Lirik Lagu Anak

Posted by: Rizki Riyanti in Uncategorized No Comments »

Bintang Kecil

Bintang kecil di langit yang tinggi

amat banyak menghias angkasa

aku ingin terbang dan menari

jauh tinggi ke tempat kau berada

Sayang Semuanya

Satu satu aku sayang ibu

Dua dua juga sayang ayah

Tiga tiga sayang adik kakak

Satu dua tiga sayang semuanya

Cicak cicak di dinding

Cicak cicak di dinding

Diam diam merayap

Datang seekor nyamuk

Hap….lalu ditangkap

Tepuk untuk Anak

Posted by: Rizki Riyanti in Uncategorized No Comments »

Tepuk Badut

Matanya bulat

hidung tomat

perutnya gendut

goyang goyang goyang goyang

Tepuk Balon

Ditiup

Jadi Besar

Tusuk tusuk

Dor

Tepuk Monyet

Dihutan

Bergelantungan

Makan pisang

Auo auo

Tepuk Mobil

Ambil kunci

Pegang setir

ngeng ngeng ngeng ngeng

Aku Hanya Anak Kecil

Posted by: Rizki Riyanti in Uncategorized No Comments »

Di dalam jiwaku hanya ada suka

Di dalam hatiku hanya ada kedamaian

Di dalam senyumku hanya ada ketulusan

Di dalam pancaran wajahku hanya ada kesejukan

Di dalam jiwaku tiada dendam

Di dalam hatiku tiada iri hati

Di dalam senyumku tiada kelicikan

Di dalam pancaran wajahku tiada kejahatan

Siapa berani menyakitiku?

Aku akan memaafkan kurang dari 1 jam

Karnaaku hanyalah

Seoranga anak kecil

green-building

https://static1.squarespace.com/static/535e8e60e4b088f0b623dabb/t/54bfc251e4b0c0c2219c21ee/1421853267150/green-building.jpg?format=1500w

Universitas Negeri Semarang (Unnes) sebagai universitas konservasi memiliki komitmen untuk menjadi contoh pengembangan kampus ramah lingkungan, terutama pada gedung-gedung perkuliahan dan perkantoran sebagai manifestasi fisik pencitraan kampus hijau, dengan menetapkan seluruh prinsip-prinsip green architecture secara keseluruhan. Demikian juga dengan transportasi internal, mereduksi pergerakan kendaraan mesin berbahan bakar fosil di kawasan kampus adalah salah satu upaya dalam implementasi kebijakan transportasi internal. Segenap civitas academica warga kampus didorong untuk berjalan kaki dalam pergerakan internal kampus guna menumbuhkan budaya sehat dan humanis. Potensi kawasan yang baik dan terintegrasi menjadi salah satu syarat untuk menunjang pergerakan dengan berjalan kaki yang aman dan nyaman. Beberapa sarana prasarana pejalan kaki yang telah ada perlu diperbaiki dan dikembangkan guna meningkatkan kinerja layanan bagi kenyamanan pejalan kaki. Oleh karenanya, perlu dilaksanakan kegiatan survei pengembangan pedestrian kampus yang layak dan terintegrasi. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perancangan pedestrian kampus yang layak dan terintegrasi sebagai daya dukung kinerja transportasi internal Kampus Unnes.

Salah satu wujud inplementasi konsep pembangunan berkelanjutan adalah arsitektur hijau yang dapat dicontohkan dari bangunan ramah lingkungan atau biasa disebut dengan green building. Bangunan ramah lingkungan mengacu pada suatu tatanan pembangunan yang memanfaatkan proses-proses ramah lingkungan dan dalam pengoperasiannya mengkonsumsi sumberdaya yang efisien sepanjang siklus hidup bangunan tersebut.

Tatanan yang dimaksud melalui dari pemilihan lokasi bangunan, perancangan, operasi, pemeliharaan, renovasi, sampai saat pembongkarannya ketika usia bangunan tersebut tiba waktunya untuk dihancurkan. Penerapan bangunan ramah lingkungan memperluas dan melengkapi desain bangunan standar yang menaruh perhatian pada keekonomian, utilitas, daya tahan dan kenyamanan penghuninya.

Bangunan ramah lingkungan (green building) adalah suatu bangunan yang menerapkan prinsip lingkungan dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya dan aspek penting penanganan dampak perubahan iklim. Bangunan dapat dikategorikan sebagai bangunan ramah lingkungan apabila memenuhi kriteria antara lain: Menggunakan material bangunan ramah lingkungan, antara lain meliputu: material bangunan yang bersertifikat eco-label; material bangunan lokal. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk konservasi sumber daya air dalam bangunan gedung antara lain: Mempunyai sistem pemanfaatan air yang dapat dikuantifikasi; Menggunakan sumber air yang memperhatikan konservasi sumber daya air; Mempunyai sistem pemanfaatan air hujan. Terdapat fasilitas, sarana, prasarana konservasi dan diversitifikasi energi seperti: Menggunakan sumber energi alternatif terbarukan yang rendah emisi gas rumah kaca; Menggunakan sistem pencahayaan dan pengkondisian udara buatan yang hemat energi. Menggunakan bahan yang bukan bahan perusak ozon dalam bangunan gedung antara lain: Refrigeran untuk pendingin udara yang bukan bahan perusak ozon; Melengkapi bangunan gedung dengan peralatan pemadam kebakaran yang bukan bahan perusak ozon. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana pengelolaan air limbah domestik pada bangunan gedung antara lain: Melengkapi bangunan gedung dengan sistem pengolahan air limbah domestik pada bangunan gedung fungsi usaha dan fungsi khusus; Melengkapi bangunan gedung dengan sistem pemanfaatan kembali air limbah domestik hasil pengolahan pada bangunan gedung fungsi usaha dan fungsi khusus. Terdapat fasilitas pemilahan sampah.

Jadi green building adalah sebuah konsep dalam merencanakan dan mengembangkan suatu bangunan yang ramah terhadap lingkungan untuk mengefisienkan sumber daya energi, air, serta material-material pembentukannya dan lebih banyak ruang terbuka untuk tanaman sehingga perbandingan antara ruang terbuka dan bangunan lebih harmonis. #2

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Pembangunan_Belum_Berpihak_Pada_Konservasi_01

https://www.greeners.co/wp-content/uploads/2015/08/Pembangunan_Belum_Berpihak_Pada_Konservasi_01.jpg

Universitas Negeri Semarang (Unnes) dalam konservasi mengacu pada 7 pilar, yaitu keanekaragaman hayati atau biodeversitas, arsitektur hijau dan sistem transportasi internal, pengelolaan limbah, kebijakan nirketas, energi bersih, konservasi etika, seni, budaya, dan kaderisasi konservasi. Dimaksudkan universitas yang dalam pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat memiliki konsep yang mengacu pada prinsip-prinsip konservasi, yang meliputi perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari baik konservasi terhadap sumber daya alam, lingkungan, sumber daya manusia, seni dan budaya (Peraturan Rektor Unnes, No. 22 Tahun 2009).

Terkait dengan hal tersebut, seorang mahasiswa harus memiliki perilaku konservasi yang didasarkan pada Tujuh Pilar Konservasi yang dimiliki Unnes. Secara operasional, contoh salah satu perilaku konservasi yaitu: Perilaku Konservasi pada Pilar Kebijakan Nirketas yaitu kita harus bijak dalam menggunakan kertas. Kita dapat melakukan ini dengan cara sebelum mencetak, naskah telah disunting untuk meminimalisasi kesalahan. Mencetak naskah hanya bila benar-benar diperlukan. Menggunakan ukuran huruf tidak lebih dari 12pt, spasi tidak lebih dari 1,5 bila memungkinkan gunakan kertas secara bolak-balik. Menggunakan margin pengetikan tidak lebih dari 3 cm. Menggunakan kembali kertas bekas untuk keperluan lain. Melakukan daur ulang kertas bekas. Selanjutnya kita cerdas dalam menerapkan teknologi informasi. Sebaiknya menggunakan sistem informasi untuk mengurangi penggunaan kertas tercetak. Apabila dimungkinkan, gunakan berkas digital (misal bentuk file) untuk menggantikan cetak kertas. Menggunakan arsip secara digital.

Jadi kita dapat melakukan beberapa cara agar menerapkan konservasi, contohnya seperti diatas yang sudah saya jelaskan. Perilaku diatas merupakan pelajaran agar kita tidak menggunakan kertas secara berlebihan. Semakin banyak kertas yang kita gunakan maka semakin banyak pohon yang kita tebang. Konservasi perlu diterapkan kepada mahasiswa agar mengerti akan berartinya kekayaan alam yang harus dijaga. #1

” Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

 

Hello world!

Posted by: Rizki Riyanti in Uncategorized 1 Comment »

Welcome to Jejaring Blog Unnes Sites. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!


Skip to toolbar