FENOMENA PENDIDIKAN

DI MILB  YKTM BUDI ASIH SAMPANGAN SEMARANG

Tidak ada satu anak manusia yang diciptakan sama satu dengan lainnya. Tidak ada satu anak manusia yang tidak memiliki kekurangan. Tidak ada satu anak manusia yang ingin dilahirkan ke dunia ini dengan menyandang kelainan atau memiliki kecacatan. Demikian juga tidak akan ada seorang ibu yang menghendaki kelahiran anaknya menyandang kecacatan. Dengan demikian sejak kelahirannya ke dunia, anak yang mengalami kecacatan atau dikenal dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) sudah tidak dikehendaki oleh kedua orang tuanya. Konsekuensi logis bila ABK akan menghadapi banyak tantangan dari lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan pendidikan.

Sebagai anak yang berkebutuhan khusus, mereka juga memiliki hak seperti anak-anak yang normal yaitu tumbuh dan berkembang ditengah-tengah keluarga, masyarakat dan bangsa. Mereka juga memiliki hak untuk sekolah sama seperti anak-anak normal lainnya.

Tunagrahita merupakan suatu keadaan fungsi intelektual umum berada di bawah normal dan dimulainya selama masa perkembangan individu yang berhubungan dengan terbatasnya kemampuan belajar dan daya penyesuaian diri di dalam proses pendewasaan individu tersebut yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun.

Anak yang memiliki intelegensi abnormal, baik sangat tinggi maupun yang sangat rendah sama-sama menimbulkan masalah bila ditinjau dari dunia pendidikan. Pentingnya makna perbedaan individual, khususnya dalam hal ini perbedaan intelegensi, membawa kesadaran dalam dunia pendidikan akan perlunya perlakuan khusus terhadap anak didik yang tergolong memiliki intelegensi begitu rendah sehingga kemampuan belajarnya sangat terbatas memerlukan program khusus yang memungkinkan mereka belajar dengan beban dan kecepatan yang sesuai dengan keterbatasan mereka.

Dalam sekolah MILB YKTM Budi Asih Sampangan Semarang juga terdapat ekstrakulikuler seperti bahasa inggris, mengaji dan pramuka. Jadwal mereka masuk sekolah senin-sabtu seperti sekolah formal pada umumnya. Untuk kelas 1-2 (kelas kecil) pulang jam 11.00 WIB sedangkan untuk kelas 3-6 (kelas besar) pulang jam 12.00 WIB. Dalam sekolah tersebut masih kurang sarana dan prasarana seperti kurangnya gedung padahal jumlah ideal untuk kelas yang berkebutuhan khusus untuk satu kelas hanya1-5 anak, sedangkan di MILB YKTM Budi Asih terdapat 15 anak dan itu campuran mulai dari kelas 3-6. Dan kurangnya guru untuk mengajar di MILB. Seperti anak-anak normal pada umumnya mereka juga ikut UN, tetapi disini yang membuat soal adalah gurunya sendiri.

Di Indonesia sendiri sekolah luar biasa menjdi lembaga pendidikan yang diminati para orang tua mulai kalangan bawah sampai atas. Dalam melakukan observasi di MILB YKTM Budi Asih Sampangan Semarang Bapak Indra selaku Kepala Sekolah menjelaskan berdasarkan urutan kategori kecacatan SLB itu di kelompokan menjadi :

  1. SLB bagian A untuk anak tuna netra
  2. SLB bagian B untuk anak tuna rungu
  3. SLB bagian C untuk anak tuna grahita
  4. SLB bagian D untuk anak tuna daksa
  5. SLB bagian E untuk anak tuna laras
  6. SLB bagian F untuk anak cacat ganda

Dengan pemberian layanan pendidikan khusus yang relevan dengan kebutuhannya, potensi yang dimiliki oleh anak berkebutuhan khusus diharapkan dapat berkembang secara optimal. Banyak anak dengan keterbelakangan mental menjadi lebih baik seiring berjalannya waktu, terutama bila mereka mendapatkan dukungan, bimbingan, dan kesempatan pendidikan yang lebih besar dari lingkungannya. Mereka yang tumbuh dalam lingkungan yang kurang mendukung dapat mengalami kegagalan untuk berkembang .

Indikasi keterlambatan anak tunagrahita dalam bidang sosial umumnya terjadi karena kurangnya kesempatan yang diberikan pada anak tunagrahita untuk melakukan sosialisasi, kemudian kurangnya motivasi untuk melaukan sosialisasi, dan kurangnya bimbingan untuk melakukan sosialisasi. Oleh karena itu apabila seorang anak dapat mencapai kelancaran dalam tugas perkembangan sosialnya, hal ini merupakan modal dasar yang sangat berarti untuk melakukan penyesuain sosial secara baik. Ditambah lagi dengan pemahaman bahasa dan kelancaran bicara yang juga terhambat.

Oleh karena itu lembaga pendidikan anak luar biasa seperti SLB diharapkan dapat membantu anak-anak tersebut dalam mencapai tahap perkembangan yang optimal baik dalam kemampuan sosial maupun bahasanya. Serta mencapai tujuan utamanya yakni untuk mengajari anak-anak yang mengalami keterbelakangan mental pada keahlian-keahlian pendidikan dasar seperti kemampuan membaca dan matematika serta keahlian dalam keterampilan sehari-hari.

Selain penyesuain metode dan program pengajaran yang khusus, peran orangtua merupakan hal yang penting dalam perkembangan pendidikan anak. Pengetahuan dan pengalaman orangtua perlu ditingkatkan untuk mengerti serta mamahami masalah anaknya, karena orangtualah yang mengetahui secara detail apa yang terbaik untuk anak mereka.