Salam Konservasi…

Salam Budaya…

 

 

Apa makna Rumah Ilmu?

Rumah ilmu merupakan ruang dimana kita memperoleh ilmu, menambah pengetahuan, dan menerapkan apa yang sudah kita pelajari ke dalam kehidupan sehari-hari. Penghuni rumah ilmu tentunya harus bermoral selayaknya orang berilmu.

 

 

Apa makna Konservasi?

Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan, masa depan. Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, (Inggris)Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan.

Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah

  • Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya.
  • Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam
  • (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia atau transformasi fisik.
  • Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan
  • Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya.

 

Jika Rumah Ilmu adalah Kampus Unnes, maka penghuninya adalah warga Unnes termasuk mahasiswa, dosen, dan karyawan Unnes.

 

 

Rumah Ilmu yang Konservasi?

Pada tanggal 12 Maret 2010 Unnes mendeklarasikan diri sebagai kampus konservasi. Sebagai kampus konservasi, Unnes memiliki tujuh pilar utama kampus konservasi. Tujuh pilar utama Universitas konservasi sebagaimana dimaksudkan meliputi:

  1. Konservasi keanekaragaman hayati.
  2. Arsitektur hijau dan sistem transportasi internal.
  3. Pengelolaan limbah.
  4. Kebijakan nirkertas.
  5. Energi bersih.
  6. Konservasi, etika, seni, dan budaya.
  7. Kaderisasi konservasi.
  8. Masing-masing pilar utama diimplementasikan dalam program-program yang dilaksanakan oleh unit kerja.

 

Konservasi tak melulu tentang melestarikan alam. Konservasi bisa berwujud melestarikan kebudayaan. Unnes selain mempunyai hutan mini dan rumah kompos, Unnes juga memiliki  tarian konservasi yang diiringi langgam jawa yang menyerukan Unnes sebagai kampus Konservasi. Tak hanya konservasi alam dan budaya, konservasi moral juga digalakan di kampus ini. Konservasi moral salah satunya berwujud kantin kejujuran yang ada di setiap fakultas. Kantin kejujuran melatih kejujuran pembelinya. Makanan dan minuman hanya diletakkan di suatu tempat tanpa ada yang menjaga. Pembeli dibiarkan membayar dan mengambil uang kembalian sendiri.

 

 

Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan tata kelola Unnes berbasis konservasi ini. Transportasi internal atau bus kampus telah mandheg. Halte yang berjejeran di tepian jalan Unnes tak jelas fungsinya. Begitu pula dengan lahan parkir. Parkiran terlalu ciut. Kendaraan membludak hingga beberapa mobil terlihat berbaris di area dalam kampus. Sedihnya, beberapa area yang ditumbuhi pepohonan kini telah di tebangi untuk di bangun lagi gedung-gedung baru.

 

 

Mari bersama-sama kita wujudkan rumah ilmu yang konservasi bereputasi. Tak hanya sarana dan prasarana yang harus memadai, namun kita juga harus mengimbangi dengan sikap konservasi. “Unnes Konservasi” jangan hanya slogan. Pendidikan Konservasi sebagai mata kuliah umum jangan sekadar memenuhi presensi. Ayo wujudkan Unnes Konservasi bereputasi!

 

 

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.

 

 

Leave a Reply


Skip to toolbar