angka. Bisa jadi anak yang memiliki peringkat terendah di kelas justru memiliki peluang sukses lebih tinggi daripada anak yang mendapatkan peringkat pertama. Atau bahkan anak yang mendapat nilai 2 di matematika ternyata memiliki bakat kesenian yang luar biasa.

Lantas, apa saja manfaat respon positif orang tua terhadap nilai akademik anak?

  1. Meningkatkan rasa percaya diri anak
  2. Menambah rasa semangat belajar anak
  3. Anak merasa sangat disayangi dan dihargai
  4. Hubungan antara orang tua dan anak semakin harmonis
  5. Memicu anak untuk berprestasi
  6. Dan masih banyak manfaat lainnya.

Oleh karena itu, para orang tua hendaknya sadar dan memerhatikan sikap dan respon mereka terhadap anak-anaknya, entah mengenai nilai akademik di sekolah atau pun hal-hal lainnya. Satu kata kasar saja yang terlontar dari orang tua, boleh jadi meninggalkan luka di hati sang buah hati.

kopma.unnes.ac.id

kopma.unnes.ac.id

 

Seperti yang kita tahu bahwa kampus kita, Universitas Negeri Semarang ada satu-satunya kampus konservasi di Indonesia. Sebagai kampus konservasi, seyogyanya kita memberikan teladan bagi kampus-kampus lainnya.

Sebelum itu, mari kita ketahui terlebih dahulu apa makna konservasi.

Menurut buku pendidikan Konservasi karya Dr. Puji Hardati, M.Si., dkk tahun 2015, konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan dengan tetap memerhatikan manfaat yang dapat diperoleh dari lingkungan. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi. Konservasi dalam pengertian sekarang sering diterjemahkan sebagai “the wise use of nature resources” (pemanfaatan SDA secara bijaksana).

Itu merupakan gambaran konservasi secara sempit. Secara luas, konservasi bisa mencakup konservasi nilai, sumber daya, arsitektur hijau, transportasi internal, serta pengelolaan limbah dan nirkertas. Di kampus konservasi ini, ada banyak event yang diselenggarakan yang bertemakan konservasi selain sebagai mata kuliah umum. Event-event yang diselenggarak tentunya memiliki tujuan pembelajaran yang mulia untuk para warga Unnes terlebih para mahasiswanya. Sebagai contoh senam konservasi. Dalam acara ini mahasiswa terutama diajak untuk berolah raga sekaligus mencintai nilai-nilai budaya yang diselipkan di acara ini.

Unnes telah menjadi rumah ilmu bagi ribuan manusia di dalamnya. Dengan hal ini tentunya Unnes memberikan pengaru yang sangat signifikan.

Unnes adalah rumah tempat kita belajar bagaimana menjadi manusia yang hidup tidak hanya sebagai manusia yang memanfaatkan dan menghabiskan sumber daya, tetapi mengajak kita untuk melestarikannya pula. Memaknai hidup dengan cara yang lebih berarti dengan memberikan manfaat tidak hanya kepada sesama manusia tetapi juga makhluk hidup lain di bumi.

Unnes telah mengajak kita menjadi manusia yang lebih bersyukur dan tidak serakah terhadap sumber daya yang ada utamanya. Dan yang perlu kita ingat kembali, terlebih yang merupakan umat muslim, kita, manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi, sebagai pemimpin, sebagai makhluk yang memanfaatkan sumber daya yang ada dan bukan sebagai perusak bumi. Maka sudah merupakan kewajiban bagi kita semua untuk menjaga bumi kita yang semakin tua ini.

Kegiatan-kegiatan ini lah yang akan memicu prestasi kita. Prestasi bukan hanya mendapat nilai bagus, IPK cumlaude, atau menjadi juara suatu ajang perlombaan. Prestasi adalah ketika kita dapat memberikan manfaat kepada makhluk di sekitar kita. Untuk apa mendapat IPK tinggi jika pengimplementasiannya dalam kehidupan kurang atau bahkan nihil. Jika belum bisa memberikan manfaat bagi makhluk lain setidaknya kita bisa memberi manfaat terhadap diri sendiri mulai dari hal terkecil.

Dan yang lebih penting dari itu, jangan jadikan konservasi sebagai slogan belaka, namun tanamkan lah nilai konservasi itu di dalam benak hati kita sehingga di mana pun kita berada kita akan menerapkan nilai-nilai konservasi sebagai ilmu yang telah kita dapatkan di rumah ilmu kita, Universitas Negeri Semarang.

“Konservasi bukan lah slogan, tapi tindakan.”

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.


Skip to toolbar