anakperubahan.com

anakperubahan.com

Kantin kejujuran adalah salah satu sarana mahasiswa untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan dan untuk menambah pendapatan. Mahasiswa menjual suatu produk yang diletakkan di area-area tertentu yang memungkinkan mahasiswa lain membeli dengan leluasa. Pembeli diberi kebebasan untuk mengambil sendiri barang dagangan yang ingin dibeli, begitu juga dengan pembayaran, pembeli melakukan pembayaran secara mandiri dengan meletakkan uang di tempat yang telah disediakan tanpa pengawasan atau control dari penjual. Bahkan saat pembeli mengambil uang kembalian pun mereka menghitung dan mengambil sendiri uang tersebut.

Secara normative, kantin kejujuran ini sangat bagus untuk melatih kejujuran para mahasiswa di lingkungan kampus dan juga sangat menguntungkan pihak penjual. Penjual tidak perlu menunggu setiap saat di tempat barang dagangannya dijual, bahkan penjual bisa melakukan aktivitas lainnya tanpa sibuk melayani pembeli. Penjual tidak perlu repot melayani kembalian uang dan hanya perlu mengambil uang saat ia mengambil wadah dagangannya di akhir hari.

Namun, apa yang jadinya apabila kenyataan yang ada tidak sesuai dengan harapan? Misal, tidak semua pembeli jujur membayar barang dagangan yang dibeli, atau yang lebih buruk yaitu ada orang-orang tertentu yang dengan sengaja mengambil uang hasil penjualan barang dagangan yang ada?

Pada situasi seperti ini, kantin kejujuran justru akan menjadi ladang criminal di area terpelajar. Esensi dari kantin kejujuran akan hilang karena pada hakekatnya kantin ini sebagai wadah untuk melatih karakter kita terutama kejujuran.

Seperti hal nya kasus kehilangan uang yang terjadi di kantin kejujuran di area Fakultas Ekonomi. Banyak mahasiswa yang mengeluhkan mengalami kehilangan uang penjualannya bahkan ada yang sampai lebih dari 80%. Seperti yang dialami saudari Malikhatun Dayyanah, mahasiswi prodi akuntansi semester pertama ini pada hari rabu, (04/11) hanya mendapati uang sejumlah Rp 8.000,- dari jumlah yang seharusnya Rp 48.000,- di dalam wadahnya. Padahal barang dagangannya telah ludes tak tersisa. Ia juga menambahkan bahwa yang mengalami kehilangan tidak hanya dirinya seorang, banyak pula mahasiswa lain yang kehilangan uang dengan jumlah yang lebih banyak di area tersebut. Hal ini jelas sangat merugikan penjual karena harga pokok penjualan pun tidak tertutup, lalu bagaimana dengan kelanjutan usaha mereka.

Kejadian seperti ini tidak terjadi satu atau dua kali, tidak hanya dialami oleh satu atau dua penjual dan hamper terjadi di setiap fakultas, maka dari itu sudah sewajarnya kita lebih waspada dan kalau perlu menyelidiki kasus ini sampai tuntas supaya kriminalitas dalam kampus terutama kaitannya dengan kantin kejujuran dapat menemukan titik terang dan dapat terselesaikan. Mulai lah dari dalam diri kita, tanamkan sifat jujur dalam segala hal. Jadikan karakter ini seperti nafas kita yang tidak mungkin kita lupakan atau pun ditinggalkan. Dengan melakukan hal kecil ini, semoga kejujuran senantiasa ada di kantin kejujuran.

Leave a Reply


Skip to toolbar