KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Akhlaq dan Aktualisasinya Dalam Kehidupan”. Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tuga mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas Negeri Semarang.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Semarang,13 November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….
- Latar Belakang………………………………………………………………………………..
- Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….
- Tujuan…………………………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………..
- Pengertian Akhlak……………………………………………………………………………
- Macam-Macam Akhlak…………………………………………………………………….
- Akhlak Terhadap Allah Swt. ………………………………………………….
- Akhlak Terhadap Rasulullah Saw……………………………………………
- Akhlak Pribadi………………………………………………………………………
- Akhlak Terhadap Sesama Manusia…………………………………………..
- Akhlak Kepada Lingkungan Hidup…………………………………………
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………….
- Kesimpulan……………………………………………………………………………………..
- Saran……………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Islam menempatkan akhlak pada tempat yang sangat strategis, hal ini terwujud dalam bebrapa hal diantaranya; Rassulullah SAW diutus kepada umatnya untuk membawa risalah yang telah diwahyukan Allah SWT melalui Malaikat Jibril AS, diantaranya yaitu untuk menyempurnakan Akhlak. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam salah satu hadisnya; “Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan keluluran Akhlak.(HR.Malik). mendefinisikan agama sebagai akhlak yang baik. Dalam sabda Rasulullah SAW, ketika beliau ditanya tentang makna agama, Beliu menjawab; “bahwa agama adalah akhlak yang baik”. Rasulullah SAW juga bersabda “Timbangan yang berat pada hari perhitungannanti adalah Takwa kepad Allah dan Akhlak yang mulia”.
Cara-cara untuk membentuk akhlak yang baik:
- Mengetahui macam-macam akhlak yang baik dan akhlak yang buruk
- Mengetahui dan menyadari akan pentingnya berakhlak
- Merealisasikan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari
- Memelihara Ma’ani-ma’ani akidah dalah diri
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebehagiaan yang ingin dicapai dengan menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik. Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan tersebut.
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Akhlak, atau moral, atau susila adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu.
- Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
- Pengertian Akhlaq
- Macam-macam akhlaq dan aktualisasinya dalam kehidupan
- Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam dari Akhlak
- Untuk mengetahui aktualisasi dari macam-macam akhlaq dalam kehidupan
- Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Ahlak
Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ” Al-Khulk ” yang berarti tabeat, perangai, tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Menurut istilahnya, akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan. Dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan. Sedangkan menurut para ahli, pengertian akhlak adalah sebagai berikut:
- Menurut Abu Hamid Al Ghazali : Akhlak ialah sifat yang terpatri dalam jiwa manusia yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan senang dan mudah tanpa memikirkan dirinya serta tanpa adanya renungan terlebih dahulu.
- Menurut Ahmad bin Mushthafa : Akhlak merupakan sebuah ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan, dimana keutamaan itu ialah terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan yakni kekuatan berpikir, marah dan syahwat atau
Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak:
1) Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2) Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
3) Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari
luar.
4) Dilakukan dengan sungguh-sungguh.
5) Dilakukan dengan ikhlas.
- Macam-Macam Akhlak
- Akhlak kepada Allah
- a) Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembahNya sesuai dengan perintah-Nya.
- b) Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi,baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
- c) Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu
- d) Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
- e) Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa.
2, Akhlak Kepada Rasululullah Saw
Akhlak terhadap Rasulullah adalah cara kita berinteraksi secara tidak langsung kepada Rasulullah SAW yang meliputi tata cara bersikap kepada beliau dan tata cara berinteraksi dengan segala sesuat yang di bawanya.
Contoh akhlak terhadap Rasulullah antara lain :
- Mencintai dan memuliakannya . Mencintai Rasulullah juga berarti mencintai orang-orang yang di cintai oleh beliau dan membenci orang-orang yang di bencinya.Lebih khusus mencintai keluarga dan sahabat-sahabatnya.
- Menghormati dan memuliakan Rasulullah. Bentuk penghormatan dan pemuliaan terhadap beliau adalah tidak boleh mendahului beliau dalam mengambil keputusan atau menjawab pertanyaan. Bentuk lain menghormati Rasulullah dapat di teruskan oleh umatnya yaitu dengan tidak mengeraskan suara di hadapan para ulama pewaris nabi.
- Mengikuti dan menaati segala yang di ajarkan kepada kita. Mengikuti Rasuullah adalah bukti kecintaan seorang hamba terhadap Allah SWT.
- Mengucapkan sholawat dan salam untuk Rasulullah. Perintah untuk bersholawat menunjukkan betapa mulia dan terhormatnya kedudukan Rasulullah di sisi Allah. Di samping bukti penghormatan kepada beliau juga untuk kebaikan kita sendiri.
3.Akhlak kepada diri sendiri
akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita, dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau bahkan membahayakan jiwa.Sesuatu yang dapat membahayakan diri kita itu bisa bersifat psikis. Misalkan iri, dengki, munafik dan lain sebagainya. Itu semua dapat membahayakan jiwa kita, semua itu merupakan penyakit hati yang harus kita hindari.
Cara untuk memelihara akhlak terhadap diri sendiri :
A.Shidiq
Shidiq artinya benar atau jujur, lawan dari dusta atau bohong. Seorang muslim dituntut selalu berada dalam keadaan benar lahir batin, benar hati, benar perkataan dan benar perbuatan. Rasulullah memerintahkan setiap muslim untuk selalu shidiq, karena sikap shidiq membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkannya ke surga.Shidiq (benar) meliputi benar perkataan, benar pergaulan, benar kemauan, benar janji dan benar kenyataan.
B,Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat amanah lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin pudar pula sifat amanah pada dirinya.Bentuk amanah dapat berupa tidak menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan tertentu, menunaikan kewajiban dengan baik dan memelihara semua nikmat yang diberikan Allah SWT.
C.Istiqamah
istiqamah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai tantangan dan godaan. Seorang yang beriman haruslah istiqamah dalam ketiga dimensi tersebut. Dia akan selalu menjaga kesucian hatinya, kebenaran perkataan dan kesesuaian perbuatannya dengan ajaran Islam.
D,Iffah
Iffah yaitu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik dan memelihara kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan menjatuhkannya. Untuk menjaga kehormatan diri tersebut, dia harus dapat mengendalikan hawa nafsunya, tidak saja dari hal-hal yang haram, bahkan kadang-kadang harus juga menjaga dirinya dari hal-hal yang halal karena bertentangan dengan kehormatan dirinya..
E.Tawadhu’
Tawadhu’ artinya rendah hati, kebalikan dari sombong atau takabur. Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih hebat dari orang lain. Rendah hati berbeda dengan rendah diri.Sikap tawadhu’ adalah sifat mulia yang lahir dari kesadaran akan Kemahakuasaan Allah atas semua hamba-Nya.
F.Malu
Malu atau dalam bahasa Arab al-hayaa-uadalah sikap menahan segala kecenderungan berbuat keburukan, kedzaliman, kekejian, kewenang-wenangan dan tindak kemaksiatan lainnya. Orang yang memiliki rasa malu akan mendapatkan banyak kebaikan. Perasaan malu juga merupakan akhlak yang paling asli dan pokok pada Rasulullah SAW.
G.Sabar
Sabar bermakna menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharapkan ridho Allah. Sabar dalam hal ini berarti menahan dan mengekang diri dari mempertuhankan hawa nafsu.
H.Pemaaf
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa harus menunggu orang yang bersalah meminta maaf kepada, tetapi boleh jadi karena hambatan psikologis menyebabkan seseorang tidak mau meminta maaf,
Kebalikan dari sifat pemaaf adalah dendam, yaitu menahan rasa permusuhan di dalam hati dan menunggu kesempatan untuk membalas.
- Akhlak kepada sesama manusia
- Akhlak kepada Tetangga atau masyarakat
- Tidak Menyakiti Tetangga dan Murah Hati.
menyakiti tetangga adalah perbuatan yang diharamkan dan termasuk di antara dosa-dosa besar yang wajib untuk dijauhi. Sedangkan Islam mengajarkan umatnya agar senantiasa bersikap murah hati terhadap para tetangga dan memuliakannya.
Di antara sikap memuliakan tetangga dan berbuat baik kepadanya adalah: memberikannya hadiah walaupun tidak seberapa nilainya
- Memulai salam
Memulai salam adalah bagian dari tanda-tanda tawadhu (rendah hati) seseorang dan tanda ketaatannya kepada Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman,”…Dan berendah dirilah kamu terhadap o-rang-orang yang beriman.” (QS. 15:88)
- Bermuka berseri-seri (ceria)
Berwajah berseri-seri dan selalu tersenyum saat bertemu dengan para shahabatnya adalah merupakan kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. at-Tirmidzi. Dishahihkan oleh al-Albani).
- Memberikan Penghormatan yang Istimewa.
Seorang muslim yang baik adalah seorang yang memperhatikan tata krama dalam bertetangga, tidak mencampuri urusan yang tidak bermanfaat baginya, dan tidak menanyakan urusan-urusan orang lain yang bersifat pribadi.Maka jika anda ingin mendapat cinta dan simpati tetangga, janganlah pernah mencampuri urusan-urusan pribadi mereka.
- Menerima Udzur (permohonan maaf).
Bersikap toleransi dengan tetangga, dan lemah lembut dalam berinteraksi dengannya merupakan salah satu kiat untuk menarik simpati tetangga. Contohnya: Dengan menerima permohonan maaf darinya, dan menganggap seolah-olah ia tidak pernah melakukan kesalahan tersebut. Karena tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah.
- Menasehati dengan lemah lembut.
Seorang muslim yang baik ketika ia tahu tetangganya berbuat maksiat adalah menasehatinya dengan lemah lembut, dan mengajaknya kembali ke jalan Allah shallallahu ‘alaihi wasallam, memotivasinya agar berbuat baik, dan memperingatkannya dari kejahatan, serta mendo’akannya tanpa sepengetahuannya
- Menutup Aib.
Seorang mu’min adalah seorang yang mencintai saudara-saudaranya, menutup aibnya, bersabar atas kesalahannya, dan menginginkan saudaranya selalu mendapatkan kebaikan ,taufiq serta istiqamah
Seseorang hendaknya mencari waktu yang tepat untuk mengunjungi tetangganya. Tidak mendatanginya dengan tiba-tiba atau tanpa mengabarinya terlebih dahulu atau meminta izin kepadanya. Dan hendaklah tidak membuat tetangga merasa terbebani atau direpotkan dengan kunjungannya.
- Bersikap Ramah Tamah.
Di antara para tetangga adalah dengan bersikap ramah tamah terhadap mereka dengan ungkapan dan ucapan yang baik dan lembut, atau dengan memberikan hadiah istimewa kepadanya, atau dapat pula dengan mengundang mereka untuk makan di rumah kita, dan lain sebagainya.
- Akhlak Terhadap Orang Tua (Ibu Dan Bapak)
- Akhlak terhadap orang tua yang masih hidup
Orang tua (ibu dan bapak) adalah orang secara jasmani menjadi asal keturunan anak. Itu pula sebabnya secara kudrati, setiap orang tua menyayangi dan mencintai anaknya sebagai mana ia menyayangi dan mencintai dirinya sendiri. Orang tua tidak mengharapkan balas jasa dari anak atas semua pengorbanan yang diberikan kepada anak. Harapan orang tua hanya satu yaitu kelak anaknya menjadi anak yang saleh dan salehah, anak yang memberi kebahagiaan orang di dunia dan mendo’akan mereka setelah mereka meninggal dunia.Atas dasar itu, antara lain yang menyebabkan seorang anak harus berbakti kepada orang tua.
- Akhlak terhadap orang tua yang Sudah Meninggal
Seorang ayah atau ibu yang sudah meninggal dunia masih memiliki hak mendapatkan limpahan pahala dari do’a yang disampaikan anaknya. Hal ini juga mengandung arti bahwa anak memiliki kewjiban mendo’akan orang tuanya yang sudah meninggal. Dalam ajaran tasawuf, dikatakan, do’a yang paling besar kemungkinan diterima Allah adalah do’a seorang anak untuk orang tuanya dan do’a oaring fakir untuk orang kaya.Kita sebagai anak, meskipun orang tua kita sudah wafat, orang tua tetap sebagai orang tua yang wajib dihormati, oleh sebab itu, kewajiban anak terhadap mereka berlanjut sampai mereka wafat.
- Akhlak terhadap Keluarga
Beberapa sikap yang harus dimunculkan oleh setiap anggota keluarga tersebut diantaranya:
- Memimpin rumah tangga adalah sebuah tanggung jawab, demikian juga memimpin bangsa. Tanggung jawab itu pun idealnya harus ditunjang dengan kemampuan di berbagai bidang termasuk kemampuan leadership (kepemimpinan)..
- Kerjasama
Dalam konteks yang lebih besar, kepemimpinan suatu bangsa misalnya tidak mungkin mencapai sukses apabila langkah-langkah pemimpin daerah tidak searah dengan kepemimpinan pusat. Kepemimpinan di setiap daerah itu sendiri pun tidak akan berjalan mulus jika bertentangan dengan kepemimpinan atau langkah-langkah keluarga dan jelaslah pula bahwa keluarga merupakan tulang punggung bagi tegaknya suatu bangsa. - PerhitungandanKeseimbangan
Pengaturan dan keseimbangan dalam kehidupan keluarga dituntut oleh ajaran Islam.Hal tersebut lahir dari rasa cinta terhadap anak dan tanggung jawab terhadap generasi selanjutnya. Dalam al-Qur’an anak disebut sebagai “buah hati yang menyejukkan”, serta “Hiasan kehidupan dunia”. - Disiplin
Dalam kehidupan berkeluarga, sikap kedisiplinan ini begitu penting. Untuk mendapatkan kesejahteraan, seorang kepala keluarga perlu memiliki sikap disiplin dalam mengatur waktu untuk bekerja, ibadah dan istirahat, demikian juga seorang anak, untuk menggapai cita-citanya dia harus rela mendisiplinkan diri dan waktunya untuk belajar, bermain, ibadah dan istirahat. Tanpa kedisiplinan, keteraturan hidup susah tercapai. - Kasihsayang
keajaiban dari kekuatan besar yang dinamakan cinta yang merupakan anugrah dari Allah SWT.Sejatinya, kekuatan besar tersebut melandasi seluruh aspek kehidupan berkeluarga, karena dengan cinta sesuatu yang berat akan terasa mudah. - AKHLAK KEPADA LINGKUNGAN HIDUP
Alam adalah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi beserta isinya, selain Allah. Allah melalui Al-Qur’an mewajibkan kepada manusia untuk mengenal alam semesta beserta isinya. Manusia sebagai khalifah diberi kemampuan oleh Allah untuk mengelola bumi dan mengelola alam semesta ini. Manusia diturunkan ke bumi untuk membawa rahmat dan cinta kasih kepada alam seisinya. Oleh karena itu, manusia mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alam sekitarnya, yakni memakmurkan, mengelola, dan melestarikan alam, sebagaimana firman-Nya: “Dia menciptakan kalian dari bumi dan menjadikan kalian sebagai pemakmurnya.” (QS. Al-Anbiya’ 21:107)
Manusia mempunyai kewajiban untuk berakhlak kepada alam sekitarnya. Ini didasarkan kepada hal-hal sebagai berikut:
- Bahwa manusia hidup dan mati berada di alam, yaitu bumi.
- Bahwa alam merupakan salah satu hal pokok yang dibicarakan oleh Al-Qur’an.
- Bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk melestarikan alam.
- Bahwa Allah memerintahkan manusia untuk mrngambil manfaat yang sebesar-besarnya dari alam, agar kehidupannya menjadi makmur.
- Manusia berkewajiban mewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan di muka bumi.
Dalam Islam ada aturan untuk mengendalikan diri dalam berinteraksi dengan alam, yaitu ketika sedang melakukan ihram, seseorang dilarang mencabuti tumbuhan dan berburu binatang.Pada intinya, etika Islam terhadap alam semesta hanya mengajarkan satu hal saja yaitu perintah untuk tidak melakukan kerusakan di muka bumi.Akhlak manusia terhadap alam bukan semata-mata untuk kepentingan alam, tetapi jauh dari itu untuk memelihara, melestarikan dan memakmurkan alam ini. Dengan memenuhi kebutuhannya sehingga kemakmuran, kesejahteraan, dan keharmonisan hidup dapat terjaga. Berakhlak dengan alam sekitar dapat kita lakukan dengan cara melestarikan alam sekitar sebagai berikut :
- Melarang penebangan pohon-pohon secara liar
- Melarang perburuan binatang secara liar
- Melakukan reboisasi
- Membuat cagar alam dan suaka margasatwa
- Mengendalikan erosi
- Menetapkan tata guna lahan yang lebih sesuai
- Memberikan pengertian yang baik tentang lingkungan kepada seluruh lapisan masyarakat
- Memberikan sanksi-sanksi tertentu bagi pelanggar-pelanggarnya
Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan di daratan terjadi akibat manusia tidak sadar, sombong, egois, rakus dan angkuh dan hal itu merupakan bentuk akhlak yang buruk dan sangat tidak terpuji.Musibah yang menimpa manusia pada hakekatnya adalah natijah (peringatan) dari perbuatannya sendiri. Ini sesuai dengan hukum kausal karena manusia merusak lingkungannya sendiri, maka timbullah berbagai kesulitan hidup dan malapetaka. Jadi, sebagai konsekuensi dari perbuatan melakukan kerusakan itu, manusia harus bertanggungjawab. Tanggungjawab di dunia berupa :
- Kembali sadar dan tidak mengulangi perbuatannya yang merugikan lingkungan itu
- Memperbaiki lingkungan yang telah dirusaknya, sehingga dapat berfungsi kembali sesuai tujuan penciptaannya, dan
- Membayar ganti rugi, seorang yang merusak lingkungan harus diberi sanksi, baik sanksi negara maupun sanksi agama.
Dengan demikian manusia bukan saja dituntut agar tidak alpa dan tidak angkuh terhadap sumber daya yang dimiliknya, melainkan juga dituntut untuk memperhatikan apa yang sebenarnya dikehendaki oleh pemilik (Tuhan) menyangkut apa yang berada di sekitar manusia.firman Allah: “Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta yang berada di antara keduanya, kecuali dengan (tujuan) yang hak dan pada waktu yang ditentukan.” (QS. Al-Ahqaf 46:3)
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Akhlak merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Akhlak baik terhadap Allah Swt.,terhadap Rasulullah Saw,Pribadi, Sesama Manusia dan Lingkungan hidup perlu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
- Saran
Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W, setidaknya kita termasuk kedalam golongan kaumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bakry, Oemar. 1981. Akhlak Muslim. Aangkasa: Bandung
Elmubarok,zaim.2015.Islam Rahmatan Lil Alamin.Unnes Press; Semarang
https://pendidikanagamaislam07.blogspot.co.id/2009/12/akhlak-sesama-manusia.html
https://ukhuwahislah.blogspot.co.id/2013/06/makalah-akhlak-kepada-kedua-orang-tua.html
https://sartikahinata.wordpress.com/2013/02/17/akhlak-terhadap-keluarga/https://adezaenudin.blogspot.com/2010/06/sistem-ajaran-islam-tentang-akhlak.html
https://nettihariani.blogspot.com/2009/11/akhlak-dalam-keluarga.html
https://darulrezki.blogspot.co.id/2012/04/akhlak-terhadap-tetangga-dan-masyarakat.html