Ketika kita belajar antropologi tentu hal itu tidak terlepas dari manusia dan kebudayaannya, antropologi sendiri merupakan ilmu yang sangat menarik yang didalamnya terdapat beberapa kajian ilmu yang membawa kita untuk memahami dan mengerti bagaimana keadaan dan keberagaman yang ada di masyarakat sebenarnya. Antropologi menjadi lebih menarik ketika kita mulai memahami keberagaman serta keunikan yang terdapat pada masyarakat, ketika kita ingin mengetahui keunikan dari antropologi maka hal yang pertama perlu dilakukan adalah kenali dulu apa itu antropologi, lalu pahamai bagaimana antropologi itu sendiri, salah satunya adalah antropologi kesehatan, untuk mengetahui betapa mengasyikannya antropologi kesehatan maka kita perlu mengenal lebih dalam antropologi kesehatan salah satunya melalui persepsi masyarakat terhadap sawan.
Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos memiliki arti cerita atau kata. Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri didalam antropologi sendiri terdiri dari berbagai macam disiplin ilmu yang salah satunya adalah antropologi kesehatan. (Maulana, 2014 :61)[1]
Antropologi kesehatan merupakan salah satu cabang ilmu antropologi yang mempelajari bagaimana kesehatan individu, lingkungan yang dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies lain, norma budaya dan institusi sosial, politik mikro dan makro, dan globalisasi. Budaya memiliki kaitan yang erat dengan kesehatan. Hal ini tidak lain karena pengertian budaya itu sendiri mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat dan kebiasaan. Ini dikarenakan budaya bersifat dinamis sebagai bagian penting yang tak terpisahkan dari kehidupan.
Dalam mempelajari antropologi kesehatan pun kita dikenalkan dengan banyak hal yang salah satunya adalah sistem medis, sistem medis adalah semua kepercayaan mengenai usaha meningkatkan kesehatan dan perilaku sehat, serta pengetahuan ilmiah dan keterampilan anggota kelompok yang terlibat dalam sistem medis, didalam masyarakat pedesaan konsep penyakit dikenal dengan istilah system personalistik dan naturalistic. (Foster dan Anderson, 1978:51)[2]
Sistem personalistik adalah keadaan dimana penyakit (illnes) disebabkan oeh intervensi dari suatu agen yang aktif yang dapat berupa makhluk supranatural (makhluk gaib/ dewa), makhluk yang bukan manusia(seperti hantu, roh ,leluhur, atau roh jahat) maupun mkhluk manusia (tukang sihir, atau tukang tenung) orang yang sakit adalah korbannya, objek dari agresi atau hukuman yang ditunjukan khusus kepadanya atau alasan-alasan yang khusus menyangkut dirinya saja. (Maulana, 2014 : 67)
Ketika kita membahas sistem medis kaitannya dengan ettiologi penyakit personalistik tentu tidak bisa terlepas dengan kepercayaan-kepercayaan masyarakat yang ada didalamnya yang salah satunya adalah kepercayaan mereka terhadap penyakit dan cara menanganinya, setiap masyarakat tentu mempunyai cara yang berbeda-beda antara satu dan yang lainnya, dimana hal itu sudah menjadi bagian dari kebudayaan yang mereka miliki, salah satu contoh penanganan penyakit yang cukup menarik perhatian adalah sawan. Sawan pada umumnya di alami oleh anak kecil yang mana sawan sendiri ditandai dengan bayi yang menangis rewel bahkan suhu tubuhnya meningkat dari normal. Penyakit ini dipercaya disebabkan oleh beberapa hal yang diantaranya terdapat anggapan bahwa sawan terjadi akibat perilaku si ibu yang menyusui anaknya. Misal karena si ibu makan kambing, maka ketika si anak rewel dan panas, maka orang-orang tua disekitar langsung ‘mendiagnosa’ sebagai terkana sawan kambing. Ada banyak jenis tergantung dari penyebabnya. Sawan yang paling unik adalah sawan manten, yaitu ketika seorang ibu dan anaknya yang masih balita menghadiri sebuah resepsi pernikahan. Saat pulang, si anak mulai mengalami gejala sawan, yaitu panas meninggi dan menjadi rewel. Sawan lainnya lebih banyak karena makanan, seperti yang saya contohkan di atas. Uniknya, bila si anak rewel, orang-orang tua akan langsung mengintrogasi ibunya untuk mengetahui makanan apa yang telah dikonsumsinya hari itu. Beberapa orang-orang tua percaya, jika misalnyasi ibu makan rujak pedas, maka dipercaya bila air susu si ibu tercemar oleh rujak tersebut. Antisipasi dan penyembuhan penyakit ini boleh dibuilang unik. Bila si anak mengalami sawan kambing, maka biasanya tulang kambing sisa, harus dibakar hingga gosong untuk kemudian dicampur dengan minyak. Ramuan ini dipercaya dapat menyembuhkan panas dan perilaku rewel si anak. Sedangkan pada kasus sawan manten, si ibu biasanya meminta sedikit bunga yang digunakan oleh kedua mempelai. Bunga tersebut dibawa oleh si ibu dengan mengikatkannya di ujung kain gendongan si anak.
Tidak hanya itu sawan juga dianggap sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh roh-roh halus yang mengganggu anak yang mana banyak juga diantara mereka yang menanganinya dengan memanggil seorang dukun, Sawan ini menurut pemahaman orang Jawa pada umumnya beranggapan bahwa sawan yang terjadi pada anak kecil trjadi karena, biasanya anak kecil lebih peka terhadap makhluk halus dan dapat melihat makhluk halus. Jadi ketika sang anak melihat makhluk halus tersebut timbullah rasa takut yang akhirnya menjadi penyakit sawan tersebut dengan ciri-ciri badan yang panas dan rewel. Dala menanganinya ada bebrepa masyarakat yang memanggilseorang ahli seperti halnya dukun untuk enyembuhkan anak yang mengalami sawan tersebut, pengobtannyapun sederhana yaitu dengan memberikan doa-doa yang diyakini dapat mengusir roh-roh halus yang mengganggu bayi tersebut
Jika kita meninju dari segi medis tentu penangannyapun berbeda yang mana pada umumnya penyakit panas pada bayi atau yang biasa disebut sebagai kondisi dimana anak mengalami Demam tinggi hingga kejang-kejang pada bayi bisa merusak otaknya. anak yang terkena sawan atau lebih tepatnya kejang berhubungan dengan aliran elektrik dalam tubuhnya. Aliran elektrik ini terlepas secara tidak normal di dalam otak anak dan mengakibatkan terjadinya guncangan pada anak. Anak yang sedang sawanen parah bahkan bisa sampai menggeliat-geliat di lantai, bola matanya bergerak ke atas, mulutnya berbusa, lidahnya tergigit dan kehilangan kesadaran sejenak. Gejalanya sangat mirip dengan epilepsi.
Dari beberapa pernyataan yang dikemukakan diatas menunjukan bahwa masyarakat mempunyai cara yang berbeda dalam menangani penyakit yang dialaminya yang salah satunya adalah sawan, hal itu pun sangat terkait dengan antropologi kesehatan yang mana dalam antropologi kesehatan sendiri kita dikenalkan dengan sistem medis yang didalamnya kita dikenalkan dengan etiologi penyakit, yakni sistem medis personalistik dan naturalistik.
[1] Dalam buku ajar sosiologi dan antropologi kesehatan. nova maulana. 2014. Yogyakarta: nuha medika.
[2] Dalam buku antropologi kesehatan foster &anderson. George, foster. 2013.Jakarta. UI-PRESS.
Komentar Terbaru