pesta baratan

Posted by: rena yuliantika shora in Uncategorized No Comments »

index

salah satu tradisi masyarakat jepara yang berkaitan dengan Ratu Kalinyamat adalah pesta baratan. pesta baratan ini dilaksanakan pada tanggal 15 sya’ban tepatnya pada malam nisfu sya’ban. baratan berasal dari kata bahasa Arab yaitu baraah yang berarti keselamatan atau barokah yang berarti keberkahan. biasanya pada acara ini masyarakat setempat membuat makanan yang terbuat dari ketan yang ditumbuk yaitu puli dan memasang lampion pada masing-masing rumah. puli ini biasanya menjadi pendamping saat kita berdo’a di musholla/masjid. setelah berdo’a acara dilanjutkan dengan arak”an ratu kalinyamat yang diadakan di desa purwogondo kecamatan kalinyamatan pada pukul 20.00 dan biasanya selesai pada jam 22.00.

sumber gambar https://ticjepara.com/?paged=32

horog-horog

Posted by: rena yuliantika shora in Uncategorized No Comments »

horoghorog

Tahukah kalian apa itu horog-horog?

horog-horog adalah makanan khas dari Jepara. Jepara tidak hanya terkenal dengan ukirannya saja tetapi juga makanan khasnya. salah satunya adalah horog-horog.  makanan yang terbuat dari tepung pohon aren ini paling cocok dimakan dengan bakso dan juga pecel. selain itu juga, horog-horog juga dimakan kikil, soto, petis dan juga gulai. biasanya horog-horog dibungkus dengan daun jati agar tidak cepat membusuk karena horog-horog ini biasanya hanya tahan 2 hari.

ayo bagi kawan-kawan kalau berkunjung ke jepara jangan lupa mencicipi makanan yang satu ini ya…… 😀

dijamin puas dan harganya juga sangat terjangkau…. 😀

selamat mencicipi…. ^_^

sumber gambar https://2252yous.wordpress.com/2012/07/19/horog-horog-makanan-khas-jepara/

Aktivis Akademisi

Posted by: rena yuliantika shora in Uncategorized No Comments »

Aktivis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita) yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan di organisasinya. Banyak juga orang yang salah mengartikan aktivis sebagai orang yang kerjanya ikut organisasi sana-sini, menentang penguasa, melakukan demonstrasi yang cenderung anarkis dan mereka berpikir bahwa aktivis mahasiswa identik dengan jarang kuliah, ipk rendah, sosok yang kritis dan mikirnya politik serta telat lulus.

Namun, jika kita pikirkan lebih lanjut, muncul sebuah pertanyaan apakah setiap orang yang menjadi aktivis pasti identik dengan hal-hal di atas? Padahal yang disebut tadi adalah sebuah pilihan pribadi bukan konsekuensi logis menjadi aktivis. Banyak juga aktivis yang rapi, lulus tepat waktu, nilai yang memuaskan bahkan banyak juga yang cum laude.

Aktivis adalah seseorang yang mengabdikan hidup, fikiran, dan tenaganya untuk masyarakat. Hal ini sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi yang ketiga. Seorang aktivis adalah orang yang membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi masyarakat. Jadi, seorang aktivis adalah orang yang mulia dimata Tuhan dan masyarakat itu sendiri. Dengan membumi ke masyarakat dan atau melakukan hal positif untuk memelopori suatu perubahan ke arah yang lebih baik di tubuh masyarakat, maka itulah aktivis mahasiswa. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu seorang aktivis tidak mencari keuntungan. Aktivis selalu bergerak, selau berinteraksi. Konsekuensinya, jaringan luas dan soft skill jelas terasah. Karena bernaung dalam suatu wadah, aktivis juga punya kemampuan untuk manajemen organisasi.

Menjadi mahasiswa aktivis akademisi memang menjadi idaman dari semua mahasiswa. Dan itu tidak dilarang. Maksudnya apa? Bahwa menjadi mahaiswa idaman adalah cita-cita yang harus ditanamkan oleh semua mahasiswa, karena ia nanti tidak hidup di satu lingkungan saja, tetapi mereka akan hidup di banyak lingkungan, yang tidak sama persis di bangku perkuliahan. Mereka akan menghadapi lingkungan yang berbeda sekali dengan bangku perkuliahan. Untuk itu, di organisasi dilatih untuk mengenal lingkungan yang sebenarnya. Sebagai aktivis kita juga dituntut untuk selalu belajar. Tidak hanya belajar berorganisasi yang dipentingkan tetapi juga belajar materi kuliah yang kita ambil karena pendidikan adalah tri dharma perguruan tinggi yang pertama.

Mahasiswa aktivis akademisi adalah mahasiswa yang hebat dan sukses. Mereka tidak hanya sukses berorganisasi tetapi juga sukses mendapatkan prestasi yang membanggakan. Jadi, salah besar jika ada orang yang menganggap aktivis itu tidak bisa berprestasi. Justru mereka dikatakan hebat, mengapa? Karena mereka bisa membagi waktu dengan efektif dan mempunyai disiplin waktu yang bagus. Mereka bisa menyamai mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang kuliah pulang) bahkan bisa mengunggulinya. Mahasiswa kupu-kupu hanya mendapatkan ilmu dari materi kuliah yang mereka ambil. Tetapi, mahasiswa aktivis akademisi selain mendapatkan ilmu dari materi kuliah yang mereka ambil juga mendapatkan ilmu dari berorganisasi sehingga mereka lebih siap terjun ke masyarakat. Mahasiswa aktivis menjadi hambar jika tidak dibarengi dengan prestasi akademik yang bagus dan mahasiswa akademisi menjadi tidak lengkap jika tidak dibarengi dengan softskill yang bagus melalui organisasi. Jadi,mahasiswa aktivis dan akademisi adalah satu paket penting yang harus dimiliki setiap mahasiswa.

Menjadi mahasiswa aktivis akademisi mempunyai banyak keuntungan. Dengan menjadi aktivis, kita bisa mengembangkan diri dan mengasah keterampilan. Untuk menghadapi tantangan dunia kerja saat sekarang ini, keterampilan mendapat porsi utama yang harus dimiliki pelamar. Seperti kepemimpinan, mahir berbicara di depan umum, team work, kepercayaan diri, mengorganisasi rapat, dan masih banyak lagi. Sedangkan syarat lain yang tak kalah penting adalah mendapatkan prestasi akademik yang bagus dengan cara belajar bersungguh-sungguh karena itu adalah cara kita untuk mendapatkan ipk yang tinggi sebagai salah satu syarat melamar pekerjaan. Jadi, kita tetap bisa berprestasi walaupun kita menjadi seorang aktivis. Akhir kata, aktivis bukan penghalang untuk kita berprestasi.

 

Membiasakan Perilaku Konservasi

Posted by: rena yuliantika shora in Uncategorized No Comments »

Perilaku konservasi harus di biasakan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk terbiasa berperilaku konservasi kita harus melakukan kebiasaan tersebut dengan hal-hal kecil terlebih dahulu misalnya membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Aktivitas konservasi tidak hanya sebatas dalam kawasan konservasi, tetapi mencakup kawasan di luar konservasi. Konservasi atau pemeliharaan yang menyangkut tentang kelestarian alam memang seharusnya diratakan tidak hanya tidak hanya di kawasan yang membutuhkan konservasi yang baik karena diseluruh wilayah mempunyai sesuatu yang harus dilestarikan.

Dalam pengelolaan budaya dan sumber daya alam, perlu adanya prinsip yang tertanam dalam diri bahwa kita sebagai generasi yang hidup sekarang sudah sewajibnya melestarikan dengan baik tanpa mengambil hasil alam berlebihan dan tanpa melupakan budaya sendiri agar dapat dirasakan, dinikmati, dilihat, dan dimanfaatkan. Dalam pengelolaan sumber daya alam dan kebudayaan yang dalam suatu wilayah sudah sebaiknya dirawat dengan baik dan berkelanjutan karena pemeliharaan yang hanya dalam kurun waktu tertentu tidak akan mendapatkan hasil maksimal dan kebudayaan bisa saja memudar seiring perkembangan zaman dan bisa jadi punah.

Kebiasaan berperilaku konservasi harus dilakukan sejak dini yaitu sejak kita masih kecil. Untuk itu kita sebagai generasi yang sudah dikatakan dewasa harus memberikan contoh yang baik untuk adik-adik kita dan pada orang lain yang tidak mempunyai jiwa konservasi. 11 nilai karakter konservasi harus kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Terkait dengan hal tersebut, seorang mahasiswa harus memiliki perilaku konservasi yang didasarkan pada Tujuh Pilar Konservasi yang dimiliki Unnes yaitu :

  1. perilaku konservasi pada pilar keanekaragaman hayati
  2. perilaku konservasi pada pilar energi bersih
  3. perilaku konservasi pilar arsitektur hijau dan transportasi internal
  4. perilaku konservasi pada pilar kebijakan nirkertas
  5. perilaku konservasi pada pilar pengelolaan limbah
  6. perilaku konservasi pada pilar etika, seni, dan budaya
  7. perilaky konservasi pada pilar kader konservasi

 

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Blog Award di Universitas Negeri Semarang. tulisan ini adalah karya saya dan bukan jiplakan.

Menumbuhkan semangat konservasi

Posted by: rena yuliantika shora in Uncategorized No Comments »

Konservasi sangat berhubungan dengan dunia pendidikan sebagai upaya untuk memberikan dan menyampaikan pemahaman, pesan, dan informasi. Pendidikan konservasi sangat diperlukan untuk menumbuhkan perilaku masyarakat agar peduli dan peka terhadap lingkungan karena pendidikan konservasi merupakan sebuah proses pembelajaran untuk membangun spirit penduduk (mahasiswa), tentang lingkungan untuk pembangunan berwawasan masa kini dan memerhatikan generasi masa mendatang. Tujuan pendidikan konservasi adalah mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.

Suatu keputusan atau sikap yang diambil oleh seseorang dalam melakukan suatu kegiatan bergantung kepada pemahaman dan pengetahuan dari seseorang tersebut. Upaya penyadaran akan pentingnya lingkungan dan keanekaragaman hayati yang ada di suatu kawasan konservasi dapat dilakukan dengan melakukan suatu program pendidikan Iingkungan dan penyuluhan kepada masyarakat. Dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan semangat konservasi masyarakat (mahasiswa) agar turut berperan serta dalam upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya perlu dilaksanakan kegiatan pembinaan cinta alam. Salah satu yang ditempuh adalah dengan Pembentukan Kader Konservasi.

Kader Konservasi merupakan unsur penting dalam pembinaan cinta alam karena merupakan unsur pelopor dan penggerak dalam upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya serta diharapkan dapat berperan aktif bersama pemerintah dalam mewujudkan manusia yang sadar konservasi. Kader Konservasi adalah seseorang atau sekelompok orang  yang telah dididik  atau ditetapkan oleh instansi pemerintah atau lembaga non pemerintah yang secara sukarela berperan sebagai penerus upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, bersedia serta mampu menyampaikan pesan-pesan konservasi kepada masyarakat. Pendidikan Kader Konservasi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran peserta didik (calon kader) yang berasal dari seluruh lapisan masyarakat di bidang konservasi sumberdaya alam dalam rangka mewujudkan peran serta masyarakat yang memiliki tanggung jawab dan perhatian yang besar terhadap kegiatan-kegiatan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.

bismillah….

Posted by: rena yuliantika shora in Uncategorized 1 Comment »

Welcome to Jejaring Blog Unnes Sites. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!


Skip to toolbar